“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Friday, November 11, 2016

Kadar Emas pada Medali



Memenangkan sebuah medali emas Olimpiade adalah sesuatu yang amat membanggakan bagi para atlet. Pasalnya, selain membuktikan diri sebagai yang terbaik di antara atlet dari negara-negara lain, medali emas yang diraih juga turut mengharumkan nama bangsa si atlet. 


Namun, mungkin belum banyak yang tahu bahwa sebenarnya ada rahasia dari medali emas berkilauan tersebut. Sebagian besar orang, termasuk Anda, mungkin mengira bahwa medali tersebut sepenuhnya terbuat dari emas.

Jangan kaget, karena asal tahu saja, medali itu bukan emas sepenuhnya!

Seperti dilansir dari Metro, medali emas Olimpiade sebenarnya terbuat dari perak yang disalut dengan emas dengan komposisi 92,5% perak dan sisanya emas. Untuk lebih persisnya, medali tersebut dibuat dari 494 gram perak dan 6 gram emas.

Siapa yang membuatnya? Ada sebuah tim beranggotakan 100 pemahat dan operator mesin yang mengerjakan lebih dari 5.000 medali untuk Olimpiade Rio 2016.

Medali tersebut dibuat dengan cetakan khusus di pabrik pencetakan uang Brasil. Gambar pada medali sebenarnya bisa dibuat dengan komputer, namun, untuk medali di Rio de Janeiro, seniman pahat Nelson Neto Carneiro membuatnya sendiri dengan tangan dalam waktu lebih dari dua minggu agar lebih presisi.

Setelah jadi, cetakan tersebut dipindai dengan komputer. Kemudian, sebuah mesin potong digunakan untuk membuatnya menjadi cetakan logam. Lalu, sebuah mesin pres menekan cetakan tersebut hingga terbentuklah medali. Pada proses akhir, medali tersebut disepuh dengan emas.

Secara esensial, medali emas tak ternilai harganya. Namun, dari segi intrinsik, dari nilai logam pembuatnya, medali tersebut bernilai sekitar 450 Poundsterling atau sekitar Rp7,5 juta.

Lalu, apa maksudnya para juara menggigit medali emas yang mereka dapat?

Menggigit medali emas sudah dilakukan sejak Olimpiade maupun kejuaraan olah raga di masa lalu. Tujuannya, untuk memastikan emas yang mereka terima asli, yakni dengan membuat bekas gigitan di medali. Emas asli cukup lunak sehingga bisa meninggalkan bekas gigitan.

Jadi, karena medali emas yang dibuat sekarang sudah bukan sepenuhnya dari emas, tentu tindakan itu akan sia-sia saja. Namun, karena hal itu sudah menjadi tradisi, para juru foto biasanya meminta para atlet untuk berpose sambil menggigit medali untuk mendapatkan frame foto yang menarik.

Bagaimana dengan medali perak? Medali perak terdiri atas 500 gram perak yang nilai intrinsiknya mencapai 236 Poundsterling atau setara Rp3,9 juta.

Medali perunggu, yang biasa diberikan kepada juara tiga dari setiap pertandingan, jauh lebih murah lagi nilai intrinsiknya. Seperti dikutip dari Metro, medali perunggu, yang terdiri atas 475 gram tembaga dan 25 gram seng, hanya bernilai sekitar 2 sampai 3 Poundsterling atau sekitar Rp33 ribu.

Proses pembuatan medali perunggu juga terbilang cukup ramah lingkungan. Medali-medali ini dibuat dari bahan baku daur ulang. Sebesar 30 persennya dibuat dari material daur ulang, yakni dari limbah pencetakan uang logam Brasil. Sementara itu, pita penggantung medali dibuat dari botol plastik yang didaur ulang pula. 

Penggunaan perak berlapis emas sebenarnya baru dilakukan sejak Olimpiade Musim Panas tahun 1912 di Stockholm, Swedia. Sebelumnya, semua medali emas benar-benar terbuat dari emas murni.

Semoga bermanfaat,
DK

Sumber: