“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Tuesday, November 9, 2021

Tanda Kiamat Kubro Secara Urut


Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu,
Hai sobat blogger, kali ini penulis ingin berbagi ilmu tentang tanda-tanda kiamat besar (kubro) secara urut sesuai sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Yang akan penulis bahas disini yaitu tanda-tanda kiamat kubro, agar para pembaca semua menyadari persiapan apa yang sudah kita siapkan apabila kita bertemu dengan kiamat kubro tersebut.

Urutan dari tanda-tanda kiamat kubro yang bisa penulis sampaikan sesuai hadits shahih disini adalah sebagai berikut:

1. Dibai'atnya Imam Mahdi

Imam Mahdi dibai'at setelah sebelumnya terjadinya kerusakan di tanah Arab. Beliau mempunyai nama seperti nama Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wassalam, Muhammad bin Abdillah dan dia berasal dari keturunan Nabi shalallahu'alaihi wassalam melalui jalur Fathimah binti Muhammad dari anaknya Hasan bin ‘Ali Radhiyallahu anhum, bukan dari Husain,  yang juga bertinggal di Madinah. Di antara ciri-ciri fisiknya adalah lebar dahinya, dan mancung hidungnya.

Dengan diangkatnya Imam Mahdi menjadi pemimpin di tanah Arab maka inilah tanda-tanda awal kiamat kubro yang dijelaskan dalam hadits dibawah ini:

لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا يَوْمٌ لَطَوَّلَ اللَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ حَتَّى يَبْعَثَ فِيهِ
رجل مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي وَاسْمُ أَبِيهِ اسْمُ أَبِي
يَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَجَوْرًا

“Andaikan dunia tinggal sehari sungguh Allah akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku. Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.” (HR abu Dawud 9435).

Dengan dibai'atnya Imam Al Mahdi ini maka kembalilah pemerintahan di tanah suci Baitul Maqdis menjadi kekhalifanan seperti sabda Rasulullah ini:

 يَا ابْنَ حَوَالَةَ، إِذَا رَأَيْتَ الْخِلَافَةَ قَدْ نَزَلَتِ الْأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ فَقَدْ دَنَتِ الزَّلَازِلُ وَالْبَلَايَا وَالْأُمُورُ الْعِظَامُ، وَالسَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ إِلَى النَّاسِ مِنْ يَدَيَّ هَذِهِ مِنْ رَأْسِكَ

“Wahai Ibnu Hawalah, jika engkau melihat kekhilafahan telah turun di bumi Al-Maqdis, maka itu pertanda telah dekatnya berbagai goncangan dan peristiwa-peristiwa besar bagi umat manusia. Kiamat lebih dekat kepada mereka daripada dekatnya telapak tanganku kepada kepala mu ini." (HR Ahmad : 5/288, Abu Dawud : 3/19 dishahihkan oleh Imam Al-Albani rahimahullah di dalam Shahih Sunan Abu Dawud : 2210 Dishahihkan pula oleh Syaikh Hamud At-Tuwaijiri di dalam kitab Ithaful Jama’ah : 2/178).

Sebagian ulama di antaranya Syaikh Hamud At-Tuwaijiri menyatakan bahwa kekhilafahan yang dimaksud dalam hadits ini adalah kekhalifahan yang akan muncul bersama dengan kemunculan Al-Mahdi di akhir zaman dari Bumi Al-Maqdis (Palestina).

Goncangan dan peristiwa besar tersebut adalah perebutan kekuasaan antar anak khalifah di Arab Saudi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Dari Malik bin Yukhamir dari Mu’adz bin Jabal ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

"Ramainya Baitul Maqdis adalah tanda kehancuran kota Madinah, hancurnya kota Madinah adalah tanda terjadinya peperangan besar, terjadinya peperangan besar adalah tanda dari pembukaan kota Konstantinopel, dan pembukaan kota Konstantinopel adalah tanda keluarnya Dajjal.” (HR: Abu Daud).

Syekh Ismail al-Muqaddam dalam Fiqih Asy-Rati as-Sa’ah menggaris-bawahi bahwa Imam al-Mahdi tidak akan muncul bila khilafah belum tegak di Baitul Maqdis. Khilafah tidak akan tegak jika Baitul Maqdis masih terjajah. Maka bagi beliau, kemerdekaan Baitul Maqdis suatu keharusan sebelum fase al-Mahdi.

Lebih jauh beliau menukil perkataan Syekh Sa’id Hawa, “negeri kaum Yuhudi sekarang ini (‘Israel’) akan berakhir, berakhirnya itu bukan setelah Nabi Isa AS turun.”

Jadi, sikap para ulama dalam menyikapi kemunculan Imam Mahdi sangat jelas. Yaitu diawali dengan munculnya beberapa tanda, dan di antara tanda-tanda tersebut ialah tegaknya khilafah di Baitul Maqdis.

Allah bimbing Al-Madi untuk memperbaiki bumi yang sudah rusak. Atas kekuasaan Allah, bumi yang sudah rusak ini diperbaiki dalam satu malam.

Dijelaskan oleh Ibnu Katsir dalam النهاية في الفتن والملاحم, maksud hadits ini, kata beliau:

يوفقه ويلهمه رشده بعد أن لم يكن كذلك

Allah memberikan taufik kepadanya, memberikan ilham, membimbingnya, setelah sebelum itu bumi ini mengalami kerusakan.”

Pesan Nabishollallahu ’alaih wa sallam sebagai berikut:

فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَبَايِعُوهُ وَلَوْ حَبْوًا عَلَى الثَّلْجِ فَإِنَّهُ خَلِيفَةُ اللَّهِ الْمَهْدِيُّ

“Ketika kalian melihatnya (kehadiran Imam Mahdi), maka berbai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR Abu Dawud 4074)

Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam :

يَخْرُجُ فِي آخِرِ أُمَّتِي الْمَهْدِيُّ، يُسْقِيْهِ اللهُ الْغَيْثَ، وَتُخْرِجُ اْلأَرْضُ نَبَاتَهاَ، وَيُعْطِى الْمَالَ صِحَاحًا، وَتَكْثُرُ الْمَاشِيَةُ، وَتَعْظُمُ اْلأُمَّةُ، يَعِيْشُ سَبْعاً أَوْ ثَمَانِيًا.

“Al-Mahdi akan keluar di akhir kehidupan umatku, Allah akan menurunkan hujan kepadanya sehingga, bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya, diberikan kepadanya harta yang melimpah, semakin banyak binatang ternak, dan pada saat itu ummat semakin mulia, dan ia memerintah selama 7 atau 8 tahun.” (HR. Al-Hakim, dikatakan bahwa hadits ini shahih disepakati oleh Imam Adz-Dzahabi, dari Sahabat Abi Sa’id al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu. Lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah)

Hadits diatas menjelaskan lamanya Imam Mahdi ini memerintah kurang lebih 7 atau 8 tahun setelah terjadi kerusakan di tanah Arab.


2. Keluar Dajjal

Kata Dajjal diambil dari bahasa diajala yang berarti kekacauan. Dia menyebut dirinya dengan Al-Masih, maka sobat blogger jangan terkecoh dengan perkataan dia yang mengaku-ngaku Isa Al-Masih, sesungguhnya dia adalah Al-Masih Dajjal. 

Ciri-ciri Dajjal disebutkan dalam banyak hadits yang shahih adalah mata kanannya yang paling pertama rusak seperti anggur kering. Kata Nabi shalallahu'alaihi wassalam dalam hadits shahih:

“Tidak ada seorang Nabi pun kecuali telah memperingatkan ummatnya tentang Dajjal yang buta sebelah lagi pendusta. Ketahuilah bahwa Dajjal buta sebelah matanya sedangkan Allah tidaklah buta sebelah. Tertulis diantara kedua matanya; Kafir (yang mampu dibaca oleh setiap muslim).” [HR. Al-Bukhari 7131,7408, Muslim 2933]

“Sesungguhnya Al-Masih Ad-Dajjal seorang laki-laki pendek, berkaki bengkok, keriting rambutnya, buta sebelah matanya, dan matanya kabur tidak menonjol dan tidak juga cekung, jika ia memperdayai kalian maka ketahuilah bahwa Tuhan kalian tidaklah buta sebelah.” [HR. Ahmad 23144, Abu Dawud 4320]

Rambutnya keriting dan orangnya tinggi besar, kata Nabi shalallahu'alaihi wassalam jika kalian dengan Dajjal keluar di satu lokasi yang sama maka sebaiknya menghindarlah cari jalan lain.

Dajjal memiliki dua pengawal yang bernama Al Jassasah, yang pertama adalah seekor binatang melata berbulu sangat lebat, saking banyaknya bulunya mereka tidak tahu mana bagian depan dan bagian belakangnya. Sedangkan Al Jassasah yang kedua adalah seorang wanita. Ada kemungkinan juga bahwa al jassasah adalah setan yang kadang menyerupai seekor binatang melata dan kadang menyerupai seorang wanita. Dan setan memiliki kemampuan untuk merubah bentuk dalam bentuk apa saja yang dia inginkan. Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah, bab Qishshatul Jassasah (XVIII/82, Syarh an-Nawawi).


Sebab Keluarnya Dajjal

Ummul Mukminin Hafshah bintu Umar radhiallahu anhuma berkata kepada Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma, “Tidakkah kau tahu bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا يَخْرُجُ مِنْ غَضْبَةٍ يَغْضَبُهَا

“Dia keluar hanyalah karena satu amarah yang ia rasakan.” (HR. Muslim no. 2932)

Amarah disini pada hakikatnya adalah sebuah khiasan yang sebenarnya sudah Allah janjikan dengan berbagai tanda-tanda sebelumnya seperti keringnya sungai tiberias, 3 tahun kekeringan dan paceklik, terjadinya perang saudara di tanah Arab terutama di daerah Palestina selama 7 tahun dan tanda-tanda kiamat lainnya.

Dari Sayyidina Abu Bakr Ash-Shiddiq r.a, bahwa Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda,

الدَّجَّالُ يَخْرُجُ مِنْ أَرْضٍ بِالْمَشْرِقِ يُقَالُ لَهَا خُرَاسَانُ يَتْبَعُهُ أَقْوَامٌ كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ

“Dajjal itu keluar dari bumi sebelah timur yang disebut Khurasan (Afghanistan-Iran-Tajikistan-Uzbekistan). Dajjal akan diikuti oleh kaum yang wajah mereka seperti tameng yang dilapisi kulit”.  HR. Tirmidzi no. 2337 dan Ibnu Majah no. 4072. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.

Dalam hadits shahih riwayat Imam Muslim dari Anas:

يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُودِ أَصْبَهَانَ، سَبْعُونَ أَلْفًا عَلَيْهِمُ الطَّيَالِسَةُ

“Dajjal akan diikuti oleh 70.000 Yahudi Ashbahan, semua itu memakai jubah yang khas.” (HR. Muslim)

Khurasan merupakan tempat awal Dajjal muncul dan belum berbuat kerusakan serta menebar fitnah. Dia keluar atas izin Allah setelah turunnya Ad-Dukhan, dimana lamanya kabut asap dukhan sama dengan lamanya Dajjal hidup didunia setelah keluar dari tempat persembunyiannya yaitu selama 40 hari. 

Dajjal saat ini sudah ada ditempat persembunyiannya di sebuah pulau di arah timur matahari, tidak disebutkan jelasnya dimana, hanya Allah dan orang-orang yang diberi izin Allah yang tahu. Sedangkan, tempat awal dimana ia berbuat kerusakan dan menyebarkan fitnah adalah di sebuah tempat di antara Syam (Suriah, Palestin, Yordania, Lebanon) dan Irak. Dalam hadits An Nawas bin Sam’an yang marfu’ (sampai pada Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam) disebutkan,

إِنَّهُ خَارِجٌ خَلَّةً بَيْنَ الشَّأْمِ وَالْعِرَاقِ فَعَاثَ يَمِينًا وَعَاثَ شِمَالاً يَا عِبَادَ اللَّهِ فَاثْبُتُوا

“Dajjal itu keluar di antara Syam dan Irak. Dia lantas merusak kanan dan kiri. Wahai para hamba Allah, tetap teguhlah”. HR. Muslim no. 2937

Walaupun kalian harus lari ke gunung, dia akan keluar membuat kerusakan selama 40 hari. Kata Nabi shalallahu'alaihi wassalam 40 hari itu sehari seperti setahun, sehari lagi yang kedua seperti sebulan, hari yang ketiga seperti sepekan dan sisa harinya seperti hari kalian.

Dia akan keliling muka bumi semuanya dan kata Nabi shalallahu'alaihi wassalam seluruh bumi ini akan dimasuki oleh Dajjal, tidak tertinggal satu lorong, gang, jangankan kota atau desa, kecuali Dajjal akan masuk ke dalamnya kecuali Madinah dan Mekkah tidak bisa dimasukki oleh Dajjal.

Kata Nabi shalallahu'alaihi wassalam dalam hadits shahih, karena di setiap pintu gerbang Mekkah dan Madinah malaikat menghunuskan pedangnya. Dan menghalau Dajjal sehingga Dajjal tidak bisa masuk.

Pada saat dia tiba di Palestina waktu yang bersamaan di kota Madinah berkecamuk. Kaum Muslimin sepakat semua keluar untuk mengejar Dajjal dan membunuhnya, keluarlah dari kota Madinah.


3. Turunnya Nabi Isa

Allah Ta’ala berfirman,

إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ

“(Ingatlah), ketika Allah berfirman: “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku.” (QS. Ali Imran: 55)

Beliau keluar sebagai tanda-tanda kiamat selanjutnya yang langsung berentetan, tanda-tanda kiamat besar yaitu pada saat pasukan Imam Mahdi dengan pasukan jihad itu tiba di Darrul Baidho namanya (Menara Putih) sebelah timur Kota Damaskus Suriah. Hadits menyebutkan di menara itulah, di masjid itulah Imam Mahdi mampir sholat Ashar bersama pasukannya.

Dikatakan Isa 'alaihissalam akan turun sambil memegang kedua sayapnya malaikat dan dari rambutnya yang basah meneteskan air. Maka diapun turun lalu kemudian dia masuk dan orang-orang pada saat itu mengenalnya kalau dia adalah Isa.

Dari An Nawwas bin Sam’an berkata, “Pada suatu pagi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menyebut Dajjal, beliau melirihkan suara dan mengeraskannya hingga kami mengiranya berada di sekelompok pohon kurma. …

فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ فَيَنْزِلُ عِنْدَ الْمَنَارَةِ الْبَيْضَاءِ شَرْقِىَّ دِمَشْقَ بَيْنَ مَهْرُودَتَيْنِ وَاضِعًا كَفَّيْهِ عَلَى أَجْنِحَةِ مَلَكَيْنِ إِذَا طَأْطَأَ رَأَسَهُ قَطَرَ وَإِذَا رَفَعَهُ تَحَدَّرَ مِنْهُ جُمَانٌ كَاللُّؤْلُؤِ فَلاَ يَحِلُّ لِكَافِرٍ يَجِدُ رِيحَ نَفَسِهِ إِلاَّ مَاتَ وَنَفَسُهُ يَنْتَهِى حَيْثُ يَنْتَهِى طَرْفُهُ فَيَطْلُبُهُ حَتَّى يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يَأْتِى عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ قَوْمٌ قَدْ عَصَمَهُمُ اللَّهُ مِنْهُ فَيَمْسَحُ عَنْ وُجُوهِهِمْ وَيُحَدِّثُهُمْ بِدَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ

“Saat Dajjal seperti itu, tiba-tiba ‘Isa putra Maryam turun di sebelah timur Damaskus di menara putih dengan mengenakan dua baju (yang dicelup wars dan za’faran) seraya meletakkan kedua tangannya di atas sayap dua malaikat, bila ia menundukkan kepala, air pun menetas. Bila ia mengangkat kepala, air pun bercucuran seperti mutiara. Tidaklah orang kafir mencium bau dirinya melainkan ia akan mati. Sungguh bau nafasnya sejauh mata memandang. Isa mencari Dajjal hingga menemuinya di pintu Ludd lalu membunuhnya. Setelah itu Isa bin Maryam mendatangi suatu kaum yang dijaga oleh Allah dari Dajjal. Ia mengusap wajah-wajah mereka dan menceritakan tingkatan-tingkatan mereka di surga. … (HR. Muslim no. 2937)

Setelah semua orang tahu dengan keluarnya Dajjal dan disaat itupun sudah di baiatnya Imam Mahdi di mekah, bahkan dengan turunnya Nabi Isa, maka saat itupun semua orang berbondong-bondong mengerjakan sholat dan menuju Palestina.

Ringkas cerita adalah Nabi Isa 'alaihissalam akhirnya tiba dengan pasukan Mujahiddin di depan pintu gerbang Babu Lud Palestina.

Dajjal mengatakan "Bukakan pintu gerbang, mereka tidak akan mampu melawan kita", karena pasukannya mereka banyak memang, maka Dajjal dengan sombongnya menunggu di depan pintu gerbang. Pada saat dibuka Dajjal kaget melihat ada Nabi Isa 'alaihissalam dan pada saat itu kata Nabi Nabi shalallahu'alaihi wassalam Dajjal paham kalau sudah akan tiba ajalnya.

Begitu melihat Isa 'alaihissalam dia lari dan badannya sambil meleleh di depan para pengikutnya. Pada saat Dajjal mati, pengikutnya pada ketakutan semua, karna Dajjal yang mereka anggap adalah Tuhan, mereka anggap Dajjal orang yang perkasa dan kebal, beragam macam kelebihan, ternyata mereka sangat kaget disaat Dajjal mati badannya meleleh tidak berkutik, maka bertebaranlah mereka dan akhirnya mereka sembunyi di bawah pohon dan di atas batu.

Kemudian batu dan pohon yang menjadi tempat persembunyian pengikut Dajjal saat itu bisa memberikan isyarat "Hai Muslim ini Yahudi bunuhlah!", maka dibunuhlah pada saat itu mereka.

Lalu Nabi Isa 'alaihissalam memimpin di muka bumi dan kata Nabi shalallahu'alaihi wassalam pada saat itu Islam, agama Islam yang dibawa oleh Nabi shalallahu'alaihi wassalam akan masuk ke semua rumah, semua rumah di muka bumi tidak tersisa satupun orang non muslim.

Sesekali Abu Daud berkata, “Hingga Dajjal datang (tiba) di palestina di pintu Lud, lalu Isa alaihis salam turun dan membunuhnya, kemudian Isa alaihis salam tinggal di bumi selama empat puluh tahun dan menjadi imam yang adil dan hakim yang adil.” (HR. Ahmad, 6/75. Syaikh Syuaib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya hasan)

Satu dunia ini saat itu semuanya memeluk agama Islam, Hadits shahih maka Nabi Isa 'alaihissalam memimpin pada saat itu disebutkan dalam hadits empat puluh tahun dengan ketenangan, menerapkan hukum Islam, semuanya beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan menjadi Muslim. Maksud 40 tahun disini adalah 40 tahun selama hidup Nabi Isa di dunia dari sebelum diangkat ke langit, hingga dia turun kembali ke bumi hingga dia meninggal. 

Pada hadits riwayat Muslim disebutkan dari Abdullah bin Umar bahwa beliau menetap selama 7 tahun setelah dia turun kembali ke bumi. berarti saat beliau diangkat ke langit pada usia 33 tahun, dan saat dia turun ke bumi kembali hingga meninggal selama 7 tahun, jadi kalau di total selama 40 tahun didunia dengan ketenangan.

Di dalam 7 tahun saat turun kembali ke bumi tersebut Nabi Isa pun nanti akan menggantikan kepemimpinan seorang lelaki dari Bani Tamim selama 3 tahun lamanya.


4. Keluar Ya'juj dan Ma'juj

Tidak lama dengan kematian Al Masih Dajjal, lalu keluarlah tanda-tanda hari kaimat besar selajutnya berupa keluarnya Ya'juj dan Ma'juj. Mereka ini adalah kaum yang suka membuat kerusakan dimuka bumi  yang karena sifat buruknya, maka mereka dikurung oleh Raja Dzulqarnain di lembah antara dua pegunungan Kaukasus di daerah Georgia yang memisahkan wilayah Rusia dan wilayah Asia Tengah, dengan tembok pembatas berupa besi yang dilapisi tembaga. Hingga suatu saat sebelum hari kiamat tembok pembatas tersebut akan hancur dan mereka akan muncul dengan seizin Allah.

Sampai saat ini Ya'juj dan Ma'juj sudah ada dan mereka terus berusaha keluar dari tembok yang dibikin Raja Dzulqarnain tersebut seperti sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berkata,

إن يأجوج ومأجوج يحفرون كل يوم ، حتى إذا كادوا يرون شعاع الشمس ، قال الذي عليهم : ارجعوا فسنحفره غداً ، فيعيده الله أشد ما كان

"Yakjuj dan Makjuj selalu menggali (benteng itu) setiap hari, sampai ketika mereka hampir melihat cahaya matahari, pemimpin mereka mengatakan, “Mari kita pulang, kita lanjutkan besok.” Lalu Allah mengembalikan bekas lubang itu lebih kuat dari sebelumnya." (HR. Ahmad 10913, Ibnu Majah 4218 dan dishahihkan al-Albani)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 

“Belum akan tiba kiamat sehingga kaum muslim memerangi kaum ‘Turk’ (Tartar), kaum yang wajahnya (licin dan lebar) seperti perisai. Mereka akan mengenakan pakaian (yang terbuat) dari bulu, dan mereka berjalan mengenakan (sepatu yang terbuat) dari bulu”. (HR. Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa’i)

Keluarnya Yakjuj dan Makjuj dari tempat mereka merupakan salah satu tanda datangnya hari kiamat. Sebagaimana ucapan Zulkarnain, jika Allah berkehendak maka amatlah mudah dinding tersebut akan hancur. 

Dengan upaya perobohan dinding tiap hari oleh Yakjuj dan Makjuj, mereka akan berhasil menembusnya saat menjelang hari akhir. Saat mereka keluar dari sana, jumlah mereka amat banyak. Mereka turun gunung bagaikan air bah. Tak ada yang mereka lewati, kecuali akan hancur lebur. Setiap tanaman dirusak, setiap jiwa akan dibunuh. Demikian, kekejaman Yakjuj dan Makjuj. 

Bahkan ketika semua jiwa yang dilewatinya dibunuh, mereka dengan sombongnya melempar anak panah ke langit, dan melihat anak panahnya berlumuran darah, padahal Allah yang mengembalikan panah mereka yang telah dilumuri darah. Akan tetapi mereka dengan sombongnya berkata, bahwa mereka sudah mengalahkan penghuni langit.

Berikut hadits yang diriwayatkan Imam Muslim menceritakannya:

Setelah mereka merusak apapun dan membunuh manusia yang dilewatinya, “Kemudian mereka berjalan sehingga mereka sampai ke gunung al-khamr, yaitu gunung Baitul Maqdis, lalu mereka berkata, ‘Kita telah membunuh orang-orang yang ada di bumi, marilah kita bunuh makhluk yang ada di langit.’ Lalu mereka melemparkan anak panah mereka ke langit, lalu Allah mengembalikan panah-panah mereka yang telah dilumuri darah.” Shahiih Muslim, bab Dzikrud Dajjal (XVIII/70-71, Syarh an-Nawawi).

Dalam hadits An-Nawwas bin Sam’an disebutkan bahwa Allah memberitahukan kepada Isa akan keluarnya Yakjuj dan Makjuj yang tidak ada seorang pun mampu memerangi mereka, dan Allah memerintahkan Isa untuk menjauhkan kaum mukminin dari jalan yang ditempuh Yakjuj dan Makjuj seraya berfirman: 

“Kumpulkan hamba-hamba-Ku ke gunung Ath-Thur.”[Asyrathu As-Sa’ah, Yusuf Al-Wabil hal. 369]

Disebutkan dalam hadits Nawwas bin Sam’an yang amat panjang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَيَبْعَثُ اللَّهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ عَلَى بُحَيْرَةِ طَبَرِيَّةَ فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهَا وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ فَيَقُولُونَ لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً مَاءٌ. وَيُحْصَرُ نَبِىُّ اللَّهُ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ حَتَّى يَكُونَ رَأْسُ الثَّوْرِ لأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ مِائَةِ دِينَارٍ لأَحَدِكُمُ الْيَوْمَ فَيَرْغَبُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ فَيُرْسِلُ اللَّهُ عَلَيْهُمُ النَّغَفَ فِى رِقَابِهِمْ فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى الأَرْضِ فَلاَ يَجِدُونَ فِى الأَرْضِ مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلاَّ مَلأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتْنُهُمْ فَيَرْغَبُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللَّهِ فَيُرْسِلُ اللَّهُ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ الْبُخْتِ فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ مَطَرًا لاَ يَكُنُّ مِنْهُ بَيْتُ مَدَرٍ وَلاَ وَبَرٍ فَيَغْسِلُ الأَرْضَ حَتَّى يَتْرُكَهَا كَالزَّلَفَةِ ثُمَّ يُقَالُ لِلأَرْضِ أَنْبِتِى ثَمَرَتَكِ وَرُدِّى بَرَكَتَكِ.

فَيَوْمَئِذٍ تَأْكُلُ الْعِصَابَةُ مِنَ الرُّمَّانَةِ وَيَسْتَظِلُّونَ بِقِحْفِهَا وَيُبَارَكُ فِى الرِّسْلِ حَتَّى أَنَّ اللِّقْحَةَ مِنَ الإِبِلِ لَتَكْفِى الْفِئَامَ مِنَ النَّاسِ وَاللِّقْحَةَ مِنَ الْبَقَرِ لَتَكْفِى الْقَبِيلَةَ مِنَ النَّاسِ وَاللِّقْحَةَ مِنَ الْغَنَمِ لَتَكْفِى الْفَخِذَ مِنَ النَّاسِ فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ رِيحًا طَيِّبَةً فَتَأْخُذُهُمْ تَحْتَ آبَاطِهِمْ فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُؤْمِنٍ وَكُلِّ مُسْلِمٍ وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ فِيهَا تَهَارُجَ الْحُمُرِ فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ ».

“Allah mengirim Ya’juj dan Ma’juj, ‘Dari segala penjuru mereka datang dengan cepat.’ (Al Anbiyaa`: 96) Lalu yang terdepan melintasi danau Thabari dan minum kemudian yang belakang melintasi, mereka berkata: ‘Tadi disini ada airnya.’ nabi Allah Isa dan para sahabatnya dikepung hingga kepala kerbau milik salah seorang dari mereka lebih baik dari seratus dinar milik salah seorang dari kalian saat ini, lalu nabi Allah Isa dan para sahabatnya menginginkan Allah mengirimkan cacing di leher mereka lalu mereka mati seperti matinya satu jiwa, lalu ‘Isa dan para sahabatnya datang, tidak ada satu sejengkal tempat pun melainkan telah dipenuhi oleh bangkai dan bau busuk darah mereka. 

Lalu Isa dan para sahabatnya berdoa kepada Allah lalu Allah mengirim burung seperti leher unta. Burung itu membawa mereka dan melemparkan mereka seperti yang dikehendaki Allah, lalu Allah mengirim hujan kepada mereka, tidak ada rumah dari bulu atau rumah dari tanah yang menghalangi turunnya hujan, hujan itu membasahi bumi hingga dan meninggalkan genangan dimana-mana. 

Allah memberkahi kesuburannya hingga hingga sekelompok manusia cukup dengan unta perahan, satu kabilah cukup dengan sapi perahan dan beberapa kerabat mencukupkan diri dengan kambing perahan. Saat mereka seperti itu, tiba-tiba Allah mengirim angin sepoi-sepoi lalu mencabut nyawa setiap orang mu`min dan muslim di bawah ketiak mereka, dan orang-orang yang tersisa adalah manusia-manusia buruk, mereka melakukan hubungan badan secara tenang-terangan seperti keledai kawin. Maka atas mereka itulah kiamat terjadi.” (HR. Muslim no. 2937)

Kematian Ya'juj dan Ma'juj ini membuat dunia saat itu kembali tenang setelah kekacauan yang dibuat Ya'juj dan Ma'juj di muka bumi. Nabi Isa dan semua orang pengikutnya hidup damai, hingga saatnya Nabi Isa meninggal dunia setelah 7 tahun hidup di dunia setelah dari turunnya kembali ke muka bumi.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَيَبْعَثُ اللَّهُ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ كَأَنَّهُ عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُودٍ فَيَطْلُبُهُ فَيُهْلِكُهُ ثُمَّ يَمْكُثُ النَّاسُ سَبْعَ سِنِينَ لَيْسَ بَيْنَ اثْنَيْنِ عَدَاوَةٌ ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ رِيحًا بَارِدَةً مِنْ قِبَلِ الشَّأْمِ فَلاَ يَبْقَى عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ أَحَدٌ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ أَوْ إِيمَانٍ إِلاَّ قَبَضَتْهُ

“Lalu Allah mengutus Isa bin Maryam seperti Urwah bin Mas’ud, ia mencari Dajjal dan membunuhnya. Setelah itu selama tujuh tahun, manusia tinggal dan tidak ada permusuhan di antara dua orang pun. Kemudian Allah mengirim angin sejuk dari arah Syam lalu tidak tersisa seorang yang dihatinya ada kebaikan atau keimanan seberat biji sawi pun yang tersisa kecuali mencabut nyawanya” (HR. Muslim no. 2940)


5. Longsor Besar di Timur, Barat dan Jazirah Arab

Kemudian datang tanda-tanda kiamat selanjutnya secara beruntut yaitu longsor besar atau penenggelaman bumi di timur, di barat dan Jazirah Arab, ini tanda-tanda kiamat terjadi serentak. Amblasnya bumi di tiga lokasi tersebut diawali dengan gempa bersekala besar, sehingga terjadi amblas yang sangat besar yang sulit dan tidak mungkin ditimbun dan tidak bisa diperbaiki.

Seperti sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam berikut:

Diriwayatkan dari Ummu Salamah Radhiyallahu anhuma, beliau berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

سَيَكُونُ بَعْدِي خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ، وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ، وَخَسْفٌ فِي جَزِيرَةِ الْعَرَبِ فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُخْسَفُ بِالْأَرْضِ وَفِيهِمُ الصَّالِحُونَ؟ قَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: نَعَمْ إِذَا كَانَ أَكْثَرُ أَهْلِهَا الْخَبَثِ

“Akan ada setelahku (peristiwa) longsor di daerah timur, longsor di daerah barat dan longsor di daerah jazirah Arab, lalu aku berkata, ’Wahai Rasulullah, apakah bumi akan dilongsorkan, sedangkan di dalamnya ada orang-orang shalih? Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Iya, apabila penghuni buminya lebih banyak melakukan kemaksiatan.” (HR. Ath-Thabrani no. 3647 di dalam kitabnya Al-Mu’jam Al-Ausath)

Apabila sudah banyak kemaksiatan, maka akan terjadi peristiwa longsor besar yang menjadi tanda-tanda hari kiamat walaupun saat itu masih ada orang shalih. Terkadang orang-orang saleh pun tertimpa dampak dari peristiwa tersebut, karena mereka tinggal di sekitar orang-orang yang berbuat kemaksiatan, namun mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niatnya masing-masing. Akhirnya, ketika terjadi peristiwa itu, orang-orang yang berbuat maksiat tenggelam dalam peristiwa tersebut disertai orang-orang shalih di antara mereka.

Longsor yang terjadi bukanlah bencana longsor biasa, akan tetapi kejadian yang sangat dahsyat dan menggemparkan dunia, sehingga semua orang mengetahuinya, baik yang terjadi di daerah timur, barat atau jazirah Arab. Bisa jadi dalam satu kota atau daerah hilang akibat bencana longsor tersebut. Manusia beserta tempat tinggalnya akhirnya terbenam. Adapun bencana longsor yang terjadi pada zaman sekarang adalah bencana kecil yang bukan termasuk di antara tanda-tanda hari kiamat.

Selain manusia ditenggelamkan kedalam perut bumi, ada juga yang dirubah raut wajahnya dan dilempari dengan batu seperti hadits yang diriwayatkan dari 'Aisyah Radhiyallahu anha, beliau berkata:

يَكُونُ فِي آخِرِ الأُمَّةِ خَسْفٌ وَمَسْخٌ وَقَذْفٌ قَالَتْ: قُلْتُ، يَا رَسُولَ اللهِ! أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ؟ قَالَ: نَعَمْ، إِذَا ظَهَرَ الْخُبْثُ.

“Akan ada pada akhir umatku (orang-orang) yang ditenggelamkan ke dalam bumi, dirubah raut wajahnya dan dilempari (batu).” ‘Aisyah berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah kami akan dibinasakan sementara masih ada orang-orang shalih di tengah-tengah kami?’ Beliau menjawab, ‘Betul, ketika kemaksiatan telah merajalela.” [Sunan at-Tirmidzi, kitab al-Fitan, bab Maa Jaa-a fil Khasaf (VI/418). Al-Albani berkata, “Shahih.” Lihat Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (VI/358, no. 8012]



6. Terbitnya Matahari dari Barat

Setelah kejadian bumi ditenggelamkan Allah di bagian timur bumi, barat bumi dan Jazirah Arab, pada akhirnya membuat matahari yang biasa terbit dari timur, maka saat itu terbit dari barat. Kita pasti berfikir kenapa saat itu matahari terbit dari barat? Ternyata hal ini pernah Rasulullah ceritakan kepada sahabat, kemana perginya matahari tersebut?

Dari Abu Dzarr Radhiyallahu anhu, bahwasanya pada suatu hari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

 أَتَدْرُونَ أَيْنَ تَذْهَبُ هَذِهِ الشَّمْسُ؟ قَالُوا: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: إِنَّ هَذِهِ تَجْرِي حَتَّى تَنْتَهِيَ إِلَى مُسْتَقَرِّهَا تَحْتَ الْعَرْشِ، فَتَخِرُّ سَاجِدَةً، فَلاَ تَزَالُ كَذَلِكَ، حَتَّى يُقَالُ لَهَا: ارْتَفِعِي، ارْجِعِي مِنْ حَيْثُ جِئْتِ، فَتْرجِعُ فَتَصْبِحُ طَالِعَةً مِنْ مَطْلَعِهَا، ثُمَّ تَجِيءُ حَتَّى تَنْتَهِيَ إِلَى مُسْتَقَرِّهَا تَحْتَ الْعَرْشِ، فَتَخِرُّ سَـاجِدَةً، فَلاَ تَزَالُ كَذَلِكَ حَتَّـى يُقَالُ لَهَا: اِرْتَفِعِيْ، اِرْجِعِي مِنْ حَيْثُ جِئْتِ، فَتَرْجِعُ، فَتَصْبِحُ طَالِعَةً مِنْ مَطْلَعِهَا، ثُمَّ تَجْرِيْ لاَ يَسْتَنْكِرُ النَّاسُ مِنْهَا شَيْئًا، حَتَّـى تَنْتَهِيَ إِلَى مُسْتَقَرِّهَا ذَلِكَ تَحْتَ الْعَرْشِِ، فَيُقَالُ لَهَا: اِرْتَفِعِيْ، أَصْبَحِيْ طَالِعَةً مِنْ مَغْرِبِكِ فَتَصْبِحُ طَالِعَةً مِنْ مَغْرِبِهَا، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ : أَتَدْرُونَ مَتَى ذَاكُمْ؟ ذَاكَ حِيْنَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيْمَانِهَا خيْرًا.

“Tahukah kalian ke mana perginya matahari (saat itu)?” Para Sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya matahari ini berjalan hingga sampai ke tempat menetapnya di bawah ‘Arsy, lalu dia tersungkur sujud, dan senantiasa demikian hingga dikatakan kepadanya, ‘Bangunlah! Kembalilah ke tempatmu pertama kali datang.’ 

Kemudian dia kembali datang di waktu pagi dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian dia berjalan hingga sampai ke tempat menetapnya di bawah ‘Arsy, lalu dia tersungkur sujud, dan senantiasa demikian hingga dikatakan kepadanya, ‘Bangunlah! Kembalilah ke tempatmu pertama kali datang.’ 

Kemudian dia kembali datang waktu pagi dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian dia berjalan lagi sementara manusia tidak mengingkarinya sedikit pun hingga dia kembali ke tempat menetapnya di bawah ‘Arsy, hingga dikatakan kepadanya, ‘Bangunlah! Terbitlah dari tempamu terbenam.’ 

Kemudian dia kembali datang di waktu pagi dan terbit dari tempat terbenamnya.’” Selanjutnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kalian tahu kapan itu terjadi? Hal itu terjadi ketika tidak bermanfaat lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.” Shahiih Muslim, kitab al-Fitan, bab Bayaan az-Zamanul Ladzii laa Yuqbalu fiihil Iimaan (II/195-196, an-Nawawi), dan diriwayatkan pula oleh al-Bukhaari secara ringkas dalam Shahiihnya, kitab at-Tafsiir bab wasy Syamsu Tajrii li Mustaqarrin lahaa (VIII/451, al-Fat-h), dan kitab at-Tauhid, bab wa Kaana ‘Arsyuhu ‘alal Maa’ wa Huwa Rabbul ‘Arsyil Azhiim (XIII/404, al-Fat-h).

Melihat kejadian matahari terbit dari barat tersebut, membuat semua orang teringat akan tanda-tanda kiamat, sehingga mereka berlomba-lomba ingin kembali beriman, akan tetapi sungguh sudah terlambat baik yang belum beriman maupun saat itu dia akan beriman.

Asy-Syaikhani meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa-sanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنَ الْمَغْرِبِ، فَإِذَا طَلَعَتْ، فَرَآهَا النَّـاسُ؛ آمَنُوا أَجْمَعُوْنَ، فَذَلِكَ حِيْنَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِيْ إِيْمَانِهَا خَيْرًا. 

“Tidak akan terjadi Kiamat sehingga matahari terbit dari sebelah barat, jika ia telah terbit, lalu manusia menyaksikannya, maka semua orang akan beriman, ketika itu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.” Shahiih al-Bukhari, kitab ar-Raqaaiq (XI/352, dengan al-Fat-h), Shahiih Muslim, kitab al-Iimaan, bab az-Zamanul Ladzi la Yuqbalu fiihil Iimaan (II/194, Syarh an-Nawawi).

Atsar Abdullah bin Amru bin Ash yang berbunyi:

يبقى الناس بعد طلوع الشمس من مغرهبا مائة وعشرين سنة

“Setelah matahari terbit dari Barat, manusia akan tetap eksis selama 120 tahun“.


7. Keluar Kabut Asap (Dukhan)

Al-Hafiz Ibnu Hajar berpendapat bahwasanya Dukhan terjadi setelah matahari terbit dari barat (Fath al-Bari karya Ibnu Hajar 11/352-353). Karena, pada saat itulah terlihat mana orang yang beriman dan yang kafir. Dan itu sudah berlangsung saat matahari terbit dari barat. Ketika orang berbondong-bondong untuk bertobat dan beriman, namun tobat dan iman mereka tidak bermanfaat sama sekali. Kabut asap (Dukhan) secara tiba-tiba turun dari langit selama 40 hari dan 40 malam, dunia akan gelap gulita karena tidak ada matahari, listrik, ekonomi hancur, teknologi musnah, makanan susah, dan airpun mengering.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Hudzaifah bin Usaid radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إنَّ السَّاعَةَ لا تَكُونُ حتَّى تَكُونَ عَشْرُ آيَاتٍ: خَسْفٌ بالمَشْرِقِ، وَخَسْفٌ بالمَغْرِبِ، وَخَسْفٌ في جَزِيرَةِ العَرَبِ وَالدُّخَانُ وَالدَّجَّالُ، وَدَابَّةُ الأرْضِ، وَيَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ، وَطُلُوعُ الشَّمْسِ مِن مَغْرِبِهَا، وَنَارٌ تَخْرُجُ مِن قُعْرَةِ عَدَنٍ تَرْحَلُ النَّاسَ

“Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian melihat sepuluh tanda: bencana penenggelaman manusia ke tanah di negeri barat, negeri timur dan di jazirah Arab, terjadi ad dukhan, munculnya dajjal, munculnya dabbah, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya matahari dari barat, munculnya api yang keluar cekungan Aden yang mengusir manusia” (HR. Muslim no.2901).

Maka bersukurlah bagi orang yang beriman dengan turunnya ad dukhan in hanya membuatnya merasakan seperti pilek, sebaliknya bagi orang-orang yang tidak beriman saat itu hanya ada 2 pilihan apakah bunuh diri ataukah menjadi brutal. Dan wajah-wajah orang munafik akan menjadi hitam akibat panasnya dukhan.

Firman Allah yang menyatakan bahwa adanya asap menjadi tanda kiamat terdapat dalam Al Quran surat Ad Dukhan ayat 10-12.

فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُبِينٍ. يَغْشَى النَّاسَ هَذَا عَذَابٌ أَلِيمٌ . رَبَّنَا اكْشِفْ عَنَّا الْعَذَابَ إِنَّا مُؤْمِنُونَ

“Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih (Mereka berdoa): Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman." (QS. Ad-Dukhan: 10 – 12)

Ibnu Umar mengatakan,

يخرج الدخان، فيأخذ المؤمن كهيئة الزكمة، ويدخل في مسامع الكافر والمنافق، حتى يكون كالرأس الحنيذ

“Akan keluar dukhan, lalu orang mukmin terkena imbasnya hingga seperti orang pilek. Lalu asap ini masuk ke telinga orang kafir dan munafik sehingga kepala mereka seperti kepala hewan panggang.” (Tafsir at-Thabari, 22/17).

Orang kafir dan Yahudi yang ada di Khurasan (Afghanistan-Iran-Tajikistan-Uzbekistan). akan mengalami bengkak dari kepala hingga ke kaki akibat dukhan.


8. Keluar Hewan Melata Dabbah

Keluarnya hewan melata besar (Dabbah) ini disaat waktu pagi (dhuha) setelah matahari muncul dari barat, akan tetapi bisa sebaliknya seperti disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhuma dibawah ini, ‘Aku mendengar Rasulullah bersabda,

إِنَّ أَوَّلَ الْآيَاتِ خُرُوجًا، طُلُوعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَخُرُوجُ الدَّابَّةِ عَلَى النَّاسِ ضُحًى، وَأَيُّهُمَا مَا كَانَتْ قَبْلَ صَاحِبَتِهَا، فَالْأُخْرَى عَلَى إِثْرِهَا قَرِيبًا

“Sesungguhnya tanda yang pertama kali keluar adalah terbitnya matahari dari barat dan keluarnya hewan pada waktu dhuha, mana saja di antara keduanya yang keluar lebih dahulu, maka akan disusul tanda lainnya dengan masa yang sangat dekat.”(HR. Muslim no. 2941)

Bisa jadi yang akan keluar lebih dahulu adalah hewan yang dapat berbicara, kemudian disusul munculnya matahari dari barat atau sebaliknya, akan muncul matahari dari barat terlebih dahulu, kemudian pada waktu dhuha muncul hewan tersebut. Ketika matahari muncul dari barat, orang-orang banyak yang beriman, kemudian hewan tersebut muncul dan berbicara, wallahu 'alam.

Sepeninggalan lama Nabi Isa wafat, maka umat manusia di dunia ada yang beriman dan banyak yang kufur, disaat itu Allah turunkanlah dabbah (binatang melata besar) untuk membedakan manusia mana yang masih beriman dan mana yang kufur. Seperti firman Allah subhanallhu wata'ala dibawah ini:

“Apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan seekor dabbah (binatang melata) dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami,” (QS. An-Naml: 82).

Dabbah ini akan keluar yang bisa berbicara seperti manusia dengan membawa tongkat Nabi Musa dan dijarinya mengenakan cincin Nabi Sulaiman. Kemudian dia datangi semua orang, lalu memberikan tanda  kepada orang yang kafir dengan cincin pada hidungnya dan tanda bercahaya dengan tongkatnya pada muka orang yang beriman. Bentuk binatang dabbah ini tidak dijelaskan secara pasti yang jelas kita bisa bayangkan bentuknya seukuran manusia karena bisa memagang tongkat Nabi Musa dan memakai cincin Nabi Sulaiman.

Seperti sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam berikut:

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

تَخْرُجُ الدَّابَّةُ وَمَعَهَا عَصَا مُوْسَـى q وَخَاتَمُ سُلَيْمَانَ q، فَتَخْطِمُ الْكَـافِرَ -قَالَ عَفَّانُ (أَحَدُ رُوَاةِ الْحَدِيْثِ): أَنْفَ الْكَافِرِ- بِالْخَاتَمِ وَتَجْلُوْ وَجْهَ الْمُؤْمِنِ بِالْعَصَا، حَتَّى إِنَّ أَهْلَ الْخِوَانِ لَيَجْتَمِعُوْنَ عَلَى خِوَانِهِمْ فَيَقُوْلُ هَذَا: يَا مُؤْمِنُ! وَيَقُوْلُ هَذَا: يَا كَافِرُ! 

“Seekor binatang akan keluar dengan membawa tongkat Musa, dan cincin Sulaiman Alaihissallam, lalu dia akan memberikan tanda (cap tanda pengenal) kepada seorang kafir (seorang perawi hadits bernama Affan menjelaskan tanda tersebut diberikan pada hidung orang kafir) dengan cincin, dan menjadikan bercahaya serta memutihkan wajah seorang mukmin dengan tongkat, se-hingga orang-orang yang sedang berkumpul pada hidangan makanan akan saling menyeru, maka yang ini berkata, ‘Wahai mukmin!’ Sementara yang lain berkata, ‘Wahai Kafir!’” Musnad Imam Ahmad (XV/79-82, no. 7924) tahqiq Ahmad Syakir, beliau berkata, “Sanadnya shahih.”

Terus binatang dabbah ini keliling di muka bumi tapi tidak disebutkan berapa lama, lalu kemudian Allah lenyapkan dabbah tersebut.


9. Turunnya Angin Lembut

Selanjutnya Allah turunkan angin lembut dengan semerbak wangi. Angin ini akan membawa ruh setiap mukmin dan muslim yang masih memiliki keimanan di hatinya meskipun itu hanya seberat ukuran biji sawi, sehingga yang tinggal di dunia saat itu adalah orang yang non muslim dan berbuat kufur dimuka bumi.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَيَبْعَثُ اللَّهُ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ كَأَنَّهُ عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُودٍ فَيَطْلُبُهُ فَيُهْلِكُهُ ثُمَّ يَمْكُثُ النَّاسُ سَبْعَ سِنِينَ لَيْسَ بَيْنَ اثْنَيْنِ عَدَاوَةٌ ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ رِيحًا بَارِدَةً مِنْ قِبَلِ الشَّأْمِ فَلاَ يَبْقَى عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ أَحَدٌ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ أَوْ إِيمَانٍ إِلاَّ قَبَضَتْهُ

“Lalu Allah mengutus Isa bin Maryam seperti Urwah bin Mas’ud, ia mencari Dajjal dan membunuhnya. Setelah itu selama tujuh tahun, manusia tinggal dan tidak ada permusuhan di antara dua orang pun. Kemudian Allah mengirim angin sejuk dari arah Syam lalu tidak tersisa seorang yang dihatinya ada kebaikan atau keimanan seberat biji sawi pun yang tersisa kecuali mencabut nyawanya” (HR. Muslim no. 2940)

Hadis dari Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu, dalam hadis panjang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang Dajjal dan turunnya Nabi Isa alaihis salam. Di akhir hadis, beliau bersabda,

فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللهُ رِيحًا طَيِّبَةً، فَتَأْخُذُهُمْ تَحْتَ آبَاطِهِمْ، فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُؤْمِنٍ وَكُلِّ مُسْلِمٍ، وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ، يَتَهَارَجُونَ فِيهَا تَهَارُجَ الْحُمُرِ، فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ

Setelah mereka hidup penuh gelimang dunia, Allah mengirim angin lembut. Angin itu melewati ketiak-ketiak mereka, dan membawa ruh setiap mukmin dan setiap muslim. Hingga yang tersisa adalah manusia terjelek. Mereka melakukan hubungan badan layaknya himar (keledai). Di tengah merekalah, kiamat terjadi. (HR. Muslim 2937).

Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan keadaan orang-orang yang beriman hingga akhir zaman. Kemudian beliau bersabda,

ثُمَّ يَبْعَثُ اللهُ رِيحًا كَرِيحِ الْمِسْكِ مَسُّهَا مَسُّ الْحَرِيرِ، فَلَا تَتْرُكُ نَفْسًا فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنَ الْإِيمَانِ إِلَّا قَبَضَتْهُ، ثُمَّ يَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ عَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ

"Kemudian Allah mengirim angin, seperti semerbak minyak wangi, sangat lembut rasanya seperti menyentuh sutera. Tidak ada satupun jiwa yang di dalam hatinya terselip iman sebesar biji, kecuali angin itu akan mematikannya. Kemudian tinggal tersisa manusia-manusia paling jelek. Di tengah merekalah, kiamat terjadi." (HR. Muslim 1942).

Berdalil dengan keterangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas, sahabat Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma pernah mengatakan,

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا عَلَى شِرَارِ الْخَلْقِ، هُمْ شَرٌّ مِنْ أَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ، لَا يَدْعُونَ اللَّهَ بِشَيْءٍ إِلَّا رَدَّهُ عَلَيْهِمْ

"Kiamat hanya akan terjadi pada manusia yang paling jelek. Mereka lebih jelek dibandingkan orang jahiliyah. Setiap doa yang mereka panjatkan, pasti Allah tolak doanya". (HR. Muslim 1924 dan Ibnu Hibban 6836).

Dan bahwasanya manusia akan tetap hidup 100 tahun setelah Allah mengirim angin baik yang mencabut ruh setiap mukmin, akan tetapi mereka yang masih hidup tersebut tidak mengenal agama apa pun.


10. Keluarnya Dzus-Suwaiqa

Disaat dunia sudah tidak ada orang muslim dan beriman, tidak ada lagi orang yang menyembah Allah dan yang thawaf di ka'bah, maka keluarnya Dhus-Suwaiqatain. Yaitu seorang lelaki botak dari Habasyah (Afrika-Etyopia) dikenal dengan Dzus-Suwaiqa.

Dzus-Suwaiqa ini saaq artinya betis, diberikan julukan Dzus-Suwaiqa karena betisnya sangat kecil. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam  telah menjelaskan sifatnya secara cermat, beliau menyebutkan bahwa mereka berkulit hitam, kedua kakinya renggang dan ini termasuk ciri orang-orang Habasyah, beliau juga mencetuskan bahwa mereka rata-rata botak, ubun-ubunnya licin, persendian tulangnya bengkok sebagian keluar dari tempatnya. 

Dalam hadits shahih dari Ibnu Abbas, aku telah mendengar Rasulullah bersabda, 

"Seolah-olah diriku melihatnya berkulit hitam, kedua kakinya saling tidak berdekatan, beliau mencongkel Ka’bah, batu demi batu." [HR. Imam Bukhari]

Dari Abdullah bin Amru bin al-Ash cakap, aku telah mendengar Rasulullah bersabda, 

"Ka'bah akan dirusak oleh Dzu as-Suwayqatayn dari Habasyah (Ethiopia), dicopotinya perhiasan Ka'bah dan dilepas kiswah (penutup)nya. Seolah-olah diri sendiri menyaksikan Dzu as-Suwayqatayn itu seorang berbadan kecil, botak, lagi berkaki pengkor (bengkok). Beliau menghantam Ka'bah dengan sekop dan linggisnya." [HR. Imam Ahmad dan at-Thabrani.]


11. Keluarnya api dari kota Aden Yaman

Ketika telah banyak kerusakan di tengah-tengah manusia dengan kemaksiatan-kemaksiatannya dan keburukan yang tersebar dimana-mana. Akhirnya, keluarlah api menjelang hari kiamat. Sebagaimana hadis,

وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنَ الْيَمَنِ، تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ

“Yang terakhir adalah api yang keluar dari Yaman, mendorong manusia menuju tempat berkumpul mereka.” (HR. Muslim no. 2901)

Imam Ahmad dan at-Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, beliau berkata, 

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,‘Akan keluar api dari Hadramaut atau laut Hadramaut sebelum hari Kiamat yang akan menggiring manusia.’” Musnad Imam Ahmad (VII/133, no. 5146), Ahmad Syakir berkata, “Sanadnya shahih.” Dan at-Tirmidzi (VI/463-464, Tuhfatul Ahwadzi).

Api yang keluar tersebut yang sangat besar, dan menjalar dengan cepat kesegala penjuru dunia, sehingga membuat orang berlarian menyelamatkan diri yang pada akhirnya menggiring manusia dari timur ke barat. 

Imam al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan dari Anas Radhiyallahu anhu bahwa ‘Abdullah bin Salam ketika masuk Islam bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang beberapa masalah, di antaranya: 

“Apakah tanda pertama datangnya Kiamat?” Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Adapun tanda Kiamat yang pertama adalah api yang mengumpulkan manusia dari timur ke barat.” Shahiih al-Bukhari, kitab Ahaadiitsul Anbiyaa’, bab Khalqu Adam wa Dzurriyyatuhu (VI/362, al-Fat-h, no. 3329).

Saat manusia berlarian dari timur ke barat tersebut, terbentuklah 3 kelompok manusia. Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

 يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى ثَلاَثٍ: طَرَائِقَ رَاغِبِيْنَ وَرَاهِبِيْنَ، وَاثْنَانِ عَلَى بَعِيْرٍ، وَثَلاَثَةٌ عَلَـى بَعِيْرٍ، وَأَرْبَعَةٌ عَلَى بَعِيْرٍ، وَعَشْرَةٌ عَلَى بَعِيْرٍ، وَيَحْشُرُ بَقِيَّتُهُمُ النَّـارُ، تَقِيْلُ مَعَهُـمْ حَيْثُ قَالُوا، وَتَبِيْتُ مَعَهُمْ حَيْثُ بَاتُوْا، وَتُصْبِحُ مَعَهُمْ حَيْثُ أَصْبَحُوْا، وَتَمْسِي مَعَهُمْ حَيْثُ أَمْسَوا. 

“Manusia itu dikumpulkan menjadi tiga kelompok: kelompok orang yang bersuka ria, kelompok yang merasa takut, dan kelompok di mana dua orang di atas unta, tiga orang di atas unta, empat orang di atas unta, dan sepuluh orang di atas unta, dan selebihnya digiring oleh api, api ini akan selalu bersama mereka di saat mereka istirahat, di saat mereka bermalam, di waktu pagi, dan di waktu sore hari.” Shahiih al-Bukhari, kitab ar-Riqaaq, bab al-Hasyr (XI/377, al-Fat-h, no. 6522), dan Shahiih Muslim, kitab al-Jannah wa Shifatu Na’imihaa, bab Fanaa-ud Dun-yaa wa Bayaanul Hasyri Yaumal Qiyaamah (XVII/194-195, Syarh an-Nawawi).

Api yang keluar ini merupakan tanda-tanda yang terakhir menjelang hari kiamat sebelum ditiupkannya sangkakala. Adapun bagaimana gambaran manusia berkumpul di tempat mereka berkumpul (Mahsyar), ada beberapa golongan.
  1. Pertama, kelompok yang semangat dan gembira menuju tempat tersebut, di antara mereka ada yang menaiki kendaraan.
  2. Kedua, kelompok yang terkadang berjalan dan terkadang naik kendaraan
  3. Ketiga, kelompok yang enggan berjalan, bisa jadi mereka adalah para pelaku maksiat. Karena mereka tidak mau beranjak untuk pergi, maka api yang akan mendorong mereka untuk menuju tempat berkumpul.
Tempat berkumpul (Mahsyar) yaitu tempat berkumpulnya manusia karena didorong oleh api sebelum tibanya hari kiamat, bukan padang mahsyar, sebagaimana pendapat yang benar dari para ulama.


12. Ditiupnya Sangkakala oleh Malaikat Israfil

Setelah semua manusia di dunia tidak ada yang muslim dan semuanya kufur, serta banyaknya kekacauan yang terjadi di dunia, seperti matehari terbit dari barat, terjadinya longsor besar yang tidak mungkin diperbaiki, serta keluarnya api yang membuat banyak manusia mati terbakar dengan menggiringnya dari timur ke barat, pada akhirnya Malaikat Israfil yang selaku pemegang terompet kematian akhir zaman diperintahkan Allah untuk meniupkan sangkakalanya.

Tiupan sangkakala tersebut dilakukan oleh malaikat israfil sebanyak 2 kali.

1. Tiupan pertama, yaitu tiupan yang menyebabkan kaget, kepanikan, atau terkejutnya seluruh makhluk dan kemudian membuat seluruh makhluk bumi dan dilangit mati kecuali suapa yang Allah kehendaki. Tiupan ini juga menyebabkan perubahan dan rusaknya keteraturan alam dunia, berbenturan semua planet di tata surya. 
2. Tiupan kedua, yaitu tiupan dibangkitkannya seluruh makhluk dari matinya.

Tiupan sangkakala ke pertama dan ke dua ini ditunjukkan oleh firman Allah Ta’ala,

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” (QS. Az-Zumar [39]: 68)

Tiupan kedua juga ditunjukkan oleh firman Allah Ta’ala,

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ

“Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.” (QS. Yasin [36]: 51)

Berdasarkan hadits dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, dalam sebuah hadits yang panjang di dalamnya diceritakan,

… ثُمَّ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ، فَلَا يَسْمَعُهُ أَحَدٌ إِلَّا أَصْغَى لِيتًا وَرَفَعَ لِيتًا، قَالَ: وَأَوَّلُ مَنْ يَسْمَعُهُ رَجُلٌ يَلُوطُ حَوْضَ إِبِلِهِ، قَالَ: فَيَصْعَقُ، وَيَصْعَقُ النَّاسُ، ثُمَّ يُرْسِلُ اللهُ – أَوْ قَالَ يُنْزِلُ اللهُ – مَطَرًا كَأَنَّهُ الطَّلُّ أَوِ الظِّلُّ – نُعْمَانُ الشَّاكُّ – فَتَنْبُتُ مِنْهُ أَجْسَادُ النَّاسِ، ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ أُخْرَى، فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ …

“ … Kemudian ditiuplah sangkakala. Tidak ada seorang pun yang mendengarnya kecuali dia memasang pendengarannya dan menjulurkan lehernya. Beliau bersabda,’Maka orang yang pertama kali mendengarnya adalah seseorang yang memperbaiki telaga untuk untanya.’ Beliau berkata,’Dia pun mati, dan orang-orang pun mati.’ Kemudian Allah mengirim (menurunkan) hujan gerimis atau naungan  yang darinya Allah menumbuhkan (membangkitkan) jasad-jasad manusia. Kemudian ditiuplah sangkakala yang ke dua, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing) …” (HR. Muslim no. 2940).

Lantas kita bertanya berapakah jarak antara tiupan pertama dan kedua? Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

«مَا بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أَرْبَعُونَ» قَالُوا: يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَرْبَعُونَ يَوْمًا؟ قَالَ: أَبَيْتُ، قَالُوا: أَرْبَعُونَ شَهْرًا؟ قَالَ: أَبَيْتُ، قَالُوا: أَرْبَعُونَ سَنَةً؟ قَالَ: أَبَيْتُ

“(Jarak) antara dua tiupan adalah empat puluh.” Para sahabat bertanya,”Wahai Abu Hurairah, apakah empat puluh hari?” Abu Hurairah menjawab,”Aku enggan.” Mereka bertanya lagi,”Empat buluh bulan?” Abu Hurairah menjawab,”Aku enggan.” Mereka bertanya lagi,”Empat puluh tahun?” Abu Hurairah menjawab,”Aku enggan.” (HR. Bukhari no. 4935)

Maksudnya, Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu dengan kata "enggan" untuk menegaskan atau memastikan apakah empat puluh hari, empat puluh bulan, atau empat puluh tahun. Akan tetapi yang pasti adalah bahwa jaraknya empat puluh. Dikatakan juga bahwa jarak dua tiupan ini adalah di antara perkara yang tidak diketahui kecuali Allah Ta’ala.

Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan,

ومعناه امتنعت من تبيينه لأني لا أعلمه فلا أخوض فيه بالرأي

“Maksudnya, aku tidak bisa menjelaskan, karena aku tidak mengetahuinya. Maka aku tidak berbicara tentang hal itu hanya berdasarkan pendapat (logika).” (Fathul Baari, 11/370)


Wallahu'alam bissawab.
Semua orang tidak tahu kapan jarak kiamat kubro tersebut tandanya akan muncul. Semoga dengan adanya tanda kiamat besar diatas bisa menambah keimanan kita kepada Allah dan memberi semangat untuk beramal shalih dan memperbanyak ibadah. Aamieen.

DK

Sumber:

No comments:

Post a Comment