Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuhu.
Buat sobat muslim dan muslimah sekalian, kali ini penulis ingin berbagi pengetahuan tentang bagaimana cara kita bisa masuk kedalam delapan pintu surga. Pada dasarnya kita semua ingin bisa masuk kesalah satu pintu surga tersebut dengan mengamalkan semua persyaratan yang dicontohkan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam.
Perlu kita ketahui bahwa surga itu jumlahnya ada 8 (delapan) pintu. Yang masing-masing pintu hanya diperbolehkan masuk bagi orang-orang yang di dunianya secara tekun dan konsisten menjalankan amalan-amalannya sesuai dengan persyaratan dari masing-masing pintu tersebut.
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ – رضى الله عنه – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « فِى الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ ،
Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Surga memiliki delapan buah pintu". (HR. Bukhari no. 3257)
Perlu di ingat bahwa amalan disini adalah amalan khusus yang dilakukan secara tersembunyi, dan bukan amalan yang sudah menjadi kewajiban kita sehari-hari.
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:
أَخْفَى قَوْمٌ عَمَلَهُمْ فَأَخْفَى اللهُ لَهُمْ مَا لَمْ تَرَ عَيْنٌ ، وَلَمْ يَخْطُرْ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ
“Suatu kaum ada yang menyembunyikan amalan mereka. Allah pun membalasnya dengan menyembunyikan balasan untuk mereka yang tak pernah mereka pandang sebelumnya dan tak pernah terbetik dalam benak.” (HR. Ibnu Abi Hatim, dinukil dari Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6: 145)
Kita sering mendengar tentang keindahan surga itu. Tapi sesungguhnya kenikmatan surga itu adalah kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terbetik dalam benak manusia.
Allah Ta’ala berfirman:
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. As-Sajdah: 17)
Lantas apa saja persyaratan untuk bisa masuk kedelapan pintu surga tersebut? Berikut penjelasannya sesuai dengan masing-masing amalannya:
1. Babu As Sholati (Pintu Sholat)
فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلاَةِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الصَّلاَةِ
"Maka orang yang termasuk golongan ahli shalat maka ia akan dipanggil dari pintu shalat." (HR. Bukhari no. 1897, 3666 dan Muslim no. 1027)
Pintu Sholat disini diperuntukkan bagi orang yang selalu menjaga sholatnya, tidak hanya sholat lima waktu akan tetapi sholat sunah lainnya pun dia jaga, dia bangun di penghujung malam untuk bertahajut, dia kerjakan sholat sunah rawatib di antara sebelum atau sesudah sholat wajib, di pagi hari dia kerjakan dhuha, dan ketika masuk masjid dia sempatkan untuk sholat tahiyatul masjid. Minimal satu hari dia mengerjakan 12 rakaat sholat sunah selain yang wajib.
Dari Ummu Habibah Ummul Mukminin Radliyallaahu 'anha, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى اِثْنَتَا عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي اَلْجَنَّةِ
"Barangsiapa melakukan shalat (sunnah) dua belas rakaat dalam sehari semalam niscaya dibangunkan sebuah rumah baginya di surga." [HR. Muslim, no. 728, 101]
Jadi kita jangan berbangga diri dulu dengan mengerjakan sholat wajib 5 waktu, belum tentu kita diterima di pintu Sholat ini. Karna terkadang orang yang sudah mengerjakan sholat berpuluh-puluh tahun pun tidak ada satupun sholatnya yang diterima.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إنَّ الرجلَ ليُصلِّي ستِّينَ سنةً و ما تُقبَلُ له صلاةٌ ، لعله يتمُّ الركوعَ ، ولا يتمُّ السُّجودَ ، ويتمُّ السجودَ ولا يتمُّ الركوعَ
"Sesungguhnya ada seseorang yang shalat selama 60 tahun, namun tidak diterima shalatnya, bisa jadi ia menyempurnakan ruku'nya, namun tidak menyempurnakan sujudnya. Atau ia menyempurnakan sujud, namun tidak menyempurnakan ruku'nya." (Hadits dihasankan oleh asy Syaikh al Albaniy, dalam Shahih at Targhib no. 529)
Untuk itu kita harus mengerjakan shalat seperti yang Rasulullah shalallah alaihi wassalam contohkan yaitu: tumakninah, khusyuk, tidak lalai dalam sholat dan sesuai ajaran Beliau atau tidak mengada-ada (bid'ah).
2. Babu Ar Rayyan (Pintu Puasa)
وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ
"Orang yang termasuk golongan ahli puasa akan dipanggil dari pintu Ar-Rayyan." (HR. Bukhari no. 1897, 3666 dan Muslim no. 1027)
Pintu Puasa disini diperuntukkan bagi orang yang rajin berpuasa, sekali lagi bukan puasa di Bulan Ramadhan yang wajib kita lakukan. Karena Puasa Ramadhan merupakan sudah kewajiban umat Islam untuk menahan diri dari hawa nafsu setelah selama 11 Bulan tidak berpuasa.
Akan tetapi pintu Puasa disini di khususkan bagi orang yang rajin menjaga puasa sunnahnya, Puasa Senin Kamis, Puasa Daud, Puasa Syawal, Puasa di 10 hari Bulan Dzulhijjah atau puasa sunnah lainnya. Catatan bukan puasa mutih, puasa ngebleng atau puasa untuk mendapatkan ilmu tertentu yang dilarang Rasulullah.
3. Babu Al Jihad (Pintu Jihad)
وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ
"Orang yang termasuk golongan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad." (HR. Bukhari no. 1897, 3666 dan Muslim no. 1027)
Pintu jihad ini diperuntukan para suhada-suhada yang mati dimedan perang membela Islam. Seperti para sahabat Rasulullah yang wafat di dalam Perang Uhud, Perang Badar, Perang Khandaq atau para pahlawan pejuang muslim yang berperang melawan penjajah Belanda atau Jepang di zaman dahulu. Dan pintu jihad disini bukan untuk orang-orang Islam yang melakukan bunuh diri dengan cara mengebom ditempat-tempat keramaian atau para teroris yang selalu membuat kekacauan dan membunuh orang-orang yang tidak bersalah.
Rasulullah sangat melarang umatnya untuk membunuh orang kafir yang di dalamnya ada perjanjian tidak saling membunuh (kafir mu'ahada) seperti orang non muslim yang ada di Indonesia sekarang dimana dari pemerintah melarang antar umat beragama saling mengganggu atau bahkan membunuh.
مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ
“Barangsiapa membunuh orang kafir mu’ahad, maka dia tidak akan mencium bau wangi surga” (HR. Bukhari)
Lantas bagaimana dengan kaum muslimah? apakah sama jihadnya dengan kaum muslim? Rasulullah shallalallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang hal ini oleh istrinya Aisyah:
يَا رَسَوْلَ اللهِ، هَلْ عَلَى النِّسَاءِ جِهَادٌ؟ قَالَ:
“Wahai Rasulullah, apakah ada jihad bagi wanita?” Beliau menjawab, “Jihad yang tidak ada peperangan di dalamnya, yaitu haji dan umrah.” Sunan Ibnu Majah II/968, no. 2901, Shahih al-Jami’ish Shaghir no. 2345
4. Babu Sodaqoh (Pintu Sedekah)
وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ
"Dan orang yang termasuk golongan ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari no. 1897, 3666 dan Muslim no. 1027)
Pintu Sedekah disini diperuntukkan bagi orang yang rajin bersedekah baik dalam keadaan lapang maupun keadaan sempit. Sekali lagi sedekah disini berbeda dengan berzakat, karna zakat adalah kewajiban kita selaku umat Islam yang apabila kita memiliki harta yang sudah sesuai nishab maka harta tersebut wajib dikeluarkan kepada orang yang berhak menerimanya (mustahik).
Akan tetapi sedekah disini adalah apapun yang kita miliki kita berikan kepada orang yang memerlukannya. Bisa berupa harta, makanan, pakaian, atau apapun yang bisa membantu bagi orang yang memerlukannya. Bersedekah yang terbaik adalah yang dilakukan secara tersembunyi dimana hanya Allah yang tahu baik dalam keadaan lapang (berkecukupan) maupun dalam keadaan sempit (kekurangan).
5. Babu Al Haj (Pintu Haji)
Dari Ibn Hajar al-Asqalani rahimahullah menjelaskan pintu surga lainnya yaitu باب الحج yaitu pintu haji karena itu termasuk rukun Islam.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
تَابِعُوا بين الحجِّ والعمرةِ ، فإنَّهما ينفيانِ الفقرَ والذنوبَ ، كما يَنفي الكيرُ خَبَثَ الحديدِ والذهبِ والفضةِ ، وليس للحجةِ المبرورةِ ثوابٌ إلا الجنةُ
“Iringilah ibadah haji dengan (memperbanyak) ibadah umrah (berikutnya), karena sesungguhnya keduanya dapat menghilangkan kefakiran dan dosa-dosa sebagaimana alat peniup besi panas menghilangkan karat pada besi, emas dan perak. Dan tidak ada (balasan) bagi (pelaku) haji yang mabrur melainkan surga” [Hadits ini dikeluarkan oleh Imam at-Tirmidzi (810), dan an-Nasa-i (5/115), dan Ahmad (6/185); dari jalan Abu Khalid alAhmar, ia berkata: Aku mendengar ‘Amr bin Qais, dari ‘Ashim, dari Syaqiq, dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu secara marfu’. Dan at-Tirmidzi mengatakan: “Hadits hasan shahih gharib dari hadits Ibnu Mas’ud . Hadits ini pada sanadnya terdapat Abu Khalid al-Ahmar, ia bernama Sulaiman bin Hayyan. Dan terdapat pula Ashim bin Abi an-Nujud. Hadits mereka berdua dikategorikan hadits hasan.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam mengatakan, laksanakanlah haji dan umroh, sesungguhnya haji dan umroh bisa membersihkan kekufuran dan kefakiran. Orang yang berangkat haji akan selalu ingat kepada nikmat Allah Subhanallahi Wata'ala., karena berangkat haji bukanlah perkara yang ringan, inilah yang membuat tidak semua orang bisa terpanggil untuk berangkat ke Baitullah. Haji adalah ibadah yang memerlukan perjuangan dan pengorbanan.
6. Babu Al-Kazhimina Al-Ghaizha wa Al-Afina‘an An-Naas (Pintu Penahan Marah & Pemaaf)
Dari Rawh bin ‘Ubadah, dari Asy’ats, dari Al-Hasan Al-Bashri secara mursal,
إِنَّ للهِ بَاباً فِي الجَنَّةِ لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ مَنْ عَفَا عَنْ مَظْلَمَةٍ
“Sesungguhnya Allah memiliki sebuah pintu di surga, tidaklah yang masuk melaluinya kecuali orang-orang yang memaafkan kezaliman.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Lihat Fath Al-Bari, 7: 28).
Pintu Pemaaf disini diperuntukkan bagi orang yang bisa menahan amarah/emosi, tidak pendendam dan bisa memaafkan orang lain walaupun sakit hatinya.
Allah mengajarkan kita untuk selalu bisa memaafkan kesalahan dan kekhilafan orang lain. Bahkan Allah menjanjikan orang yang pemaaf dengan ganjaran surga yang luasnya seluas langit dan bumi dan maghfirah-Nya, sebagaimana tertera dalam QS 3:133.
Pintu Pemaaf disini juga termasuk pintu taubat, dan pintu ridho yang pada intinya di khususkan bagi orang yang yang tidak pendendam, pemaaf, sudah bertaubat dan ridho dengan apa yang ditakdirkan Allah subhanallahi wata'ala.
7. Babu Al Ayman (Pintu Kanan atau Tanpa Hisab)
Dari Abu Hurairah, dalam hadits tentang syafaat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dikatakan:
يَا مُحَمَّدُ أَدْخِلِ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِكَ مَنْ لاَ حِسَابَ عَلَيْهِ مِنَ الْبَابِ الأَيْمَنِ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ وَهُمْ شُرَكَاءُ النَّاسِ فِيمَا سِوَى ذَلِكَ مِنَ الأَبْوَابِ
“Wahai Muhammad, suruhlah umatmu (yaitu) orang-orang yang tidak dihisab untuk masuk ke dalam surga melalui pintu Al-Ayman yang merupakan di antara pintu-pintu surga. Sedangkan pintu-pintu yang lain adalah pintu surga bagi semua orang.” (HR. Bukhari no. 3340, 3361, 4712 dan Muslim no. 194)h
Pintu Al Ayman disini dikhususkan bagi orang yang masuk surga tanpa hisab karna dia bertawakal kepada Allah subhanallahi wata'ala semata, ada beberapa syarat agar dapat masuk surga tanpa di hisab diantaranya: orang yang tidak pernah meminta di ruqyah, tidak pernah meminta di kay (di tempel besi panas), Tidak Melakukan Tathayyur (percaya nasib sial atau percaya melihat burung atau hewan lain)
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,
ﻫُﻢْ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻟَﺎ ﻳَﺘَﻄَﻴَّﺮُﻭﻥَ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺴْﺘَﺮْﻗُﻮﻥَ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻜْﺘَﻮُﻭﻥَ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﻳَﺘَﻮَﻛَّﻠُﻮﻥَ
“Mereka itu tidak melakukan thiyarah (beranggapan sial), tidak meminta untuk diruqyah, dan tidak menggunakan kay (pengobatan dengan besi panas), dan hanya kepada Rabb merekalah, mereka bertawakkal.” (HR. Bukhari no. 5752)
8. Babu Al Dzikr (Pintu Zikir), Babu Al Ilmun (Pintu Ilmu), Abwabil Jannah (Pintu Tengah)
Pintu Zikir di khususkan bagi orang yang senantiasa terus berdzikir kepada Allah, senantiasa berdzikir setelah salat, baik itu salat wajib dan salat sunnah, tidak pernah meninggalkan dzikir pagi dan petang, dan selalu membasahi bibirnya dengan berdzikir kepada Allah di sela-sela kesibukannya di mana pun dan kapan pun dia berada.
Sebagaimana hadits riwayat Imam Bukhari tentang dzikir pagi dan petang berikut:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau, Engkau-lah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan (apa) yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu (yang diberikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.” (Dibaca pagi dan sore 1x)
"Barangsiapa membacanya dengan yakin di waktu pagi lalu ia meninggal sebelum masuk waktu sore, maka ia termasuk ahli Surga. Dan barangsiapa membacanya dengan yakin di waktu sore lalu ia meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk ahli Surga.” (HR. Al-Bukhari no. 6306, 6323, Ahmad IV/122-125, an-Nasa-i VIII/279-280) dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu ‘anhu
Serta dzikir pagi-petang memohon keridhaan dibawah ini:
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
“Aku rela (ridha) Allah sebagai Rabb-ku (untukku dan orang lain), Islam sebagai agamaku dan Muhammad صلي الله عليه وسلم sebagai Nabiku (yang diutus oleh Allah).” (Dibaca pagi dan sore 3x)
“Barangsiapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore, maka Allah memberikan keridhaan-Nya kepadanya pada hari Kiamat.” HR. Ahmad IV/337, Abu Dawud no. 5072, at-Tirmidzi no. 3389, Ibnu Majah no. 3870, an-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 4 dan Ibnus Sunni no. 68, dishahihkan oleh Imam al-Hakim dalam al-Mustadrak 1/518 dan disetujui oleh Imam adz-Dzahabi, hasan. Lihat Shahiih At Targhiib wat Tarhiib I/415 no. 657, Shahiih At Targhiib wat Tarhiib al-Waabilish Shayyib hal. 170, Zaadul Ma’aad II/372, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2686.
Selain itu ada juga Pintu Ilmu, yang disediakan untuk orang-orang yang dalam hidupnya yang pernah berhenti menuntut ilmu, waktunya dihabiskan untuk belajar, mempelajari ilmu agama, senantiasa mengisi majelis-majelis ilmu, maka kelak orang tersebut akan dipanggil melalui pintu ilmu.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah selalu membawa pena dan tinta meskipun Beliau telah lanjut usia. Maka Ada seseorang yang bertanya kepadanya: “sampai kapankah engkau berbuat demikian?” Beliau jawab: “Hingga aku masuk ke liang kubur.”. (Lihat Manaaqibu Ahmad karya Ibnul Jauzi hal.31, dan Talbiisu Ibliis, karya Ibnul Jauzi hal.400).
Pintu surga selanjutnya adalah pintu surga yang paling tengah (Abwabil Jannah), pintu ini dikhususkan bagi orang yang berbakti kepada kedua orangtuanya. Seperti dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majjah dibawah ini:
Dari Abu Darda Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ
"Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu, atau kalian bisa menjaganya." (HR. Ahmad 28276, Turmudzi 2022, Ibn Majah 3794, dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).
Dalam Tuhfatul Ahwadzi, Syarh Sunan Turmudzi disebutkan keterangan al-Baidhawi,
وقال القاضي البيضاوي؛ والمعنى أن أحسن ما يتوسل به إلى دخول الجنة ويتوسل به إلى وصول درجتها العالية مطاوعة الوالد ومراعاة جانبه , وقال غيره : إن للجنة أبوابا وأحسنها دخولا أوسطها , وإن سبب دخول ذلك الباب الأوسط هو محافظة حقوق الوالد
Al-Qadhi Baidhawi mengatakan, “Makna hadis, bahwa cara terbaik untuk masuk surga, dan sarana untuk mendapatkan derajat yang tinggi di surga adalah mentaati orang tua dan berusaha mendampinginya. Ada juga ulama yang mengatakan, ‘Di surga ada banyak pintu. Yang paling nyaman dimasuki adalah yang paling tengah. Dan sebab untuk bisa masuk surga melalui pintu itu adalah menjaga hak orang tua.’ (Tuhfatul Ahwadzi, 6/21).
Golongan Yang Di Panggil Dari Semua Pintu Surga
1. Melakukan amal ibadah seperti Abu Bakar Siddiq
Abu Bakar adalah orang yang memiliki berbagai bentuk amal shalih dan ketaatan. Hal itu terbukti sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ صَائِمًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ تَبِعَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ جَنَازَةً قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ أَطْعَمَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ مِسْكِينًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ عَادَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ مَرِيضًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا اجْتَمَعْنَ فِي امْرِئٍ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya (kepada para sahabat), “Siapakah di antara kalian yang pada hari ini berpuasa?” Abu Bakar berkata, “Saya.”
Beliau bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini sudah mengiringi jenazah?” Maka Abu Bakar berkata, “Saya.”
Beliau kembali bertanya, “Siapakah di antara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin?” Maka Abu Bakar mengatakan, “Saya.”
Lalu beliau bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini sudah mengunjungi orang sakit.” Abu Bakar kembali mengatakan, “Saya.”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Tidaklah ciri-ciri itu terkumpul pada diri seseorang melainkan dia pasti akan masuk surga.” (HR. Muslim no. 1028).
Abu Bakar Al-Muzani berkomentar tentang sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu’anhu,
مَا فَاقَ أَبُوْ بَكْرٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – أَصْحَابَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – بِصَوْمٍ وَلاَ صَلاَةٍ ، وَلَكِنْ بِشَيْءٍ كَانَ فِي قَلْبِهِ ، قَالَ : الَّذِي كَانَ فِي قَلْبِهِ الحُبُّ للهِ – عَزَّ وَجَلَّ – ، وَالنَّصِيْحَةُ فِي خَلْقِهِ
“Tidaklah Abu Bakar itu melampaui para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (semata-mata) karena (banyaknya) mengerjakan puasa atau shalat, akan tetapi karena iman yang bersemayam di dalam hatinya.”
Mengomentari ucapan Al-Muzani tersebut, Ibnu ‘Aliyah mengatakan, “Sesuatu yang bersemayam di dalam hatinya adalah rasa cinta kepada Allah ‘azza wa jalla dan sikap nasihat (ingin terus memberi kebaikan) terhadap (sesama).” (Jami’ Al-’Ulum wa Al-Hikam oleh Ibnu Rajab, 1: 225).
Buat sobat blogger yang beriman kita bisa mencontoh amal ibadah yang dilakukan oleh Abu Bakar yaitu melakukan amal ibadah dalam satu hari seperti berpuasa, mengiringi jenazah ke kuburan, bersedekah, mengunjungi orang sakit, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, “Tidaklah ciri-ciri itu terkumpul pada diri seseorang melainkan dia pasti akan masuk surga."
2. Berdoa setelah wudhu
Dari ‘Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu; ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ فُتِحَتْ لَهُ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ »
“Siapa yang berwudhu dengan memperbagus wudhunya lalu ia mengucapkan ‘ASY-HADU ALLA ILAAHA ILLALLAH, WAHDAHU LAA SYARIKALAH, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHU WA ROSULUH, ALLOHUMMAJ’ALNII MINATTAWWAABIINA, WAJ’ALNII MINAL MUTATHOHHIRIIN’ (artinya: Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku hamba yang bertaubat dan jadikanlah aku sebagai orang yang bersuci), dengan ia membacanya melainkan akan dibukakan baginya delapan pintu surga, ia akan masuk lewat pintu mana saja yang ia mau.” (HR. Tirmidzi, no. 55. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Cukup dengan berdo'a setelah wudhu insyaAllah sobat blogger bisa masuk 8 pintu surga yang kita inginkan. Bagaimana cukup mudah kan? Semoga sobat blogger yang beriman mulai sekarang bisa menerapkannya.
3. Istri yang shalihah dan taat kepada suami
Al-Hushain bin Mihshan menceritakan bahwa bibinya pernah datang ke tempat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena satu keperluan. Seselesainya dari keperluan tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya,
أَذَاتُ زَوْجٍ أَنْتِ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. قَالَ: كَيْفَ أَنْتِ لَهُ؟ قَالَتْ: مَا آلُوْهُ إِلاَّ مَا عَجَزْتُ عَنْهُ. قَالَ: فَانْظُرِيْ أينَ أَنْتِ مِنْهُ، فَإنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ
“Apakah engkau sudah bersuami?” Bibi Al-Hushain menjawab, “Sudah.” “Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?”, tanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lagi. Ia menjawab, “Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR. Ahmad, 4:341 dan selainnya. Hadits ini shahih sebagaimana kata Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, no. 1933)
Dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina), dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah ke dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad, 1:191 dan Ibnu Hibban, 9:471. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih. Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, no. 1932 bahwa hadits ini hasan lighairihi).
Jadi buat sobat blogger akhwat, ada cara lain untuk masuk 8 pintu surga sesuai yang kita inginkan yaitu dengan cara: menjaga sholat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan taat kepada suami.
4. Bersyahadat, mengaku Nabi Isya adalah hamba Allah, dan mengaku surga neraka benar ada
Dari Ubadah bin Ash Shamit radhiallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَن قالَ: أشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وحْدَهُ لا شَرِيكَ له، وأنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ ورَسولُهُ، وأنَّ عِيسَى عبدُ اللهِ، وابنُ أمَتِهِ، وكَلِمَتُهُ ألْقاها إلى مَرْيَمَ ورُوحٌ منه، وأنَّ الجَنَّةَ حَقٌّ، وأنَّ النَّارَ حَقٌّ، أدْخَلَهُ اللَّهُ مِن أيِّ أبْوابِ الجَنَّةِ الثَّمانِيَةِ شاءَ
“Barangsiapa yang mengucapkan: aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu baginya, dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya, dan bersaksi bahwa Isa adalah hamba Allah dan anak dari umat-Nya, dan ia adalah kalimat Allah yang diberikan kepada Maryam dan ruh dari-Nya, dan bersaksi bahwa surga itu benar adanya dan neraka itu benar adanya, maka Allah akan masukan ia ke surga dari delapan pintu surga yang mana saja” (HR. Muslim no.28).
Buat sobat blogger muslim seiman baik ikhwan dan akhwat, bagi siapa yang bersahadat dan mengakui bahwa Nabi Isa itu hanyalah hamba Allah (bukan anak tuhan), serta mengakui bahwa surga dan neraka adalah benar ada, maka Allah janjikan akan dimasukkan ke 8 pintu surga dari mana saja. MasyaAllah sungguh luar biasa pahalanya.
Semoga bermanfaat,
DK
DK
Sumber:
No comments:
Post a Comment