Pada zaman dahulu, di masa Kenabian Ibrahim, hidup seorang raja yang saleh bernama Zulkarnain (Dzul Qarnain). Rakyat sangat menyukainya karena sang raja amat bijaksana. Pasca kepemimpinan Raja Namrud yang kejam, Zulkarnain hadir sebagai pengganti yang membawa kesejahteraan bagi rakyatnya. Tak hanya itu, Zulkarnain pun berkiprah besar dalam mendakwahkan agama tauhid yang dibawa Nabi Ibrahim.
Menurut kisah dari Ubaid bin Umair (tokoh dari kalangan tabi'in) bahwa Żul Qarnain adalah sepupu Nabi Khidr dari pihak ibu, bertepatan dengan masa Ibrahim dan Luth, dikatakan pula bahwa Khidr menjadi penasehat spiritualnya.
Sedangkan menurut sejarawan Muslim yang lain, Żul Qarnain memiliki nama asli Abu Bakr Al-Himyari atau Abu Bakar bin Ifraiqisy dari daulah Al-Jumairiyah (115 SM – 552 M) dan kerajaannya disebut At-Tababi’ah.
Dzulqarnain adalah raja yang menguasai timur dan barat. Sebagaimana telah kami sebutkan bahwa hanya ada 4 orang yang menguasai Timur dan Barat pada masa pra sejarah diantaranya 1. Namrud, 2. Sulaiman bin Daud, 3. Dzulqarnain, 4. Bakhtansar. Dua orang beriman dan dua lagi kafir. Ia dijuluki Dzulqarnain karena tanduk tembaga yang digunakan sebagai penutup kepalanya, ada pula yang menyebutnya Dzulqarnain karena kekuasaannya yang menguasai Timur dan Barat.
Menurut kisah dari Ubaid bin Umair (tokoh dari kalangan tabi'in) bahwa Żul Qarnain adalah sepupu Nabi Khidr dari pihak ibu, bertepatan dengan masa Ibrahim dan Luth, dikatakan pula bahwa Khidr menjadi penasehat spiritualnya.
Sedangkan menurut sejarawan Muslim yang lain, Żul Qarnain memiliki nama asli Abu Bakr Al-Himyari atau Abu Bakar bin Ifraiqisy dari daulah Al-Jumairiyah (115 SM – 552 M) dan kerajaannya disebut At-Tababi’ah.
Dzulqarnain adalah raja yang menguasai timur dan barat. Sebagaimana telah kami sebutkan bahwa hanya ada 4 orang yang menguasai Timur dan Barat pada masa pra sejarah diantaranya 1. Namrud, 2. Sulaiman bin Daud, 3. Dzulqarnain, 4. Bakhtansar. Dua orang beriman dan dua lagi kafir. Ia dijuluki Dzulqarnain karena tanduk tembaga yang digunakan sebagai penutup kepalanya, ada pula yang menyebutnya Dzulqarnain karena kekuasaannya yang menguasai Timur dan Barat.
Dalam sejarah kita mengetahui bahwa Kerajaan Koresh (Persia) dibentuk dengan menyatukan 2 kerajaan sebelumnya yaitu kerajaan Media dan Anshan pada tahun 549 SM.
"Vision" Tentang biri-biri jantan bertanduk dua, yang sebelah tanduknya lebih tinggi yang datang belakangan, mengisyaratakan tanduk yang lebih rendah yaitu Media dan tanduk yang lebih tinggi yaitu Parsi yang belakangan menjadi Imperium Parsi. Dalam sejarah tokoh yang mendirikan Kerajaan Media dan Parsi yang kemudian menjadi Imperium Parsi tersebut adalah Cyrus the Great (600 - 529) SM, mendirikan Imprium Parsi (550) SM, dan memerintah (550 - 529) SM. Jadi "Vision" mengisyaratkan bahwa Dzulqarnain adalah Cyrus the Great.
1. Ekspedisi Zulkarnain
Zulkarnain amat cerdas dan pandai berpetualang. Ia melakukan ekspedisi ke seluruh dunia untuk menyebarkan agama tauhid. Sang raja amat pandai menguasai bahasa berbagai dunia. Ia juga mahir berlayar melakukan perjalanan dari belahan timur hingga barat bumi. Kisah ekspedisi perjalanannya tersebut diceritakan didalam Al Qur'an Surat Al-Kahfi ayat 83 hingga 101 dan sebagian pada Surah Al-Anbiya ayat 96-97.
Ekspedisi Pertama
حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ مَغْرِبَ ٱلشَّمْسِ وَجَدَهَا تَغْرُبُ فِى عَيْنٍ حَمِئَةٍ وَوَجَدَ عِندَهَا قَوْمًا ۗ قُلْنَا يَٰذَا ٱلْقَرْنَيْنِ إِمَّآ أَن تُعَذِّبَ وَإِمَّآ أَن تَتَّخِذَ فِيهِمْ حُسْنًا
"Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: "Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka." (Al Qur'an Surat Al Kahfi Ayat 86)
Pada sebuah perjalanan ekpedisi pertamanya, dari Persia ke arah barat menuju Selat Bosphorus. Tahun 546SM. Zulkarnain sampai ke tempat matahari terbenam di bagian barat dunia. Di sana ia mendapati penduduknya tak beriman. Zulkarnain pun kemudian mendakwahkan keesaan Allah. Mereka pun menerimanya dengan gembira.
Ekspedisi Kedua
حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ مَطْلِعَ ٱلشَّمْسِ وَجَدَهَا تَطْلُعُ عَلَىٰ قَوْمٍ لَّمْ نَجْعَل لَّهُم مِّن دُونِهَا سِتْرًا
"Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu" (Al Qur'an Surat Al Kahfi Ayat 90)
Perjalanan berlanjut dari Bosphorus ke arah timur menuju Babylonia (Irak di masa kini). Tahun 540SM. Zulkarnain tiba di kawasan timur dunia di mana matahari tampak terbit dari sana. Penduduk Timur tersebut amat miskin dan terbelakang hingga tak mampu membangun tempat tinggal. Zulkarnain pun membantu mereka, mengajarkan memiliki tempat yang dapat melindungi diri mereka dari panas dan hujan. Setelah mendapat bantuan, mereka pun menerima dakwah Zulkarnain dengan gembira.
Ekspedisi Ketiga
حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ بَيْنَ ٱلسَّدَّيْنِ وَجَدَ مِن دُونِهِمَا قَوْمًا لَّا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلًا
"Hingga ketika dia sampai di antara dua gunung, didapati di belakang (kedua gunung itu) suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan" (Al Qur'an Surat Al Kahfi Ayat 93)
Ia pun melanjutkan kembali perjalanannya dari Babylonia ke arah utara menuju Georgia. Terjadi pada periode 538-530SM. Tibalah Zulkarnain pada sebuah tempat di antara dua gunung. Di bukitnya terdapat sebuah kaum yang tak mengerti bahasa. Zulkarnain yang cerdas pun memerlukan penerjemah untuk memahami ucapan mereka. Kaum tersebut pun mengeluhkan kesulitan mereka pada Zulkarnain. Mereka selalu dilanda kemiskinan karena harta mereka selalu diambil paksa oleh kaum kejam bernama Yakjuj dan Makjuj.
Lokasi ekspedisi ketiga ini bisa dipastikan berada di wilayah sebelah utara, karena kaum yang dijumpai Dzulqarnain meminta tolong agar dibuatkan dinding yang memisahkan mereka dengan bangsa Yakjuj Makjuj (Gog and Magog).
2. Keturunan Siapa Yakjuj & Makjuj?
Bangsa Yakjuj Makjuj adalah bangsa yang suka membuat kerusakan yang tinggal di daerah utara. Kaum Bani Israel telah mengenal nama bangsa perusak ini dari alkitab, dan mereka meyakini bahwa Yakjuj Makjuj adalah keturunan Nabi Nuh dari jalur Yafets (Japheth). Magogh bin Yafet bin Nuh bin Lamik (Lamaka) bin Metusyalih (Matu Salij) bin Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qianan bin Anus bin Syit bin Adam.
Ya’juj dan Ma’juj adalah merupakan keturunan manusia, yaitu masih keturunan anak lelaki Nuh bernama Yafis dan berhijrah ke utara, yaitu ke Eropa dan Rusia bagian Selatan, selepas banjir kering. Keturunan Sam berpindah di sekitar bumi Kanaan lalu membentuk bangsa Arab dan sekitarnya. Keturunan Ham pula berhijrah ke Afrika lalu membentuk bangsa Afrika.
قَالُوا۟ يَٰذَا ٱلْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِى ٱلْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَىٰٓ أَن تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا
"Mereka berkata: "Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?" (Al Qur'an Surat Al Kahfi Ayat 93)
"Hai Zulkarnain, sesungguhnya Yakjuj dan Makjuj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?" pinta penduduk bukit.
Zulkarnain pun berkeinginan membantu mereka. Namun, tak ada daya upaya kecuali pertolongan Allah. Maka, diajak berimanlah para penduduk bukit dua gunung tersebut. Setelah mereka beriman, Zulkarnain pun memikirkan cara untuk membatasi mereka dengan kaum kejam Yakjuj dan Makjuj. "Bawakanlah padaku besi dan tembaga, akan kubuat dinding di antara kalian dan mereka," ujar Zulkarnain.
Maka, dikumpulkanlah segala hasil tambang para penduduk bukit. Zulkarnain kemudian menggali tanah lalu membangun fondasi yang kokoh dari besi. Setelah itu, besi tersebut dipanaskan, lalu dilebur dengan cairan tembaga yang mendidih. Maka, jadilah dinding benteng yang amat kokoh yang mengurung Yakjuj dan Makjuj di tempat tinggalnya.
قَالَ هَٰذَا رَحْمَةٌ مِّن رَّبِّى ۖ فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ رَبِّى جَعَلَهُۥ دَكَّآءَ ۖ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّى حَقًّا
"Dzulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar". (Al Qur'an Surat Al Kahfi Ayat 98)
Melihatnya, penduduk bukit bersuka cita, ia pun berterima kasih pada Zulkarnain. Namun, dengan rendah hati, Zulkarnain bersyukur kepada Allah. "Dinding ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh dan janji Tuhanku itu adalah benar," ujar Zulkarnain.
Sementara itu dari balik gunung, Yakjuj dan Makjuj berusaha menembus dinding tersebut. Namun, tak satu pun dari mereka yang berhasil memanjatnya ataupun melubanginya hingga kini. Dikisahkan bahwa setiap hari sejak Zulkarnain membangun dinding ribuan abad silam, pemimpin mereka selalu mengerahkan rakyatnya untuk memanjat dinding tersebut. Namun, tak pernah membuahkan hasil meski dilakukan setiap hari hingga kini.
Mereka terus berusaha melubanginya untuk bisa keluar dari benteng itu. Setelah mereka berhasil membuat lubang sebesar satu jari, Allah menutupnya kembali. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Diriwayatkan dalam ash-Shahiihain dari Ummu Habibah binti Abi Sufyan, dari Zainab binti Jahsy Radhiyallahu anhuma, bahwasanya pada suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kepadanya dengan kaget, beliau berkata:
"Laa ilaaha illallaah, celakalah orang Arab karena kejelekan telah dekat, hari ini dinding penghalang Ya’-juj dan Ma’-juj telah terbuka seperti ini.” (Beliau melingkarkan kedua jarinya; ibu jari dan telunjuknya). Zainab binti Jahsy berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah kami akan binasa sementara di antara kami masih ada orang-orang yang shalih?’ Beliau menjawab, ‘Ya, apabila kejelekan merajalela.” (Shahiih al-Bukhari, kitab al-Anbiyaa’, bab Qishshatu Ya’-juj wa Ma’-juj (VI/381, al-Fat-h), dan kitab al-Fitan (XIII/106, al-Fat-h), dan Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah (XVIII/2-4, Syarh an-Nawawi).
Mereka terus berusaha melubanginya untuk bisa keluar dari benteng itu. Setelah mereka berhasil membuat lubang sebesar satu jari, Allah menutupnya kembali. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إن يأجوج ومأجوج يحفرون كل يوم ، حتى إذا كادوا يرون شعاع الشمس ، قال الذي عليهم : ارجعوا فسنحفره غداً ، فيعيده الله أشد ما كان
"Yakjuj dan Makjuj selalu menggali (benteng itu) setiap hari, sampai ketika mereka hampir melihat cahaya matahari, pemimpin mereka mengatakan, “Mari kita pulang, kita lanjutkan besok.” Lalu Allah mengembalikan bekas lubang itu lebih kuat dari sebelumnya." (HR. Ahmad 10913, Ibnu Majah 4218 dan dishahihkan al-Albani)Diriwayatkan dalam ash-Shahiihain dari Ummu Habibah binti Abi Sufyan, dari Zainab binti Jahsy Radhiyallahu anhuma, bahwasanya pada suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kepadanya dengan kaget, beliau berkata:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدِ اقْتَرَبَ، فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ مِثْلُ هَذِهِ (وَحَلَّقَ بإِصْبَعِهِ اْلإِبْهَامَ والَّتِي تَلِيْهَا) فَقَالَتْ زَيْنَبُ بِنْتُ جَحْشٍ: فَقُلْتُ: يَا رَسُـوْلَ اللهِ أََنُهْلِكُ وَفِيْنَا الصَّالِحُوْنَ؟ قَالَ: نَعَمْ، إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ.
"Laa ilaaha illallaah, celakalah orang Arab karena kejelekan telah dekat, hari ini dinding penghalang Ya’-juj dan Ma’-juj telah terbuka seperti ini.” (Beliau melingkarkan kedua jarinya; ibu jari dan telunjuknya). Zainab binti Jahsy berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah kami akan binasa sementara di antara kami masih ada orang-orang yang shalih?’ Beliau menjawab, ‘Ya, apabila kejelekan merajalela.” (Shahiih al-Bukhari, kitab al-Anbiyaa’, bab Qishshatu Ya’-juj wa Ma’-juj (VI/381, al-Fat-h), dan kitab al-Fitan (XIII/106, al-Fat-h), dan Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah (XVIII/2-4, Syarh an-Nawawi).
2. Keturunan Siapa Yakjuj & Makjuj?
Bangsa Yakjuj Makjuj adalah bangsa yang suka membuat kerusakan yang tinggal di daerah utara. Kaum Bani Israel telah mengenal nama bangsa perusak ini dari alkitab, dan mereka meyakini bahwa Yakjuj Makjuj adalah keturunan Nabi Nuh dari jalur Yafets (Japheth). Magogh bin Yafet bin Nuh bin Lamik (Lamaka) bin Metusyalih (Matu Salij) bin Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qianan bin Anus bin Syit bin Adam.
Ya’juj dan Ma’juj adalah merupakan keturunan manusia, yaitu masih keturunan anak lelaki Nuh bernama Yafis dan berhijrah ke utara, yaitu ke Eropa dan Rusia bagian Selatan, selepas banjir kering. Keturunan Sam berpindah di sekitar bumi Kanaan lalu membentuk bangsa Arab dan sekitarnya. Keturunan Ham pula berhijrah ke Afrika lalu membentuk bangsa Afrika.
3. Lokasi Tempat Makjuj & Yakjuj
Menurut Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di seorang cendikiawan dari Arab Saudi mengatakan Ya'juj Ma'juj berada di belakang pegunungan Qoqaz (Caucasus) yang membentang dari barat ke timur, dari Laut Hitam hingga Laut Caspia. Pegunungan ini berada di perbatasan antara Rusia dan Georgia (diatas Armenia dan Azerbaijan).
Lokasinya berada di kaki gunung Kazbek. Ayat dalam Surah Al-Kahf di atas menyebutkan pemukiman ini berada di antara "saddain" (dua dinding). Deretan pegunungan Caucasus (Qoqaz) yang terbentang dari barat mulai Laut Hitam hingga lokasi ini adalah dinding pegunungan sebelah kiri, sementara dinding pegunungan sebelah kanannya berupa deretan pegunungan mulai lokasi ini ke arah timur hingga Laut Caspia.
Pendapat Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di tersebut hampir berdekatan lokasinya dengan riwayat dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu, yang menjelaskan,
حتى إذَا بَلَغَ بينَ السَّدَّيْنِ، قال الجبلين: الردم الذي بين يأجوج ومأجوج، أمتين من وراء ردم ذي القرنين، قال الجبلان: أرمينية وأذربيجان
“Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung” kata Ibnu Abbas: dua gunung adalah benteng yang menghalangi Yakjuj dan Makjuj, dua umat di balik benteng Dzulqarnain. Beliau mengatakan, dua gunung itu adalah Armenia dan Azerbaijan." (Tafsir at-Thabari 16/16, Ma’ani al-Quran 4/293, al-Muharrar al-Wajiz 3/541, dan Zadul Masir 5/189).
Deretan pegunungan ini memanjang tanpa celah dari laut Hitam hingga laut Kaspia sepanjang lebih dari 1.200 km. Kecuali pada bagian kecil dan sempit yang disebut celah Darial (terletak di negara Georgia) sepanjang kurang lebih 100 meter. Pada bagian celah itulah diduga penghalang dari Ya`juj dan Ma`juj itu dibangun.
Pada tahun 2017 lalu ada penemuan lokasi Yakjuj & Makjuj terbaru yang merupakan hasil ekspedisi seorang ahli Geografi dari Mesir di perbatasan daerah Uzbekistan dan Kirgistan dengan posisi GPS 41.921787,70.807223. Mereka mengaku menemukan tembok yang dibuat Raja Zulkarnain beberapa ribu tahun silam. Di dalam video ekspedisinya tersebut mereka menemukan pintu gerbang yang tertutup salju dan diapit 2 puncak gunung sama seperti yang dijelaskan didalam Alqur'an.
Lokasi tembok Zulkarnain diapit 2 gunung di daerah Kirgistan |
Mereka mencoba menyingkirkan tumpukan salju yang menutupi tembok tersebut dengan menggunakan gergaji mesin, setelah salju yang menutupi mulai menipis mereka melakukan pengujian dengan metal detektor guna memastikan apakah benar tembok dibawah salju tersebut mengandung bahan logam. Dan ternyata metal detektor tersebut mengeluarkan suara bip panjang yang menandakan bahwa bahan tembok tersebut memang terbuat dari logam. Para ahli tersebut juga meneliti bebatuan di sekitar pegunungan tersebut ternyata ditemukan banyak bongkahan logam yang masih berupa bebatuan, hal tersebut menandakan memang di daerah tersebut kaya akan bahan tambang logam. Untuk lebih jelasnya sobat blogger bisa tonton videonya dibawah ini. Jangan lupa klik tombol play ditengah gambar.
Penulis mencoba menggambarkan kondisi tembok Zulkarnain tersebut supaya sobat blogger semua mudah memahaminya. Pada awalnya penulis sempat bingung bagaimana Raja Zulkarnain membuat tembok tersebut apakah hanya satu sisi dari gunung tersebut atau ada dua sisi, yang jelas apabila satu sisi dari kedua puncak gunung tersebut sudah pasti Yakjuj dan Makjuj akan keluar dari sisi gunung lainnya sementara kalau temboknya dibuat dua sisi, kemungkinan suatu saat Yakjuj dan Makjuj bisa menaiki pada sisi gunung yang tidak ada temboknya.
Setelah memahami lebih dalam ternyata, penulis baru memahami bahwa tembok tersebut dibuat oleh Raja Zulkarnain untuk menutupi gua tempat tinggalnya Yakjuj dan Makjuj tersebut. Seperti kita ketahui bahwa cerita Raja Zulkarnain ini tertuang di dalam Al Qur'an surat Al-Kahfi yang artinya gua, jadi didalam Surat Al Kahfi tersebut diceritakan semua yang behubungan dengan gua salah satunya yaitu cerita Yakjuj dan Makjuj dan juga termasuk didalamnya ada cerita 7 orang ashabul kahfi beserta anjingnya yang tinggal didalam gua.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam Al Qur'an:
حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ بَيْنَ ٱلسَّدَّيْنِ وَجَدَ مِن دُونِهِمَا قَوْمًا لَّا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلًا
"Hingga ketika dia sampai di antara dua gunung, didapati di belakang (kedua gunung itu) suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan" (Al Qur'an Surat Al Kahfi Ayat 93)
Dari penjelasan ayat 93 Surat Al Kahfi diatas Allah menceritakannya dia (Yakjuj & Makjuj) tinggal dibelakang antara dua puncak gunung, maksudnya di belakang antara dua puncak gunung ini adalah di dalam sebuah gua yang ada di belakang gunung tersebut. Oleh sebab itu Raja Zulkarnain bisa dengan mudah membuat tembok tersebut pada saat Yakjuj dan Makjuj berada di dalam gua, dengan penjagaan bala tentaranya sehingga Yakjuj dan Makjuj tidak ada yang bisa lari saat tembok tersebut dibuat.
Didalam hadits shahih yang diriwayatkan Imam Ahmad juga menceritakan bahwa Yakjuj dan Makjuj selalu menggali (tembok itu) setiap hari, sampai ketika mereka hampir melihat cahaya matahari. Artinya mereka tinggal didalam gua yang sangat gelap sehingga tidak pernah terkena sinar matahari, setiap hari mereka mencoba terus menggali tembok yang terbuat dari besi dan tembaga tersebut hingga hampir menyerupai lingkaran antara ibujari dan telunjuk apabila dipadukan, dan sebelum terlihat sinar matahari seketika itupun lubang tersebut menutup kembali dengan sendirinya dan lebih kuat dari sebelumnya.
4. Seperti Apa Rupa Yakjuj & Makjuj?
Para Yakjuj & Makjuj yang dikenal sebagai manusia kejam tersebut berpostur tubuh yang tak biasa, mereka selalu merusak setiap hal yang dilewati. Kaum Yakjuj dan Makjuj tersebut tinggal di antara dua gunung. Mereka selalu mengganggu kaum di bukit dengan merampas dan merusak segala sesuatu, baik tanaman maupun ternak.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Belum akan tiba kiamat sehingga kaum muslim memerangi kaum ‘Turk’ (Tartar), kaum yang wajahnya (licin dan lebar) seperti perisai. Mereka akan mengenakan pakaian (yang terbuat) dari bulu, dan mereka berjalan mengenakan (sepatu yang terbuat) dari bulu”. (HR. Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa’i)
Menurut penjelasan lain, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak akan tiba Kiamat hingga kalian memerangi kaum yang alas kakinya terbuat dari bulu. Dan kiamat tidak akan tiba sampai kalian memerangi kaum yang bermata kecil dan berhidung mancung” (HR. Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah)
Dua hadis ini cocok dengan apa yang terjadi terhadap ciri-ciri dan serangan bangsa Mongol, maka salah satu genetika rasnya adalah sama dengan yang di jumpai pada bangsa ini.
5. Pembuktian Keberadaan Lokasi Yakjuj & Makjuj
Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir "The Holy Qur’an" menuliskan bahwa di distrik Hissar, Uzbekistan, 240 km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah sempit di antara gunung-gunung batu. Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke India dengan kordinat 38oN dan 67oE. Tempat itu kini bernama "Buzghol-Khana" dalam bahasa Turki, orang Arabnya menyebutnya dengan nama "Bab al Hadid", sedangkan Persia menyebutnya "Dar-i-Ahani", dan Cina menamakannya "Tie-Men-Kuan" yang semuanya memiliki arti "Pintu Gerbang Besi".
Hiouen Tsiang, seorang pengembara Cina pernah melewati pintu berlapis besi itu dalam perjalanannya ke India di abad ke-7. Tidak jauh dari sana ada sebuah danau yang dinamakan Iskandarkul. Sallam salah seorang staff peneliti dari kekhalifahan Abassiah yang dipimpin oleh Al-Watsiq Billah dan Ibnu Bathuthah menyatakan hal yang sama bahwa lokasi ini diberada di Asia Tengah.
Pada tahun 842 Kekhalifahan Abbasiyah, Al-Watsiq Billah, bermimpi bahwa dinding pembatas yang mengurung kedua suku itu hancur, karena mimpi itulah ia mengutus sebuah tim ekspedisi yang dipimpin oleh Sallam salah seorang staff peneliti ke gerbang besi tadi, untuk mengetahui keadaan dinding itu dan lokasinya. Al-Watsiq menginstruksikan kepada Sallam untuk mencari tahu tentang tembok itu. Saat itu Sallam ditemani 50 orang. Penelitian tersebut memakan biaya besar. Disebutkan dalam Nuzhat al-Musytaq, buku geografi, karya Al-Idrisi, Al-Watsiq mengeluarkan biaya 5000 dinar untuk penelitian ini.
Mereka masih mendapati gerbang diantara gunung selebar 137 meter dengan kolom besar di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa. Kisah lain menyebutkan Sallam melihat pegunungan yang terpisah oleh lembah. Luas lembah sekitar 150 meter dan lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter. (Kitab Nuzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq Al-Afaq" hal. 934 -938, karya Al-Syarif al-Idrisi)
Al-Idrisi juga menceritakan bahwa menurut cerita Sallam penduduk di sekitar pegunungan biasanya memukul kunci pintu besi 3 kali dalam sehari. Setelah itu mereka menempelkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan reaksi dari dalam pintu. Ternyata, mereka mendengar gema teriakan dari dalam. Hal itu menunjukkan bahwa di dalam pintu betul-betul ada makhluk jenis manusia yang konon Yakjuj dan Makjuj itu.
Ibnu Bathuthah menuturkan dalam Kitab Rahlat Ibnu Bathuthah pegunungan Yakjuj dan Makjuj berada sekitar perjalanan 6 hari dari Cina. Penuturan ini tidak bertentangan dengan al-Syarif al-Idrisi. Soalnya di sebelah Barat Laut China adalah daerah-daerah Rusia.
Dalam versi lain, disebutkan para arkeolog menemukan benteng tersebut pada awal abad ke-15 M di belakang Jeihun dalam ekspedisi Balkh dan disebut sebagai Bab al-Hadid (Pintu Besi) di dekat Tarmidz. Timurleng pernah melewatinya, juga Syah Rukh dan ilmuwan Jerman Slade Verger. Arkeolog Spanyol, Klapigeo, pada 1403 M, pernah diutus oleh Raja Qisythalah di Andalus ke sana dan bertamu pada Timurleng. Bab al Hadid adalah jalan penghubung antara Samarkand dan India. Pada Perang Dunia II, konon Winston Churchill, pemimpin Inggris, melihat gerbang besi itu.
6. Keluarnya Yakjuj dan Makjuj
Tidak bisa kita bayangkan bagaimana kondisi Yakjuj dan Makjuj saat ini, yang tinggal di dalam gua tanpa mendapatkan sinar matahari, tanpa makanan dan minuman, apakah sama seperti manusia yang terus berkembangbiak dan beraktifitas sehari-hari? Wallahu'alam bissawab. Yang jelas didalam hadits yang shahih Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa setiap hari aktifitas mereka selalu terus menggali tembok tersebut dan pada saat keluar jumlah mereka sangat banyak hingga terlihat dari semua arah tempat tinggi, dengan alas kaki (sepatunya) terbuat dari bulu dan wajahnya seperti tameng yang dilapisi kulit. Dan kalau dilihat dari jumlahnya yang saat turun dari semua arah tempat tinggi sangatlah banyak berarti Yakjuj dan Makjuj juga berkembang biak seperti manusia didalam kegelapan gua dibawah gunung sana.
Ada beberapa orang bahkan ustadz pun meyakini bahwa Yakjuj dan Makjuj sudah keluar, mungkin karena keterbatasan ilmu dan belum adanya hidayah menghampiri mereka, sesungguhnya sudah jelas didalam Al Qur'an Surat Al Anbiya, Allah katakan bahwa tembok Yakjuj dan Makjuj akan terbuka apabila hari kiamat (hari berbangkit) sudah dekat. Artinya saat ini Yakjuj dan Makjuj masih berada didalam gua yang hanya Allah yang tau kapan terbukanya.
حَتَّى إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ (96) وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَإِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الَّذِينَ كَفَرُوا يَا وَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا بَلْ كُنَّا ظَالِمِينَ (97)
“Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): “Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Anbiya’: 96-97).
Keluarnya Yakjuj dan Makjuj dari tempat mereka merupakan salah satu tanda datangnya hari kiamat. Sebagaimana ucapan Zulkarnain, jika Allah berkehendak maka amat mudah dinding tersebut hancur. Dengan upaya perobohan dinding tiap hari oleh Yakjuj dan Makjuj, mereka akan berhasil menembusnya saat menjelang hari akhir. Saat mereka keluar dari sana, jumlah mereka amat banyak. Mereka turun gunung bagaikan air bah. Tak ada yang mereka lewati, kecuali akan hancur lebur. Setiap tanaman dirusak, setiap jiwa akan dibunuh. Demikian, kekejaman Yakjuj dan Makjuj.
Ketika pada masanya, Suku Yakjuj dan Makjuj akan berhasil menghancurkan dinding besi pembatas yang telah dibangun oleh Zulkarnain, mereka akan turun dari pegunungan dengan cepat dan tergesa-gesa, mereka sudah tidak sabar untuk membuat kerusakan dimuka bumi. Disebutkan pula bahwa (mereka) orang-orang yang cepat dalam berjalan guna membuat kerusakan.
Ketika mereka berhasil mencapai Danau Tabriyah, Palestina, mereka akan meminum sampai habis air danau tersebut, karena banyaknya populasi mereka, sehingga orang terakhir yang berhasil mencapai danau itu akan berkata, "Sungguh dahulu di sini masih ada airnya."[HR Muslim 2937]
Tidaklah melewati danau kecuali mereka meminumnya hingga habis. Tidaklah mendapati manusia kecuali dibunuhnya. Sampai ketika mereka merasa menang membantai seluruh penduduk bumi, mereka menantang penduduk langit. Inilah kesombongan yang luar biasa dari Ya’juj dan Ma’juj.
ثُمَّ يَسِيرُونَ حَتَّى يَنْتَهُوا إِلَى جَبَلِ الْخُمَرِ وَهُوَ جَبَلُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَيَقُولُونَ: لَقَدْ قَتَلْنَا مَنْ فِي الْأَرْضِ هَلُمَّ فَلْنَقْتُلْ مَنْ فِي السَّمَاءِ. فَيَرْمُونَ بِنُشَّابِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ فَيَرُدُّ اللهُ عَلَيْهِمْ نُشَّابَهُمْ مَخْضُوبَةً دَمًا
“Kemudian mereka berjalan dan berakhir di gunung Khumar, yaitu salah satu gunung di Baitul Maqdis. Mereka berkata, ‘Kita telah membantai penduduk bumi. Mari kita membantai penduduk langit.’ Lalu mereka melemparkan panah-panah dan tombak-tombak mereka ke langit. Kemudian Allah kembalikan panah dan tombak-tombak mereka dalam keadaan berlumuran darah.” (HR. Muslim dalam “Kitab al-Fitan wa Asyrathus Sa’ah”)
Dalam hadits Shahih Muslim disebutkan bahwa Allah memberitahukan kepada Isa akan keluarnya Yakjuj dan Makjuj yang tidak ada seorang pun mampu memerangi mereka, hingga akhirnya mereka tewas dengan Allah turunkan ulat-ulat yang menggerogoti leher mereka.
“Ketika Allah mewahyukan kepada ‘Isa, ‘Sesungguhnya Aku telah me-ngeluarkan hamba-hamba-Ku, tidak ada seorang pun dapat mengalahkan-nya, maka kumpulkanlah hamba-hamba-Ku ke gunung Thur, kemudian Allah mengutus Ya’-juj dan Ma’-juj, mereka datang dari setiap tempat yang tinggi.
Kemudian Nabiyullah ‘Isa dan para Sahabatnya berdo’a kepada Allah, lalu Allah mengutus ulat-ulat pada leher-leher mereka (Ya’-juj dan Ma’-juj), akhirnya mereka semua mati bagaikan satu jiwa yang mati. Kemudian Nabiyullah ‘Isa dan para Sahabatnya turun (dari gunung) ke bumi, dan ternyata mereka tidak mendapati satu jengkal pun di bumi kecuali penuh dengan bau busuk dan bangkai mereka.
Selanjutnya Nabiyullah ‘Isa dengan para Sahabatnya berdo’a kepada Allah, maka Allah mengutus sekelompok burung yang lehernya bagaikan leher unta, lalu burung ter-sebut mengambil dan melemparkan bangkai-bangkai itu ke mana saja sesuai dengan kehendak Allah.” (Shahiih Muslim, bab Dzikrud Dajjal XVIII/68-69, Syarh an-Nawawi)
Wallahua'lam bishawab.
Semoga bermanfaat,
DK
Sumber: