“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Saturday, August 27, 2022

Tanaman Anti Kanker

Tanaman Herbal

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu,

Hai sobat blogger, pada artikel yang kesekian kali ini penulis ingin berbagi ilmu tentang tanaman apa saja yang bisa berguna untuk melawan sel kanker. Sampai saat ini penyakit kanker adalah penyakit yang sangat mematikan dan juga merupakan penyakit yang dapat menggerogoti tubuh kita secara perlahan. Sudah pasti semua orang berusaha untuk menyembuhkan penyakit kanker tersebut dengan berbagai cara, mulai dari cara medis seperti radioterapi dan kemoterapi maupun obat-obatan herbal. Kali ini penulis ingin membahas beberapa tanaman yang sudah melalui uji klinis dari institute ternama di Indonesia. Apa saja tanaman anti kanker tersebut, simak penjelasan dibawah ini.

Kanker merupakan penyakit yang cukup banyak diderita masyarakat Indonesia. Pada dasarnya, kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian.

Ada beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk melawan kanker yaitu dengan operasi, radiasi, antibody monoclonal, dan kemoterapi. Namun banyak orang yang akhirnya memilih alternatif lain dalam melawan kanker dengan obat herbal. Rapat Pleno Forum Guru Besar (FGB) Institut Teknologi Bandung (ITB) membahas topik mengenai “Masa Depan Obat Herbal Sebagai Terapi Alternatif Kanker”.

Bertempat di Gedung Balai Pertemuan Ilmiah ITB, Jalan Surapati no 1 Bandung, Jumat (28/9/2018), FGB kali ini menghadirkan Prof. I Ketut Adnyana, M.Si., Ph.D sebagai pemateri utama dan dipimpin langsung Prof. Ir. Tutuka Ariadji, M.Sc., Ph.D. Beberapa guru besar dari berbagai fakultas/sekolah di ITB turut hadir untuk memberikan saran terhadap topik yang sedang dibahas dari sudut pandang keilmuan masing-masing.

Menurut Prof. Ketut, kanker biasanya muncul pada organ yang aktif digunakan pada tubuh manusia dan terpapar oleh faktor luar. Misalnya, paru-paru yang sering terpapar polusi dan asap rokok, prostat yang aktif seiring dengan kegiatan reproduksi laki-laki. Namun yang paling beresiko adalah kanker kolorektal (kolon=usus besar, rektal=rektum). Hal ini dikarenakan usus kita aktif bekerja ketika kita makan tiga kali sehari. Resiko kanker kolorektal semakin parah jika kita makan makanan yang tidak sehat. “Semakin sering kita makan makanan tidak sehat, maka akan memicu mutasi sel yang menyebabkan kanker,” ungkap Prof. Ketut.

Faktor penyebab penyakit kanker yang paling berperan penting adalah faktor keturunan. Selain faktor keturunan, minuman beralkohol dan obesitas juga dapat menambah resiko munculnya kanker. “Pada dasarnya, semua penyakit ada hubungannya dengan keturunan, termasuk penyakit kanker. Maka dari itu, jujurlah pada keluarga jika memiliki penyakit tertentu,” jelas Prof. Ketut.

Potensi Obat Herbal Sebagai Anti Kanker

Dalam paparannya, Prof. Ketut menyebutkan ada 10 tanaman yang memiliki potensi sebagai penyembuh kanker. Tanaman-tanaman tersebut sudah teruji secara ilmiah memiliki senyawa aktif yang dapat membunuh sel kanker. Kesepuluh tanaman tersebut adalah Tapak Dara (Vinca rosea), Taxol (Taxus sp), Lempuyang Wangi (Zingiber zerumbet), Temu Kunci (Boesenbergia pandurata), Melinjo/Tangkil (Gnetum gnemon), Daun Sirsak (Annona muricata), Bawang Tiwai (Eleuthrine americana), Keladi Tikus, biji dari buah Anggur, dan Propolis (dari lebah madu).


1. Tapak Dara (Vinca rosea)

Tanaman Tapak Dara pink

Tapak dara adalah perdu tahunan yang berasal dari Madagaskar, tetapi telah menyebar ke berbagai daerah tropika lainnya. Nama ilmiahnya Catharanthus roseus (L.) Don. Di Indonesia tumbuhan hias pekarangan ini dikenal dengan bermacam-macam nama, seperti di disebut sindapor (Sulawesi), kembang tembaga (bahasa Sunda), dan kembang tapak dårå (bahasa Jawa). Orang Malaysia lebih mengenalnya sebagai kemunting cina, pokok rumput alang, pokok kembang sari cina, atau pokok rose pantai. Di Filipina ia dikenal sebagai Tsitsirika, di Vietnam sebagai hoa hai dang, di Cina dikenal sebagai Chang chun Hua, di Inggris sebagai Rose Periwinkle, dan di Belanda sebagai soldaten bloem.

Tapak Dara Putih

Daun dan batang tapak dara banyak mengandung jenis senyawa alkaloid yang bernama vinblastine dan vincristine. Vinblastine dan vincristine kerap digunakan sebagai senyawa aktif utama dalam kemoterapi guna mengobati berbagai jenis kanker, seperti kanker paru-paru, kanker payudara, leukimia, limfosarkoma, koriokarsinoma, dan neuroblastoma.


2. Taxol (Taxus sp)

Taxol (Taxus sp) merupakan salah satu jenis pohon dengan laju pertumbuhan yang sangat lambat. Padahal, kulit, daun, cabang, ranting dan akar dari jenis Taxus ini merupakan sumber taxane, yaitu paclitaxel diekstraksi sebagai obat yang sangat sukses digunakan dalam kemoterapi berbagai jenis kanker. Ekstrak paclitaxel dari taxol memiliki khasiat yang terbukti ampuh mengatasi beberapa kondisi kanker. 

Tanaman Taxol

Karena khasiat dan manfaatnya, maka obat herbal ini digunakan sebagai pengobatan kanker payudara, 
kanker ovarium, kanker paru-paru, kanker kandung kemih, kanker prostat, esofagus, melanoma, serta jenis kanker tumor padat lainnya.


3. Lempuyang Wangi (Zingiber zerumbet)

Lempuyang wangi masih masuk ke dalam satu famili Zingiberaceae atau keluarga tanaman jahe. Tanaman ini juga kerap dijadikan sebagai tanaman hias karena memiliki bunga merah cerah.

Tanaman Lempuyang Wangi

Lempuyang wangi (Zingiber zerumbet) atau biasa disebut jahe pahit adalah tanaman hias yang secara tradisional banyak digunakan dalam makanan, minuman, dan juga untuk tujuan hias. Dalam lempuyang wangi terdapat senyawa kimia utama berupa terpena dan polifenol. Selain itu, terdapat senyawa bioaktif zerumbone, seskuiterpen yang bersifat sebagai obat anti-inflamasi, antioksidan, antidiabetes, antikanker, antimikroba, analgesik, dan antivirus.


4. Temu Kunci (Boesenbergia pandurata)

Temu kunci adalah salah satu tanaman asli dari Indonesia khususnya di pulau Sumatera, Jawa dan juga masih hidup liar di hutan-hutan daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Rimpang Temu kunci

Temu kunci juga disebut berbagai nama di Indonesia, koncih (Sumatera), Tamu kunci (Minangkabau), Konce (Madura), Kunci (jawa tengah), Dumu kunci (Bima), Tamu konci (Makasar), Tumu kunci (Ambon), Anipa wakang (Hila-Alfuru), Aruhu Konci (Haruku), Sun (Buru) Rutu kakuzi (Seram), Tamputi (Ternate). Temu kunci nama asingnya dikenal sebagai Fingerroot (Inggris), Krachai (Thailand), Chinese key (Cina) atau ao chun jiang (bahasa Mandarin).

Tanaman Temu Kunci

Temu kunci diantaranya mengandung zat aktif antimutagenik yaitu panduratin A yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker payudara MCF7 dan sel adenokarsinoma kolon HT-29 pada manusia melalui penghambatan COX-2 yang merupakan faktor penting dalam perkembangan inflamasi dan sel tumor.


5. Melinjo/Tangkil (Gnetum gnemon)

Melinjo (Gnetum gnemon) juga dikenal sebagai Tangkil, Pohon Daeking, Pohon Gnemon, Bayam Cemara Sendi, Gandum Padi, Kacang Melinjo, Meminjau, Bago, Belinjo, dan Gandum. Buah melinjo atau tangkil ini sangat cocok ditanam di hutan hujan tropis. Pohon melinjo adalah salah satu famili Gnetaceae yang banyak terdapat di berbagai daerah di Indonesia, khususnya Sumatera dan Jawa. 

Biji Melinjo (Tangkil)

Melinjo/tangkil (Gnetum gnemon) adalah tanaman asli Indonesia yang memiliki banyak manfaat dan khasiat untuk kesehatan. Biji melinjo memiliki kadar antioksidan tinggi yang dapat membantu untuk mengobati kanker, penyakit jantung, dan penuaan.

Antioksidan sangat baik untuk menangkal tubuh dari radikal bebas dan menghambat pertumbuhan sel-sel penyebab penyakit kanker. Daun melinjo diketahui memiliki kandungan antioksidan yang dapat menangkal menangkal efek radikal bebas sehingga diyakini sebagai obat antikanker.


6. Daun Sirsak (Annona muricata)

Daun sirsak (Annona muricata) adalah salah satu tanaman herbal yang telah lama dimanfaatkan sebagai produk alami untuk mengobati berbagai macam penyakit. Namun, selain bermanfaat, efek samping daun sirsak juga ternyata tidak sedikit.

Daun Sirsak

Terkenal luas mampu membunuh sel-sel kanker, tanaman sirsak, yaitu tanaman yang banyak ditemukan di daerah tropis, kini marak dikonsumsi untuk memelihara kesehatan tubuh. Meski begitu, kita tetap perlu berhati-hati dengan efek sampingnya yang dapat merugikan kesehatan.

Daun sirsak dipercaya dapat mencegah bahkan mengatasi berbagai jenis kanker, mulai dari kanker payudara hingga kanker paru-paru. Guna mendapatkan manfaat tersebut, banyak orang mengonsumsi daun sirsak dengan cara membuatnya menjadi teh atau mengonsumsi suplemennya.

Selain mencegah dan mengatasi kanker, daun sirsak juga dipercaya dapat mengobati beragam kondisi lain, seperti infeksi, diabetes, batuk pilek, herpes, dan radang tenggorokan. Sebagian orang bahkan juga percaya bahwa mengosumsi daun sirsak dapat menstabilkan kadar gula darah.

Terlepas dari semua manfaatnya, mengonsumsi daun sirsak juga memiliki risiko efek samping. Salah satu efek samping yang dapat terjadi adalah gangguan pada hati dan ginjal. Jika daun sirsak dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, risiko munculnya efek samping juga akan lebih tinggi.

Tidak hanya itu, beberapa suplemen yang terbuat dari daun sirsak bahkan dapat merusak saraf. Biasanya efek samping ini muncul jika suplemen tersebut dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang.

Saat dibandingkan dengan obat kanker yang standar digunakan, yaitu tamoxifen, senyawa aktif dari daun sirsak ternyata lebih baik untuk menekan sel kanker. 


7. Bawang Tiwai (Eleuthrine americana)

Bawang dayak dinamai suku asli Pulau Kalimantan, Suku Dayak. Penduduk asli pulau ini memang telah lama membudidayakan bawang tersebut. Banyak nama lain yang disematkan untuk tanaman umbi ini, seperti bawang tiwai, bawang sabrang, atau bawang berlian. Sementara nama latin untuk bawang dayak sendiri, yaitu Eleutherine palmifolia (L.) Merr atau Eleutherine bulbosa Mill.

Bawang Tiwai (Bawang Dayak)



Sekilas, bawang ini punya tampilan yang tak jauh berbeda dengan bawang merah yang sering kamu temui di pasaran. Namun, ukuran bawang dayak bisa dibilang lebih kecil dengan warna merah lebih terang, dan memiliki permukaan kulit yang cenderung lebih licin.

Rata-rata bawang mengandung antioksidan flavonoid. Terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa flavonoid ternyata dapat membantu mengurangi perkembangan tumor. Terlepas dari banyaknya khasiat bawang khas Kalimantan ini, kamu tetap tidak boleh mengonsumsinya secara berlebihan. Seimbangkan dengan makanan sehat lainnya agar kondisi tubuh tetap dalam keadaan baik dan tidak terjadi efek samping.


8. Keladi Tikus

Di Indonesia, tanaman keladi tikus kerap digunakan sebagai pengobatan alternatif atau jamu yang dipercaya bisa mengobati beragam penyakit, mulai dari batuk, sesak napas, hingga infeksi paru-paru (pneumonia).

Keladi Tikus

Berdasarkan uji penelitian di laboratorium, ekstrak umbi keladi tikus terlihat mampu menghambat pertumbuhan sel kanker payudara. Ekstrak keladi tikus diketahui mengandung flavonoid, terpenoid, tanin, dan sterol yang bersifat antioksidan, antikanker, dan antiradang. Selain itu, ada pula penelitian lain yang menyebutkan bahwa ekstrak keladi tikus mampu menghambat pertumbuhan sel kanker hati dan kanker darah (leukemia).


9.  Biji dari buah Anggur

Mungkin tidak banyak orang yang gemar memakan anggur lengkap dengan bijinya. Padahal, biji anggur sebenarnya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Uniknya lagi, Anda bisa memperoleh manfaat biji-bijian mungil ini dalam beragam cara. Mulai dari diubah menjadi ekstrak, minyak, hingga dimakan secara langsung.

Biji Anggur

Penelitian yang dimuat dalam The Journal of Nutrition menemukan bahwa biji anggur mengandung banyak senyawa antikanker. Senyawa ini terdiri atas beragam antioksidan, enzim, hingga zat yang dapat membunuh sel kanker dan mencegah penyebarannya.

Penelitian ini memang baru dilakukan pada hewan dan masih perlu dikaji lebih lanjut. Meski demikian, senyawa antikanker dalam biji anggur tetap memiliki potensi besar dalam melawan kanker payudara, paru, prostat, serta usus besar.


10. Propolis (dari lebah madu)

Propolis adalah produk sampingan berupa getah yang dihasilkan oleh lebah madu. Ketika lebah mencampurkan getah pohon dengan zat alami dari dalam tubuh, lebah akan menghasilkan zat lengket berwarna coklat kehijauan untuk melapisi sarang mereka. Nah, zat lengket berwarna coklat kehijauan inilah yang disebut dengan propolis.

Propolis

Propolis adalah produk sampingan berupa getah yang dihasilkan oleh lebah madu. Ketika lebah mencampurkan getah pohon dengan zat alami dari dalam tubuh, lebah akan menghasilkan zat lengket berwarna coklat kehijauan untuk melapisi sarang mereka. Nah, zat lengket berwarna coklat kehijauan inilah yang disebut dengan propolis.

Lebah madu akan mengumpulkan getah dari berbagai tanaman untuk mengisi celah dan lubang-lubang pada sarang mereka. Hal ini dilakukan untuk melindungi sarang dari ancaman luar, seperti mikroba dan hewan pemangsa.

Lebah madu akan mengumpulkan getah dari berbagai tanaman untuk mengisi celah dan lubang-lubang pada sarang mereka. Hal ini dilakukan untuk melindungi sarang dari ancaman luar, seperti mikroba dan hewan pemangsa.

Kesepuluh potensi obat herbal ini telah melalui berbagai uji coba untuk memastikan bahwa obat tersebut benar-benar dapat membunuh sel kanker, yakni melalui uji kandungan senyawa aktif, uji tingkat sel, uji menggunakan hewan percobaan, dan diuji langsung kepada penderita kanker. Hasilnya, kesepuluh jenis herbal tersebut dapat menekan aktivitas sel kanker dan mendapat testimoni positif dari pasien uji coba. 

Selain itu, potensi lainnya yang menarik adalah melinjo. Ternyata, biji melinjo memiliki kandungan senyawa aktif yang sangat baik menekan pertumbuhan sel kanker yaitu gnetin C dan trans-resveratrol.  “Bahan ini (melinjo) banyak kita punya di Indonesia, tepatnya biasa kita olah sebagai emping. Jadi budayakanlah makan emping dan sayur lodeh,” ujar Prof. Ketut.

“Saya sangat yakin dengan potensi obat herbal Indonesia, karena kita punya banyak bahan potensial. Bicara peluang melimpah, tradisi punya, pengolahan murah, pangsa pasar banyak, lalu aman penggunaannya. Tantangan kita hanyalah political will. Kita harus berani memberikan rekomendasi,” tegas Prof. Ketut. 

Ia menegaskan, bahwa perlu ada sumberdaya manusia yang mampu melihat jauh kedepan, sehingga penggunaan obat herbal nanti tidak hanya sebagai alternatif saja, tapi ada regulasi yang jelas mengenai penggunaan obat herbal agar masyarakat tidak lagi tersesatkan oleh informasi kurang benar yang beredar. 

Prof. Tutuka turut menyampaikan harapannya, agar hasil rapat ini dapat bermanfaat bagi masyarakat. “Kami harap melalui hasil ini, FGB-ITB dapat memberikan sesuatu untuk masyarakat, dan tidak ada lagi salah informasi tentang manfaat obat herbal terutama bagi penanganan penyakit kanker,” pungkasnya.

Semoga bermanfaat,
Wassalam,
DK

Sumber:

No comments:

Post a Comment