“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Thursday, September 9, 2021

Tempat Nabi Musa Bertemu Allah


Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu,

Hai sobat blogger semua, seringkali kita mendengar cerita tentang Nabi Musa Alaihissalam bertemu langsung dengan Allah Rabbul 'alamin. Semua cerita tersebut di jelaskan Allah rabbul 'alamin didalam beberapa surat di dalam Al Qur'an seperti At-Tin (95) ayat 2, Al-Qashash (28) ayat 29,46, Thaha (20) ayat 12, Al-A’raf (7) ayat 148, dan Maryam (19) ayat 52. Yang pasti kita penasaran dimana sih tempat Nabi Musa tersebut bertemu Allah Rabbul 'alamin? Ikuti penjelasannya berikut ini.

Kita pelajari dulu penafsiran dari beberapa ayat Al Qur'an diatas:

At-Tin (95) ayat 2

وَطُوْرِ سِيْنِيْنَۙ

2. demi gunung Sinai,


Al-Qashash (28) ayat 29, 30, 46

۞ فَلَمَّا قَضٰى مُوْسَى الْاَجَلَ وَسَارَ بِاَهْلِهٖٓ اٰنَسَ مِنْ جَانِبِ الطُّوْرِ نَارًاۗ قَالَ لِاَهْلِهِ امْكُثُوْٓا اِنِّيْٓ اٰنَسْتُ نَارًا لَّعَلِّيْٓ اٰتِيْكُمْ مِّنْهَا بِخَبَرٍ اَوْ جَذْوَةٍ مِّنَ النَّارِ لَعَلَّكُمْ تَصْطَلُوْنَ

29. Maka ketika Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan itu dan dia berangkat dengan keluarganya, dia melihat api di lereng gunung. Dia berkata kepada keluarganya, “Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sepercik api, agar kamu dapat menghangatkan badan.”


فَلَمَّآ أَتَىٰهَا نُودِىَ مِن شَٰطِئِ ٱلْوَادِ ٱلْأَيْمَنِ فِى ٱلْبُقْعَةِ ٱلْمُبَٰرَكَةِ مِنَ ٱلشَّجَرَةِ أَن يَٰمُوسَىٰٓ إِنِّىٓ أَنَا ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَٰلَمِينَ

30. Maka ketika dia (Musa) sampai ke (tempat) api itu, dia diseru dari (arah) pinggir sebelah kanan lembah, dari sebatang pohon, di sebidang tanah yang di berkahi. “ wahai Musa! Sungguh, Aku adalah Allah, Tuhan seluruh alam!”


وَمَا كُنْتَ بِجَانِبِ الطُّوْرِ اِذْ نَادَيْنَا وَلٰكِنْ رَّحْمَةً مِّنْ رَّبِّكَ لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اَتٰىهُمْ مِّنْ نَّذِيْرٍ مِّنْ قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ

46. Dan engkau (Muhammad) tidak berada di dekat Tur (gunung) ketika Kami menyeru (Musa), tetapi (Kami utus engkau) sebagai rahmat dari Tuhanmu, agar engkau memberi peringatan kepada kaum (Quraisy) yang tidak didatangi oleh pemberi peringatan sebelum engkau agar mereka mendapat pelajaran.


Thaha (20) ayat 12
اِنِّيْٓ اَنَا۠ رَبُّكَ فَاخْلَعْ نَعْلَيْكَۚ اِنَّكَ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى ۗ

12. Sungguh, Aku adalah Tuhanmu, maka lepaskan kedua terompahmu. Karena sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci, Tuwa.

Al-A’raf (7) ayat 148

وَاتَّخَذَ قَوْمُ مُوْسٰى مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ حُلِيِّهِمْ عِجْلًا جَسَدًا لَّهٗ خُوَارٌۗ اَلَمْ يَرَوْا اَنَّهٗ لَا يُكَلِّمُهُمْ وَلَا يَهْدِيْهِمْ سَبِيْلًاۘ اِتَّخَذُوْهُ وَكَانُوْا ظٰلِمِيْنَ

148. Dan kaum Musa, setelah kepergian (Musa ke Gunung Sinai) mereka membuat patung anak sapi yang bertubuh dan dapat melenguh (bersuara) dari perhiasan (emas). Apakah mereka tidak mengetahui bahwa (patung) anak sapi itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan). Mereka adalah orang-orang yang zalim.

Maryam (19) ayat 52

وَنَادَيْنٰهُ مِنْ جَانِبِ الطُّوْرِ الْاَيْمَنِ وَقَرَّبْنٰهُ نَجِيًّا

52. Dan Kami telah memanggilnya dari sebelah kanan gunung (Sinai) dan Kami dekatkan dia untuk bercakap-cakap


Buat sobat yang suka membaca cerita Trio Detektif, tentunya beberapa arti kata dari ayat diatas bisa disusun untuk memecahkan misteri lokasi tempat pertemuan Nabi Musa dengan Allah tersebut. Banyak perdebatan di kalangan ulama mengenai lokasi tersebut, diantaranya:

1. Bukit Thursina Mesir
Tepatnya di Gunung Musa, atau disebut juga dengan Simenanjung Sinai. Hal ini sesuai dengan penjelasan didalam Al Quran surat At-Tin (95) ayat 2, Al-Qashash (28) ayat 46, Al-A’raf (7) ayat 148, Maryam (19) ayat 52. Akan tetapi apakah benar bukit Thursina tersebut berada di semenanjung Sinai yang ada di Negara Mesir? Tentu kita perlu bukti otentik untuk memastikannya.


2. Lembah Thuwa Palestine
Tepatnya di pegunungan Az-Zaitun arah barat daya Syam, yakni disekitar bukit Baitul Maqdis. Pendapat ini dikemukakan oleh Muhammad bin Abdul Mun’im al-Himyari dalam Al-Raudh al-Mi’thar fi Khabari al-Aqthar, Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Hadits, dan Sami bin Abdullah Al-Maghluts dalam Athlas Tarikh Al-Anbiya wa ar-Rusul, serta Ar-Razi dalam tafsirnya. Pendapat ini lebih banyak disepakati ulama. Hal ini sesuai penjelasan didalam Al Qur'an Al-Qashash (28) ayat 29,30 dan Thaha (20) ayat 12.

Menurut penulis buku Islam Sami Al-Maghluts, lembah suci Thuwa itu adalah bukit Az-Zaitun di Baitul Maqdis. Sebab, di sinilah salah satu tempat yang diberkahi dan disucikan oleh Allah. Ia menegaskan, lembah suci bukan di Sinai, Mesir. Mengapa? Sami Al-Maghluts menjawabnya dengan penafsiran atas makna surah At-Tin (92) ayat 1-3, Wattiini waz zaituun, wa thuuri siniin, wa haadzal baladil amin (Demi buah tin dan buah zaitun, dan demi lembah yang suci, dan demi negeri yang diberkahi). Berdasarkan ayat ini, kata Al-Maghluts, sesungguhnya tempat itu adalah Baitul Maqdis, Palestina.

Sebab, hanya di Palestina terdapat buah tin dan zaitun, sedangkan di Sinai, Mesir, tidak ada. Dan, lembah yang suci juga terdapat di Palestina, bukan bukit Sinai. Kalau bukit Sinai, pasti banyak orang yang akan tinggal di tempat tersebut dan tidak akan mau pindah, karena berkah. Namun, faktanya, malah di Sinai, khususnya yang disebut dengan gunung Musa (tempat ia menerima 10 perintah Allah), sekarang ini terdapat patung anak lembu yang dipahat di gunung tersebut? kata Al-Maghluts.

Selanjutnya, negeri yang aman adalah Makkah dan Palestina. Namun, lanjutnya, merujuk pada surah at-Tin, penjelasan itu hanya dikhususkan untuk Palestina.


3. Selatan Nablus (Thur), Palestina. 
Versi ketiga ini merupakan versi Yahudi yang mengaitkannya dengan penyebaran Yahudi dari sekte Samiri.


4. Jabal Maqla, Arab Saudi
Ryan Mauro, seorang analis keamanan lembaga nonprofit anti-ekstremis Clarion Project sekaligus penleiti di Thomas Research Foundation dari Amerika Serikat, mengakui telah dua tahun terakhir melakukan penelitian mengenai situs Gunung Sinai. Mauro mengatakan gunung Sinai yang sebenarnya adalah berada di seberang Teluk Aqaba, yang kekinian masuk dalam teritori Arab Saudi,  tepatnya di pegunungan tertinggi di semenanjung Arab bernama Jabal Maqla (setinggi 8.460 kaki) dengan puncaknya di Jabal Al Lawz. 

Hasil penelitian Mauro dan timnya tersebut kemudian direkam dalam film dokumenter berjudul "Finding the Mountain of Moses” lihat video dibawah ini, yang menyimpulkan situs suci itu berada di Arab Saudi.


“Dan Arab saudi sejak lama menyadari fakta ini. Kerajaan Saudi berusaha menyembunyikan lokasinya dari seluruh dunia,” tutur Mauro seperti diberitakan Sputnik News, media berbasis di Rusia.

Mauro menuturkan, Kerajaan Saudi menggunakan aparat kepolisian, pagar, maupun ancaman untuk melindungi situs yang dianggap suci oleh kaum Kristiani, Yahudi, dan Islam tersebut.

Dalam penelitiannya, Mauro juga mewawanarai sejumlah penduduk setempat maupun mereka yang berhubungan dengan kelompok jihadis. Kesemuanya mengungkapkan rahasia, bahwa Gung Sinai berada di Saudi.

"Ketika saya berada dalam kelompok jihadis, semua anggota tahu Gunung Sinai berada di Arab Saudi. Orang-orang di luar, bahkan sebagian besar Muslim tidak tahu bahwa Gunung Sinai ada di Saudi. Karena kaum jihadis tak mau mereka tahu,” tutur orang yang dalam video itu ditutupi cadar.

Sumber yang didapat Mauro dan terekam dalam film dokumenter tersebut juga menuturkan, pemerintah Saudi menyembunyikan dan melindungi situs  tersebut karena alasan prinsip. “Kami percaya bahwa jika situs itu dibuka keberadaannya, maka akan digunakan untuk penyembahan berhala. Karenanya, menurut hukum Islam, menyembunyikan lokasi Gunung Sinai adalah misi penyelamatan,” tutur jihadis tersebut.

Ia menyebutkan, pada Kitab Keluaran dalam Perjanjian Lama, Nabi Musa sempat mengatakan puncak gunung tempat ia menerima 10 Perintah Tuhan berwarna hitam karena baru saja terbakar oleh Tuhan. Bagi Mauro, ciri-ciri yang diberikan oleh Nabi Musa tersebut cocok dengan Jabal Maqla dan Jabal Al Lawz, di mana banyak terdapat batu-batu vulkanik alami.

Mauro juga menuturkan, telah menemukan Elam, oasis tempat Musa dan bangsa Israel menemukan air setelah melintasi Laut Merah dalam perjalanan ke Gunung Sinai, juga berada di wilayah tersebut.

“Kami juga menemukan di kawasan ini terdapat bebatuan yang dipecah oleh Musa, atau sisa-sisa sebuah altar kuno tempat orang Israel menyembah seekor anak lembu emas saat Nabi Musa berada di puncak,” ungkapnya.

Sementara pihak berwenang Arab Saudi sejauh ini belum mengomentari hasil penelitian Mauro yang terangkum dalam film dokumenter tersebut.



KESIMPULAN

Dari beberapa lokasi yang diakui oleh beberapa orang ahli tersebut diatas, sesungguhnya kita hanya meyakini bahwa lokasi tersebut adalah benar ada dan tidak perlu kita ketahui dimana lokasinya, karena hal tersebut akan membuat kita kufur yang tidak mempercayai dengan pertemuan Allah dan Nabi Musa tersebut, sementara Allah sudah menjelaskannya di dalam Al Qur'an lokasi tersebut. 

Mengenai apakah Nabi Musa melihat Allah? jawabnya terdapat di dalam surah Al Qasas ayat 29 dan 30 yang menjelaskan Allah tertutup api sehingga Nabi Musa tidak bisa melihat Allah, dan Allah hanya berseru dari pinggir sebelah kanan lembah dari sebatang pohon yang tumbuh di sebidang tanah yang diberkahi, sambil berkata: sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam.

Jadi meskipun Nabi Musa bertemu dengan Allah di lembah tersebut, akan tetapi nabi Musa tidak dapat melihat Allah langsung dengan mata kepalanya langsung. Karena Nabi Musa pernah meminta kepada Allah untuk menampakkan dirinya kepada Nabi Musa, akan tetapi gunung yang melihat Allah langsung hancur lebur hingga Nabi Musa pingsan, berikut penjelasannya di dalam Qur'an Surat Al 'Araf ayat 143.

Firman Allah:

وَلَمَّا جَآءَ مُوسَى لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَى صَعِقًا فَلَمَّآ أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ

Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan, dan Rabb telah berfirman (langsung kepadanya), berkatalah Musa:”Ya Rabbku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku, agar aku dapat melihat kepada Engkau”. Rabb berfirman:”Kamu sekali-kali tak sanggup untuk melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap ditempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Rabbnya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musapun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata:”Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang pertama-tama beriman”. [Al A’raf/7 :143]


Wallahua'lam bisshowab.

Wassalam,
DK

Sumber:

1 comment: