“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Thursday, December 7, 2017

Konsumsi Gula di Indonesia




Kementerian Perindustrian memperkirakan kebutuhan gula nasional pada 2017 akan mencapai 5,7 juta ton, turun 1,38 persen dari tahun sebelumnya. Jumlah tersebut terdiri dari gula industri sebesar 2,8 juta ton dan gula konsumsi rumah tangga 2,9 juta ton. Masih tumbuhnya industri makanan dan minuman membuat permintaan gula industri akan terus meningkat. Dalam Industri Update Mandiri Sekuritas Juli 2017, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) industri makanan dan minuman pada tahun ini diperkirakan akan tumbuh 8 persen.

Produksi gula domestik saat ini diperkirakan hanya mencapai 2,2 ton, sementara kebutuhan mencapai 5,7 juta ton. Jadi dibutuhkan tambahan sekitar 2,5-3 juta ton gula impor per tahun. Pada 2016, kebutuhan gula impor terbesar dipasok dari Thailand dan Brasil, yakni mencapai 75 persen dari total impor gula nasional.

Periode Januari-Mei 2017, realisasi impor gula rafinasi tercatat sekitar 1,2 juta ton atau sekitar 76,7 persen dari persetujuan impor yang diberikan Kementerian Perdagangan, yaitu 1,6 juta ton.

Tahun ini Kementerian Perdagangan memastikan akan mengimpor gula lebih dari 1 juta ton untuk memenuhi kebutuhan konsumsi.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, kebutuhan konsumsi gula di Indonesia tahun ini mencapai 3,5 juta ton. Sementara kapasitas produksi gula dalam negeri diperkirakan hanya 2,2 juta ton.

"Faktanya adalah jumlah produksi kita tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumsi, makanya kita akan impor gula sebanyak 1 juta ton lebih," jelas Enggartiasto, saat berkunjung di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (16/3/2017).

Untuk kebutuhan industri berupa gula rafinasi, pemerintah akan mengimpor sebanyak 3,5- 4 juta ton. "Kalau untuk kebutuhan industri atau pabrik, kita tutup mata, karena tidak ada pilihan," ucapnya.

Ketua Dewan Pembina Pusat Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Arum Sabil meminta pemerintah menghitung ulang kebutuhan impor tersebut.

"Karena kalau kita diserbu gula impor, bagaimana nasib petani, kami akan tertekan," ujarnya.

Arum meminta pemerintah segera mengambil kebijakan yang berpihak kepada petani tebu. "Misalnya pupuk jangan dibatasi, la wong pupuk ini kan digunakan petani, bukan digunakan siapa-siapa. Kemudian lahan irigasi milik petani juga diperbaiki," katanya.

Selain itu, petani tebu juga diberikan akses yang mudah untuk permodalan di perbankan. "Dan yang tak kalah penting adalah tersedianya varietas unggulan tebu dari pemerintah. Coba kita lihat tebu milik petani kita, seperti kekurangan nutrisi," tuturnya.

Arum mengaku yakin, jika kebijakan itu diberlakukan pemerintah, maka produksi tebu milik petani akan semakin meningkat. 

Lantas bagaimana dengan data statistik konsumsi pemakai gula di Indonesia sendiri? Berikut data lebih detailnya:



Setiap tahun mengalami penurunan sekitar 2.3%. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepedulian orang Indonesia terhadap kesehatan secara berangsur mulai tumbuh. Ada kemungkinan masyarakat mulai beralih dari menggunakan gula tebu menjadi komoditi gula dari sumberlain seperti kedelai atau lainnya. 

Semoga bermanfaat,
DK

Sumber:

No comments:

Post a Comment