Catatan pribadi tentang artikel Islami, kesehatan, pendidikan, petualangan, hobi, olahraga dan unik.
Saturday, December 12, 2009
Himpunan Bagian
Wednesday, November 11, 2009
Irisan Himpunan
Saturday, October 10, 2009
Gabungan Himpunan
Wednesday, September 9, 2009
Cara Mengganti Tulisan Read More di Blog
Tulisan "Read More" di ganti "Baca Selengkapnya" |
Cara mengganti tulisan read more di blog dengan kata yang kamu inginkan. Sebelumnya kamu baca dulu, Cara membuat Read More di Blog dengan mudah. Fungsi read more ini adalah untuk meringkas tampilan artikel di halaman utama blog. Jadi tidak semuanya dari awal sampai akhir tulisan di tampilkan di awal halaman blog.
Saturday, August 8, 2009
Satu Keluarga Masuk Islam Setelah Anaknya Meminta Ini
Kisah berikut ini merupakan sebuah kisah nyata. Semoga ada hikmah dan pelajaran penting yang bisa kita ambil hikmahnya. Sebuah perjalanan panjang sepasang suami istri yang telah Allah beri hidayah untuk menerima Islam dengan penuh keyakinan.
Cerita
ini bermula dari sosok Agnes yang merupakan wanita katolik yang sangat taat
dengan ajaran agamanya. Setiap hari ia selalu pergi ke gereja untuk berdoa
bersama dengan keluarga besarnya.
Agnes yang katolik tersebut ternyata memiliki seorang kekasih bernama Martono
yang beragama Islam. Namun saat Martono melamarnya, ia berkata lebih memilih
Yesus Kristus dibandingkan dengan cinta manusia.
Ketegasan yang ada pada diri Agnes mulai menggoyahkan iman Martono untuk tetap
berpegang teguh pada ajaran Islam. Meski Martono beragama Islam, akan tetapi
kewajiban layaknya seorang muslim seperti shalat sangat jarang ia kerjakan.
Alhasil Martono pun masuk dalam agama Katolik demi mendapatkan gadis pujaannya.
Mereka melangsungkan pernikahan di Gereja Ignatius Magelang pada tanggal 17
Oktober 1982.
Setelah menikah dan menyelesaikan kuliahnya di salah satu universitas ternama
di Jogja, keduanya pun pindah dan menetap di Bandung. Tempat yang mereka pilih
adalah kompleks perumahan yang ada di wilayah Timur Bandung.
Kebahagiaan kian dirasakan oleh kedua pasangan tersebut dengan hadirnya
anak-anak mereka yang bernama Adi, Icha dan Rio.
Di tempat barunya tersebut, Agnes dan suaminya mulai aktif mengikuti berbagai
peribadatan yang dilakukan di Gereja Suryalaya Buah Batu Bandung. Suaminya yang
saat itu menduduki kepala Divisi Properti PT Telkom Cisanggarung Bandung pun
bisa dibilang memiliki pendapatan yang bisa membuat keduanya mampu hidup
berkecukupan dan mampu menyisihkan sebagiannya untuk pemeliharaan Gereja.
Mereka berdua berinisiatif untuk membangun sebuah gereja yang berlokasi dekat
dengan perumahan dengan mengumpulkan dana dari para tetangga sekitarnya yang
beragama serupa dan akhirnya pun sebuah Gereja telah berhasil mereka dirikan.
Yang mengherankan adalah sikap Martono yang masih sayang dan menghormati kedua
orang tuanya dengan memberangkatkan keduanya ke Tanah Suci. Memang kedua orang
tua Martono merupakan seorang muslim sehingga sudah menjadi sebuah kebahagiaan
bisa memberangkatkan mereka berdua untuk menjalankan rukun islam yang terakhir
tersebut walaupun Martono telah berpindah keyakinan.
Kehidupan yang serba berkecukupan dan harmonis mewarnai hari-hari dari Agnes
dan Martono. Hingga suatu ketika keduanya merasakan goncangan jiwa yang cukup
membuat gelisah.
Anaknya yang bungsu yaitu Rio mengalami sakit panas yang tak kunjung reda
sehingga membuat keduanya khawatir dan membawa Rio ke rumah sakit Kristen yang
terletak di Bandung Utara. Dokter yang menangani Rio menyatakan bahwa Rio hanya
mengalami kelelahan saja. Namun Agnes yang merupakan ibunya tetap merasa
gelisah dan takut akan kondisi anaknya yang tak kunjung sehat.
Ketika dipindahkan ke ruangan ICU, kejadian cukup aneh mulai terlihat. Rio
meminta ayahnya untuk memanggil ibunya yang berada di ruangan tengah. Martono
pun langsung menuju Agnes dan menyuruhnya untuk masuk ke ruangan ICU. Namun
jawaban Agnes cukup membuat heran Martono “Saya sudah tahu”.
Martono pun masuk kembali ke dalam ruang ICU tanpa disertai Agnes. “Udahlah
Pah..Papah saja.. Pah hidup ini hanya berjarak satu centi, sementara di sana
gak ada batasnya.” Ucap Rio
Martono tertegun dan keheranan melihat anaknya yang masih kecil bisa berkata
demikian. Apa yang diucapkan oleh Rio seakan dirinya seperti orang dewasa yang
sedang menasehati sesamanya.
Sore pun menjelang dan Rio masih berada di ruang ICU ditemani Martono. Rio
kemudian berucap “Pah, Rio mau pulang.”
Dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang Martono menjawabnya “Iyah Rio,
nanti kamu pulang bersama Papah dan Mamah.”
“Nggak Pah, Rio mau pulang ke surga...Rio tunggu Papah dan Mamah di surga” Ucapnya
dengan nafas yang pendek.
Martono yang terkejut dengan ucapan anaknya tersebut, tiba-tiba ia mendengar
suara aneh yang menyuruhnya untuk membimbing kalimat syahadat kepada anaknya.
Meski kaget, Martono yang dulunya seorang muslim pun menuntun Rio dengan
kalimat syahadat. Air mata Rio pun berlinang sembari melafalkan kalimat
tersebut.
Dalam kekalutan dan kegelisahan, Martono dikejutkan lagi dengan adanya bisikan
yang memberitakan bahwa Rio akan meninggal dunia setelah dikumandangkannya
adzan Magrib. Mendengar bisikan tersebut, Martono kemudian pasrah dan hanya
memohonkan kebaikan bagi anaknya. Dan benar saja, Pada tanggal 27 Juli 1999
setelah adzan Magrib berkumandang, Rio pun menghembuskan nafas terakhirnya.
Agnes yang tak mau melihat anaknya karena merasa sedih terus menangis dan
meratapi anaknya hingga Rio ditempatkan di rumah duka. Kejadian aneh pun
berulang dimana Agnes seperti melihat Rio yang menghampirinya dan berkata “Mah
aku gak mau pakai jas. Aku maunya pake kain putih aja”.
Agnes cukup terkejut dengan pandangannya tersebut karena memang Rio telah
tiada. Kejadian tersebut ia tuturkan pada salah satu tetangganya yang muslim
dan berada di rumah duka tersebut. Pelayat tersebut menuturkan bahwa kejadian
tersebut pertanda bahwa Rio ingin dimakamkan layaknya seorang muslim.
Perdebatan panjang pun mewarnai hari itu. Mereka bersepakat untuk membalut
tubuh Rio dengan baju, celana dan sepatu yang berwarna putih. Setelah itu Rio
dishalatkan oleh mereka yang beragama Islam.
Keluarga besar Agnes yang memang penganut teguh agama Katolik bersikeras agar
Rio dimakamkan secara Katolik dan jasad Rio pun dimakamkan di Kerkov yang
merupakan pemakaman khusus Katolik yang berada di Cimahi Bandung.
Agnes yang masih bingung dengan berbagai kejadian yang dialaminya hanya berdiam
diri. Hingga suatu hari ia mendengar bisikan yang aneh tentang rumah dan mobil.
“Rumah adalah rumah Tuhan dan mobil adalah kendaraan untuk menujuNya”.
Disaat itulah Agnes teringat akan ucapan Rio saat masih duduk di bangku TK.
“Mah, Mbok Atik nanti akan Rio belikan rumah dan mobil” Mbok Atik
merupakan orang yang merawat Rio sejak kecil di rumah dan ia merupakan seorang
muslimah yang taat beribadah meski harus bekerja di rumah majikan yang beragama
Katolik.
Agnes pun saat itu hanya bisa tersenyum sembari menjawab celoteh anaknya “Kok
Mamah gak dikasih sih?”
“Mamah kan nanti punya sendiri” Sahut Rio.
Setelah teringat hal tersebut, Agnes kemudian meminta Martono untuk mengecek
ongkos haji saat itu. Ternyata dana yang dibutuhkan untuk berangkat haji adalah
Rp 17.850.000.
Sesaat setelah itu Agnes pun membuka uang duka yang tak pernah ia buka
sebelumnya. Keheranan Agnes mulai memuncak karena nilai uang yang terkumpul
ternyata sama persis dengan ongkos naik haji.
Agnes kemudian mengartikan ucapan Rio dahulu sebagai cara untuk memberangkatkan
Mbok Atik ke Tanah Suci.
Hari berganti hari, Mbok Atik pun berangkat ke Mekah untuk menunaikan ibadah
haji. Suatu hari ia menelepon sang majikan yaitu Agnes sembari menangis dan
menceritakan bahwa ia bertemu Rio di Mekah. Rio yang sudah meninggal tersebut
berpesan bahwa kepergiannya tak perlu dipikirkan. Ia merasa senang di alam yang
baru. Jika ibunya merasa rindu, cukup berdoa saja.
Pesan yang disampaikan lewat Mbok Atik tersebut bukannya membuat Agnes menjadi
tenang. Justru ia kini lebih stres dan mengharuskan untuk dirawat oleh seorang
psikolog hingga 6 bulan.
Satu hari pada saat Agnes tertidur lelap, ia dibangunkan oleh suara aneh pria
misterius dalam mimpinya yang berkata “Bukalah Alquran surat Yunus!”
Setelah heran dan penuh tanda tanya, Agnes pun kemudian mencari ke
teman-temannya yang beragama muslim untuk menanyakan tentang kandungan surat
Yunus. Bahkan ia sempat diberi Al Quran oleh sepupunya, namun tak ada jawaban
yang ia dapat dari surat tersebut meski telah dibaca berulang-ulang.
“Apa sih maunya Tuhan?” Teriaknya hingga ia tersungkur ke lantai di
dalam rumahnya. Dinginnya lantai membuat hati dan perasaan Agnes sedikit demi
sedikit tenang dan sontak berucap “Astagfirullah”.
Agnes kemudian membuka surat Yunus ayat demi ayat dan ia menemukan jawabannya
pada ayat yang ke 49:
“Katakanlah tiap-tiap umat mempunyai ajal. Jika ajal datang, maka mereka
tidak dapat mengundurkannya dan tidak (pula) mendahulukannya”.
Dengan berbagai kejadian aneh yang dialaminya, Agnes mulai mempelajari Islam
dari berbagai sumber buku dan satu hari Agnes yang merupakan penganut Katolik
berkata “Ya Allah terimalah aku menjadi seorang muslim. Aku tak ingin
di-islamkan oleh manusia lain”.
Agnes yang sudah mengucapkan kalimat syahadat langsung melaksanakan shalat
meski harus secara sembunyi-sembunyi. Di tengah Agnes yang telah berpindah
agama tersebut, suaminya masih tetap rajin menjalankan ibadat di Gereja. Bahkan
Martono selalu mengajak Agnes untuk ke Gereja, namun Agnes menolaknya dengan
berbagai alasan.
Hingga suatu malam Martono terjaga karena isak tangis yang didengarnya di suatu
kamar. Di tengah rasa penasaran tersebut, ia terkejut karena melihat Agnes
sedang melakukan shalat dengan menggunakan celana panjang, jaket dan syal yang
dijadikan kerudung.
Martono bertanya keheranan “Lho.. kok Mamah kini shalat?”
“Maafkan saya Pah,, telah mendahului Papah”. Agnes pasrah dengan sikap
suami nanti apakah akan menyakitinya atau bahkan menceraikannya.
Setelah Martono melihat istrinya memeluk agama Islam, ia pun mulai kebingungan
menentukan arah akidahnya. Hingga suatu hari tepatnya tanggal 17 Agustus 2000,
Agnes mengantar Adi untuk mengikuti lomba adzan yang diadakan oleh panitia
Agustusan di lingkungannya.
Cukup aneh memang, Adi yang masih beragama Katolik ingin mengikuti lomba Adzan
yang notabene merupakan aktivitas seorang muslim saat waktu shalat tiba.
Sementara Martono yang diajak untuk ikut menghadiri, justru menolak dengan
alasan harus mengikuti upacara di kantornya.
Dalam acara tersebut hadir pula psikolog Agnes yakni Gangsa Raharjo. Ia
mengatakan kepada Adi yang masih bersekolah di SMA Santa maria untuk meniatkan
adzannya bukan hanya untuk orang yang ada di sekitar, namun juga untuk alam
semesta.
Alhasil, adzan yang dikumandangkan Adi sangat merdu dan membuat siapapun yang
mendengarnya terbawa haru. Ibundanya yang melihat hal tersebut meneteskan air
mata hingga tak terbendung karena bercampurnya rasa haru dan bahagia.
Adi pun menjuarai lomba adzan tersebut dan mengalahkan 33 peserta yang muslim.
Setelah lomba usai, Adi dan Agnes kemudian pulang ke rumah. Namun apa yang
didapatinya cukup mengejutkan karena saat Agnes membuka pintu kamar, Martono
yang tadinya berucap akan melakukan upacara justru tengah melakukan shalat.
Agnes pun terkulai lemah dengan kejadian tersebut.
Martono yang telah menyelesaikan shalatnya kemudian meraih tangan istrinya dan
mendekapnya. Ia pun berucap “Mah Papah kini telah masuk Islam”
Kesedihan bercampur haru membuat anak-anaknya mendengar dan mendekati keduanya.
Dalam hidayah yang melingkupi orang tuanya, Adi dan Icha pun kemudian memeluk
agama Islam.
Keluarga yang dulunya Katolik itu akhirnya melalui babak baru dalam kehidupan
sebagai muslim secara terang-terangan. Bahkan Martono mewakafkan 7 hektar
tanahnya untuk dijadikan pesantren Baitul Hidayah di Bandung. Subhanallah
Ternyata hidayah Allah bisa datang pada siapa pun dan lewat cara apapun. Allahu
Akbar
Semoga bermanfaat,
DK
Tuesday, July 7, 2009
Ulama' Syiah Disembelih Berubah Menjadi Babi
Berikut cerita KH. Nur Hasanudin Pengasuh Pondok Pesantren Darussa’adah Gubugklakah Malang, yang menuturkan kisah pertemuannya dengan guru besarnya sekaligus ulama besar Aswaja yang tak lain adalah Prof. DR. Muhammad bin Alawy Al Maliki. Saat itu ia bertemu dengan ulama besar tersebut di Mekkah Al Mukarramah.
Saturday, June 6, 2009
Cara membuat read more pada blogger
Tuesday, May 5, 2009
Ayam Silkie Berdaging Hitam
Monday, April 13, 2009
Mengganti Warna dengan Photoshop
Demo Mengganti Warna dengan Photoshop |
Ada banyak hal yang bisa dilakukan dengan photshop, diantaranya mengganti warna baju. Sebenarnya bukan hanya warna baju saja yang bisa di ganti, tetapi warna-warna yang lainnya juga bisa dengan mudah di manipulasi dengan menggunakan photoshop.
Wednesday, March 11, 2009
Manusia dengan 2 Wajah
Patung lilin Edward Mordake yang berwajah dua |
Kisah Edward Mordake yang Memiliki Dua Wajah. Mungkin Anda akan berpikir bahwa kalimat "Manusia bermuka dua" hanyalah sebuah peribahasa belaka yang mempunyai arti manusia yang mempunyai 2 muka. Ternyata seseorang dengan 2 muka pernah ada dan jadi topik perdebatan yang tidak pernah selesai hingga saat ini mengenai kebenarannya.
Friday, February 13, 2009
Thursday, January 29, 2009
Cara Memasang Visitor Pada Blog
Cara Memasang Flag Counter di Blog Blogspo. Berapa jumlah pengunjung blog sobat?? Bagi sobat blogger yang belum tahu saya sarankan untuk memasang widget ini. Namanya Flag Counter. Flag counter adalah visitor count yang menampilkan jumlah pengunjung blog dengan ciri khas menampilkan bendera negara setiap pengunjung. Contoh bisa sobat lihat di sidebar blog ini.
Subscribe to:
Posts (Atom)