“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Saturday, March 12, 2022

Rumah Yang Tidak Dimasuki Malaikat


Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu,

Hai sobat blogger yang dimuliakan Allah, pada kesempatan ini penulis ingin berbagi ilmu tentang rumah siapa saja yang tidak dimasuki malaikat. Pada hakikatnya semua muslim ingin rumahnya di masuki malaikat, terutama malaikat rahmat, lantas apa saja yang membuat malaikat tersebut tidak mau masuk kedalam rumah kita, ikuti penjelasan dibawah ini.

Pada setiap manusia itu selalu disertai oleh beberapa jenis malaikat diantaranya: 
  1. Malaikat Rahmat, yaitu malaikat yang bertugas keliling mengunjungi para hamba Allah untuk mendengarkan dzikir dan sejenisnya
  2. Malaikat Hafazah (penulis amal perbuatan manusia dan penjaga manusia)
  3. Malaikat Maut, yang bertugas mencabut nyawa manusia ketika ajal sudah ditentukan dari Allah yang kuasa.
Khusus untuk malaikat hafazah dan malaikat maut, mereka akan selalu mengikuti manusia dimanapun itu dan tidak akan meninggalkan manusia dalam sekejap pun, baik kondisi kita sedang junub maupun tidak, baik ditempat suci maupun ditempat maksiat.

Berkata Imam Al Khathabi dalam Ma’alim As Sunan:

يُرِيد الْمَلَائِكَة الَّذِينَ يَنْزِلُونَ بِالْبَرَكَةِ وَالرَّحْمَة دُون الْمَلَائِكَة الَّذِينَ هُمْ الْحَفَظَة فَإِنَّهُمْ لَا يُفَارِقُونَ الْجُنُب وَغَيْر الْجُنُب

“Yang dimaksud malaikat di sini adalah malaikat yang turun bersama keberkahan dan rahmat, bukan malaikat penjaga, sebab mereka tidaklah menjauh baik kepada orang yang junub dan yang tidak junub.”

Sementara malaikat rahmat, mereka tidak akan menjauh apabila kita sedang berjunub dengan istri yang saat itu kita tidak mengenakan pakaian sehelaipun. Akan tetapi mereka akan menjauh hanya apabila dirumah kita terdapat beberapa sebab dibawah ini:


1. Ada hewan Anjing

Aisyah رضي الله عنه mengisahkan:

وَاعَدَ رَسُولَ اللهِ n جِبرِيلُ فِي سَاعَةٍ يَأتِيهَا فِيهَا، فَجَاءَتْ تِلْكَ السَّاعَةُ وَلَمْ يَأتِهِ، وَفِي يَدِهِ عَصًا فَأَلقَاهَا مِنْ يَدِهِ وَقَالَ: مَا يُخلِفُ اللهُ وَعْدَهُ وَلاَ رُسُلُهُ. ثُمَّ الْتَفَتَ فَإِذَا جِرْوُ كَلْبٍ تَحْتَ سَرِيرٍ، فَقَالَ: يَا عَائِشَةُ، مَتَى دَخَلَ هَذَا الْكَلْبُ هَهُنَا؟ فَقَالَتْ: مَا دَرَيتُ. فَأَمَرَ بِهِ فَأُخرِجَ فَجَاءَ جِبْرِيلُ، فَقالَ رَسُولُ اللهِ :nوَاعَدْتَنِي فَجَلَسْتُ لَكَ فَلَمْ تَأتِ. فَقَالَ: مَنَعَنِي الْكَلْبُ الَّذِي كَانَ فِي بَيْتِكَ، إِناَّ لاَ نَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ وَلاَ صُورَةٌ

"Jibril berjanji kepada Rasulullah ﷺ untuk mendatangi beliau di suatu waktu. Maka tibalah waktu tersebut namun ternyata Jibril tak kunjung datang menemui beliau. Ketika itu di tangan beliau ada sebuah tongkat, beliau melemparkan tongkat tersebut dari tangan beliau seraya berkata, “Allah dan para utusannya tidak akan menyelisihi janjinya.” Beliau lalu menoleh dan ternyata di bawah tempat tidur ada seekor anjing kecil. Beliau berkata, “Ya Aisyah, kapan anjing itu masuk ke sini?” “Saya tidak tahu,” jawab Aisyah. Beliau lalu menyuruh anjing itu dikeluarkan. Setelah itu datang Jibril. Rasulullah ﷺ berkata, “Engkau berjanji kepadaku untuk datang di waktu tadi, aku pun duduk menantimu namun ternyata engkau tidak kunjung datang.” Jibril memberi alasan, “Anjing yang tadi berada dalam rumahmu mencegahku untuk masuk karena sungguh kami tidak akan masuk ke sebuah rumah yang di dalamnya ada anjing dan tidak pula masuk ke rumah yang ada gambar.” (HR. Muslim no. 5478)


Kenapa Anjing dilarang kita pelihara?

Sobat blogger perlu ketahui bahwa kita dilarang memelihara anjing apapun jenisnya itu, sebagian ulama mengatakan karena anjing itu najis, yang lain mengatakan bahwa ada anjing yang diserupai oleh setan, sedangkan yang lainnya mengatakan karena di tubuh anjing itu menempel najis.

Dari Abu Dzarr Al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata

وَعَنْ أَبِي ذَرٍّ ( قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ ( { يَقْطَعُ صَلَاةَ اَلْمَرْءِ اَلْمُسْلِمِ – إِذَا لَمْ يَكُنْ بَيْنَ يَدَيْهِ مِثْلُ مُؤْخِرَةِ اَلرَّحْلِ – اَلْمَرْأَةُ , وَالْحِمَارُ , وَالْكَلْبُ اَلْأَسْوَدُ . . . ” اَلْحَدِيثَ . } وَفِيهِ { اَلْكَلْبُ اَلْأَسْوَدِ شَيْطَانٌ } . أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ

"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Yang akan memutus shalat seorang muslim–jika tidak ada di depannya seperti mu’khiroh ar-rohli (tiang atau kayu sandaran di belakang kendaraannya atau tunggangannya)-, pemutus shalatnya adalah wanita, keledai, dan anjing hitam.” Disebutkan di dalamnya, “Anjing hitam adalah setan.” (HR. Muslim, no. 510)

Dari hadits Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا شَرِبَ الْكَلْبُ فِى إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْسِلْهُ سَبْعًا

“Jika anjing minumm di salah satu bejana di antara kalian, maka cucilah bejana tersebut sebanyak tujuh kali” (HR. Bukhari no. 172 dan Muslim no. 279).

Dari hadits Abu Hurairah ini menunjukkan kalau air liur anjing itu najis, apalagi kalau kita lihat kebiasaan anjing adalah suka menjilat majikannya, belum lagi timabah suka kencing sembarangan di pojok rumah.


Hukum Memelihara Anjing

Dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Rasulullah  bersabda:
مَنِ اقْتَنَى كَلْبًا إِلاَّ كَلْبَ مَاشِيَةٍ أَوْ ضَارٍ نَقَصَ مِنْ عَمَلِهِ كُلَّ يَوْمٍ قِيرَطاَنِ

“Siapa yang memelihara anjing kecuali anjing penjaga ternak atau anjing berburu berkurang dua qirath pahala amalannya setiap hari.” (HR. Al-Bukhari no. 5482 dan Muslim no. 3999)

An Nawawi membawakan hadits di atas dalam Bab “Perintah membunuh anjing dan penjelasan naskhnya, juga penjelasan haramnya memelihara anjing selain untuk berburu, untuk menjaga tanaman, hewan ternak dan semacamnya.”

Kita diperbolehkan memelihara anjing hanya untuk berburu dan menjaga binatang ternak, tanaman dan semacamnya seperti penjaga rumah, akan tetapi meskipun kita diperbolehkan kita akan menanggung resikonya dengan harus merelakan kehilangan amal kita setiap harinya sebesar 2 qiroth (satu qiroth setara dengan besarnya gunung Uhud). Yang jelas kita tidak mau kehilangan amal kita setiap harinya hanya dengan memelihara anjing tersebut.


2. Adanya Lonceng

Dari Abu Hurairah z, ia memberitakan sabda Rasulullah ﷺ:

لاَ تَصْحَبُ الْمَلاَئِكَةُ رُفْقَةً فِيهَا كَلْبٌ وَلاَ جَرَسٌ

“Para malaikat tidak akan menyertai perkumpulan/rombongan yang di dalamnya ada anjing atau lonceng (yang biasa dikalungkan di leher hewan, pen.).” (HR. Muslim no. 5512)

Lonceng ini bisa dipasang pada hewan seperti sapi, atau di gantung di rumah sebagai hiasan yang selalu berbunyi apabila tertiup angin.

Rasulullah melarang kita menggunakan lonceng karena lonceng itu adalah seruling setan sehingga malaikat rahmat enggan datang kerumah kita, seperti dalam hadits yang disampaikan Abu Hurairah رضي الله عنه:

الْجَرَسُ مَزَامِيرُ الشَّيطَانِ

“Lonceng itu adalah seruling setan.” (HR. Muslim no. 5514)


3. Adanya Patung

Abu Hurairah رضي الله عنه berkata dari Rasulullah ﷺ:

لاَ تَدْخُلُ الْمَلاَئِكَةُ بَيْتًا فِيهِ تَمَاثِيلُ أَوْ تَصَاوِيرُ

“Para malaikat tidak akan masuk ke sebuah rumah yang di dalamnya ada patung-patung atau gambar-gambar (bernyawa-pen).” (HR. Muslim no. 5511)

Alasan diharamkannya membuat gambar dan patung:
1- Menandingi Allah dalam mencipta.
2- Dapat menjadi perantara untuk berlebih-lebihan terhadap selain Alllah dengan mengagungkannya lebih-lebih patungnya adalah patung orang sholih.
3- Menyerupai orang musyrik dalam membuat patung walau patung tersebut tidak disembah. Jika sampai disembah, maka lebih jelas lagi terlarangnya.

Dikecualikan untuk mainan anak-anak, sesuatu yang dianggap remeh (dihinakan), begitu pula sesuatu yang sifatnya temporer (tidak permanen) seperti jika dibuat dari manis-manisan dan adonan roti.


4. Adanya Pajangan gambar-gambar makhluk bernyawa

Abu Thalhah رضي الله عنه menyampaikan sabda Rasul ﷺ:

لاَ تَدْخُلُ الْمَلاَئِكَةُ بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ وَلاَ صُورَةٌ

“Para malaikat tidak akan masuk ke sebuah rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar (bernyawa-pen).” (HR. Al-Bukhari no. 3225 dan Muslim no. 5481)

Allah melarang keras orang yang menggambar makhluk bernyawa, oleh sebab itu malaikat rahmat tidak mau masuk kedalam rumah yang sengaja di pajang gambar bernyawa.

Dari Sa’id bin Abi Al Hasan berkata, Aku pernah bersama Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu ketika datang seorang kepadanya seraya berkata:

وعَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي الحَسَنِ، قَالَ: كُنْتُ عِنْدَ ابْنِ عَبَّاسٍ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا -، إِذْ أَتَاهُ رَجُلٌ فَقَالَ: يَا أَبَا عَبَّاسٍ، إِنِّي إِنْسَانٌ إِنَّمَا مَعِيشَتِي مِنْ صَنْعَةِ يَدِي، وَإِنِّي أَصْنَعُ هَذِهِ التَّصَاوِيرَ، فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: لاَ أُحَدِّثُكَ إِلَّا مَا سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: سَمِعْتُهُ يَقُولُ: «مَنْ صَوَّرَ صُورَةً، فَإِنَّ اللَّهَ مُعَذِّبُهُ حَتَّى يَنْفُخَ فِيهَا الرُّوحَ، وَلَيْسَ بِنَافِخٍ فِيهَا أَبَدًا» فَرَبَا الرَّجُلُ رَبْوَةً شَدِيدَةً، وَاصْفَرَّ وَجْهُهُ، فَقَالَ: وَيْحَكَ، إِنْ أَبَيْتَ إِلَّا أَنْ تَصْنَعَ، فَعَلَيْكَ بِهَذَا الشَّجَرِ، كُلِّ شَيْءٍ لَيْسَ فِيهِ رُوحٌ

“Wahai Abu ‘Abbas, pekerjaanku adalah dengan keahlian tanganku yaitu membuat lukisan seperti ini”. Maka Ibnu ‘Abbas berkata: “Yang aku akan sampaikan kepadamu adalah apa yang pernah aku dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Yaitu beliau bersabda: “Siapa saja yang membuat gambar ash shurah, Allah akan menyiksanya hingga dia meniupkan ruh (nyawa) kepada gambarnya itu dan sekali-kali dian tidak akan bisa melakukannya selamanya”. Maka orang tersebut sangat ketakutan dengan wajah yang pucat pasi. Ibnu Abbas lalu berkata: “Celaka engkau, jika engkau tidak bisa meninggalkannya, maka gambarlah olehmu pepohonan dan setiap sesuatu yang tidak memiliki ruh (nyawa)” (HR. Bukhari no.2225).

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda,
إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ

“Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah tukang penggambar.” (HR. Bukhari no. 5950 dan Muslim no. 2109)


Demikianlah beberapa sebab yang membuat malaikat rahmat tidak mau memasuki rumah kita. Semoga kita bisa menghilangkan segala hal yang dilarang tersebut.

Wassalam,
DK

No comments:

Post a Comment