“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Thursday, September 15, 2016

Khutbah Jum’at – Kewajiban Seorang Hamba


“Faman ya’lam misqoladzarotin khoiroy yaroh”
“Wamay ya’lam mitsqoladzarotin sayroy yaroh”

Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Tatkala seseorang diberi fasilitas dalam kehidupan ini, dia bekerja disebuah perusahaan entah menduduki jabatan apa, tapi dia diberi gaji, diberi fasilitas, namun fasilitas itu tidak gratis. Ada tuntutan agar mereka yang menerima fasilitas untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Dia harus bekerja dengan baik, dia harus masuk kekantor di dalam waktu yang sudah ditentukan.  Menjalankan kewajiban-kewajibannya dengan catatan dia menerima fasilitas itu.

Tapi pernahkah kita berfikir, bahwa Allah jala-jalalu telah memberikan fasilitas kepada kita, yang jauh lebih besar daripada yang diberikan oleh bos kita, oleh perusahaan kita, atau tempat apapun kita bekerja disana. 

Terkadang kita diberi fasilitas mobil oleh kantor, akhirnya kita giat bekerja karena kantor memberikan mobil. Fasilitasnya ditambah dengan gaji, dengan segala asuransi mungkin yang diberikan kepadanya sehingga kita semakin giat bekerja.

Tapi coba kita lihat, Allah yang memberikan tangan kepada kita, Allah yang memberikan kaki kepada kita, apa siap kantor mengganti kaki pemberian Allah? Ga’ bakalan. Tatkala kita pincang dan tidak bisa ngantor, mungkin kantor akan memberikan pesangon agar kita pergi.

Allah memberikan fasilitas mata kepada kita, sehingga kita bisa memandang dan melihat apa yang kita inginkan. Apa kiranya kalau kita buta kantor akan masih memperkerjakan kita? Ga ’bakalan. Tapi kenapa kita begitu semangatnya bekerja disebuah kantor, dari pagi datang meninggalkan rumahnya, karna apa? Ada gaji, kendaraan fasilitas dari kantor, bahkan rumah fasilitas dari kantor. Subhanallah…

Tapi tatkala Allah memerintahkan kepada kita untuk beribadah kepadanya, terkadang kita malas, kita lupa fasilitas yang Allah berikan kepada kita. Apa siap kaki kita diganti dengan mobil Alphard? Ga bakal ada yang mau.  Apa siap kedua tangan kita diganti dengan rumah mewah. Dikasih rumah mewah, dengan catatan kedua tanganmu aku ambil. Ga’ bakal mau manusia seperti itu.

Tapi terkadang kita lebih giat berbuat untuk manusia, daripada untuk Rob yang menciptakan kita. Allah memiliki hak lebih besar daripada tempat kita bekerja. Karna Dia memberikan jantung yang bisa berdetak, itu Allah yang kasih. Terkadang kita berbuat dosa dengan fasilitas pemberian Allah. Mata yang Allah berikan kepada kita, kita gunakan untuk bermaksiat, lisan yang Allah berikan kepada kita, kita gunakan untuk mengeluarkan kata-kata yang dibenci oleh Allah. Lidah siapa yang kaupakai, lidah dari Allah.

Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Yang membuat sebagian orang menggunakan fasilitas pemberian Allah, tanpa mengerjakan tugas-tugas dia, itu terkadang disebabkan karna kita lupa, kenapa kita ada dimuka bumi ini? Kenapa kita hidup? Kenapa kita dilahirkan? Kenapa kita diberi rizki? Kenapa Allah memberikan tangan, kaki, hati, otak kepada kita?

Satu hal tujuan  Allah menciptakan kita, Allah mengatakan: “Wama kholaqtul jinna, walinsa illa liyakbudun”  Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk satu maksud “liyakbudun” agar mereka mengapdi kepada aku, agar mereka beribadah kepadaku. Agar mereka tidak meminta kecuali kepadaku, agar waktu yang aku berikan kepada mereka itu hanya untukku. Kita harus tau bahwa kita berada bukan untuk bermain-main. Kita berada bukan hanya untuk cari makan, apa bedanya kita dengan binatang kalau sekedar tujuan hidup hanya untuk makan. Atau untuk bekerja melanjutkan kehidupan, apa bedanya dengan kerbau yang dipekerjakan, setelah bekerja dikasih makan.

Yang jelas kita harus berbeda dengan binatang, karna kita manusia. Allah berikan kita hati untuk berfikir, “Ma uriduminhum min rizkin, wama uridu ayyutimun” kata Allah aku tidak butuh manusia itu bekerja untuk ngasih aku rizki, untuk ngasih aku makan, kenapa? “Innallaha huwar rozak dzulquwwatil matin”  yang ngasih rezeki kalian itu Allah. Kalian bisa makan dan bekerja itu Allah yang kasih.

Jangan pernah berfikir, saya jadi seperti ini karna saya sekolah, saya bisa seperti ini karna saya berfikir, banyak orang yang brfikir tapi tetap miskin. Banyak orang yang buka usaha yang sama, temennya buka warung sate, yang satunya juga buka warung sate, yang satu bangkrut, yang satu berhasil. Kenapa? Karna Allah Robbulalamin yang member rizki kepada fulan dan yang menghalangi rizki kepada fulan.

Maka kita harus tau, bahwa tujuan kita hidup itu untuk mengabdi kepada Allah. Seorang muslim ikrarnya: “innasholati, wanusuki, wamahyaya, wamamati,” Untuk siapa? Sesungguhnya sholatku, sesembahanku, hidup dan matiku, untuk siapa? “Lillahi robbil alamin” untuk Allah Robbul Alamin. Sehingga loyalitas seorang mukmin kepada Sang Pencipta harus lebih besar, daripada loyalitas dia kepada negeri dia, kepada tempat kerja dia, kepada atasan dia, tetap Allah nomor satu.

Katakan kepada bos kita ketika dia menyuruh berbuat maksiat, maaf kau tidak pernah ngasih tangan kepada aku, engkau tidak pernah member mata kepadaku, kau cuma bisa kasih gaji segitu yang orang lain bisa kasih gaji yang sama bahkan lebih, tapi kau tidak pernah bisa membuat jantungku berdetak, hidupku, matiku itu untuk Allah yang menciptakanku.

Sehingga tatkala adzan dikumandangkan, tatkala masuk waktu sholat kita sedang bekerja, untuk dunia kita, ingat..! yang memanggil itu adalah panggilan dari yang menciptakan kita.  Dipanggil “hayya ‘ala sholah, hayya  ‘ala fallah”  iya ya Allah aku akan datang.

Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Semoga kita yang lahir Islam, semakin sadar bahwa kita harus belajar tentang pencipta kita. Harus lebih sadar kenapa kita hidup? Dikasih rizki, diberi fasilitas semuanya, untuk apa semuanya? Tentunya untuk mengapdi kepada Allah.

Allah memberikan fasilitas kepada kita, dan memberikan jangka waktu, agar kita menggunakan fasilitas itu, suatu saat mata kita akan rabun, suatu saat jantung yang Allah berikan akan mulai melemah, suatu saat kaki kita sakit-sakitan, Ada waktunya dan suatu saat, ketika habis masa kontrak kita di dunia ini, kita akan mati, orang terkaya dimuka bumi ini, ketika masa kontraknya habis dia akan tinggalkan semua kekayaan dia, dia hanya bawa amal perbuatan dia.

Maka yang harus kita persiapkan adalah untuk hari, yang setiap hari kita mengatakan “malikiyau middin” ya Allah engkau adalah Malik, engkau adalah Raja pemilik hari pembalasan, “Faman ya’lam misqoladzarotin khoiroy yaroh” kebaikan sedikit apapun yang kau lakukan akan kau dapatkan, jangan takut, beramallah terus kepada Allah. “Wamay ya’lam mitsqoladzarotin sayroy yaroh” yang berbuat keburukan sedikitpun tidak ada yang terlupakan. 

Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Kita akan lupa dengan dunia ini. Kita lihat Fir’aun yang menjadi penguasa Mesir, berapa tahun dia hidup? Para sejarahwan hanya menyebutkan antara  89 atau 100 tahun hidup dia. Tapi dia hidup sekarang dikubur, di alam barzakh lebih dari 3000 tahun. “Annahu yu’roduna alayha wudun wa ‘asiyya, wayaumal qiyamati atkhilu ‘ala fir’aun assatdala dzab” tiap hari ditampakkan neraka kepada mereka, tiap hari, lebih dari 3000 tahun,  Trus buat apa kenikmatan 89 tahun kalau itu membuat kita lengah dengan kehidupan yang abadi?


Khutbah Kedua

Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Maka berusahalah untuk belajar, menuntuti lmu agama, kebanyakan diantara kita itu Islamnya keturunan, dia tidak tau tentang Islam, bahkan dia tidak kenal dengan diri sendiri, siapa dia sebenarnya, Belajar dan sisihkan waktu untuk mengkaji Al Qur’anulkarim, untuk datang kemajelis ilmu. Karna itu yang kekal nantinya. Dari pada duit yang kita kumpulkan, Allah mengatakan “ma indakum yanfadh, wama indallahi baaqh”  yang kalian kumpulkan akan sirna, tapi yang kalian taruh disisi Allah, itu yang akan kekal dan abadi.

Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Allah memerintahkan kita, untuk banyak-banyak bersholawat kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam, Allah berfirman “inallahawamala ikatahu yushollunaalanabih, yaayyuhaladzina ‘amanu shollu alaihi wassalimun taslima”