“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Sunday, October 22, 2023

Tanda Kiamat Sughra (Kecil) yang Sudah Terjadi

Tanah Arab Menghijau

Assalamualaikum Warrahmatullahi wabarakatuhu,

Sebagai umat Islam kita wajib percaya akan datangnya hari kiamat yang merupakan hari pembalasan bagi semua perbuatan kita selama di dunia, untuk itu mulai dari sekarang kita harus mempersiapkan diri apa saja amal yang akan kita bawa di akhirat kelak nanti sebanyak-banyaknya yang akan melindungi dirikita dari siksa akhirat kelak. Lantas apa saja tanda-tanda munculnya hari kiamat tersebut? Ikuti penjelasannya dibawah ini.

Berikut beberpa tanda kiamat sughra (kecil) yang sudah terjadi hal tersebut diceritakan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam berdasarkan hadits shahih:

1. Diutus dan Wafatnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
Diriwayatkan dari Qais bin Abi Hazim dari Abu Jubairah secara marfu’:

بُعِثْتُ فيِ نَسْمِ السَّاعَةِ.

“Aku diutus pada awal hembusan angin Kiamat (awal tanda-tanda Kiamat).”[HR. Ad-Daulabi di dalam al-Kunaa (I/23), dan Ibnu Mandah dalam al-Ma’rifah (II/234/2). Syaikh al-Albani mengatakan, “Shahih.”]

Dari Sahabat ‘Auf bin Malik Radhiyallahu anhu mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اُعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ: مَوْتِيْ،

"Perhatikanlah enam tanda-tanda hari Kiamat: (1) wafatku, HR. Al-Bukhari (no. 3176)

Jadi tanda Kiamat yang pertama kali adalah diutus dan wafatnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau adalah Nabi terakhir, tidak ada Nabi lain setelahnya, yang ada hanya Kiamat.


2. Terbelahnya Bulan 
Allah Ta’ala telah menyebutkan dalam Al Qur’an Al Karim bahwa kiamat sudahlah dekat dan di antara tanda kiamat pun sudah muncul. Di antaranya adalah terbelahnya bulan di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Ta’ala berfirman,

اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ

“Telah dekat (datangnya) kiamat dan telah terbelah bulan.” (QS. Al Qamar: 1)

Imam At Tirmidzi dari sahabat Anas, beliau berkata,

سَأَلَ أَهْلُ مَكَّةَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- آيَةً فَانْشَقَّ الْقَمَرُ بِمَكَّةَ مَرَّتَيْنِ فَنَزَلَتِ (اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ) إِلَى قَوْلِهِ (سِحْرٌ مُسْتَمِرٌّ)

“Penduduk Makkah meminta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu bukti. Akhirnya bulan terbelah di Makkah menjadi dua bagian, lalu turunlah ayat : ‘Telah dekat datangnya hari kiamat dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mu’jizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus”. [HR. Tirmidzi no. 3286. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shohih. Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan At Tirmidzi mengomentari bahwa hadits ini shohih. Riwayat ini juga dibawakan oleh Jalaluddin As Suyuthi dalam Asbabun Nuzul, hal. 184, Darul Ibnu Haitsam.] ”


3. Munculnya Orang yang mengaku Nabi 
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ قَرِيبٌ مِنْ ثَلاَثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ

“Kiamat tidak akan terjadi sampai muncul dajjal-dajjal pendusta yang berjumlah sekitar 30 orang. Semuanya mengklaim bahwa dirinya adalah Rasulullah.” [HR. Bukhari no. 3609 dan Muslim no. 157]

Seperti kita ketahui saat ini banyak orang yang mengaku-ngaku menjadi nabi. Sebagaimana hal ini sudah muncul di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu Musailamah Al Kadz-dzab yang mengaku sebagai Nabi. Begitu pula ajaran Ahmadiyah  dari India, ajaran seorang wanita yang bernama Lia Aminudin yang mengaku sebagai penyampai wahyu yang diberikan kepada anaknya yang diangkat sebagai Nabi dan akhir-akhir ini muncul pula aliran yang bernama Al Qiyadah Al Islamiyah yang juga mempunyai rasul yang baru muncul tahun 2000.


4. Banyaknya Wanita Berpakaian Namun Telanjang 
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” [HR. Muslim no. 2128]

Begitu pula banyaknya wanita yang berpakaian namun hakekatnya telanjang karena pakaiannya yang tipis dan ketat, itu juga merupakan tanda semakin dekatnya kiamat. Inilah tanda dekatnya kiamat yang banyak muncul di zaman kita ini.


5. Banyaknya Perzinaan
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يَقِلَّ الْعِلْمُ ، وَيَظْهَرَ الْجَهْلُ ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا ، وَتَكْثُرَ النِّسَاءُ وَيَقِلَّ الرِّجَالُ ، حَتَّى يَكُونَ لِخَمْسِينَ امْرَأَةً الْقَيِّمُ الْوَاحِدُ

“Di antara tanda-tanda hari kiamat adalah: sedikitnya ilmu dan tersebarnya kebodohan, merebaknya perzinaan, wanita akan semakin banyak dan pria akan semakin sedikit, sampai-sampai salah seorang pria bisa mengurus (menikahi) 50 wanita (karena kejahilan orang itu terhadap ilmu agama).”[HR. Bukhari no. 81]

Merebaknya perzinaan dan pornografi yang nampak saat ini, bisa kita akses dengan mudah melalui handphone itu juga merupakan tanda semakin dekat hancurnya dunia.


6. Penaklukan Baitul Maqdis
Dari Sahabat ‘Auf bin Malik Radhiyallahu anhu mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اُعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ: مَوْتِيْ، ثُمَّ فَتْحُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ،

"Perhatikanlah enam tanda-tanda hari Kiamat: (1) wafatku, (2) penaklukan Baitul Maqdis" HR. Al-Bukhari (no. 3176)

Pada hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Hawalah Al-Azdi berkata:

يَا ابْنَ حَوَالَةَ، إِذَا رَأَيْتَ الْخِلَافَةَ قَدْ نَزَلَتِ الْأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ فَقَدْ دَنَتِ الزَّلَازِلُ وَالْبَلَايَا وَالْأُمُورُ الْعِظَامُ، وَالسَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ إِلَى النَّاسِ مِنْ يَدَيَّ هَذِهِ مِنْ رَأْسِكَ

"Wahai Ibnu Hawalah, jika engkau melihat kekhilafahan telah turun di bumi Al-Maqdis (Baitul Maqdis, Palestina), maka itu pertanda telah dekatnya berbagai goncangan, kegundah-gulanaan, dan peristiwa-peristiwa besar. Bagi umat manusia, kiamat lebih dekat kepada mereka daripada dekatnya telapak tanganku kepada kepalamu ini." (HR Ahmad : 5/288, Abu Dawud : 3/19 dishahihkan oleh Imam Al-Albani rahimahullah di dalam Shahih Sunan Abu Dawud : 2210 Dishahihkan pula oleh Syaikh Hamud At-Tuwaijiri di dalam kitab Ithaful Jama’ah : 2/178).

El Quds atau Kota Baitul Maqdis terletak di Palestina di Syam, ia adalah merupakan Kiblat Umat Islam yang pertama dan tempat isra’ Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam, ia merupakan Masjid ketiga Umat Islam setelah Masjidil haram di Makkah dan Masjid An Nabawi di Madinah.

Kota ini dibangun 5000 tahun yang lalu oleh suku Kan’an yang mereka namakan dengan “Ursyalim”. Karena itulah kata “Yerussalem” bukanlah berasal dari bahasa Ibrani tetapi berasal dari bahasa Kan’an.

Kota Baitul Maqdis telah ditaklukkan oleh kaum Muslimin pada masa ‘Umar bin Khaththab Al Faruq secara damai pada tahun 638 Masehi atau 18 Hijrah.


7. Turunnya Wabah Qu'ash
Masih lanjutan hadits Imam Bukhari No. 3176 diatas:
 ثُمَّ مُوْتَانٌ يَأْخُذُ فِيْكُمْ كَقُعَاصِ الْغَنَمِ،

(3) wabah kematian (penyakit yang menyerang hewan sehingga mati mendadak) yang menyerang kalian bagaikan wabah penyakit qu’ash yang menyerang kambing.

Wabah ini sudah muncul pada masa kekhalifahan Umar ibnu Khaththab radiallhu 'anhu, pasca penaklukan Baitul Maqdis pada tahun 16 H. Penyakit ini menyebar pada tahun 18 H di negeri Syam dan menelan banyak korban hingga mencapai 25 ribu jiwa kaum Muslimin. Di antara para sahabat nabi yang meninggal dunia akibat wabah ini adalah Mu’adz ibn Jabal, Abu Ubaidah, Syarhbil ibn Hasanah, Al-Fadl ibn Al-Abbas ibn Abdul Mutahallib dan sahabat lainnya. Semoga ridha Allah tercurah pada mereka.

Qu’ash adalah infeksi bakteri Pasterella Pestis yang awalnya berasal dari tikus kemudian menyerang binatang ternak melalui kulit dan darah seperti anjing, kambing, unta. Hidung hewan yang terjangkit virus ini akan mengeluarkan lendir, lalu hewan itu pun mati seketika. Kemudian orang yang terkena virus qu'ash ini akan menimbulkan luka bernanah di kulit sehingga timbul penyakit tha'un, yang menyebabkan kematian bagi penderitanya.


8. Sedikitnya Kaum Miskin
Masih lanjutan hadits Imam Bukhari No. 3176 diatas:

ثُمَّ اسْتِفَاضَةُ الْمَالِ حَتَّى يُعْطَى الرَّجُلُ مِائَةَ دِيْنَارٍ فَيَظَلُّ سَاخِطًا،

(4) melimpahnya harta hingga seseorang yang diberikan kepadanya 100 dinar, ia tidak rela menerimanya

Diriwayatkan juga dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيْكُمُ الْمَالُ، فَيَفِيضَ حَتَّى يُهِمَّ رَبَّ الْمَالِ مَنْ يَقْبَلُهُ مِنْهُ صَدَقَةً وَيُدْعَى إِلَيْهِ الرَّجُلُ فَيَقُولُ: لاَ أَرَبَ لِي فِيهِ.

“Tidak akan tiba hari Kiamat hingga harta menjadi banyak pada kalian, harta itu terus melimpah sehingga membingungkan pemiliknya siapa-kah yang mau menerima shadaqah darinya, lalu seseorang dipanggil kemudian dia berkata, Aku tidak membutuhkannya.”[Shahiih al-Bukhari , kitab al-Fitan (XIII/81-82, al-Fat-h), dan Shahiih Muslim, kitab az-Zakaah, bab Kullu Nau’in minal Ma’ruuf Shadaqah (VII/97, Syarah an-Nawawi).]

Dikatakan pula, harta yang melimpah ini telah muncul di masa kekhilafahan Usman ibnu Affan raḍiyallāhu 'anhu saat terjadi banyak kemenangan.


9. Fitnah Banyaknya Orang Arab yang Safar
Masih lanjutan hadits Imam Bukhari No. 3176 diatas:
ثُمَّ فِتْنَةٌ لاَ يَبْقَى بَيْتٌ مِنَ الْعَرَبِ إِلاَّ دَخَلَتْهُ

(5) timbulnya fitnah yang tidak meninggalkan satu rumah orang Arab pun melainkan pasti memasukinya.

Secara bahasa, safar artinya kosong dalam bahasa Arab. Dinamakan demikian karena di bulan tersebut, orang Arab zaman dahulu berbondong-bondong pergi meninggalkan kediaman atau rumah mereka baik saat melakukan perjalanan jauh atau pun saat pergi berperang.

Kebiasaan orang-orang Arab zaman dulu meninggalkan tempat kediaman atau rumah mereka (sehingga kosong) untuk berperang atau berpergian jauh, hal ini sudah biasa dilakukan mereka yang juga merupakan pertanda kiamat kecil yang sudah terjadi.


10. Terjadi Perdamaian dengan Bangsa Romawi 
Masih lanjutan hadits Imam Bukhari No. 3176 diatas:

ثُمَّ هُدْنَةٌ تَكُوْنُ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ بَنِي اْلأَصْفَرِ، فَيَغْدِرُوْنَ فَيَأْتُوْنَكُمْ تَحْتَ ثَمَانِيْنَ غَايَةً، تَحْتَ كُلِّ غَايَةٍ اِثْنَا عَشَرَ أَلْفًا

(6) terjadinya perdamaian antara kalian dengan bani Asfar (bangsa Romawi), namun mereka melanggarnya dan mendatangi kalian den 80 kelompok besar pasukan. Setiap kelompok itu terdiri dari 12 ribu orang.”

Hadits yang diriwayatkan Abu Dawud menjelaskan:

(ستصالحون الروم صلحا آمنا فتغزون أنتم وهم عدوا من ورائكم، فتنصرون وتغنمون وتسلمون ثم ترجعون حتى تنزلوا بمرج ذي تلول فيرفع رجل من أهل النصرانية الصليب فيقول: غلب الصليب، فيغضب رجل من المسلمين فيدقه، فعند ذلك تغدر الروم وتجمع للملحمة).

“Kalian akan shulh (mengadakan perjanjian damai, gencatan senjata) dengan Bangsa Romawi (US dan Eropa) dengan perjanjian aman. Kemudian kalian dan mereka (Romawi) akan memerangi musuh di belakang kalian. Kalian akan dimenangkan Allah, dan meraih ghanimah dengan selamat. Setelah itu kalian (dan Romawi) berkumpul di Marj Dzi Tullul (sebuah dataran tinggi). Lantas seorang Salibis Romawi mengangkat salib sambil berteriak: “Hidup Salib!” Seorang mukmin kemudian marah dan mematahkan salib tersebut. Kemudian Romawi marah dan mengkhianati perjanjian, dan kaum muslimin bersatu melawan mereka. Saat itulah terjadi Al Malhamah Al Kubra.” [HR. Abu Dawud, 4292]

Memerangi Romawi maksudnya adalah Al Malhamah, sedangkan peristiwa sebelum Al Malhamah adalah penaklukan Persia. Atas dasar inilah mayoritas ulama menafsirkan bahwa yang dimaksud “musuh dari belakang” dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud 4292 di atas adalah Persia/ Negara Syiah Iran.

Adapun yang terjadi di akhir zaman kelak, bahwa setelah kaum muslimin dan Romawi bersama-sama selesai memerangi “musuh dari belakang”, banyak di antara orang-orang Romawi yang lebih memilih tinggal di Syam (berislam). Hal ini membuat orang-orang Romawi geram dan menghendaki mereka untuk kembali (murtad), namun kaum muslimin melindunginya. Saat itulah Al Malhamah terjadi yang kemudian diikuti beberapa peristiwa sebagaimana yang diriwayatkan tersebut.


11. Masjid dijadikan Jalan
Dari hadits riwayat Imam Thabarani berkata:
 وَأَنْ تُتَّخَذَ الْمَسَاجِدَ طُرُقًا

"masjid-masjid akan dijadikan jalan-jalan," HR Thabarani dalam al-Mu’jamush Shaghîr (2/261, no. 1132) Dhiya’ al-Maqdisi dalam al-Ahâdîts al-Mukhtârah (no. 2326). Dihasankan oleh Syaikh al-Albâni dalam Shahîh al-Jâmi‘  (2/1.026, no. 5.899)

Dari Anas radhiallahu anhu, sesungguhnya Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَبَاهَى النَّاسُ فِى الْمَسَاجِدِ 

“Tidak (akan) terjadi hari kiamat, sampai orang-orang saling membanggakan masjidnya.” (HR. Abu Daud, no. 449, Nasa’i, no. 689, Ibn Majah, no. 739 di shahihkan oleh Al-Al-bany dalam Shahih Abu Daud)

Dan dalam satu riwayat:
أَنْ يَجْتَازَ الرَّجُلُ بِالْمَسْجِدِ، فَلاَ يُصَلِّي فِيْهِ.

“Seseorang melintas di dalam masjid, lalu dia tidak melakukan shalat di dalamnya.”[HR. Al-Bazzar, dan al-Haitsami menshahihkan riwayat ini dalam Majma’uz Zawaa-id (VII/329)]

Inilah salah satu fenomena akhir zaman yang telah diingatkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu ketika masjid sudah dianggap sebagai tempat rekreasi dan hanya dijadikan sebagai jalan untuk lewat saja, bahkan enggan shalat didalamnya.

Ketika masjid telah dihias sedemikian rupa hingga membuat setiap mata yang memandangnya terkagum-kagum, maka secara perlahan peran dan fungsi masjid telah bergeser menjadi semacam tempat hiburan dan rekreasi.


12. Banyaknya Kematian Mendadak
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salla, bersabda,

إِنَّ مِنْ أَمَارَاتِ السَّاعَةِ …أَنْ يَظْهَرَ مَوْتُ الْفَجْأَةِ

“Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari kiamat adalah…munculnya kematian mendadak.” [HR. Thabrani; Dhiya’ Al-Maqdisi; dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Al-Jami, no: 5775]

Kematian disini tidak hanya manusia, bahkan kematian mendadak juga menimpa hewan. Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut pada zaman ini benar-benar sudah nyata di hadapan kita. Seseorang yang sehat, kemudian mati tiba-tiba. Orang-orang sekarang menyebutnya dengan “serangan jantung”.  

Berapa banyak orang yang sedang berolah-raga, dengan maksud meningkatkan kesehatan, namun justru kematian tiba-tiba mendatanginya di lapangan. Berapa banyak orang yang sedang melakukan perjalanan, kemudian terjadi kecelakaan yang tidak diperkirakan, hingga menghantarkan kepada kematian. Berapa banyak orang yang sedang bermaksiat, berzina di suatu tempat, kemudian mendadak sekarat. Atau sebaliknya, orang yang sedang beribadah, kedatangan malakul-maut yang tidak pernah menyelisihi perintah, sehingga orang itu meraih husnul-khatimah. (Semoga Allâh Azza wa Jalla menjadikan kita termasuk orang-orang yang meraih husnul khatimah-red).


13. Adanya Kendaraan Mobil
Ibnu Hibban meriwayatkan dari Ibnu Umar radiallahuanhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

سَيَكُونُ فِي آخِرِ أُمَّتِي رِجَالٌ يَرْكَبُونَ عَلَى الْمَيَاثِرِ حَتَّى يَأْتُوْا أَبْوَابَ مَسَاجِدَهُمْ، نِسَاؤُهُنَّ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ.

“Pada akhir kehidupan umatku akan ada orang-orang yang naik pelana yang berada di atas kendaraan yang seperti tunggangan. Mereka turun di depan pintu masjid dan para wanitanya berpakaian namun telanjang.” Mustadrak al-Hakim (IV/436), beliau berkata, “Ini adalah hadits shahih dengan syarat asy-Syaikhani, tetapi keduanya tidak meriwayatkannya.”

Sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam “di atas kendaraan yang seperti tunggangan,” mempunyai isyarat jika kendaraan ini ialah tunggangan baru yang tak pernah dilihat oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan kemungkinan besar tunggangan baru itu adalah mobil yang saat ini sudah menjamur di dunia. Wallahu ‘alam.


14. Berlomba-lomba Meninggikan Bangunan
Dari riwayat Imam Muslim diungkapkan:

وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الْبُنْيَانِ.

“Dan engkau menyaksikan orang yang tidak memakai sandal, telanjang lagi miskin yang mengembala domba, berlomba-lomba membuat bangunan yang tinggi.”[Shahiih Muslim, kitab al-Iimaan, bab Bayaanul Iimaan wal Islaam wal Ihsaan (I/158, Syarh an-Nawawi).]

Dan dijelaskan dalam riwayat Imam Ahmad dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhu, beliau berkata:

يَا رَسُـولَ اللهِ، وَمَنْ أَصْحَابُ الشَّاءِ وَالْحُفَاةُ الْجِيَـاعُ الْعَالَةُ قَالَ: اَلْعَرَبُ.

“Wahai Rasulullah, dan siapakah para pengembala, orang yang tidak memakai sandal, dalam keadaan lapar dan yang miskin itu?” Beliau menjawab, “Orang Arab.”[Musnad Ahmad (IV/332-334, no. 2926), Syarah Ahmad Syakir, beliau berkata, “Sanadnya shahih.”]

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Makna berlomba-lomba meninggikan bangunan adalah setiap orang yang membangun rumah ingin jika rumahnya itu lebih tinggi daripada yang lainnya. Mungkin pula maknanya adalah berbangga-bangga dengan memperhias dan memperindahnya, atau makna yang lebih umum dari itu. Hal itu telah banyak ditemukan bahkan bertambah banyak.”[Fat-hul Baari (XIII/88)]

Hal ini telah nampak dengan jelas di masa sekarang ini. Orang-orang banyak berlomba mendirikan bangunan, merasa bangga dengan ketinggian, luas, dan keindahannya. Perumpamaan yang di katakan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam pada hadtis diatas yang menjelaskan dengan istilah orang yang tidak memakai sandal tersebut adalah orang Arab Badui, seperti kita ketahui di Makkah sekarang terdapat Tower Zam-zam yang dibangun oleh orang Arab Badui.


15. Banyaknya Pembunuhan
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَكْثُرَ الْهَرْجُ، قَالُوا: وَمَا الْهَرْجُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: الْقَتْلُ، الْقَتْلُ.

“Tidak akan datang hari Kiamat hingga banyak al-harj,” mereka bertanya, “Wahai Rasulullah! Apakah al-harj itu?” Beliau menjawab, “Pembunuhan, pembunuhan.” (HR. Muslim)[Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraatus Saa’ah (XVIII/13, Syarh an-Nawawi)]

Sementara dalam riwayat al-Bukhari dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu:

بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ أَيَّامُ الْهَرْجِ، يَزُولُ فِيهَا الْعِلْمُ، وَيَظْهَرُ فِيهَا الْجَهْلُ، قَالَ أَبُو مُوسَى: وَالْهَرْجُ: الْقَتْلُ، بِلِسَانِ الْحَبَشَةِ.

“Menjelang datangnya hari Kiamat akan ada hari-hari al-harj, saat itu ilmu hilang dan muncul kebodohan.” Abu Musa berkata, “Al-harj adalah pembunuhan menurut bahasa Habasyah.”[Shahiih al-Bukhari, kitab al-Fitan, bab Zhuhuurul Fitan (XIII/14, al-Fat-h)]

Saat ini hampir setiap hari kita mendengar berita pembunuhan di media masa. Demikian pula, tersebarnya senjata-senjata penghancur masal memiliki peran penting terjadinya banyak pembunuhan. Sehingga manusia menjadi barang yang tidak berharga, dia disembelih sebagaimana kambing disembelih. Semua itu disebabkan oleh kelemahan dan hilangnya akal. Maka ketika fitnah itu terjadi, seseorang membunuh sementara yang dibunuh tidak tahu kenapa dia dibunuh dan atas dasar apa ia dibunuh? Bahkan kita menyaksikan sebagian manusia membunuh orang lain hanya karena sebab-sebab yang sepele. Hal itu terjadi ketika kegalauan menimpa manusia, demikianlah sesuai dengan sabda beliau  Shallallahu ‘alaihi wa sallam:


16. Berdekatannya Pasar
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَظْهَرَ الْفِتَنُ، وَيَكْثُرَ الْكَذِبُ، وَيَتَقَارَبَ اْلأَسْوَاقُ.

“Tidak akan datang hari Kiamat hingga muncul berbagai fitnah, banyaknya kebohongan, dan berdekatannya pasar.” [Musnad Ahmad (II/519, dengan catatan pinggir Muntakhab Kanz)]

Di zaman modern saat ini melalui layanan internet dan media sosial yang ada, kini kita bisa melakukan transaksi jual beli. Kini perniagaan sedikit banyak telah beralih ke metode online. Hal ini menunjukkan bahwa pasar semakin banyak dan berdekatan, kita tak perlu lagi sering dikunjunginya, cukup kita memilih barang apa yang kita butuhkan sambil bersantai, pesan, lalu transfer uang yang harus kita bayar melalui internet banking, dan dalam beberapa hari barang yang kita pesan akan datang. Betapa semakin dibuai saja kita.


17. Berdekatannya Zaman (Waktu terasa singkat)
Dan diriwayatkan dari beliau Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ فَتَكُونَ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ، وَيَكُونَ الشَّهْرُ كَالْجُمُعَةِ، وَتَكُونَ الْجُمُعَةُ كَالْيَوْمِ، وَيَكُونَ الْيَوْمُ كَالسَّاعَةِ، وَتَكُونَ السَّاعَةُ كَاحْتِرَاقِ السَّعَفَةِ.

“Tidak akan tiba hari Kiamat hingga zaman berdekatan, setahun bagaikan sebulan, sebulan bagaikan sepekan, sepekan bagaikan sehari, sehari bagaikan sejam dan sejam bagaikan terbakarnya pelepah pohon kurma.”[Musnad Ahmad (II/537-538, dengan catatan pinggir Muntakhab Kanz), dan diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari Anas, lihat Jaami’ at-Tirmidzi, bab-bab az-Zuhd bab Ma Jaa-a fii Taqaarubiz Zamaan wa Qashril Amal (VI/624, 625, Tuhfatul Ahwadzi)]

Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Hal ini telah didapati pada zaman kita sekarang ini. Karena kita telah menjumpai cepatnya waktu berlalu yang tidak pernah kita temukan pada zaman sebelum kita.”[Fat-hul Baari (XIII/16)]


18. Munculnya Api Hijaz
Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَخْرُجَ نَارٌ مِنْ أَرْضِ الْحِجَازِ تُضِيءُ أَعْنَاقَ الْإِبِلِ بِبُصْرَى

"Hari Kiamat tidak akan terjadi sebelum munculnya api dari tanah Hijaz yang menerangi leher-leher unta yang berada di Bushra (Syam)" (HR. Al-Bukhari)

Peristiwa kemunculan api besar yang hebat di Hijaz (Madinah-Makkah dan sekitar) pada tahun 654 Hijriyah atau sekitar tahun 1256 Masehi. Munculnya api besar tersebut dapat menerangi negeri Syam.

Sejumlah ulama dan sejarawan muslim mencatat peristiwa bersejarah tersebut. Di antaranya adalah Imam Al-Hafizh Syihabuddin Abu Syamah Al-Maqdisi, ia mengisahkan peristiwa tersebut secara panjang lebar dalam kitabnya, Adz-Dzail wa Syarhuhu. Abu Syamah Al-Maqdisi menyebutkan kisahnya berdasarkan surat-surat yang datang dari Madinah ke Damaskus.

Pada malam Rabu, 3 Jumadil Akhir 654 H, terjadi gempa hebat di Madinah. Gempa itu berlangsung sampai hari Jumat tanggal 5 Jumadil Akhir. Dalam sehari, gempa terjadi sekitar sepuluh kali. Pada tanggal 5 gempa berhenti disertai suara letusan keras seperti suara guntur. Saat itulah muncul api yang sangat besar di dekat Harrah, tidak jauh dari pemukiman Quraizhah, jaraknya kira-kira setengah hari perjalanan dari kota Madinah.

Para penduduk dapat melihat tingginya kobaran api tersebut tiga kali lebih tinggi dari tinggi menara seakan menjilat-jilat angkasa. Api yang terbesar adalah letupan api sebesar gunung yang berwarna merah. Api itu menyebar membakar lembah-lembah dan perbukitan. Namun, salah satu penulis surat menuturkan bahwa api tersebut tidak panas, “Kami berada di rumah kami, dan seakan masing-masing rumah memiliki lentera. Meski begitu besar, namun api itu tidak terasa panas dan tidak sampai menimbulkan kebakaran. Karena api itu hanyalah salah satu di antara sekian banyak tanda kebesaran Allah.”


19. Banyaknya Karya Tulis (Pena)
Dijelaskan dalam hadits Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau ber-sabda:
إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ… ظُهُورَ الْقَلَمِ.

“Sesungguhnya menjelang datangnya Kiamat… bermunculannya pena (qalam).”[Musnad Ahmad (V/333-334) (no. 3870), syarah Ahmad Syakir, beliau berkata, “Sanadnya shahih.”]

Yang dimaksud dengan bermunculannya qalam –wallaahu a’lam– adalah bermunculannya karya tulis [Lihat Syarh Musnad Ahmad (V/334), karya Ahmad Syakir] dan penyebarannya.

Kalau kita lihat saat ini banyak sekali karya tulis berupa buku, e-book, website, blogger, dan lainnya. Dimana setiap orang dengan mudahnya untuk mendapatkan artikel yang dia inginkan tanpa harus bersusah payah. Berbeda dengan di zaman dahulu orang mau belajar satu hadits bisa berbulan-bulan perjalanan menuju Makkah dan Madinah.


20. Tanah Arab Kembali Subur Menghijau
Pegunungan di wilayah Makkah, Arab Saudi saat ini telah berubah menjadi hijau. Gunung yang semula tandus kini penuh dengan rumput. Pemandangan pegunungan yang tidak biasa mengejutkan dan menarik perhatian warga Arab Saudi. Mereka menanggapi dengan gambar dan video mereka sendiri tentang tanaman hijau yang mengesankan, yang telah menyebar ke daerah lain, termasuk pemerintahan kota Laith, Taif dan Jeddah.

Baru-baru ini Gunness World Records mencatat Arab Saudi yang berhasil menciptakan lahan pertanian terbesar di dunia. Seperti dikutip dari Gulf News, Sabtu (21/10/2023), penghargaan tersebut secara resmi diumumkan dalam seremoni yang dihelat oleh Saudi Reef Program di Riyadh. Menteri Lingkungan Hidup, Air, dan Pertanian Arab Saudi, Abdulrahman bin Abdulmohsen Al Fadhli, yang menerima sertifikat penghargaan itu. 

Lahan Saudi yang makin menghijau itu adalah kawasan perkebunan dari Unit Penelitian Pertanian Air Terbarukan yang berada di Wadi Bin Hashbal, wilayah Asir. Area itu memiliki luas 3,2 juta meter persegi. Di sana terdapat dua bagian, yang masing-masing dilengkapi dengan tangki beton berkapasitas 500 meter kubik. Dengan sumber air itu kawasan tersebut memiliki jaringan irigasi otomatis yang disebut-sebut sebagai puncak pertanian berkelanjutan.

Dan di antara tanda-tanda Kiamat adalah tanah Arab kembali hijau penuh dengan tumbuhan dan sungai. Dijelaskan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَعُودَ أَرْضُ الْعَرَبِ مُرُوجًا وَأَنْهَارًا.

“Tidak akan tiba hari Kiamat hingga tanah Arab kembali hijau penuh dengan tumbuhan dan sungai-sungai.”[Shahiih Muslim, kitab az-Zakaah, bab Kullu Nau’in minal Ma’ruuf Shadaqah (VII/97, Syarh an-Nawawi)]

Di dalam hadits ini terdapat dalil bahwa tanah Arab sebelumnya adalah hijau penuh dengan tumbuhan dan sungai-sungai dan akan kembali seperti semula.


Itu saja beberapa tanda kiamat kecil yang sudah terjadi dimuka bumi ini, semoga kita tetap dijaga Allah dalam Iman Islam sampai akhir hayat, selalu memperbanyak ibadah dan amal shalih agar terhindar dari siksa di hari akhirat kelak. Aamiiin.

Wassalam,
DK

No comments:

Post a Comment