“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Thursday, November 16, 2017

Apa itu Dinar & Dirham?


Masa kejayaan peradaban Islam selama berabad-abad sejak masa Rasulullah hingga Dinasti Abbasiyah dan menyebar ke Andalusia (Spanyol) telah menjelma menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia. Tak heran, kekhalifahan Islam masa itu memiliki mata uang sendiri yang bernama dinar (koin emas) dan dirham (koin perak). Dengan kedua mata uang itu, perekonomian Islam berkembang pesat.  Dua logam mulia itu dianggap sebagai mata uang yang paling berharga. Berbeda dengan zaman sekarang yang jamak menggunakan uang kertas (fiat money) sebagai alat pembayaran.

Menurut Abdul Qadim Zallum dalam kitabnya Al-Amwal fi Daulah al-Khilafah, dinar dan dirham telah dikenal oleh orang Arab sebelum datangnya Islam karena aktivitas perdagangan yang mereka lakukan dengan negara-negara di sekitarnya.

Ketika pulang dari Syam, orang-orang Arab membawa uang koin emas Romawi (Byzantium). Dari Irak, mereka membawa uang koin perak Persia yang dikenal dengan sebutan drachm. Kadang-kadang, mereka membawa pula sedikit dirham Himyar dari Yaman.

Koin dinar emas adalah koin emas 22 karat (91,7%) dengan berat 4,25 gram yang dapat berfungsi sebagai alat investasi dan proteksi nilai kekayaan.


Mengapa 4,25 gram?

Rasulullah Sholallahu Alaihi Wa Salam bersabda “Timbangan mengikuti yang digunakan penduduk Mekah, Takaran mengikuti yang digunakan penduduk Madinah”.

Dari hadits Rasulullah Sholallahu Alaihi Wa Salam tersebut, Dr. Qaradawi menyimpulkan bahwa berat 1 Dinar atau 1 Mithqal adalah sama dengan 4.25 gram timbangan saat ini ; sedangkan berat 1 Dirham adalah 2.975 gram.

Sementara, pada masa Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi, pencetakan dirham pertama dalam masa kekhalifahan Islam dilakukan yaitu berat tujuh dinar sama dengan berat 10 dirham. Sementara, berat satu dinar emas adalah sekitar 4,25 gram. Dengan demikian, berat satu dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2,975 gram.

Dan dari hal ini diketahui berat dirham dimasa itu, yaitu rata-rata antara 3.0898 – 3.207 gram. seperti yang di jelaskan di bawah ini:

• Dirham atau Dirhem atau Akche (Acke) = 16 kirat = 64 dang = 3.207 gram.
• Dirham Bizantium dan awal Islam = 3.125 gr.
• Dirham menurut shariah dan kanonikal = 3.125 gram.
• Dirham di Kairo = 3.0898 gram.
• Dirham di Dimishki = 3.086 gram.
• Dirham di Tabriz = 3.072 gram.


Mengapa 22 karat?

Istilah karat berasal dari bahasa Yunani keration yang kemudian diambil oleh bahasa-bahasa lain menjadi carat (Perancis), carato (Italia) dan qirat (Arab) yang berarti kacang polong. Pada zaman dulu biji-bijian sering digunakan untuk menakar benda berkuantitas keciil. Satu qirat sama dengan 4 butir kacang polong. Mulai tahun 1575 ukuran ini digunakan untuk menakar berat berlian. Ukuran keration Yunani ekuivalen dengan ukuran siliqua Romawi yang beratnya sama dengan seperduapuluhempat koin emas di zaman kaisar Konstantin dari Byzantium Timur. Sejak saat itu karat berarti “bagian dari seperduapuluhempat” dan ditetapkan menjadi ukuran untuk mengukur kadar kemurnian emas (bukan beratnya). Dengan demikian emas 24 karat adalah emas murni (tidak ada campuran logam lain). Emas 22 karat berarti terdiri dari 22 bagian emas, 1 bagian tembaga dan 1 bagian perak.

Saat ini sistem karat diperluas menjadi sistem millesimal, yang diterapkan untuk mengukur kadar kemurnian campuran platina, emas, dan perak. Sistem ini lebih mudah dipahami karena menghitung bagian-bagian per seribu logam murni yang terkandung dalam suatu campuran logam (alloy). Jadi, jika disebutkan emas 750 berarti kandungan emasnya 75%, dan sisanya adalah logam-logam lain. Sistem millesimal menggunakan tiga angka bulat seperti contoh di atas. Di toko-toko emas saat ini orang pada umumnya tidak menggunakan karat melainkan menyebutkan prosentasi kadar emas, misalnya dengan menyebutkan emas 70, emas 80, yang berarti kandungan emasnya 70% dan 80%.


Perhitungan Karat

Kadar emas dalam "karat". Kadar 24 karat dinyatakan sebagai emas murni. Jadi emas kadar 23 karat berarti tingkat kemurniannya adalah 23/24 X 100% atau sekitar 95,8%. Jadi bila emas kadar 22 karat dengan berat 15 gram maka kandungan emas murninya = 22/24 x 15 = 13.75 Gram.

Untuk mempermudah, sudah tersedia tetapan untuk menentukan karat berdasar kadarnya. Menurut SNI (Standart Nasional Indonesia) - No : SNI 13-3487-2005 standard karat sbb: Karat Kadar emas

24 K = 99,00 - 99,99%
23 K = 94,80 - 98,89%
22 K = 90,60 - 94,79%
21 K = 86,50 - 90,59%
20 K = 82,30 - 86,49%
19 K = 78,20 - 82,29%
18 K = 75,40 - 78,19%


Nilai Dinar dan Dirham

Hampir tak ada bedanya dengan bertransaksi dengan uang kertas, kecuali yang dberikan sebagai alat tukar, bukan sekedar kertas tak bernilai (kecuali angka nominal di atasnya), tetapi berupa koin emas dan koin perak. Standar nilainya ditentukan oleh beratnya, yaitu 4.25 gr emas untuk 1 Dinar dan 2.975 gr perak untuk 1 Dirham.

Hanya, memang, untuk saat ini, nilai emas dan perak itu masih “diukur” dengan uang kertas juga, karena keduanya masih diperdagangkan sebagai komoditi di pasaran, belum sebagai uang sepenuhnya. Jadi, nilai tukar Dinar dan Dirham pun, saat ini, masih dinisbahkan kepada rupiah. Untuk pertengahan Agustus 2017 ni1ai Dirham adalah Rp 70.000, 1 Dinar Rp 2.400.000.


Sejarah Dinar Islam

Semasa Rasulullah Sholallahu Alaihi Wa Salam masih hidup; beliau belum (memerintahkan ) mencetak Dinar Islam sendiri. Berarti Rasulullah Sholallahu Alaihi Wa Salam menggunakan Dinar yang diproduksi oleh dunia di luar Islam.  Apa yang ada sebelum Islam atau di luar Islam kemudian juga digunakan oleh beliau, maka  ini menjadi ketetapan atau taqrir beliau – yang ber ati Dinar (uang emas) diluar Islam-pun boleh digunakan oleh umat Islam.

Dinar baru mulai dicetak di Kekhalifahan Islam pada jaman Kekhalifahan Mu’awiyah bin Abu Sufyan (41-60H) ; namun pada jaman itu uang emas dari Byzantine tetap juga digunakan bersama Dinar Islam.

Pada jaman Kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan (75 H-76 H) barulah beliau melakukan reformasi finansial, dimana hanya Dinar dan Dirham Islam yang dipakai di Kekhalifahan.

Sampai abad 19 koin-koin emas yang ada di dunia hanya berkadar antara 0.900 % – 0.9166 % atau yang paling mendekati adalah 22 karat ( 22 karat = 22/24 = 0.917%).

Dunia Islam tidak hanya mengenal mata uang dinar emas, tapi juga dirham perak. Dirham merupakan mata uang yang digunakan sejak awal Islam hingga berakhirnya Kekhalifahan Usmaniah Turki tahun 1924. Penggunaan dirham sama seperti dinar, tapi memiliki nilai berbeda. Dirham digunakan sebagai alat transaksi perdagangan dan juga membayar zakat dan denda (diyat).

Standardisasi berat uang dinar dan dirham mengikuti Hadits Rasulullah Sholallahu Alaihi Wa Salam, "Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah" (HR. Abu Daud).

Dirham memang sudah ada sejak sebelum Islam lahir. Bahkan, mata uang perak telah digunakan sejak lama di Yunani. Dalam sejarah, istilah dirham sebetulnya berasal dari koin Yunani, Drachma. Saat itu, Kekaisaran Romawi menggunakan drachma sebagai alat perdagangan dengan pedagang Arab sebelum masa Islam. Penggunaan drachma sebagai alat tukar memiliki alasan serupa dengan dinar emas. Hal itu karena drachma memiliki nilai instrinsik karena terbuat dari perak.

Semoga bermanfaat,
DK

Sumber:

No comments:

Post a Comment