“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Friday, May 27, 2016

Beda Daging Sapi dan Celeng

Potongan Daging 
Menjelang memasuki Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri tahun ini, kita dihadapkan dengan masalah harga daging sapi yang melonjak tinggi. Di beberapa daerah bahkan ada yang sudah tembus harga Rp. 150,000,- perkilonya. Meskipun aktual kondisi di pasaran seperti itu, pemerintah masih bersikeras untuk dapat menurunkan harga daging sapi di kisaran Rp. 80,000,- perkilonya. Dengan dalih bahwa di Singapura saja bisa seharga Rp. 50,000,- perkilonya kenapa di Indonesia tidak? Hal tersebut menjadi polemik di masyarakat karena sebentar lagi akan memasuki Bulan Ramadhan dan Hari Raya.

Dibalik itu semua, ternyata ada beberapa oknum yang memanfaatkan kondisi dimana disaat harga daging sapi yang melonjak tinggi, maka kesempatan oknum tersebut untuk melakukan tindakan yang sangat merugikan masyarakan terutama kaum Muslim yaitu dengan mengoplosnya dengan daging babi (celeng).

Untuk itu kita selaku kaum Muslim harus dapat mengetahui bagaimana cara membedakan antara daging sapi yang asli dengan daging bagi (celeng). 

Cara Membedakan Daging Sapi dan Celeng (Babi) Dilihat Dari Ciri-Ciri Fisik - Sudah sering kita mendengar bahwa banyak sekali pedagang daging sapi yang melakukan praktek kecurangan dengan menjual daging babi atau celeng hanya untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi, selain merugikan para konsumen daging babi juga memiliki dampak negatif bagi kesehatan jika dikonsumsi.

Menjadi konsumen cerdas dan tanggap bisa menghindarkan masyarakat salah mengkonsumsi makanan. Sebab, praktik penjualan makanan yang tidak layak tetap langgeng karena masyarakat belum cukup mampu membedakannya atau tidak kritis jika menemukan hal-hal yang cukup mencurigakan.

Selain merupakan daging yang mengandung kolesterol tertinggi, daging babi juga menjadi mediator ‘mujarab’ bagi tempat berpindahnya puluhan penyakit yang semula ada dalam hewan babi untuk kemudian pindah ke dalam tubuh manusia.

Seorang Ilmuwan Jerman bernama Dr Murad Hoffman dalam bukunya menyatakan bahwa memakan daging babi yang terjangkiti cacing babi tidak hanya berbahaya, tetapi juga dapat menyebabkan meningkatnya kandungan kolestrol dan memperlambat proses penguraian protein dalam tubuh, yang mengakibatkan kemungkinan terserang kanker usus, iritasi kulit, eksim, dan rematik.

Berikut adalah 6 cara membedakan daging sapi dengan daging celeng dilihat dari ciri-ciri fisik:

1. Karakteristik secara Umum
Secara umum karakteristik daging babi ternak dan babi hutan (celeng) mirip satu sama lain, sementara daging babi memiliki perbedaan yang cukup banyak dengan daging sapi. Namun ketika kedua jenis daging tersebut telah dicampurkan, apalagi setelah dikamuflase dengan darah sapi, keduanya (daging babi dan sapi) menjadi sangat sulit untuk dibedakan.

Penjualan daging babi oplosan merupakan kegiatan yang ilegal, sehingga biasanya daging ini tidak didisplay di meja penjualan. Daging ini biasanya dikeluarkan ketika ada pembeli yang menanyakan, “Apakah ada daging murah pak?” sehingga kita pantas menaruh curiga bila ada penjual yang menjual daging dengan harga “miring”.

Sifat yang lain juga adalah lokasi penjualan yang biasanya di tempat yang gelap dan cukup terpisah dari yang lainnya supaya daging tidak menjadi pusat perhatian orang banyak.

2. Dari segi aroma
Terdapat sedikit perbedaan antara keduanya. Daging babi memiliki aroma khas tersendiri, sementara aroma daging sapi adalah anyir seperti yang telah kita ketahui. Segi bau inilah yang -menurut pak Joko- sebenarnya senjata paling ampuh untuk membedakan antara kedua daging ini.

Karena walaupun warna telah dikamuflase dan dicampur antara keduanya, namun aroma kedua daging ini tetap dapat dibedakan. Sayangnya kemampuan membedakan melalui aromanya ini membutuhkan latihan yang berulang-ulang karena memang perbedaannya tidak terlalu signifikan.

3. Dari segi warna
Terlihat daging babi memiliki warna yang lebih pucat dari daging sapi, warna daging babi mendekati warna daging ayam. Namun perbedaan ini tak dapat dijadikan pegangan, karena warna pada daging babi oplosan biasanya dikamuflase dengan pelumuran darah sapi, walau kamuflase ini dapat dihilangkan dengan perendaman dengan air. Selain itu, ada bagian tertentu dari daging babi yang warnanya mirip sekali dengan daging sapi sehingga sangat sulit membedakannya.

4. Dari penampakkan lemak
Perbedaan terdapat pada tingkat keelastisannya. Daging babi memiliki tekstur lemak yang lebih elastis sementara lemak sapi lebih kaku dan berbentuk. Selain itu lemak pada babi sangat basah dan sulit dilepas dari dagingnya sementara lemak daging agak kering dan tampak berserat. Namun kita harus hati-hati pula bahwa pada bagian tertentu seperti ginjal, penampakkan lemak babi hampir mirip dengan lemak sapi.

5. Dari segi serat daging
Perbedaan terlihat dengan jelas antara kedua daging. Pada sapi, serat-serat daging tampak padat dan garis-garis seratnya terlihat jelas. Sedangkan pada daging babi, serat-seratnya terlihat samar dan sangat renggang. Perbedaan ini semakin jelas ketika kedua daging direnggangkan bersama (lihat gambar di atas).

6. Dari segi tekstur
Daging sapi memiliki tekstur yang lebih kaku dan padat dibanding dengan daging babi yang lembek dan mudah diregangkan. Melalui perbedaan ini sebenarnya ketika kita memegangnya pun sudah terasa perbedaan yang nyata antar keduanya karena terasa sekali daging babi sangat kenyal dan mudah di “biye” kan. Sementara daging sapi terasa solid dan keras sehingga cukup sulit untuk diregangkan.

Semoga degan mengetahui ciri-ciri fisik antara kedua daging, bisa membuat kita lebih waspada dan terhindar dari praktek kecurangan yang dilakukan pedagang nakal.

Semoga bermanfaat,
Ded Lee