“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Tuesday, May 17, 2016

Kisah Cinta Terindah Rasulullah ﷺ


Ada banyak kisah cinta yang terjadi di muka bumi ini. Namun teladan dari kisah cinta terbaik tentunya hanya datang dari insan terbaik sepanjang masa yaitu Rasulullah .

Bukan hanya terbaik, namun kisah cinta ini juga merupakan kisah cinta yang terindah. Hal ini memang sangat fenomenal. Pasalnya meskipun sang belahan hati telah  meninggalkannya, namun cinta Rasulullah  tidak pernah berhenti. Bahkan hingga akhir hayatnya beliau tetap menyimpan rasa cinta tersebut.

Oleh sebab itu, kisah cinta ini layak disebut cinta sejati yang sebenar-benarnya. Penasaran seperti apa kisah cinta Rasulullah ? Dan siapakah wanita yang menjadi belahan jiwa Rasulullah  tersebut ? Berikut ringkasan selengkapnya. 

Dalam perjalanan dakwahnya, ada sosok wanita yang selalu setia mendampingi Rasulullah  yaitu Khadijah binti Khuwailid. Ia merupakan istri pertama  yang sangat dicintai oleh Rasulullah .

Bahkan setelah kematiannya, Rasulullah  enggan untuk kembali menikah. Sebab bagi beliau, Khadijah merupakan sosok terbaik yang bisa mendampinginya. Bukan hanya itu, Rasulullah  bahkan mengatakan bahwa Khadijah merupakan salah satu dari empat golongan wanita yang masuk surga pertama kali. 

Kisah cinta ini bermula dari pertemuan Khadijah dan Rasulullah  yang ketika itu bekerja menjalankan usaha milik Khadijah. Dikarenakan kepribadiannya yang baik dan mulia, membuat Khadijah jatuh hati kepada Rasulullah . Maka Khadijah pun melamar Rasulullah 

Alangkah bahagianya hati Khadijah tatkala mengetahui bahwa Rasulullah  menerima lamarannya tersebut. Ternyata Nabi Muhammad  pun sebelumnya telah jatuh hati kepada Khadijah. Bagaimana tidak, Khadijah merupakan sosok wanita terhormat yang cantik dan kaya raya. Selain itu ia juga memiliki sikap yang baik dan mulia. 

Meskipun perbedaan umur diantara keduanya cukup jauh berbeda, namun hal tersebut tidak memadamkan api cinta diantara keduanya. Rasulullah  yang ketika itu masih berumur 25 tahun menikahi Khadijah yang telah berumur 40 tahun. 

Setelah menikah kehidupan mereka amat sangat bahagia, hingga akhirnya dikarunia 7 orang anak. Beberapa diantaranya adalah Qasim, Abdullah, Ummu Kalsum, Ruqayyah dan Fatimah. Bagi Khadijah sosok Rasulullah  tidak bisa digantikan dengan harta dan kekuasaan setinggi apapun dan semua yang dimiliki Khadijah hanya sebesar sayap seekor nyamuk bila ia tidak bisa hidup dengan Rasulullah .  

Disamping itu Khadijah merupakan wanita pertama yang memeluk Islam. Selama ia mendampingi Rasulullah , Khadijah tidak pernah sama sekali meninggalkan dan mengeluh di hadapan beliau. Bahkan setelah mereka menikah, ia dengan ikhlas memberikan harta yang dimilikinya untuk berdakwah. 

Ketika Rasulullah  menerima wahyu untuk pertama kalinya di Gua Hira', dengan sabarnya Khadijah pun menenangkan dan menyelimuti Rasulullah  yang saat itu ketakutan hingga menggigil. 

Bahkan ketika Nabi Muhammad ﷺ dihina, difitnah dan ketika tidak ada umat yang percaya kepada beliau, Khadijah selalu setia berada disisi Rasulullah . Ia senantiasa meyakini apa yang didakwahkan oleh Nabi Muhammad 

Ia selalu membela suaminya dengan harta dan jiwanya dalam menegakkan kalimat Tauhid. Selain itu, Khadijah juga merupakan sosok yang selalu menghibur Rasulullah  dalam duka derita yang dialami oleh beliau dari gangguan kaumnya yang masih ingkar terhadap kebenaran agama Islam. serta ia juga menangkis segala caci maki yang dilancarkan oleh bangsawan-bangsawan dan hartawan Quraisy kepadanya. 

Maka sudah selayaknyalah bila Khadijah mendapatkan keistimewaan khusus yang tidak dimiliki oleh wanita lain yaitu menerima ucapan salam dari Allah subhanallahu wata'ala yang disampaikan oleh malaikat Jibril melalui Rasulullah  serta salam pribadi dari malaikat Jibril untuk Khadijah dan syurga yang dipersiapkan untukknya. 

Khadijah mendampingi Rasulullah  selama kurang lebih 26 tahun yang terbagi atas dua periode. Periode pertama selama 16 tahun ketika Rasulullah  belum diangkat menjadi nabi dan 10 tahun setelah masa kenabian. Khadijah menjadi wanita pertama dan satu-satunya yang dicintai oleh Rasulullah . Kisah cinta sejati ini dipisahkan hanya oleh kematian. Bahkan tahun wafatnya disebut sebagai "Tahun Kesedihan" atau 'Aamul Huzni. 

Meski Khadijah telah meninggal, namun Rasulullah  enggan untuk menikah kembali. Hal ini terbukti ketika setahun setelah kematian Khadijah, seorang wanita shahabiyyah yang menemui Rasulullah dan bertanya, "Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak menikah lagi ? Engkau memiliki keluarga dan harus menjalankan seruan besar."

Sambil menangis Rasulullah  menjawab, "Masih adakah orang selain Khadijah?"

Dan kalau saja Allah subhanallahu wata'ala tidak memberikan perintah agar Rasulullah  menikah kembali, maka pastilah beliau tidak akan menikah untuk selama-lamanya. Rasulullah  menikahi Khadijah layaknya para lelaki yang menikahi gadis pilihannya. Sementara pernikahan setelah itu hanyalah karena tuntutan risalah Nabi . Bahkan setelah 14 tahun kematian Khadijah, Rasulullah  tidak pernah dapat melupakan istrinya tersebut. 

Pernah suatu ketika Rasulullah  merasa jantungnya berdetak cepat tatkala mendengar suara yang amat sangat mirip dengan istri pertamanya tersebut. Dan beliau pun kaget ketika mendapati sumber suara yang ternyata adalah Halah yang merupakan saudara dari Khadijah. 

Dalam sebuah riwayat juga diceritakan bahwa Nabi Muhammad  sedang bercengkrama di depan rumahnya. Tiba-tiba melintaslah seorang wanita tua. Maka Rasulullah segera mempersilahkan perempuan tua itu masuk ke dalam rumah, dan digelarnya sorban sebagai alas duduknya. Lalu keduanya berbincang-bincang. Dan setelah perempuan tua itu berlalu maka Aisyah pun menanyakan perihal tamu yang sangat istimewa tersebut. 

Rasulullah  pun menjelaskan, “Perempuan tua itu mengingatkanku pada Khadijah, saat dia masih hidup, perempuan itu sering datang kerumahnya, dan Khadijah selalu menyambutnya dengan penuh rasa hormat. Aku menghormatinya sebagaimana Khadijah dulu melakukannya.”

Seperti wanita normal lainnya, Aisyah pun cemburu mendengar penuturan tersebut hingga tak sadar ia berkata, "Masih saja menyebut perempuan yang sudah mati itu. Bukankah sekarang telah ada perempuan pengganti yang lebih baik dari dirinya?"

Mendengar perkataan tersebut, Rasulullah  nampak memerah raut wajahnya. Beliaupun berkata, “Aisyah perlu kau tahu, Allah subhanallahu wata'ala tidak akan mendatangkan pengganti sebaik atau lebih baik dari Khadijah! Tidak akan lagi ada perempuan seperti dia. Ia telah terjaga akan kenabianku ketika orang lain terlelap berselimut jahiliyah, ia juga selalu membenarkan ucapanku saat yang lain menganggapnya sebagai dusta, Ia bahkan tak segan memberikan seluruh hartanya padaku dengan ikhlas saat orang lain menyembunyikan tangan, dan darinya Allah memberiku keturunan ketika dari istriku yang lain tidak. Kau perlu tahu semua itu, Aisyah!"

Mulai saat itu Aisyah pun memahami seberapa besar cinta Nabi Muhammad  kepada Khadijah. Bahwa kematian tidak mematikan rasa cinta sang Nabi kepada Khadijah, istri pertamanya. Dimana posisinya sangat istimewa dan tidak tergantikan oleh siapapun.

Semoga bermanfaat,
DK