“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Friday, September 23, 2016

Dzikir Setelah Sholat Fardu Sesuai Hadits Shahih


Assalamualaikum Warrahmatullahiwabarokatuhi,
Para pembaca yang budiman, kali ini kita akan membahas tentang dzikir apa saja yang Rasulullah ucapkan selepas Sholat Fardu.

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring,” (An-Nisaa 103).

Secara gamblang, sudah disebutkan bahwa ada keutamaan dzikir sesudah shalat fardhu.Setelah menunaikan shalat, sebaiknyalah kita berusaha untuk menunaikan dzikir ini. Dan ini adalah dzikir yang dianjurkan oleh Rasul Muhammad Salallahualaihiwassalam.

1. Istighfar dan Doa Selamat

Dari Tsauban Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Jika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat, beliau beristighfar tiga kali dan mengucap doa dibawah ini:"

أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ
"Astaghfirullaåh. Astaghfirullaåh. Astaghfirullaåh.
Saya memohon ampun kepada Allah.(3x) 


 اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ
Allahumma antassalaam, wa mingkassalaam, tabarakta ya dzaljalaali wal ikraam."
Ya Allah Engkau Maha Sejahtera, dan dari-Mu lah kesejahteraan, Maha Suci Engkau wahai Rabb pemilik Keagungan dan Kemuliaan.”

Shahiih Sunan Ibni Majah (no. 756)], Shahiih Muslim (I/414 no. 591), Sunan at-Tirmidzi (I/184 no. 299), Sunan an-Nasa-i (III/68), Sunan Abi Dawud (‘Aunul Ma’buud) (IV/377 no. 1499), dan Sunan Ibni Majah (I/300 no. 928).

Perhatian: Hendaklah istighfar ini dicukupkan dengan bacaan yang dicontohkan Rasulullah dan jangan ditambah-tambah dengan macam-macam bacaan lainnya yang tidak ada asalnya dari Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam. (Lihat Misykaatul Mashaabiih 1/303)



2. Doa Pujian pada Allah

Dari Warrad bekas budak al-Mughirah bin Syu’bah, dia berkata, “Al-Mughirah bin Syu’bah menulis surat kepada Mu’awiyah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika selesai shalat dan salam, beliau mengucap:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ, اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

"Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir. Allahumma laa maani’a limaa a’thayta, wa laa mu’thiya limaa mana’ta, wa laa yamfa’u dzaljaddi min kaljaddu."

“Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau beri, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya dari (siksa)-Mu.”

Muttafaq ‘alaihi: [Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari) (II/325 no. 844)], Shahiih Muslim (I/414 no. 593), Sunan Abi Dawud (‘Aunul Ma’buud) (IV/371 no. 1491).


3. Doa Ibadah semata pada Allah

Dari Abu az-Zubair, dia berkata, “Dulu, ketika Ibnu az-Zubair selesai salam pada akhir shalat, dia mengucap:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ

"Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir. Laa hawla wa laa kuwwata illa billaah, laa ilaaha illallaah, walaa na’budu illaa iyyaahu, lahunni’matu walahul fadhlu walahuts tsanaaul hasanu, laa ilaaha illallaåh mukhlishiyna lahuddiyn walaw karihal kaafiruun."

“Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah. Kami tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Baginya nikmat, anugerah, dan pujian yang baik. Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya.”

Shahiih Sunan an-Nasa-i (no. 1272)], Shahiih Muslim (I/415 no. 594), Sunan Abi Dawud (‘Aunul Ma’buud) (IV/372 no. 1493), dan Sunan an-Nasa-i (III/70).


4. Tasbih, Tahmid, dan Takbir

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

مَنْ سَبَّحَ اللهَ ِفِيْ دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ، وَحَمَّدَ اللهَ ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ، وَكَبَّرَ اللهَ ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ، فَتِلْكَ تِسْعَةُ وَتِسْعُوْنَ، وَقَالَ: تَمَامُ الْمِائَةِ: “لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ ْالْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلـى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ،” غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلُ زُبَدِ الْبَحْرِ.

“Barangsiapa bertasbih kepada Allah tigapuluh tiga kali pada akhir setiap shalat, bertahmid kepada Allah tigapuluh tiga kali, dan bertakbir kepada Allah tigapuluh tiga kali, hingga semua itu mencapai sembilan puluh sembilan. Kemudian menyempurnakan seratus dengan membaca: “Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan haq selain Allah. Tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nyalah segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” Maka di-ampunilah dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di lautan.“ (Shahiih Muslim no. 314 dan I/418/597, Ahmad II/371,483, Ibnu Khuzaimah no.750 dan al-Baihaqi II/187).


Bacaan Tasbih, Tahmid dan Takbir:

سُبْحَانَ اللهُ

Subhaanallaah (33x)

“Maha suci Allah” (33x)

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ

Alhamdulillah (33x)

“Segala puji bagi Allah” (33x)

اَللهُ أَكْبَرُ

Allahu Akbar (33x)

“Allah Maha Besar” (33x)

Kemudian untuk melengkapinya menjadi seratus, ditambah dengan membaca:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

"Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir."

“Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.”


5. Ayat Kursi:

Dari Abu Umamah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِـيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُوْلِ الْجَنَّةِ إِلاَّ أَنْ يَمُوْتَ.

“Barangsiapa membaca ayat Kursi pada akhir tiap shalat wajib, maka tidak ada yang menghalanginya masuk Surga kecuali mati.” Shahiih al-Jaami’ush Shaghiir (no. 6464)] dan ath-Thabrani dalam ash-Shagiir (VIII/134 no. 7532)

Bacaan Ayat Kursi

اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

"Allaahu laa ilaaha illaa huu, al hayyul qoyyum, la ta’khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardh. Man djalladjii yasyfa’u ’indahuu illa bi idjnih. Ya’lamu maa bayna aydiihim wa maa kholfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syay-im min ’ilmihii illa bi maa syaa-a. Wasi’a kursiiyyuhussamaawaati wal ardh. Walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa. Wa huwal’aliiyul ’azhiim."

”Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
(Al-Baqarah: 255)

Keterangan: “Barangsiapa yang membacanya setiap selesai shalat, tidak ada yang menghalanginya masuk Surga selain kematian.” HR. An-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah’ no.100 dan Ibnus Sunni no.124 dari Abu Umamah rahimahullah, dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani.


6. Membaca Al-Mu’awwidzat (Surat Al Iklhlas, Al-Falaq dan An-Naas)

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata,

أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَقْرَأَ الْمُعَوِّذَاتِ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan padaku untuk membaca mu’awwidzaat di akhir shalat (sesudah salam).” (HR. An-Nasai no. 1336 dan Abu Daud no. 1523. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Yang dimaksud mu’awwidzaat adalah surah Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani. (Fath Al-Bari, 9:62)


Surat Al-Ikhlas
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ>>للَّهُ الصَّمَدُ>> لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ>> وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَد

"Qul huwallaahu ahad. Allaahusshamad. Lam yalid walam yuulad. Walam yakullahu kufuwan ahad."

Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.

Khusus setelah sholat Maghrib dan Subuh, sebaiknya surat ini dibaca 3x sekalian sebagai dzikir pagi dan petang.


Surat Al-Falaq

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ>> مِن شَرِّ مَا خَلَقَ>> وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ>> وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ>> وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

"Qul a’uudzu birabbil falaq. Min syarri maa khalaq. Wamin syarri ghaasiqin idzaa waqaba. Wamin syarrin naffaatsaati fii al’uqadi. Wamin syarri haasidin idzaa hasada."

Katakanlah: “Aku berlindung kepada Robb Yang Menguasai waktu subuh, dari kejahatan apa-apa (mahluk) yang diciptakan-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang-orang yang dengki apabila ia dengki”.

Khusus setelah sholat Maghrib dan Subuh, sebaiknya surat ini dibaca 3x sekalian sebagai dzikir pagi dan petang.


Surat An-Naas

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ>> مَلِكِ النَّاسِ>> إِلَهِ النَّاسِ>> مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ>> الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ>> مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ>>

"Qul a’uudzu birabbin naas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khannaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas. Minal jinnati wannaas."

Katakanlah: “Aku berlindung kepada Robb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.

Keterangan: HR Abu Dawud no.1523, an-Nasa-i III/68, Ibnu Khuzaimah no.755 dan Hakim I/253. Lihat pula Shahiih at-Tirmidzi III/8 no.2324. Ketiga surat tersebut dinamakan al-Mu’awwidzaat.

Khusus setelah sholat Maghrib dan Subuh, sebaiknya surat ini dibaca 3x sekalian sebagai dzikir pagi dan petang.


7. Tahlil

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

"Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, yuhyiy wa yumiytu wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir."

“Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dialah yang menghidupkan (orang yang sudah mati atau memberi ruh janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca 10x setiap selesai shalat maghrib dan shubuh).

Keterangan: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa setelah shalat Maghrib dan Shubuh membaca ‘Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, yuhyiy wa yumiytu wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir,’ sebanyak 10x Allah akan tulis setiap satu kali 10 kebaikan, dihapus 10 kejelekan, diangkat 10 derajat, Allah lindungi dari setiap kejelekan, dan Allah lindungi dari godaan syetan yang terkutuk.” (HR. Ahmad IV/227, at-Tirmidzi no.3474). At-Tirmidzi berkata: Hadits ini hasan gharih shahih.”


8. Doa Ilmu bermanfaat, Rizki yang baik dan Amal yang diterima

Dari Ummu Salamah Radhiyallahu anhu. Dahulu, jika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai salam shalat Shubuh, beliau membaca:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

"Allahumma inniy as-aluka ‘ilman naafi’an, wa rizqon toyyiban, wa’amalan mutaqobbalan."

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amalan yang diterima.” Shahih: [Shahiih Sunan Ibni Majah (no. 753)], Sunan Ibni Majah (I/298 no. 925), dan Ahmad (al-Fat-hur Rabbaani) (IV/55 no. 776). 

Doa kedelapan ini dibaca setelah sholat maghrib dan subuh sebanyak 3 kali.


Semoga bermanfaat,
DK


Sumber: