“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Sunday, July 17, 2016

Khutbah Jum’at - Meneruskan Perjalanan


“Ya ayyuhal ladzina amanu, kutiba alaikumus shiam, kama kutiba allaladzina min qoblikum laalakum tataqun". Ama Ba’du (QS: Al Baqarah – 183)

Maasyirol Muslimin Rahimakumullah,
Beberapa hari yang lalu kita baru selesai menunaikan ibadah Shaum di Bulan Ramadhan. Selama satu bulan penuh kita di tempah, kita dididik, kita dilatih untuk menjadi insan yang bertakwa. Allah mengatakan “la’alakum tattakun”. Kita di syariatkan berpuasa agar bertakwa kepada Allah Subhanallahu Wata'ala. Kita dibersihkan, agar bisa melanjutkan perjalanan yang panjang, yang kita tidak tau kapan perjalanan panjang ini akan selesai. Tapi yang jelas pada suatu saat, langkah kita akan berhenti. Sunyi senyap, dan kita akan menyelesaikan perjalanan itu.

Ramadhan, itu diibaratkan orang yang ikut lomba renang. Kalau saya ambil contoh lomba renang 300meter, setelah sampai di tepian dia menepi dan merasa senang sudah selesai, ketika dia berdiri ternyata dia lihat samudra membentang didepannya, dia lihat laut lepas yang harus di sebrangi. Dia menoleh kebelakang ke kolam kecil tadi, dia merasa sudah terlatih. Tapi ternyata medan yang akan dia sebrangi jauh lebih berat. Tapi dengan satu modal, dia akan bisa melalui perjalanan yang panjang itu.

Allah mengatakan tentang 1 bekal tersebut:
“watazal wadu, faina khoirot dzatittaqwa”
Bekal yang sebaik-baiknya bekal adalah takwa. Dan takwa itu dapat diraih dengan Ramadhan. “la’alakum tattakun” Agar kalian bertakwa pada Allah Subhanallahu Wata'ala, dengan modal takwa, laut lepas itu insyaAllah bisa kita sebrangi. Tapi sekali lagi medannya tidak gampang.

Ketika Ramadhan, setan-setan di belenggu, pintu neraka ditutup, pintu surga dibuka, tiap hari orang menyerukan kepada kebaikan banyak sekali, sementara kita masih terjatuh kepada maksiat. Dimana tatkala pintu surga ditutup, pintu neraka dibuka dan setan-setan gentayangan, yang kemarin Ramadhan dia di borgol dan di rantai, sekarrang dilepas kembali.

Nafsu kita yang kemarin dikekang karena berpuasa di bulan Ramadhan, sekarang bisa kembali makan apa saja. Dan penyeru dari pada kebaikan berkurang. 

Maasyirol Muslimin Rahimakumullah,
Ramadhan adalah masa yang digunakan untuk mempersiapkan diri kita, maka selain bekal takwa yang paling utama, ada beberapa hal lain yang perlu kita siapkan untuk melanjutkan perjalanan seperti seorang musafir dia butuh banyak persiapan, baik untuk dirinya, untuk kendaraanya, bahkan untuk medan yang akan dia lalui dia harus cari tahu, agar dia selamat ketika dia melanjutkan perjalanan itu.

Yang Pertama yaitu: manfaatkan waktu dengan baik. Kenapa, karna waktu kita tinggal sedikit. 24 jam dikali brapa tahun tidak tahu? Tapi waktu kita sedikit dan kita manfaatkan waktu itu dengan benar. OK kita tau saatnya Idul Fitri adalah waktunya untuk bersenang-senang. Boleh kita bersenang-senang, tapi jangan terlalu lama dan berlebihan. Lebaran kita cukup beberapa hari, lalu kita lanjutkan lagi perjalanan.

Abdurrahman bin Auf berkata kepada Hamad bin salmah seorang muhadits yang alim dan zaid, besok kau mati, Abdurahman bin Auf berkata dia tidak bisa menambah sedikitpun amal.

Seperti orang yang I’ftikaf dimasjid, 10 hari terakhir Ramadhan dia I’tikaf.Begitu dikatakan besok akan mati, sudah tentu dia bilang insyaAllah siap. Begitupun dengan Hamad bin slamah ini, karna memang setiap harinya dia berzikir, ditempat kerjanya dia berzikir, dikendaraan dia berzikir, setiap hari dia berzikir, maka bagitu dikatakan besok kau mati, diapun bilang insyaAllah siap. 

Tapi kalau kita sekarang dibilang besok kau akan mati, semua aktifitas di hentikan, istri ditinggalkan, kemana? Kemasjid.Kenapa? karna dia tau besok akan mati.

Maasyirol Muslimin Rahimakumullah,
Terkadang kita tidak memanfaatkan waktu kita yang baik, dalam waktu 24 jam coba hitung berapa zikir kita buat Allah? Berapa banyak waktu kita untuk ngobrol degan teman kita? Berapa banyak kehidupan kita bersama pekerjaan kita.

Ada sebuah pepatah inggris yang berkata “Time is money” waktu adalah uang. Tapi dalam islam waktu itu adalah seperti pedang. Itungannya bukan sekedar duit, tapi lebih dahsyat daripada duit. Orang kalau berpikiran waktu itu adalah uang, maka setiap harinya dia akan berpikir bagaimana menghasilkan uang. Tapi ingat waktu adalah pedang, suatu saat pasti akan selesai waktu kita dan pedang tersebut akan menyiksa kita jika kita tidak memanfaatkannya dengan benar.

Nanti di padang masyhar kita akan ditanya Allah, kemana masa muda kita dihabiskan?  Jadi kalau sudah tua kita rajin ibadah, itu memang sudah lumrah dan seharusnya. Tapi di akhirat nanti Allah tetap akan bertanya kemana masa mudamu digunakan. Maka persiapkan, yang muda sekarang jangan nunggu tua baru bertaubat.

Maasyirol Muslimin Rahimakumullah,
Yang Kedua dalam perjalanan ini yaitu cari sohib atau teman yang baik. Jangan cari teman yang seperti bayangan, yang disaat siang bayangan tersebut selalu ikut kemana-mana, tapi disaat malam bayangan tersebut hilang. Maksudnya kalau kita ada rezeki, semua orang akan dekat dengan kita, tapi dikala kita jatuh miskin, kita sakit, semua tidak ada yang dekat.

Carilah sahabat yang dating mengantarkan kita ke pintu surga. Ada istilah di arab itu ”Ashohibu Shahib” yang artinya teman itu menarik. Yang bisa menarik atau mengajak kita kepada sesuatu yang baik. Kalau mau belajar berteman, belajarlah sama orang yang menanam padi. Orang yang menanam padi, kalau ada salah satu padinya yang layu maka dicabutnya padi tersebut dan digantinya dengan yang baru, kenapa? Karna teman tanamanpun bisa berpengaruh sama yang lain. Dia tau yang layu tersebut kalau tidak dibuang, yang lain akan layu semua. Maka dibuanglah yang layu tersebut dan diganti yang baik. Untuk itu kita butuh teman yang baik dalam perjalanan ini.

Bertemanlah dengan orang-orang yang membuat kita merasa takut dan khawatir, sehingga kita mendapatkan keamanan itu. Karna kalau kita takut dan khawatir, maka akan membuat kita untuk bersiap diri. Sebagai contoh teman kita ngomong hati-hati dijalan situ ada rampok, dijalan situ banyak paku, dijalan situ ada jurang. Sudah tentu kita akan berhati-hati atau mencari jalan lain yang lebih aman. 

Begitupun apabila kita berteman dengan orang yang selalu mengingatkan kita akan dosa dan kesalahan kita, sudah tentu kita akan berusaha memperbaiki amal ibadah kita buat bekal diakhirat nanti.

Sebaliknya, apabila kita berteman dengan orang selalu membuat kita senang yang selalu menganggap mudah kehidupan ini sehingga membuat kita lalai untuk urusan akhirat.

Maasyirol Muslimin Rahimakumullah,
Kita dalam perjalanan ini mencari harta, karna butuh ongkos hidup itu, kita juga butuh keluarga. Maka Yang Ketiga adalah carilah harta dan keluarga yang tidak membuat kita lalai kepada Allah. 

Ketika Rasulullah ditanya harta yang paling indah, apa kata Beliau? “Lisanul dzakir” lisan yang selalu berdzikir, hati yang selalu bersukur dan istri yang beriman yang bisa membantu kita untuk urusan akhirat.

Biasanya di Bulan Syawal ini adalah musim nikah, maka tolong siap-siap untuk yang akan nikah, pastikan kira-kira calon istrinya bisa bantu tidak untuk masuk surga. Kalau tidak sebaiknya jangan. Karna perempuan itu dinikahi biasanya karena 4 yaitu: cantik, kaya, keturunan, dan agama. Dan Rasulullah mengatakan “Far fabizattiddin talibat yada" Kalau kau ingin selamat hidupmu carilah yang agamanya baik. 

Maka ingat kalau ada yang mau menikah carilah yang bukan hanya untuk membangun rumah, yang bukan hanya untuk urusan harta, tapi carilah istri yang shalihah dan kerjaan yang halalan toyiban.

Maasyirol Muslimin Rahimakumullah,
Yang Keempat yaitu hadir di majelis ilmu. Kalau Ramadhan kemarin kita bersemangat, pengajian dimana-mana kita hadir. Tapi selesai Ramadhan habis selesai sudah. Ketemu pengajian lagi tahun depan. Hal ini bisa dibilang Alhamdulillah sudah ada I’tikad baik dari diri kita untuk mengikuti pengajian. Tapi kita harus membiasakan dirikita, nilai-nilai takwa yang kita dapat di Bulan Ramadhan kemarin, kita biasakan dibulan-bulan setelah Ramadhan mulai sekarang. Kalau sudah datang ke pengajian, ajaklah yang lain.

Menuntut ilmu agama itu janganlah berhenti, Alhamdulillah saat ini sarana untuk menuntut ilmu sudah tidak ada batasan. Kalau kita tidak bisa kepengajian, kita bisa dengar pengajian di televisi, radio, mp3, bahkan di youtube.

Yang Kelima, bacaan qur’an yang biasa kitabaca selama Ramadhan jangan ditinggalkan. Saat Ramadhan setiap hari kita baca Alqur’an bahkan menghatamkannya beberapa kali. Begitu masuk Bulan Syawal dilupakannya Al Qur’an tersebut, dan dibaca lagi mungkin tahun depan. Banyak diantara kita yang kenal Qur’an hanya di Bulan Ramadhan, baca qur’an hanya Ramadhan.

Allah Subhanallahu Wata'ala mengatakan “inahazal qur’an yahdi lillati aqwa” Qur’an adalah sebagai petunjuk jalan yang lebih lurus. Dalam perjalanan orang itu butuh peta. Kalau sekarang Alhamdulillah sudah ada GPS. Orang kalau mau ke Mutu Gading tinggal setting, langsung akan dipandu secara otomatis oleh GPS sampai ke Mutu Gading. 

Dan GPS kita sekarang adalah Al Qur’anul karim. Disitu semua jalan-jalan bahkan jalan tikus disebutkan didalam Alqur’anul karim agar kita sampai kepintu surga dan kita bisa menyelesaikan perjalanan kita. Tinggal kita mau tidak menggunakan GPS tersebut dalam keseharian perjalanan kita.

Maasyirol Muslimin Rahimakumullah,
Yang Keenam, sedekahnya jangan putus. Dalam perjalanan kita butuh bantuan sedekah. Rasulullah Salallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: “sonatiul ma’ruf takimus syaria shud” perbuatan-berbuatan baik sedekah membatu orang itu akan menyelamatkan kita dari mati syu’ul khotimah. Karna kita tidak tahu mati kita nanti bagaimana? Sekali lagi jangan takut miskin karena bersedekah. Bersedekah itu jangan menunggu kaya, kalau kita pelit bersedekah dikala miskin, maka dikala kayapun kita akan tambah pelit.

Allah mengatakan: “qul inna robbi yabsuturrizqo limayahsya umin ibadhi wayakdirulahu” Katakanlah bahwa aku tuhan yang membuat kaya raya dan miskin.

Kemudian Allah mengatakan: “wama anfaktum min syai’in fahuwa yuhlizuhu” apapun yang kau sedekahkan Aku yang akan ganti. Jadi jangan takut bersedekah karna Allah sudah menjamin gantinya. Jangan putus bersedekah setelah Ramadhan, bantu saudara-saudara kita yang kurang mampu.

Banyak orang yang berpikiran bagaimana membuka usaha yang apabila kita sudah tua usaha tersebut terus menghasilkan uang hingga anak cucu. Akan tetapi terkadang kita tidak berpikir bagaimana jika kita sudah mati kita akan terus mendapatkan pahala. Yang akan membuat pahala kita terus mengalir walaupun kita sudah tiada didunia yaitu salah satunya yaitu “Shodaqotun Jariyah”. Apa yang sudah kita sedekahkan ke masjid salah satu contohnya, insyaAllah selama itu pula pahala kita akan mengalir walaupun kita sudah tiada.

Maasyirol Muslimin Rahimakumullah,
Yang Ketujuh yaitu jaga silaturahim dan jangan diputuskan. Selesai Ramadhan kita kunjungi sanak saudara kita guna menjaga silaturahmi. Karna silaturahim ini wajib hukumnya. 

Yang Kedelapan yaitu puasa sunah. Untuk melanjutkan perjalanan ini, kenapa Allah perintahkan kita melalui Rasulullah untuk menyambungnya 6 hari di Bulan Syawal ini? Karna itu adalah modal kita di akhirat nanti. Puasa sunah kita erat kaitannya dengan “babu royyan”, tapi  pintu surga royyan itu bukan untuk orang-orang yang berpuasa Ramadhan, karna puasa Ramadhan itu adalah kewajiban untuk semua orang islam. Tapi untuk orang-orang yang rajin dan biasa berpuasa sunah yang akan dipanggil melalui pintu royyan tersebut.

Yang Kesembilan yaitu Do’a, karna doa itu paling penting, dan jangan meremehkan doa. Allah mengatakan “ud’uni astajiblakum” berdoalah kepadaku, niscaya aku kabulkan. Jangan malu untuk mencurahkan seluruh isi hati kepada Allah. Disaat ramadhan kita rajin memohon do’a, dan setelah Ramadhanpun takhentinya kita memohon doa kepada Allah. Maka bersukurlah kita, bisa masih ada sampai selesai Ramadhan dan saat ini. 


Khutbah Kedua

Maasyirol Muslimin Rahimakumullah,
Dalam silaturahim ada tiga tingkatan yang harus kita ketahui:
Pertama: “waasin” orang yang menyambung, ini tingkatan yang tertinggi. Yaitu orang yang diputuskan tidak pernah dibantu sama saudaranya, pas saudaranya itu kena musibah dia bantu saudaranya tersebut. Padahal dia sudah diputus hubungan silaturahimnya tapi dia tetap berkunjung kerumah saudaranya yang memutuskan hubungan tersebut.
Kedua: “mukafih” orang yang timbal balik. Saudaranya berkunjung, diapun berkunjung ketempat saudaranya tersebut. Saudaranya tidak berkunjung, diapun tidak berkunjung.
Ketiga: “khotih” orang yang memutus silaturahim. Orang inilah yang tidak pantas dicontoh dan tidak akan masuk surga orang yang semacam ini. Orang seperti ini biasanya selalu pendendam terhadap saudaranya, bahkan sampai mati dibawa dendamnya tersebut.

Semoga kita bisa mendapatkan tingkatan yang tertinggi dalam menjaga silaturahim tersebut. Aamien Allahuma Aamien.

Semoga bermanfaat,
Ded Lee