“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Thursday, January 4, 2024

Adab Sendawa


Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu,

Hai sobat blogger, setiap hari tentu kita pasti merasakan sendawa bahasa arabnya الجشاء (al-jusya') atau istilah jawa disebut glege'an. Dan seringkali kita mendengar ucapan alhamdulillah tatkala ada seseorang yang bersendawa. Lantas apakah ucapan hamdalah tersebut sudah sesuai yang dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam? Ikuti penjelasannya di bawah ini:

DEFINISI

Disebutkan dalam kamus Mishbahul Munir:

وَهُوَ صَوْتٌ مَعَ رِيْحِ يَحْصُلُ مِنَ الْفَمِّ عِنْدَ حُصُوْلِ الشَّبْعِ

“Al-jusya’ adalah suara yang disertai udara yang keluar dari mulut ketika merasa kenyang.”

Menurut ilmu kedokteran sendawa adalah salah satu cara tubuh mengeluarkan gas secara alami. Kondisi ini umum terjadi dan bila tidak dikeluarkan, gas yang terdapat di lambung dapat menyebabkan perut kembung dan disertai nyeri perut. Sebenarnya, manfaat sendawa baik untuk mencegah kembung. Hanya saja, terlalu banyak atau terlalu sedikit bersendawa bisa jadi gejala penyakit tertentu seperti aerofagia atau gangguan pencernaan, GERD (Gastroesophageal reflux disease) atau asam lambung naik ke mulut, Gastroparesis atau kelainan lambung lambat kosong dan penyakit lainnya. Sumber hellosehat.com


DALIL

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata:

تَجَشَّأَ رَجُلٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ كُفَّ عَنَّا جُشَاءَكَ، فَإِنَّ أَكْثَرَهُمْ شِبَعًا فِيْ الدُّنْيَا أَطْوَلُهُمْ جُوْعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Ada seorang yang bersendawa di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka beliau bersabda: ‘Tahanlah sendawamu agar tidak terdengar oleh kami. Karena orang yang paling banyak kenyangnya di dunia adalah orang yang paling panjang laparnya di hari Kiamat‘”. (HR. Tirmidzi no. 2478, dihasankan al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi).

Dari hadits diatas Rasulullah menyuruh kita untuk menahan mulut tatkala bersendawa agar tidak terdengar orang di sekitarnya. Dan Rasulullah tidak menyuruh kita mengucapkan hamdalah seperti yang biasa kita dengarkan orang tatkala sendawa saat ini.


ADAB SENDAWA

1. Hendaknya menahan sendawa dengan menutup mulut
2. Usahakan sendawa tidak terdengar orang lain
3. Bersendawa ketika ada orang lain merupakan adab yang buruk


KESIMPULAN

Dari apa yang di contohkan Rasulullah ketika sendawa maka tidak ada bacaan apapun yang harus diucapkan ketika setelah sendawa. Melainkan kita berusaha untuk menutup mulut untuk menahan sendawa tersebut agar tidak terdengar orang lain.

Sebagian ulama menyebutkan bahwa tidak diketahui dalil yang menunjukkan disyari’atkannya mengucapkan alhamdulillah setelah sendawa padahal sendawa ada di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, oleh karena itu yang sesuai dengan sunnah justru meninggalkannya.

Berkata Syeikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah:

وأما الحمد عند التجشؤ فهذا أيضاً ليس بمشروع؛ لأن الجشاء معروف أنه طبيعة بشرية، ولم يقل النبي عليه الصلاة والسلام: إذا تجشأ أحدكم فليحمد الله. أما في العطاس فقد قال: (إذا عطس فليحمد الله) وفي الجشاء لم يقلها. نعم لو فرض أن الإنسان مريض بكونه لا يتجشأ فأحس بأنه قدر على هذا الجشاء فهنا يحمد الله؛ لأنها نعمة متجددة.

“Adapun mengucapkan alhamdulillah ketika sendawa maka ini tidak disyari’atkan, karena sendawa -sebagaimana yang dikenal- adalah tabiat manusia, dan nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah bersabda: Jika salah seorang dari kalian sendawa maka hendaklah memuji Allah. Adapun ketika bersin maka beliau bersabda: Jika salah seorang dari kalian bersin maka hendaklah memuji Allah. Dan beliau tidak mengatakan ini pada sendawa.”

Ucapan alhamdulillah boleh kita ucapkan tatkala kita merasa kenyang setelah makan, dan bukan ditandai dengan sendawa tersebut. Kita boleh mengucapkan alhamdulillah apabila kita merasa sakit karena tidak bisa sendawa, kemudian ketika kita bisa bersendawa kembali, maka ucapan alhamdulillah boleh disebutkan karena ini adalah kenikmatan baru setelah lama tidak bisa sendawa.

Wallahu'alam bissawab,


Wassalamualaikum Warrahamatullahi Wabarakatuhu,
DK

No comments:

Post a Comment