Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu,
Dikutip dari Tim - detikInet, tertanggal Kamis, 09 Sep 2021 06:16 WIB, dimana detikInet menyadur informasi dari media The Intercept, kali ini penulis ingin menyampaikan mengenai teka-teki siapa yang melakukan riset penemuan virus Corona selama ini? Berikut penjelasanya.
Sebuah dokumen yang baru dirilis memberikan perincian penelitian yang didanai AS tentang beberapa jenis virus Corona di Lab Wuhan, China, diungkap oleh media The Intercept. Mereka mengklaim berhasil memperoleh dokumen-dokumen tersebut setelah menggugat National Institutes of Health (NIH), sebuah badan riset biomedis dan kesehatan publik pemerintah AS, menggunakan undang-undang keterbukaan informasi publik.
The Intercept memperoleh lebih dari 900 halaman dokumen yang merinci apa yang dilakukan EcoHealth Alliance, sebuah organisasi kesehatan yang berbasis di AS, yang menggunakan uang negara Amerika untuk mendanai penelitian virus Corona dari kelelawar di laboratorium di China.
Temuan ini memang tidak menjadi bukti sahih bahwa Lab Wuhan merupakan tempat asal virus Corona COVID-19, namun membuat kecurigaan makin besar.
Pendanaan penelitian virus Corona pada kelelawar yang dikeluarkan EcoHealth Alliance tercatat sebesar USD 3,1 juta, termasuk USD 599 ribu yang digunakan Wuhan Institute of Virology untuk mengidentifikasi dan mengubah virus Corona kelelawar yang kemungkinan menginfeksi manusia.
Menurut Richard Ebright, ahli biologi molekuler di Rutgers University, dokumen tersebut berisi informasi penting tentang penelitian yang dilakukan di lab Wuhan, termasuk tentang pembuatan virus baru.
"Virus yang mereka buat diuji kemampuannya untuk menginfeksi tikus yang direkayasa untuk menampilkan reseptor tipe manusia di sel mereka," tulis Ebright kepada The Intercept setelah meninjau dokumen.
Ebright juga mengatakan dokumen tersebut memperjelas bahwa dua jenis virus Corona baru dapat menginfeksi tikus yang 'dimanusiakan'. "Ketika mereka bekerja pada virus Corona terkait SARS, mereka melakukan proyek paralel pada saat yang sama pada virus Corona terkait MERS," kata Ebright.
Dr Anthony Fauci Diminta Mundur
Kejadian itu membuat Dr Anthony Fauci, penasihat kesehatan utama Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan juga direktur US National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) ramai didesak mundur.
Pasalnya berkat bocornya dokumen tersebut, ia dituding berbohong soal dana yang dialirkan ke laboratorium Wuhan Institute of Virology (WIV) untuk riset virus Corona.
Pada Mei 2021. Dr Fauci dalam testimoni ke Senat AS menyatakan, "Lembaga pemerintah National Institute of Health (NIH) tidak pernah mendanai riset 'gain of function' di WIV."
Riset 'gain of function' pada dasarnya adalah riset medis yang secara genetis mengubah organisme yang mungkin dapat menambah fungsinya untuk menguji suatu teori. Jika diaplikasikan ke virus misalnya, penelitian ini dapat saja mengubahnya jadi lebih menular atau lebih mematikan untuk kepentingan riset.
"Dokumen ini membuat jelas bahwa pernyataan direktur NIH dan Anthony Fauci, bahwa NIH tidak mendukung riset di WIV adalah tidak benar," kritik Richard Ebright
Beberapa politisi dari Partai Republik pun meminta Dr Fauci bertanggung jawab atas kebohongannya. Demikian pula para netizen.
"Pajak warga digunakan untuk mendanai riset virus corona di WIV. Apa yang sebenarnya disembunyikan oleh Dr Fauci?" tanya senator Jim Jordan yang dikutip detikINET dari Daily Wire.
"NIH telah mendanai riset berbahaya gain of function di Lab Wuhan. Pria yang meminta masker digunakan pada anak dan membuat kita kena lockdown terus menerus ternyata membantu terjadinya pandemi virus Corona ini. Kenapa dia masih bisa bekerja? Fauci harus dipecat dan segera diinvestigasi," cetus senator Ronny Jackson.
Itulah informasi seputar COVID-19 yang selama beberapa tahun ini menyebabkan kita menggunakan masker dan selalu menjaga jarak untuk tidak berkerumun.
Semoga bermanfaat.
Wassalam,
DK
Sumber:
No comments:
Post a Comment