“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Sunday, February 9, 2014

Cara Menanam Jahe Merah

Budidaya Jahe Merah
Siapa yang tidak kenal dengan jahe tanaman hebral yang amat populer di Indonesia maupun di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, jahe sering dimanfaatkan untuk membuat wedang, bandrek, sekoteng, maupun minuman-minuman lain yang menghangatkan tubuh.
Salah satu jenis jahe yang berkhasiat bagi kesehatan ialah jahe merah . Artikel ini akan membahas mengenai cara menanam jahe merah .

Jahe merah sekarang semakin mendapat tempat di hati masyarakat, salah satu sebabnya ialah karena menanam jahe merah tergolong mudah dan praktis, namun hasilnya cukup menguntungkan. Budidaya jahe merah tidak banyak bergantung pada lokasi, cuaca, dan faktor-faktor lain. Bahkan, ada yang berhasil membudidayakan jahe merah di dalam kantong atau polybag.

Seorang pembudidaya jahe merah menyatakan bahwa cara menanam jahe merah menggunakan polybag tidak merepotkan dan tidak butuh lahan luas tetapi hasilnya memuaskan. Waktu tanam jahe merah menggunakan polybag juga lebih singkat, hanya membutuhkan 8 sampai 10 bulan dibandingkan harus menunggu lebih dari 1 tahun jika ditanam di lahan tanah.

Menanam Jahe Merah dalam Polybag
1Menyiapkan Bibit. Ambil bibit dari kebun. Pilih bibit yang sudah tua, berusia 10 bulan ke atas dan yang ukurannya besar, berwarna cerah, sehat dan mulus. Jemur rimpang jahe merah tapi tidak sampai kering, lalu simpan pada suhu ruangan selama 1-1,5 bulan.

2Memperlakukan Bibit. Patahkan bibit dengan tangan menjadi 3-5 mata tunas, kemudian jemur seharian. Masukkan potongan ke dalam wadah yang berlubang kemudian celup wadah dalam larutan fungisida serta zat pengatur selama 1-2 menit, lalu keringkan.

3Mempersiapkan Bedeng Semai dan Menyemaikan Bibit. Bersihkan lahan bedengan dari gulma dan tabur dengan serbuk gergaji/sekam setebal 5 sampai 10 cm. Tabur lagi dengan pasir halus setebal 5 cm kemudian taruh bibit-bibit berderetan di atasnya. Tutup dengan ladu diatasnya dan pasang bambu setinggi 40 cm di plengkung lalu tutup dengan plastik. Proses penyemaian ini dilakukan sampai berumur 3 sampai 5 minggu.

Cara pembibitan jahe bisa dilakukan dengan cara memilih rimpang jahe yang baru dipanen lalu dijemur sementara dan disimpan selama satau sampai dua bulan. Patahkan rimpang jahe dengan tangan, di mana setiap potongan mempunyai tiga sampai lima tunas lalu dijemur ulang selama satu hari. Sebelum disemai bibit jahe harus diseterilkan dari virus penyakit. Pembersihan dari virus bisa dilakukan dengan cara mencelupkan bakal bibit yang sudah dikemas dalam karung tadi ke dalam PHEFOC HCS selama 5 menit lalu keringkan. Setelah bakal bibit kering rendam kembali menggunakan zat pengatur tumbuh SOT HCS selama empat jam. Setelah selesai direndam tiriskan bakal bibit sampai kering, bibit telah siap untuk disemaikan.

4Media Tanam. Siapkan pasir halus, pupuk kandang, sekam bakar/abu, tanah, dolomit, stater mikroba, kemudian aduk secara merata. Tutupi dengan plastik, berulang kali aduk setiap pagi selama 7-15 hari dan tutup kembali dengan plastik.

5Penanaman. Siapkan polybag hitam atau karung berukuran 60 x 60 cm, tekuklah secara melebar dan masukkan media tanam yang sudah disiapkan. Pilih dan cungkil bibit persemaian yang sehat dan besar kemudian tanam di media tanam. Pasanglah paranet di atas bedengan setinggi 1,5 m untuk meneduhkan dari terik matahari dan hujan.

6Perawatan. Cara menanam jahe merah dalam polybag tidak membutuhkan perawatan yang rumit. Penyiraman hanya perlu dilakukan setiap 2-3 minggu dan siram juga air yang dicampurkan pupuk organik. Jika terdapat penyakit atau hama segeralah semprotkan isektisida ataupun fungisida organik. Setiap 25 hari sekali tambahkanlah media tanam setebal 10 cm. Bersihkan gulma di sekitar jahe merah jika ada.
Dengan cara menanam jahe merah menggunakan polybag ini, kualitas terbaik dari panenan jahe merah biasanya didapatkan saat berusia 9-10 bulan. Untuk memanen jahe merah, sobeklah bagian pinggir polybag kemudian goyang-goyagkan dengan memegang batang tanaman sampai tanah yang menempel di umbi berjatuhan.

Penyakit Tanaman Jahe Merah yang harus di Waspadai
Inilah salah satu Penyakit Tanaman Jahe Merah yang harus di Waspadai.
Penyakit Tanaman Jahe Merah

Apabila kita tidak melakukan pemeliharaan dengan baik biasanya akan ada penyakit yang akan menyerang tanaman jahe kita, salah satunya seperti yang ada difoto diatas.
Tanaman Jahe Merah

Beberapa penyakit yang umum ditemui dalam budidaya jahe merah yaitu:

1. Penyakit layu bakeri
Gejala:
Mula-mula helaian daun bagian bawah melipat dan menggulung kemudian terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning dan mengering. Kemudian tunas batang menjadi busuk dan akhirnya tanaman mati rebah. Bila diperhatikan, rimpang yang sakit itu berwarna gelap dan sedikit membusuk, kalau rimpang dipotong akan keluar lendir berwarna putih susu sampai kecoklatan. Penyakit ini menyerang tanaman jahe pada umur 3-4 bulan dan yang paling berpengaruh adalah faktor suhu udara yang dingin, genangan air dan kondisi tanah yang terlalu lembab.
Pengendalian:
• jaminan kesehatan bibit jahe;
• karantina tanaman jahe yang terkena penyakit;
• pengendalian dengan pengolahan tanah yang baik;
• pengendalian fungisida dithane M-45 (0,25%), Bavistin (0,25%)

2. Penyakit busuk rimpang
Penyakit ini dapat masuk ke bibit rimpang jahe melalui lukanya. Ia akan tumbuh dengan baik pada suhu udara 20-25 derajat C dan terus berkembang akhirnya menyebabkan rimpang menjadi busuk.
Gejala :
Daun bagian bawah yang berubah menjadi kuning lalu layu dan akhirnya tanaman mati.
Pengendalian:
• penggunaan bibit yang sehat;
• penerapan pola tanam yang baik;
• penggunaan fungisida.

3. Penyakit bercak daun
Penyakit ini dapat menular dengan bantuan angin, akan masuk melalui luka maupun tanpa luka.
Gejala:
Pada daun yang bercak-bercak berukuran 3-5 mm, selanjutnya bercakbercak itu berwarna abu-abu dan ditengahnya terdapat bintik-bintik berwarna hitam, sedangkan pinggirnya busuk basah. Tanaman yang terserang bisa mati.
Pengendalian :
Baik tindakan pencegahan maupun penyemprotan penyakit bercak daun sama halnya dengan cara-cara yang dijelaskan di atas.

C. Pengendalian Hama dan Penyakit Secara Organik
Dalam pertanian organik yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya melainkan dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan biasanya dilakukan secara terpadu sejak awal pertanaman untuk menghindari serangan hama dan penyakit tersebut yang dikenal dengan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang komponennya adalah sbb:
1. Mengusahakan pertumbuhan tanaman yang sehat yaitu memilih bibit unggul yang sehat bebas dari hama dan penyakit serta tahan terhadap serangan hama dari sejak awal pertanaman.
2. Memanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alami.
3. Menggunakan varietas-varietas unggul yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
4. Menggunakan pengendalian fisik/mekanik yaitu dengan tenaga manusia.
5. Menggunakan teknik-teknik budidaya yang baik misalnya budidaya tumpang sari dengan pemilihan tanaman yang saling menunjang, serta rotasi tanaman pada setiap masa tanamnya untuk memutuskan siklus penyebaran hama dan penyakit potensial.
6. Penggunaan pestisida, insektisida, herbisida alami yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan residu toksik baik pada bahan tanaman yang dipanen ma maupun pada tanah. Disamping itu penggunaan bahan ini hanya dalam keadaan darurat berdasarkan aras kerusakan ekonomi yang diperoleh dari hasil pengamatan.

Beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati dan digunakan dalam pengendalian hama antara lain adalah:
1. Tembakau (Nicotiana tabacum) yang mengandung nikotin untuk insektisida kontak sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk serangga kecil misalnya Aphids.
2. Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yang mengandung piretrin yang dapat digunakan sebagai insektisida sistemik yang menyerang urat syaraf pusat yang aplikasinya dengan semprotan. Aplikasi pada serangga seperti lalat rumah, nyamuk, kutu, hama gudang, dan lalat buah.
3. Tuba (Derris elliptica dan Derris malaccensis) yang mengandung rotenone untuk insektisida kontak yang diformulasikan dalam bentuk hembusan dan semprotan.
4. Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yang mengandung azadirachtin yang bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada serangga penghisap seperti wereng dan serangga pengunyah seperti hama penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif untuk menanggulangi serangan virus RSV, GSV dan Tungro.
5. Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yang bijinya mengandung rotenoid yaitu pakhirizida yang dapat digunakan sebagai insektisida dan larvasida.
6. Jeringau (Acorus calamus) yang rimpangnya mengandung komponen utama asaron dan biasanya digunakan untuk racun serangga dan pembasmi cendawan, serta hama gudang Callosobrocus.



SOT DAN PHEFOC

SOT (SUPLEMEN ORGANIK TANAMAN)
SOT adalah suplemen organik yang tepat digunakan untuk tanaman pertanian anda.Bahan organik yang memberikan manfaat lebih bagi para petani.Dengan Pola Pertanian yang dikembangkan oleh HCS, maka pemakaian SOT mutlak sangat diperlukan setiap langkah-langkah aplikasi.
Manfaat penggunaan SOT adalah :
1.    Meningkatkan hasil panen 40 – 100%.
2.    Mencegah gugur bunga dan buah.
3.    Memperkuat jaringan akar dan batang.
4.    Berfungsi sebagai katalisator, dapat mengurangi penggunaan pupuk dasar   sampai 80%
5.    Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit terutama fungi/ cendawan
6.    Mempercepat panen untuk tanaman semusim dan Memperpanjang masa produktif tanaman yang sedang ber-produksi, untuk  tanaman yang tidak habis  panen. Misal: tomat, cabe, kacang panjang, mentimun dll.
7.    Sangat baik untuk diterapkan pada proses persemaian dan pembibitan.
8.    Setelah 6 Periode tanam tidak perlu lagi menggunakan pupuk kimia/urea.
9.    Pada Periode tanam pertama, pemakaian urea dikurangi 70%, pada Periode  tanam ke-2 pemakaian pupuk urea dikurangi 80% dan pada Periode tanam ke-3 sampai ke-6 dikurangi 90%, dan pada periode tanam berikutnya sudah TIDAK PERLU lagi  memakai UREA 100%.
10. Segala jenis hama lebih terkendali.
11. Hasil panen meningkat tajam daripada periode tanam sebelumnya
12. Biaya perawatan/pemupukan lebih rendah
13. Keuntungan makin berlipat.
 
 CATATAN :Untuk Sawah 1 hektar, hanya memerlukan 6 botol SOT (isi 0,5 liter per botol)
CARA PENGGUNAAN :
*  Untuk Tanaman Lemah, seperti kol, sledri, dll dengan menggunakan 3 tutup botol HCS Bio Organik dilarutkan dengan 14 liter air. Lakukan penyemprotan 3 kali ber-turut-turut dengan jarak waktu 10 hari sekali. Pertama penyemprotan tanaman berumur 10 hari setelah tanam.
*  Untuk Tanaman Yang Tidak Berbatang Kayu : seperti padi, jagung, cabe, tomat, dll.dengan menggunakan 3 tutup botol HCS Bio Organic dilarutkan dengan 14 liter air. Penyemprotan pertama tanaman berumur 15 s/d 20 hari setelah tanam dan dilakukan 3 kali penyemprotan dengan jarak waktu 15 hari sekali.
 *  Untuk Tanaman Tinggi / Berbatang Kayu: seperti kelapa sawit, jeruk, coklat, cengkeh, kopi, dll. adalah menggunakan perbandingan 5:500 atau setiap 10 cc HCS Bio Organic dilarutkan dengan 5 liter air. Lakukan 3 atau 4 kali penyemprotan dengan tenggang waktu 1 minggu dan diulangi 3 sampai 5 bulan kemudian.
 *  Untuk Tanaman Hias: seperti mawar, anggrek, melati, dll, menggunakan perbandingan 1:1.500 atau setiap satu tutup botol HCS Bio Organic dilarutkan dengan 15 liter air. Lakukan penyemprotan 2 minggu sekali.
Harga per botol : Rp70.000

PHEFOC (PESTISIDA, HERBASIDA, FUNGISIDA ORGANIK CAIR)
PHEFOC atau pestisida, herbasida, fungisida organik cair. Terbaik dalam membasmi hama tanaman wereng, serangga, ulat, dll. Memulihkan tanaman dari serangan bakteri tanah (sundep). Membasmi jamur pada tanaman, buah, daun, dan batang. membasmi gulma. mempercepat pertumbuhan. memaksimalkan proses pembuahan.serta digunakan dalam pembuatan bokashi
CARA MENGGUNAKAN PHEFOC:Semprotkan “PHEFOC” ke permukaan daun, batang, dan permukaan tanah.Dianjurkan melakukan penyemprotan untuk mencegah munculnya serangan.Dosis untuk pencegahan serangga adalah 1 tangki 14 liter dicampur dengan 4 tutup botol PHEFOC.Untuk penyembuhan 1 tangki 14 liter dicampur dengan 6 tutup botol PHEFOC.dan masih banyak lagi kegunaan dari PHEFOC jika anda ingin tau lebih banyak cara menggunakan PHEFOC silakan ikuti pelatihan pelatihan yang di adakan oleh club hcs di kota anda.
harga per botol : Rp 70.000
harga paket SOT+PHEFOC : Rp 125.000

*ada diskon khusus
info : Deniy Prasetyo -085743111112
kota: Yogyakarta

EKSTRAK DAUN SIRSAK SEBAGAI INSEKTISIDA ALAMI DALAM BUDIDAYA JAHE MERAH
Budidaya jahe merah kadangkala ditemukan kendala, yakni adanya serangan hama tanaman seperti ulat, wereng, kutu dan sejenisnya. Namun, jangan khawatir, kini ada cara praktis dan murah yang bisa anda praktekkan dalam budidaya jahe merah; yakni penggunaan ekstrak daun sirsak sebagai insektisida alami budidaya jahe merah.

Seperti dikutip dari situs http://kalsel.litbang.deptan.go.id, salah satu bahan alami yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan pestisida alami adalah daun sirsak. Daun sirsak dapat digunakan sebagai bahan dalam pembuatan pestisida hayati untuk mengendalikan hama tanaman termasuk dalam tanaman jahe merah. Pestisida hayati ini dibuat dari bahan utama daun sirsak yang mudah ditemukan di sekitar kita.

Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah :
• Daun sirsak: 100 lembar
• Sabun colek: 2-3 sendok makan
• Air: 1,5 liter

Cara pembuatan:
• Rebus daun sirsak dengan 1,5 liter air, hingga air yang tersisa sebanyak 1 liter.
• Setelah itu tambahkan sabun colek kedalam larutan yang dihasilkan.
• Untuk pemakaiannya, campurkan 1 liter larutan ekstrak daun sirsak tadi dengan 14 liter air.

Cara penggunaan/ pemakaian:
Masukkan campuran ekstrak daun sirsak dengan air ke dalam tangki sprayer, lalu semprotkan pada tanaman jahe merah. Waktu penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 10.00 atau sore hari dari jam 15.00 hingga maghrib. Penyemprotan dapat dilakukan 2 kali dalam seminggu.

Yang perlu diingat pada penggunaan ekstrak sirsak ini adalah bahwa pemakaian harus dilakukan beberapa kali, jangan hanya satu kali. Sebab pemakaian secara rutin akan dapat senantiasa melindungi dan mencegah tanaman jahe merah dari hama kutu daun dan thrips. Ekstrak daun sirsak dapat disimpan hingga 12 bulan sejak dari pembuatan. Namun demikian sebaiknya segera digunakan agar dapat memberikan manfaat secara maksimal.

Tips tersebut di atas tidak ada salahnya anda coba dalam budidaya jahe merah, mengingat daun sirsak mudah sekali kita jumpai di lingkungan sekitar kita.

No comments:

Post a Comment