“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Thursday, April 15, 2021

Larangan Bunuh Diri


Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuhu,

Ketemu lagi sobat blogger yang setia. Tidak lupa penulis mengucapkan selamat berpuasa bagi sobat blogger yang menjalankannya, semoga amal ibadah kita didalam Ramadhan ini diterima Allah jala jalalu, dan semua dosa kita diampunkan Allah yang rahman dan rahim. 

Baru-baru ini kita sempat dihebohkan dengan beberapa pelaku bom bunuh diri di gereja Makasar dan seorang wanita yang dengan beraninya mengantarkan nyawa di Mabes Polri Jakarta. Dari semua pelaku bunuh diri tersebut mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan agar mendapatkan mati syahid. Lantas apakah benar pernyataan mati syahid dengan bunuh diri tersebut? Kali ini penulis ingin membahasnya agar kita semua terhindar dari murka Allah subhanallahi wata'ala.

Perlu kita ketahui bahwa semua ulama sependapat bahwa bunuh diri adalah salah satu dosa besar. Karena perbuatan ini menunjukkan sikap tidak sabar menghadapi ujian, putus asa dan mendahului kehendak syar’iyyah Allâh Azza wa Jalla , padahal Allâh sangat menyayangi para hamba-Nya, sehingga Dia melarang perbuatan bunuh diri.

Allâh Subhanahu wa Ta’ala melarang bunuh diri didalam Alqur'an Surat An-Nisa, Allah berfirman:

وَلاَ تَقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا * وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ عُدْوَانًا وَظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَارًا وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللّهِ يَسِيرًا

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. An Nisa: 29-30).


Diantara penjelasan Ulama ahli tafsir tentang firman Allâh Azza wa Jalla diatas yang artinya, "Dan janganlah kamu membunuh dirimu", sebagai berikut:

1. Imam Abu Ja’far Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullah berkata, “Janganlah sebagian kamu membunuh sebagian lainnya, padahal kalian adalah pemeluk satu agama, satu dakwah dan satu keyakinan. Allâh Azza wa Jalla menjadikan seluruh pemeluk Islam, sebagian mereka sebagai bagian dari sebagian yang lain. Allâh menjadikan orang yang membunuh orang lain sesama Islam, sama kedudukannya dengan membunuh dirinya sendiri, karena orang yang membunuh dan orang yang dibunuh adalah satu tangan dalam menghadapi orang yang menyelisihi agama mereka berdua.” [Tafsir ath-Thabari, 8/229] 

2. Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “firman Allâh Azza wa Jalla (yang artinya), "Dan janganlah kamu membunuh dirimu’, yaitu dengan melanggar perkara-perkara yang diharamkan oleh Allâh Azza wa Jalla dan melakukan kemaksiatan-kemaksiatan kepada-Nya, serta dengan memakan harta di antara kamu dengan cara batil”. [Tafsir al-Qur’ânul ‘Azhîm, 2/269] 

3. Imam Al-Baghawi rahimahullah berkata, “Firman Allâh Azza wa Jalla (yang artinya), ‘Dan janganlah kamu membunuh dirimu’, Abu ‘Ubaidah Radhiyallahu anhu berkata, ‘Kamu jangan membinasakan dirimu’, sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla ‘Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan’ (Al-Baqarah/2:195). Ada juga yang mengatakan, ‘Janganlah kamu membunuh dirimu dengan memakan harta secara batil’. Ada juga yang mengatakan, ‘Allâh Azza wa Jalla menghendaki agar janganlah seorang Muslim membunuh dirinya sendiri". [Tafsir al-Baghawi, 1/602]

Makna penjelasan Qur'an Surat An-Nisa tersebut diatas adalah:
1. Larangan membunuh sesama umat Islam, karena umat Islam itu seperti satu tubuh. 
2. Larangan membunuh diri. 
3. Larangan melanggar larangan Allâh, karena berakibat kebinasaan bagi diri sendiri. 
Dan tiga makna ini tidak bertentangan, bahkan saling melengkapi, sehingga bisa dipakai semuanya, wallâhu a’lam.


HADITS-HADITS YANG MELARANG BUNUH DIRI 

Banyak sekali keterangan dari hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan bahaya bunuh diri dan ancaman bagi pelakunya. Diantaranya, ancaman tidak masuk surga. Jika dia kafir, maka tidak akan masuk surga selamanya. Namun jika dia Mukmin, maka dia tidak akan masuk surga dari awal, atau tidak masuk surga dengan derajat tertentu, wallâhu a’lam.

 عَن جُنْدُبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ   : كَانَ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ رَجُلٌ بِهِ جُرْحٌ، فَجَزِعَ، فَأَخَذَ سِكِّينًا فَحَزَّ بِهَا يَدَهُ، فَمَارَقَأَ الدَّمُ حَتَّى مَاتَ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: بَادَرَنِي عَبْدِي بِنَفْسِهِ، حَرَّمْتُ عَلَيْهِ الجَنَّةَ 

Dari Jundub bin Abdullah, dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dahulu ada seorang laki-laki sebelum kamu yang mengalami luka, lalu dia berkeluh kesah, kemudian dia mengambil pisau, lalu dia memotong tangannya. Kemudian darah tidak berhenti mengalir sampai dia mati. Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hamba-Ku mendahului-Ku terhadap dirinya, Aku haramkan surga baginya" [HR. Al-Bukhâri, no. 3463] 

Dengan juga orang yang membunuh dirinya diancam akan disiksa dengan jenis perbuatannya ketika bunuh diri, sebagaimana hadits:

  عَنْ ثَابِتِ بْنِ الضَّحَّاكِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ حَلَفَ بِمِلَّةٍ غَيْرِ الإِسْلاَمِ كَاذِبًا فَهُوَ كَمَا قَالَ، وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ عُذِّبَ بِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ، وَلَعْنُ المُؤْمِنِ كَقَتْلِهِ، وَمَنْ رَمَى مُؤْمِنًا بِكُفْرٍ فَهُوَ كَقَتْلِهِ 

Dari Tsâbit bin adh-Dhahhak, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda, “Barangsiapa bersumpah dengan agama selain Islam dalam keadaan dusta, maka dia sebagaimana yang dia katakan. Barangsiapa membunuh dirinya dengan sesuatu, dia akan disiksa dengan sesuatu itu dalam neraka Jahannam. Melaknat seorang Mukmin seperti membunuhnya. Dan barangsiapa menuduh seorang Mukmin dengan kekafiran maka itu seperti membunuhnya”. [HR. Al-Bukhari, no. 6105, 6652; Ahmad, no. 16391; lafazh ini dari Al-Bukhâri]

Di dalam hadits lain, jenis siksaan itu dijelaskan dengan rinci:

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ  z، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ يَتَرَدَّى فِيهِ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ تَحَسَّى سُمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَسُمُّهُ فِي يَدِهِ يَتَحَسَّاهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ فَحَدِيدَتُهُ فِي يَدِهِ يَجَأُ بِهَا فِي بَطْنِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau bersabda, “Barangsiapa menjatuhkan dirinya dari sebuah gunung, kemudian membunuh dirinya, maka dia di dalam neraka Jahannam menjatuhkan dirinya dari sebuah gunung, dia tinggal lama dan dijadikan tinggal lama selamanya di dalam neraka Jahannam selama-lamanya. Dan barangsiapa meminum racun kemudian membunuh dirinya, maka racunnya akan berada di tangannya, dia akan meminumnya di dalam neraka Jahannam dia tinggal lama dan dijadikan tinggal lama selamanya di dalam neraka Jahannam selama-lamanya.Dan barangsiapa membunuh dirinya dengan besi, maka besinya akan berada di tangannya, dia akan menikam perutnya di dalam neraka Jahannam, dia tinggal lama dan dijadikan tinggal lama selamanya di dalam neraka Jahannam selama-lamanya”. [HR. Al-Bukhâri, no. 5778; Muslim, no. 109; lafazh bagi Al-Bukhâri] 


KESIMPULAN:

Dari firman Allah dan perkataan Rasulullah diatas, sudah sangat jelas bahwa bunuh diri itu tidak ada yang menyebutkan sebagai mati syahid. Semua menjelaskan bahwa bunuh diri itu dilarang, diharamkan surga bagi pelakunya dan akan dimasukkan kedalam neraka jahannam selama-lamanya.

Sekali lagi buat sobat blogger semua, apabila ada orang yang mengajak untuk mengikuti suatu ajaran yang menyatakan bahwa bunuh diri itu akan mati syahid, maka jawabnya adalah salah besar. Dan sebaiknya kita jangan ikutan orang yang mempunyai pemikiran seperti itu. Dan juga kita harus hati-hati dengan keluarga maupun saudara dekat kita, sekiranya mereka mengikuti ajaran sesat yang menyatakan bunuh diri adalah mati sahid, maka kita harus segera melarang dan menasehatinya.

Penulis juga berwas-was diri dengan ajaran yang sekiranya apabila mereka merekrut anggotanya maka mereka akan melakukan cuci otak kepada orang yang di rekrut tersebut. Dalam hal ini apabila orang yang direkrutnya tersebut yang sebelumnya normal dan setelah di cuci otaknya maka dia akan blank pikirannya, dan akan menuruti semua ajaran aliran tersebut. Ini yang perlu kita waspadai.

Salah satu hal yang bisa membentengi kita adalah dengan perbanyak doa pagi dan petang, serta perbanyak pengetahuan tentang agama sesuai apa yang di ajarkan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Semoga Allah melindungi kita semua, anak cucu kita, keluarga, dan saudara dekat kita dari ajaran yang menyesatkan. Aamieen.


Sumber:

 

No comments:

Post a Comment