“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Tuesday, October 24, 2017

Pengertian Stakeholder dan Shareholder

Para pembaca budiman, kali ini penulis ingin berbagi pengetahuan tentang dunia bisnis. Mungkin di lingkungan kerja kita terkadang pernah mendengar istilah kata stakeholder dan shareholder. Kedua istilah tersebut sering digunakan oleh banyak pihak karena berkaitannya dengan berbagai macam ilmu, misalnya seperti ilmu bisnis, informasi dan komunikasi, pengelolahan sumber daya dsb. 

Banyak sekali lembaga-lembaga publik yang menggunakan istilah ini dalam proses pengambilan keputusan dan di saat implementasinya. Istilah stakeholder-pun sering dinyatakan sebagai para pelaku atau pihak yang ada kaitanya dengan suatu rencana atau issu. 

Defenisi Stakeholder dan Shareholder Secara Umum

Stakeholder adalah suatu masyarakat, kelompok, komunitas ataupun individu manusia yang memiliki hubungan dan kepentingan terhadap suatu organisasi atau perusahaan. Suatu masyarakat, kelompok, komunitas ataupun individu tersebut dapat dikatakan sebagai stakeholder jika mereka memiliki karekteristik seperti memiliki kekuasaan dan kepentingan terhadap organisasi atau perusahaan.

Sementara defenisi shareholder merupakan para pemegang saham (finansial) suatu perusahaan yang bisa disebut juga sebagai pemilik perusahaan dan share holder ini merupakan bagian dari shareholder tersebut.


Defenisi Stakeholder Menurut Para Ahli

A. Pengeritan Stakeholder Menurut Budimanta dkk (2008)
Stakeholder Adalah individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Individu, kelompok, maupun komunitas dan masyarakat dapat dikatakan sebagai stakeholder jika memiliki karakteristik seperti berikut :
  • kekuasaan,
  • egitimasi,
  • kepentingan terhadap perusahaan.
B. Pengeritan Stakeholder Menurut R. Edward Freeman (1984)
Stakeholder adalah sebagai individu-individu dan kelompok-kelompok yang dipengaruhi oleh tercapainya tujuan-tujuan organisasi dan pada gilirannya dapat mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan tersebut."

C. Pengeritan Stakeholder Menurut Biset (1998)
Stakeholder adalah orang dengan suatu kepentingan atau perhatian pada permasalahan. Stakeholder diidentifikasi berdasarkan kekuatan dan kepentingan relatif stakeholder terhadap issu dan atau posisi penting dan pengaruh yang dimiliki mereka.

D. Pendekatan Stakeholder menurut Budimanta dkk (2008)
1. Old corporate relation : Menekankan pada bentuk pelaksanaan aktifitas perusahaansecara terpisah dimana setiap fungsi dalam sebuah perusahaan melakukan pekerjaannya tanpa adanya kesatuan diantara fungsi fungsi tersebut.
Contohnya: Bagian produksi hanya berkutat bagaimana memproduksi barang sesuai dengan target yang dikehendaki oleh manajemen perusahaan, Hubungan antara pemimpin dengan karyawan dan pemasok pun berjalan satu arah, kaku dan berorientasi jangka pendek. Hal itu menyebabkan setiap bagian perusahaan mempunyai kepentingan, nilai dan tujuan yang berbeda-beda bergantung pada pimpinan masing-masing fungsi tersebut yang terkadang berbeda dengan visi, misi, dan capaian yang ditargetkan oleh perusahaan.
2. New corporate relation : Menekankan kolaborasi antara perusahaan dengan seluruh stakeholder-nya sehingga perusahaan bukan hanya menempatkan dirinya sebagai bagian yang bekerja secara sendiri dalam sistem sosial masyarakat karena profesionalitas telah menjadi hal utama dalam pola hubungan ini. Hubungan perusahaan dengan internal stakeholders dibangun berdasarkan konsep kebermanfaatan yang membangun kerjasama untuk bisa menciptakan kesinambungan usaha perusahaan sedangkan hubungan dengan stakeholder di luar perusahaan bukan hanya bersifat transaksional dan jangka pendek namun lebih kepada hubungan yang bersifat fungsional yang bertumpu pada kemitraan selain usaha untuk menghimpun kekayaan yang dilakukan oleh perusahaan, perusahaan juga berusaha untuk bersama-sama membangun kualitas kehidupan external stakeholders. 

E. Stakeholders Internal dan Eksternal


Pihak berkepentingan internal adalah orang dalam dari suatu perusahaan, orang atau instansi yang secara langsung terlibat dalam kegiatan perusahaan, seperti: karyawan, manajer, dan pemilik perusahaan (owner). 

Pihak berkepentingan eksternal adalah orang luar dari suatu perusahaan, orang atau instansi yang tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan perusahaan, seperti para konsumen, pemegang saham (Shareholder), pemberi kredit (creditor), pemerintah, masyarakat (society), pemasok (supplier). 

F. Menurut the Clarkson Centre for Business Ethics (1999) dalam Magness (2008) 
Ada 2 Macam Stakeholder yaitu Primary dan Secondary. 
Primary stakeholders merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan secara ekonomi terhadap perusahaan dan menanggung risiko. Contoh :investor, kreditor,karyawan, pemerintah, komunitas lokal.
Secondary stakeholders dimana sifat hubungan keduanya saling mempengaruhi namun kelangsungan hidup perusahaan secara ekonomi tidak ditentukan oleh stakeholder jenis ini. Contoh adalah media dan kelompok kepentingan seperti lembaga sosial masyarakat, serikat buruh, dan sebagainya.


Kategori Stakeholder

1. Stakeholder Utama
Stakeholder yang memiliki kaitan langsung dengan suatu kebijakan. Mis : masyarakat, tokoh masyarakat, manajer publik

2. Stakeholder Pendukung
Tidak memiliki keterkaitan langsung tetapi memiliki kepedulian dan keprihatinan sehingga mereka turut bersuara

3. Stakeholder Kunci
Yang memiliki kewenangan secara legal dalam pengambilan keputusan sesuai dengan levelnya.


Hubungan Perusahaan Dengan Stakeholder 

Hubungan perusahaan dengan para stakeholder akan mengalami perubahan yang dinamis siring dengan berjalannya waktu. Adapun beberapa pakar yang mengamati terjadinya pergeseran pada bentuk yang asalnya Inactive, menjadi Reactive lalu menjadi Proactive dan akan menjadi Interactive. Berikut dibawah ini penjelasan pola hubungannya:

a. Inactive (Hubungan tidak aktif)
Pada hubungan ini pihak perusahaan sangat meyakini bahwa mereka dapat mengambil dan membuat keputusan secara sepihak saja, tanpa mempertimbangkan pengaruh atau dapak yang akan timbul terhadap pihak lain.

b. Reactive (Hubungan yang reaktif)
Pada hubungan ini pihak perusahaan sangat cenderung untuk mempertahankan diri dan hanya bertindak saat dipaksa untuk melakukan sesuatu.

c. Proactive (Hubungan yang proaktif)
Pada hubungan ini pihak perusahaan cenderung untuk menantisipasi terhadap berbagai macam kepentingan para stakeholders. Hal seperti ini biasanya pihak perusahaan memiliki departemen yang berfungsi untuk melakukan identifikasi terhadap issu atau permasalahan yang menjadi perhatian khusus bagi para pemangku kepentingan (stakeholder). Akan tetapi perhatian mereka dan para stakeholders hanya dipandang sebagai permasalahan yang harus di kelola, bukan dipandang sebagai sumber dari keunggulan yang kompetitif.

d. Interactive (Hubungan yang interaktif)
Pada hubungan ini pihak perusahaan menggunakan pendekatan bahwa pihak perusahaan perlu memiliki hubungan berkelanjutan seperti saling menghormati, saling percaya dan saling terbuka dengan para stakeholder. Dengan begitu pihak perusahaan akan menganggap bahwa memiliki hubungan yang baik dengan para stakeholders dan akan menjadi sumber keunggulan yang kompetitif bagi perusahaan.

Hubungan yang dimiliki oleh perusahaan dengan para stakeholders dapat diharapkan bersifat Interactive. Jadi interaksi ini nantinya dapat membantu perusahaan dalam mempelajari ekspektasi masyarakat banyak, mengembangkan solusi dan mendapatkan dukungan dari para stakeholders untuk menerapkan solusi yang sudah dimiliki oleh perusahaan.

Semoga bermanfaat,
DK

No comments:

Post a Comment