“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Thursday, June 29, 2023

Perjalanan Berobat Bunda

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuhu, 

Buat sobat blogger yang setia, kali ini penulis ingin berbagi pengalaman mengenai proses registrasi untuk menjadi pasien baru di Rumah Sakit Kanker Dharmais yang biasa disebut RSKD. Hal ini penulis tuangkan kedalam diary ini, semoga bermanfaat bagi sobat blogger yang ingin berobat ke rumah sakit tersebut. Karena bagi orang awam akan kebingungan apabila belum mengetahui proses registrasi dan proses berobat disana, hal tersebut penulis rasakan sendiri bagaimana merasakan kebingungan, ketidaktahuan dan kesulitan yang membuat kita stress dahulu sebelum berobat disana.

Sebelumnya penulis akan flashback dahulu alasan kenapanya bisa sampai berobat ke RSKD tersebut. Di Bulan April 2020 istriku tercinta (panggilan bunda) qodarullah mengalami pendarahan (Istihadah) yang berlarut larut, dari situ aku bawa bunda berobat ke Rumah Sakit Hermina Grandwisata daerah Bekasi Timur. Di RS Hermina aku memilih dokter Upik Anggraheni Priyambodo SpOG selaku ahli kandungan wanita yang menurut cerita para suster disana beliau memiliki jam terbang yang sudah diatas rata-rata. Dari analisa beliau menyatakan bunda mengalami penebalan dinding rahim. Beliau menyarankan untuk menjalani masa pengobatan terlebih dahulu dalan kurun waktu beberapa bulan kedepan.

Disaat masa pengobatan dokter Upik pun menyarankan bunda untuk ke dokter Cut Hafiah Halidha Nilanda SpGK sebagai ahli gizi, guna mengontrol berat badan yang saat itu terbilang sudah terlalu berlebihan (110Kg) untuk ukuran wanita dengan postur tubuh setinggi (155cm). Dokter Cut memberikan pola makan yang sangat ketat dan teratur ditambah obat-obatan pelangsing, alhamdulillah semua saran beliau dijalankan bunda dengan ikhlas, alhasil bunda mengalami penurunan berat badan yang drastis hingga mencapai berat badan 98Kg (penurunan 12Kg dalam kurun waktu 3 bulan).

Setelah kontrol kedua dibulan Juni 2020 dokter Upik menyarankan setelah datang bulan tepat di hari kedua, beliau menyarankan untuk kontrol Kembali guna memastikan perkembangan dinding rahim bunda apakah sudah mengalami penurunan atau belum.

Saat itu bunda baru mengalami kembali siklus haid yang cukup lama hampir 2 bulan baru mendapatkan mesntruasi kembali. Seperti saran dokter Upik akupun mengantarkan bunda untuk kontrol kembali tepat dihari kedua datang bulan pada bulan Agustus 2020. Alhasil dinding Rahim bunda masih belum mengalami penurunan, sehingga dokter Upik menyarankan untuk tindakan kuret.

Saat mendapat kabar Tindakan kuret tersebut, aku dan bunda langsung berpikir untuk menggunakan fasilitas BPJS, karena mengingat biaya kuret saat itu sama halnya dengan biaya melahirkan Caesar yang lumayan terasa berat untuk kantong seukuranku. Akupun mendatangi Faskes 1 Poliklinik Paramitha untuk mendapatkan rujukan agar bisa dilakukan tindakan kuret di RS Hermina, ternyata sesampai di Poliklinik Paramitra, mereka tidak bisa mengeluarkan surat rujukan apabila tidak ada hasil diagnosa dari RS Hermina.


Selasa, 18 Aug 2020

Dengan kecewa aku dan bunda kembali ke RS Hermina, untuk meminta diagnose tersebut. Sesampai di RS Hermina, ternyata Allah subhanallahu wata’ala mempermudah urusan kami, ternyata pihak RS Hermina bilang tidak perlu rujukan dari Faskes 1 karena mengingat emergency agar segera diambil tindakan. Sehingga malam itupun bunda dilarikan ke UGD untuk segera diambil tindakan.

Saat awal masuk UGD, para suster melakukan test RAPID terlebih dahulu kepada bunda guna memastikan apakah bunda saat itu tubuhnya reaktif terhadap virus corona atau non reaktif. Setelah diambil darah, kurang lebih satu jam menunggu hingga hasilnya keluar juga, alhamdulillah kondisi bunda saat itu non reaktif, sehingga bunda bisa di opname di rumah sakit tersebut.

Bunda segara dibawa menggunakan kursi roda ke ruangan sementara yang saat itu masih menungguku untuk memproses rawat inap dengan fasilitas BPJS. Sesampai diruang sementara tersebut, terlihat hanya ada 2 tempat tidur dan disalah satu tempat tidur sudah disediakan makanan untuk bunda. Suster yang mengantarkan bunda mempersilahkan bunda untuk makan malam, karena saat itu memang dari sore belum sempat makan malam.

Bunda
Sembari bunda istirahat rebahan di ruang sementara tersebut, aku dipanggil suster untuk melengkapi administrasi rawat inap malam itu.  Bagian administrasi meminta beberapa dokumen diantaranya: KTP asli & copy, kartu BPJS asli & copy, serta copy Kartu Keluarga (KK). Dikarenakan saat itu aku tidak membawa KK maka administrasinya menanyakan apakah saya punya soft file di HP, alhamdulillah akupun selalu menyimpan dokumen penting salah satunya KK tersebut. Aku disuruh mengirim ke email bagian administrasi rumah sakit dan di print oleh petugas administrasinya.

Setelah selesai, dan kamar rawat inap yang dituju sudah tersedia, maka bundapun di pindahkan ke kamar rawat inap kelas 1 sesuai kartu BPJS yang bunda miliki. Didalam ruangan tersebut terdiri dari 3 tempat tidur, dan saat itu bunda mendapat bagian pojok dekat jendela.

Setiba di ruang rawat inap tersebut bunda segera dipasang inpus guna mendapatkan asupan obat-obatan sebelum menjalani Tindakan keesokan harinya.

Setelah selesai semua, akupun saat itu karena tidak siap perbekalan pakaian, akhirnya meminta izin kepada perawat yang jaga untuk mengambil pakaian salin dirumah. Kira-kira waktu menunjukkan pukul 2 pagi aku kembali kerumah, dengan perasaan letih dan mata yang mengantuk. Setiba kembali di rumah sakit akupun bergegas untuk menyempatkan diri tiduran hingga fajar menyingsing agar keesokannya kondisiku tetap fit.


Rabu, 19 Aug 2020

Keesokan harinya tepat jam 2 siang bunda dilakukan tindakan pembersihan dinding rahim (kuret), alhamdulillah semua berjalan lancar. Setelah selesai kuret dokter Upik menunjukkanku jaringan yang diambil dari dalam Rahim bunda. Beliau mengatakan jaringan tersebut akan dilakukan analisa lab dahulu untuk memastikan apakah ada sesuatu yang berbahaya atau tidak. 

Keesokan harinya, Kamis 20 Aug 2020, jaringan yang diambil tersebut dilakukan uji lab guna memastikan apakah jaringan tersebut mengandung sel kanker yang berbahaya atau tidak.


Sabtu, 22 Aug 2020

Dua hari berselang akhirnya keluar juga hasil laboratorium untuk analisa jaringan yang berasal dari rahim bunda tersebut. Dokter upik mengatakan di dalam jaringan dinding Rahim tersebut terdapat adenocarcinoma endometrium yang disebut juga kanker endometrium yaitu jenis kanker yang menyerang lapisan di bagian dalam rahim. Mendengar hal tersebut membuat aku dan bunda merasa drop dan bermurung muka.
Hasil uji lab RS Hermina
Dokter Upik menyarankan kami berkonsultasi ke dokter Muhammad Yusuf Sp. OG (K) Onk selaku ahli kandungan yang berhubungan dengan onkoligi atau kanker. Kami pun langsung menemui beliau untuk berkonsultasi. Saat itu beliau menepuk pundakku untuk bersabar atas apa yang menimpa bunda saat ini. Aku bilang kalau kami masih sangat menginginkan buah hati dari rahimnya bunda. Beliaupun berusaha untuk melakukan pengobatan dahulu sebelum mengambil tindakan lain yang apabila membahayakan kesehatan bunda maka akan dilakukan pengangkatan rahim.

Membayangkan proses pengobatan bunda yang akan membutuhkan biaya besar, maka akupun berkonsultasi dengan dokter Yusuf, bagaimana supaya semua pengobatan bisa tercover oleh BPJS. Akhirnya beliaupun menyarankan untuk pindah ke Rumah Sakit Dharmais Jakarta Barat, yang kebetulan dokter Yusuf pun juga sebagai salah satu dokter ahli onkologi disana. Dengan mengucap sukur alhamdulillah ternyata Allah mempermudah urusan kami.

Saat itu dokter Yusuf membuatkan hasil diagnose penyakit yang diderita bunda dan hasil laboratorium selaku pendukung diagnose tersebut. Kedua dokumen tersebut digunakan untuk mendapatkan rujukan dari Faskes 1 Poliklinik Paramitra ke RS Hermina.


Jum’at, 4 Sep 2020

Saat di Poliklinik Paramitra, sebaiknya meminta rujukannya bertepatan dengan hari dimana kita akan kontrol di rumah sakit yang dituju. Aku kurang paham, apakah hal tersebut memang aturan dari pemerintah, atau hanya peraturan internal di faskes 1 tersebut, karna beberapa hari sebelumnya aku mencoba meminta rujukan tersebut, akan tetapi ditolak oleh petugas faskes 1 tersebut. Sebetulnya kita bisa meminta rujukan tersebut beberapa hari sebelumnya, akan tetapi kita harus berdebat dahulu dengan bagian administrasi di Faskes 1.

Surat rujukan dari Faskes 1 Klinik Paramitra ke RS Hermina
Setelah mendapatkan rujukan dari Faskes 1 tersebut, dihari yang sama kamipun menemui dokter Yusuf Kembali untuk mendapatkan rujukan selanjutnya dari RS Hermina ke RSKD Dharmais. Dari RS Hermina mengisi kolom rujukan balik dari Faskes 1 tersebut, sebagai keterangan konsultasi selesai.
 
Selanjutnya dokter Yusuf meminta kami ke bagian administrasi RS Hermina untuk dibuatkan surat rujukan selanjutnya dari RS Hermina ke RSKD Dharmais.

Surat Rujukan dari RS Hermina ke RSKD
Dari RS Hermina pun memberikan Surat Elegibilitas (Kelayakan) Peserta atau yang disebut SEP yang akan digunakan sebagai pendaftaran pasien baru di RSKD Dharmais nanti.
 

Jum’at, 11 Sep 2020

Setelah mendapatkan ketiga dokumen tersebut, sesuai instruksi dokter Yusuf aku dan bunda berangkat ke RSKD Dharmais, saat itu kami datang di Hari Jum’at karena saat itu dokter Yusuf praktek disana. Setiba disana aku sangat terpukai karena melihat antrian panjang dari parkiran hingga pintu masuk rumah sakit. Perlu sobat ingat, apabila membawa kendaraan mobil pribadi, maka kudu datang pagi-pagi sebelum jam 6 karena apabila sudah jam 7, maka jangan menyesal tidak kebagian tempat parkir.

Setelah bertanya dengan pihak security, ternyata aku harus mendapatkan format kosong untuk dilakukan screening suhu badan karena mengingat penyebaran COVID 19 yang masih sangat tinggi saat itu. Screening diakukan dalam 2 jalur, jalur kiri (meja 1) format screening menggunakan kertas dan jalur sebelah (meja 2) kanan format screening menggunakan handphone berupa barcode. Saat screening suhu tubuh apabila dibawah 37 derajat celcius maka akan diberi sticker hijau, sebaliknya apabila diatas 37 derajat celcius maka akan diberi sticker merah. Perlu sobat ketahui sticker tersebut jangan sampai hilang, karena apabila kita keluar dari RSKD akan diitanya Kembali apakah kita sudah screening suhu badan? Apabila kita punya sticker hijau tersebut, maka cukup kita menunjukkan sticker tersebut kepada petugas.
Screening COVID 19
Bagi yang mendapatkan sticker hijau diperbolehkan masuk kedalam. Setiba didalam aku dan bunda hanya terpana kebingungan, harus kemana dulu yah? Kuberanikan diri untuk bertanya kepada petugas screening di pintu masuk, dan mereka menunjukkan aku harus mendaftarkan diri sebagai pasien baru pada bagian pendaftaran (Registration) di lantai 1.

Pendaftaran RSKD Lantai 1
Setiba di bagian pendaftaran aku melihat ada mesin antrian di sebelah tiang, dan akupun mencari-cari petunjuk disana, dan kutemukan tombol G pada layer mesin antrian untuk antrian pasien baru BPJS. Pada mesin antrian tersebut tertera petunjuk dokumen apa saja yang harus dilengkapi.

Mesin Pendaftaran dan Alur Pendaftaran
Dikarenakan masih pagi dan belum banyak orang saat itu maka aku diperbolehkan langsung menuju ke loket G untuk menyerahkan dokumen apa saja yang diperlukan. Setelah menyerahkan dokumen, kita disuruh menunggu untuk verifikasi. Setelah verifikasi dokumen kita akan dipanggil di ruangan kaca pada pojok kanan (ruang screening) untuk interview, disana kita akan ditanya-tanya sehubungan data rujukan dari rumah sakit sebelumnya dan penyakit apa yang kita derita. Dan usahakan saat itu kita meminta dokter yang akan jadi dokter konsultasi kita apabila kita sudah tahu namanya.

Ruang screening interview RSKD
Setelah selesai verifikasi dokumen dan interview, kita disuruh melakukan registrasi untuk pembuatan kartu pasien agar mendapatkan nomor medikal (Medical Record / MR). Kembali kita ambil nomor pada mesin antrian dengan menekan tombol B sebagai pasien baru BPJS. Setelah dipanggil kita akan mengisi formulir registrasi untuk mendapatkan kartu pasien. Saat itu aku dipanggil di loket 3. Dikarenakan bunda adalah pasien baru, maka dari loket tersebut juga sudah dibuatkan perjanjian dengan dokter yang kita kehendaki. Pihak loketpun akan mengumpulkan dokumen rujukan menjadi satu yang terdiri dari copy kartu BPJS, copy KTP, surat rujukan dari RS Hermina yang berlaku selama 3 bulan, dan hasil lab dari RS Hermina.
Loket 3 pemeriksaan dokumen BPJS
Biasanya setelah mendapatkan kartu pasien, maka selanjutnya kita disuruh membuat perjanjian dengan dokter yang akan kita kehendaki. Akan tetapi karena bunda merupakan pasien baru maka sudah dibuatkan perjanjian di lantai 1 tersebut, kemudian aku langsung disuruh ke lantai 2 untuk kebagian pendaftaran konsultasi dokter. Seandainya pasien lama maka pendaftaran sudah bisa dilakukan via online melalalui RSKD Mobile.

Pendaftaran konsultasi dokter di lantai 2
Sesampai di lantai 2, Kembali kita harus mengambil nomor antrian pada mesin antri dengan menekan tombol A untuk konsultasi dokter bagi pasien baru atau lama.

Mesin perjanjian dokter
Setelah mendaftarkan diri kita akan dipanggil melalui counter dimana dokter yang kita kehendaki. Saat itu bunda dipanggil di counter 3.

Counter 3 persiapan konsultasi dokter
Pada counter 3 bunda disuruh timbang berat badan dan ukur tensi darah melalui mesin yang harus dimasukkan tangan kita kedalam mesin tersebut, setelah beberapa detik maka akan keluar cetakan nilai tensi darah kita.

Mesin tensi darah
Setelah pengukuran berat badan dan tensi darah, kita disuruh menunggu hingga dipanggil oleh dokter yang dikehendaki. Saat itu bunda dipanggil dokter Yusuf diruang no 210.
 
Saat berkonsultasi dengan dokter Yusuf, bunda disarankan untuk Kembali berkonsultasi dengan dokter ahli gizi. Dokter yusuf membuatkan jadwal untuk dilakukan test paru-paru (thorax), test darah dan test MRI mencakup abdomen dan Pelvis. Dokter Yusuf pun memberikan beberapa obat-obatan untuk penghenti pendarahan dan pereda rasa nyeri.

Waktu menunjukkan pukul 11.30, masih ada waktu untuk melakukan test thorax dan test darah. Aku dan bunda menuju lab darah di lantai 1 lewat Lorong sebelah kiri Bank Mandiri. Disana kita meletakkan pengantar test darah dari dokter kita. Beberapa saat nama kita dipanggil maka akan dilakukan pengambilan darah. Setelah selesai maka keesokan harinya sudah bisa diambil hasilnya. Karena hari itu Jum’at maka hasilnya sudah bisa diambil di hari senin minggu depan.
 
Selanjutnya aku dan bunda menuju lantai basement untuk melakukan test thorax dengan menggunakan lift di sebelah kanan dekat bank Mandiri. Di basement ini adalah tempat pelayanan radiologi mencakup scan thorax maupun MRI. 
 
Disinipun kita harus buru-buru mengambil nomor antrian, karena apabila telat maka yang ngantri bisa ratusan orang. Untuk test radiologi kita harus mengambil nomor antrian dengan menekan tombol A sementara tombol B untuk mengambil hasil radiologi. Perlu sobat ketahui, nomor antrian disini akan keluar 2 carik kertas, pertama untuk petugas, dan kedua untuk pasien, jadi kedua carik kertas tersebut jangan sampai hilang.

Loket pendaftaran radiologi di baseman
Saat dipanggil kita harus menunjukkan surat pengantar test thorax, terlebih dahulu sebaiknya di photocopy rangkap 3. Setelah itu kita disuruh ke ruang scan thorax. Hanya pasien yang boleh masuk, sementara pengantar menunggu diluar. Hasil scan thorak bisa diambil keesokan harinya.

Ruang rontgen
 
Selasa, 15 Sep 2020

Minggu depannya di hari selasa aku dan bunda Kembali datang ke RSKD guna melakukan beberapa agenda diantaranya: mengambil obat yang sudah di resepkan dari dokter Yusuf, mengambil hasil test darah, hasil test thorax (paru-paru) dan membuat perjanjian dengan dokter gizi sebagaimana rujukan dari dokter Yusuf sebelumnya.

Untuk lokasi pengambilan obat di RSKD berada di lantai 1 dibagian kanan atau dibawah tangga escalator menuju lantai 2. Dan perlu sobat blogger ketahui bahwa saat mengambil obat harus mengambil nomor antrian dahulu dengan menekan tombol B untuk pasien BPJS. Setelah keluar 2 carik kertas antrian, yang pertama untuk petugas dan kedua untuk pasien. Kemudian yang harus kita lakukan adalah memberi identitas pada kedua carik kertas tersebut dengan menuliskan nama pasien dan nomor rekam medik (RM), tujuannya agar untuk mempermudah petugas mencari data di komputernya terhadat obat yang sudah masuk sesuai dengan identifikasi nomor RM tersebut.

Pengambilan obat (Farmasi)
Sembari aku menunggu antrian obat, bunda menuju lab darah masih di lantai 1 dibelakang bank Mandiri untuk mengambil hasilnya. Saat mengambil hasil lab darah, kita hanya melakukan scan terhadap barcode yang telah diberikan oleh petugas lab saat test beberapa hari sebelumnya. Dari barcode tersebut begitu di scan akan keluar secara otomatis hasil labnya.
   
Selanjutnya setelah resep obat sudah terima, hasil test dara pun sudah diterima, aku dan bunda menuju lantai basement untuk mengambil hasil test lab thorax (paru-paru). Disini kembali kita mengambil nomor antrian dengan menekan tombol B untuk pengambilan hasil lab radiologi. Setelah dipanggil, kita harus memberikan tanda pengambilan hasil lab radiologi ke loket 2 pengambilan hasil foto. Setelah itu harap menunggu beberapa saat, dan baru dipanggil untuk mendapatkan hasilnya.

Loket pengambilan photo rontgent
Selanjutnya agenda terakhir yaitu mempuat perjanjian dengan dokter gizi. Beberapa hari sebelumnya aku coba searching di google untuk mencari profile dokter gizi di RSKD, akan tetapi aku tidak mendapatkan informasi tersebut, apakah belum di update websitenya atau memang alasan tertentu. Sehingga saat aku membuat perjanjian dilantai 2 harus bertanya-tanya dulu dengan petugas disana.

Saat di lantai 2, kita kembali mengambil nomor antrian dengan menekan tombol C untuk perjanjian secara manual. Bagi sobat yang ingin menggunakan applikasi bisa juga melalui HP untuk membuat perjanjian tersebut melalui aplikasi “RSKD Mobile”. Berhubung saat itu aku masih awam, jadi terpaksa menggunakan perejanjian manual.
 
Saat membuat perjanjian, aku menunjukkan rujukan dari dokter Yusuf kepada dokter gizi. Saat itu petugas akan memberikan informasi dokter yang akan kita tuju, kitapun ditawarkan hari apa akan berkonsultasi. Dikarenakan aku belum paham profile dokter gizi disitu, akhirnya aku pilih dokter wanita agar sesuai dengan permintaan bunda. Saat itu dokter yang kebetulan praktek untuk hari esok yaitu dokter Nani Utami Dewi. Setelah itu petugas akan memberikan bukti perjanjian yang harus dibawa keesokan harinya. Perlu sobat ingat, perjanjian dibuat minimal sehari sebelum kita melakukan konsultasi dengan dokter yang kita pilih.


Rabu, 16 Sep 2020

Keesokan harinya di hari Rabu, aku dan bunda kembali mendatangi RSKD dengan agenda konsultasi dengan dokter Nani Utami Dewi Sp. GK selaku ahli dokter gizi. Sebelum konsultasi, terlebih dahulu kita membuat Surat Elegibilitas (Kelayakan) Peserta (SEP), untuk menuju ke lokasi pembuatan SEP tersebut, kita harus keluar RSKD menuju bagian kiri gedung RSKD dengan menaiki tangga berdekatan dengan tempat photo copy. Saat tiba di mesin pembuat SEP, kita harus memasukkan nomor rekam medik pasien, setelah itu tekan tombol benar, lalu cetak. Beberapa detik akan keluar selembar kertas yang berisikan surat elegibilitas peserta. Disitu akan tertuju kita ke dokter siapa yang sudah dibuat perjanjian di hari sebelumnya.

Setelah mendapatkan SEP, kita harus menandatangani dibagian pasien atau keluarga. Setelah itu aku menuju lantai 2 untuk mengambil nomor antrian pendaftaran dengan menekan tombol A untuk pasien baru atau lama. Saat dipanggil petugas meminta bukti perjanjian sebelumnya, surat rujukan dari dokter Yusuf selaku dokter yang memberi rujukan dan surat SEP.

Selanjutnya aku disuruh menunggu untuk menuju counter dimana dokter Nani bertugas. Saat itu aku menunggu di counter 4. Disana, bunda disuruh timbang berat badan dan melakukan tensi otomatis Kembali seperti biasanya. Kemudian disuruh menunggu Kembali untuk dipanggil kedalam ruang dokter.

Begitu nama bunda dipanggil aku bergegas menemani bunda masuk. Dengan banyak penjelasan seputar pengaturan asupan gizi yang disampaikan dokter Neni, begitupun aku dan bunda saling bergantian menanyakan beberapa pertanyaan seputar gizi dan pantangannya. Kurang lebih 40 menit akhirnya dokter memberikan resep yang sekiranya harus ditebus di apotik luar, karena obat tersebut tidak tersedia di RSKD. Dikarenakan aku sudah biasa belanja online maka resep tersebut aku cari di took online yang didapatkan dengan harga yang lumayan murah dibandingkan beli di RS Hermina sebelumnya.
 
Sebelum pulang, aku sempatkan membuat perjanjian untuk melakukan test MRI. Aku menuju lantai 2 kembali untuk mengambil antrian dengan menekan tombol C. Saat dipanggil petugas, aku menunjukkan hasil lab thorax, dan surat pengantar untuk test MRI. Petugas menyuruhku datang hari rabu dan kamis minggu depannya untuk melakukan order test MRI di lab radiologi pada hari rabunya dan pelaksanaan MRI pada hari kamisnya. Petugas juga memberikan dokumen pernyataan keluarga dan pasien berkenaan dengan pelaksanaan test MRI.


Rabu, 23 Sep 2020

Sesuai dengan anjuran petugas di loket perjanjian minggu sebelumnya, aku langsung menuju mesin pembuatan SEP dibagian kiri Gedung RSKD dengan menaiki tangga. Seperti biasa memasukan nomor rekam medik, maka secara otomatis surat SEP akan keluar setelah kita menekan tombol cetak. Surat SEP yang tercetak akan keluar nama dokter yang memberikan rujukan, dalam hal ini dokter Yusuf. Selanjutnya aku menuju lantai 2 untuk membuat order tindakan dalam hal ini aku mengambil nomor antrian dengan menekan tombol B untuk order tindakan.
 
Saat dipanggil, aku menunjukkan surat SEP dan surat pengantar test MRI, kemudian petugas memberikan surat pengantar untuk ke bagian radiologi di lantai basement. Kemudian aku dan bunda menuju lantai basement, disana mengambil nomor antrian dengan menekan tombol A. Saat dipanggil petugas menanyakan surat pengantar test MRI, meminta copy hasil test lab darah 1 rangkap, dan meminta surat persetujuan tindakan pelaksanaan test MRI dari pasien dan keluarga. Kemudian petugas memberikan pengantar untuk pelaksanaan test MRI keesokan harinya.
 

Kamis, 24 Sep 2020

Sesuai anjuran petugas lab radiologi, aku dan bunda tiba dilokasi jam 05:50, dan alhamdulillah lokasi parkiran masih kosong. Akan tetapi kita tetap menunggu antrian untuk screening suhu badan tepat jam 07:00 pagi baru dimulai.

Setelah selesai aku dan bunda langsung menuju lantai basement untuk mengambil nomor antrian dengan menekan tombol A. Kurang 20 menit menunggu tiba-tiba nama bunda dipanggil. Akupun memberikan berkas pengantar test MRI terseut, dan bund dipanggil untuk menanda tangani bahwa kondisi sedang tidak dalam keadaan hamil. Selanjutnya menunggu untuk dipanggil memasuki ruang test MRI.

Saat bunda dipanggil, tidak boleh ditemani keluarga, proses test MRI dilakukan dengan bersalin pakaian khusus terlebih dulu, setelah itu diberi suntikkan kontras, selanjutnya baru dilakukan test MRI kurang lebih 30 menit. Saat dilakukan test MRI kita disuruh menggunakan headset guna menutupi telinga karena suaranya sangat berisik. Setelah selesai hasil test MRI baru bisa diambil di hari selasa 29 Sep 2020 minggu depannya.

Singkat cerita, dari hasil MRI menunjukkan didalam rahim istriku masih terdapat lesi kistik yang berseptasi pada servix, sehingga dokter Yusuf menyarankan untuk dilakukan pengobatan hormon selama setahun dimana setiap 3 bulan dilakukan kuret.

Hasil MRI Test RSK Dharmais
Hari berganti hari setiap hari bunda terus konsumsi obat hormon yang diberikan dokter Yusuf setiap kontrol bulanan, dan bulan berganti bulan bunda datang ke RSKD untuk melakukan kontrol dan konsultasi yang terkadang aku temani dan kebanyakan bunda datang sendiri karena pekerjaanku yang tidak bisa ditinggalkan. Sesekali dokter yang kontrol tidak selalu sama dokter Yusuf melainkan dokter jaga lainnya seperti dokter Rendy Indraprana, Sp.OG dan dr. Muhammad Imran Porkas Lubis, Sp.OG. Setiap 3 bulan sekali maka dokter meminta dilakukan kuret hingga setahun lebih bahkan hampir 2 tahun.

Surat permintaan kuret
Setelah 1.5 tahun lebih pengobatan yang merupakan kali keempat kuret yang dilakukan dan saat itu dokter kembali melakukan MRI scan. Alhasil MRI scan menunjukkan masih adanya sel kanker yang terlihat didalam rahim bunda. Akhirnya dokter Yusuf memanggil aku sebagai suaminya dan membacakan hasilnya serta menjelaskan bahwa beliau selaku dokter sudah berupaya maksimal selama satu tahun lebih untuk pengobatan istriku, akan tetapi alhasil menunjukkan tidak membuahkan hasil yang baik, beliau memberikan opsi kepadaku bahwa tindakan pengobatan bisa dilanjutkan baik dengan kemoterapi atau radioterapi akan tetapi dia tidak menjamin rahim bisa kembali normal dan tidak menjamin sel kanker tidak akan menyebar. Selanjutnya beliau memberikan opsi lain yang sekiranya tidak akan menambah parah penyebaran sel kanker ovarium tersebut yaitu satu-satunya cara dengan pengangkatan rahim. Dengan pengangkatan rahim diupayakan sel kanker tidak menyebar dan tidak perlu tindakan pengobatan lanjut walaupun resikonya bunda sudah tidak bisa punye keturunan selamanya. Dengan bismillah aku putuskan untuk dilakukan pengangkatan rahim tersebut, karena mengingat kesehatan bunda jika berlarut-larut dalam pengobatan.


Selasa, 2 Aug 2022

Singkat cerita rahim bunda akhirnya dilakukan pengankatan dengan operasi Histerektom pada hari Selasa 2 Aug 2022. Saat itu aku dan bapak mertua (ayahnya bunda) menunggu dengan cemas di ruang tunggu operasi. Alhamdulillah semua berjalan lancar dan saat setelah operasi susternya menunjukkan kepada saya rahim yang sudah diangkat dan menanyakan aapakah mau dibawa pulang atau tidak. Aku hanya mengambil beberapa photo dan ku kembalikan ke susternya untuk dilakukan test laboratorium.


Jum'at, 7 Oct 2022

Kurang lebih seminggu setelahnya tepatnya tanggal 7 Oct 2022 hasil lab dari rahim yang diangkat sudah keluar. Dan hasil lab menunjukkan tidak ditemukan sel kanker ganas pada rahim yang diangkat tersebut sehingga dokter Yusuf pun tidak meminta untuk tindakan pengobatan lanjutan. Beliau hanya menyarankan bunda untuk menjaga dietnya dan mengatur pola makannya. Dengan mengucap sukur alhamdulillah saya berterima kasih banyak kepada Allah rabbul alamin yang telah menjaga istriku dan memberi kesehatan kepadanya. Aamiiin.

Hasil lab pengangkatan rahim

Demikianlah sobat  blogger perjalanan pengobatan istriku yang butuh kesabaran dan perjuangan demi menggapai kesembuhan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi sobat semua terutama para survivor kanker. Do'a ku kepada semua survivor kanker dimanapun kalian berada, untuk kesembuhan dan kesabaran kalian dalam menghadapi cobaan ini yang juga mungkin saat ini dalam masa-mas kritis, aku hanya berpesan, terus berjuang, berdoa, bersabar dan berikhtiar, yakinlah kesembuhan itu hanya dari Allah semata bukan dari dokter dan bukan karena obat. Sesungguhnya dokter dan obat itu hanya perantara Allah dalam kesembuhan kalian. Seandainya Allah belum beri kesembuhan bukan berarti Allah tidak sayang kepada kita, akan tetapi kita harusnya berbesar hati karena saat itu Allah sedang menghapuskan dosa-dosa kita yang telah lalu. Memang sakit rasanya menjalani seorang penderita kanker, karena akupun pernah mengalami penyakit kanker tersebut, akan tetapi kujalani hidup ini dengan ibadah, berdoa, dan berikhtiar.

Ucapan terima kasihku kepada Allah rabbul 'alamin dan para dokter dibawah ini yang telah membantu pengobatan istriku tercinta:
1. dr. Muhammad Yusuf Sp. OG (K)
2. dr. Rendy Indraprana, Sp.OG
3. dr. Muhammad Imran Porkas Lubis, Sp.OG
4. dr. Upik Anggraheni Priyambodo Sp. OG
5. dr. Cut Hafiah Halidha Nilanda Sp. GK
6. dr. Nani Utami Dewi Sp. GK

Wassalam,
DK

No comments:

Post a Comment