“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Thursday, October 17, 2024

Allah Memudahkan Perjalanan bertemu Ayah


Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu,

Buat sobat blogger yang setia membaca diary ini, kali ini penulis ingin berbagi pengalaman nyata tentang perjalanan bertemu ayah untuk kali terakhir. Perjalanan ini tergolong aneh tapi nyata yang apabila diceritakan kepada orang lain, maka sudah pasti banyak yang tidak percaya. Ikuti penjelasannya dibawah ini.

Kisah ini bermula saat saya bekerja di sebuah perusahaan swasta di daerah Cikarang Jawa Barat tepatnya dibulan Desember akhir tahun 2010 silam. Saat itu saya tinggal bersama anak laki-laki saya bernama Deksa dan seorang pengasuh anak saya  seorang ibu paruh baya yang biasa dipanggil Teteh Duriah. Dari teteh saya banyak mendapat pelajaran dimana dia mengajarkan saya untuk banyak membaca shalawat Nabi dalam kondisi apapun, dan inipun sejalan dengan ajaran Rasulullah yang menyuruh kita untuk memperbanyak shalawat.

Tepat di bulan Januari 2011, disaat saya sedang bekerja yang mana saat itu di kawasan perusahaan industri Jababeka Cikarang sedang ramainya karyawan melakukan demo untuk kenaikan gaji. Pagi itu saya mendapat berita duka dari kampung, kakak perempuan saya mengabarkan bahwa ayah sudah berpulang. Saat itupun saya meminta izin dari atasan untuk pulang cepat dan mengambil cuti untuk pulang kampung. 

Setelah mendapatkan izin, sayapun pulang menggendarai motor melewati ribuan para pendemo yang semakin memadati jalanan di kawasan Jababeka. Untuk dapat pulang dari kawasan Jababeka Cikarang ke daerah Grand Wisata Bekasi Timur, saat itu ada tiga alternatif jalan tercepat yang bisa dilalui, pertama lewat jalur Toll, kedua lewat kali malang, dan ketiga lewat jalan biasa angkutan umum Cikarang-Bekasi. Sebagai gambaran rute pulang saya yaitu jalan Toll di sebelah kiri, jalan kali malang ditengah dan di kanan jalan biasa angkutan umum. Dari kawasan Jababeka Cikarang ke daerah Grand Wisata bekasi sama halnya perjalanan dari arah Timur ke Barat.

Untuk jalan pertama lewat Toll tidak mungkin, karena saya menggunakan motor, akhirnya saya ambil arah ke kali malang, begitu masuk jalanan kali malang, motor saya langsung stuck tidak bergerak rupanya jalanan ternyata sudah dipadati oleh pendemo dari beberapa perusahaan di jalur kali malang tersebut. Akhirnya saya kembali masuk Kawasan Jababeka dan mengambil alternatif ketiga ke arah kanan lewat jalan biasa angkutan umum Cikarang-Bekasi. Sayapun dengan bismillah mengambil jalur biasa tersebut.

Jarak 2 kilometer, motorpun kembali stuck tidak bergerak karena para pendemo rupanya sudah semakin menjalar memadati jalanan biasa angkutan umum. Dalam hati sepertinya tidak mungkin untuk belok kiri kembali ke arah kali malang karena harus menembus ribuan orang pendemo. Saat itu pikiran sudah bercampur baur antara kecemasan, kekalutan dan kesedihan. Disaat suasana yang bercampur baur tersebut saya hanya berpasrah kepada Allah dan memperbanyak shawalat di dalam hati seperti yang disarankan oleh Teteh. Dengan membaca shalawat di dalam hati, berharap Allah memberikan kelancaran dan perlindungan dalam perjalanan, akhirnya saya bulatkan tekad mencari jalan alternatif belok kanan arah Utara masuk ke kampung.

Saya susuri jalan tersebut hingga masuk ke pelosok rumah penduduk, dan di disuatu persimpangan jalan tiba-tiba saya tersadar, bukannya jalan ke arah kanan (utara) tersebut semakin jauh dari jalan kearah pulang kerumah? Akhirnya motor saya coba belokkan ke kiri (arah barat) melewati rumah-rumah penduduk, sehingga disinilah terjadi sesuatu yang diluar nalar, setelah melewati pohon pisang tepat disebelah rumah penduduk tiba-tiba saya tiba masuk jalanan kecil menyusuri persawahan, jalanan tersebut mengarah ke arah selatan dan menanjak melewati sebuah jembatan sempit yang hanya bisa dilewati satu mobil, disitu saya kembali tersadarkan diri ternyata dibawah jembatan tersebut ternyata jalan Toll, dan saya melihat ribuan pendemo masuk ke jalan Toll dengan mengendarai motor. Rupanya para pendemo tersebut menghentikan jalur lalu lintas Toll dengan menyuruh bus melintangi jalan. Dalam hati saya bertanya kenapa saya tidak melintasi jalan biasa yang dilewati angkutan umum Cikarang-Bekasi maupun melintasi jalan kali malang? Tapi malahan melintasi di atas jalan Toll??? Anehkan..., padahal saat itu saya kondisi sadar dengan mengendarai motor. Apakah mungkin motor saya ada yang membawanya terbang??? Atau saya dan motor saya melewati pintu ghaib hingga tiba-tiba melintasi di atas jalan toll???

Tanpa berpikir panjang, perjalanan saya lanjutkan, walaupun dibenak ini timbul banyak pertanyaan, dan saya yakin seyakin-yakinnya bahwa jalan yang saya lewati tersebut belum pernah saya lewati selama puluhan tahun saya pulang pergi melewati jalan dari Cikarang ke Bekasi Timur.  Hingga tibalah disuatu persimpangan yang saya mengenalinya yaitu simpang Toll Cibitung. Timbullah pertanyaan kenapa saya bisa keluar di dekat Toll Cibitung? dan kenapa tidak melintasi jalan biasa yang dilewati angkutan umum Cikarang-Bekasi ataupun melintasi jalan kali malang? sampai saat ini masih menjadi pertanyaan yang sulit untuk terpecahkan.

Setelah dari Toll Cibitung, saya langsung menyusuri kali malang dan masuk ke arah selatan yaitu perumahan Grand Wisata dan dengan mengucap sukur alhamdulillah akhirnya saya tiba dirumah dengan selamat bertemu anak. Sehingga saya berpikir apakah ini pertolongan Allah yang ingin memberikan kelancaran perjalanan saya agar bisa menjumpai ayah saya untuk kali terakhirnya?

Malam itu juga saya beserta anak dan teteh duriah sebagai pengasuh anak saya bergegas untuk melanjut perjalanan ke kampung halaman di daerah Palembang. Alhamdulillah akhirnya kami tiba keesokan harinya dengan selamat di Palembang, dan dengan mengucap sukur alhamdulillah saya diberi kelancaran hingga masih bisa berjumpa dengan jasad ayah sebelum di kebumikan. Saat itu saya  berpikir bahwa atas kehendak Allah yang telah memberikan kharomahNya hingga membuat saya dimudahkan perjalanan bertemu ayah.

Setelah saya pindah kerja ke daerah Solo, alhamdulillah Allah berikan hidayah hingga Allah pertemukan saya dengan seorang rekan kerja yang mengerti Islam secara syar'i. Sayapun diajak untuk mengikuti pengajian di masjid yang di dalamnya banyak teman-teman lainnya yang menuntut ilmu syar'i. Disinilah saya memahami bahwa Rasulullah tidak pernah mengajarkan ilmu kebal atau ilmu kanuragan apapun, melainkan ajaran Islam yang diturunkan oleh Allah melalui malaikat Jibril dan diajarkan oleh Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassalam. Rasulullah berkata amalan apapun yang tanpa ada perintah dari Allah dan Rasulnya maka akan tertolak.

Itu saja yang dapat penulis sampaikan, semoga bisa bermanfaat buat sobat blogger lainnya bahwa janganlah melakukan amalah yang tidak disyari'atkan oleh Allah dan Rasulnya yang akan membuat amalan kita tersebut tertolak dan sia-sia.

Wassalam,
DK

No comments:

Post a Comment