“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Sunday, February 12, 2017

Khutbah Jum'at - Badai Pasti Datang

 

Walanabluwannakum bisyai’im minal khaufi, wal ju’I, wanaqsim minal amwali, wal ‘anfusi wassamaroti, wabassirissobiriin. Alladzina idza ashobathummusibah, qolu inalillahi wainnailaihi rajiun. Ama ba’du.

Maasyirol Muslimin rakhimakumullah,
Allah robbul ‘alamin, Allah Al Malik, Al Quddus, As Salam, Al Mukmin, Al Muhaimin, Al Azziz, Al Jabbar, Al Mutakabbir, telah menentukan bahwa dunia ini sebagai “daaru bala’ ” atau sebagai tempat untuk ujian.  Tema kita pada hari ini adalah Badai Pasti Datang. Orang biasanya ngomong badai pasti berlalu untuk menyenangkan hati. Tapi kita harus tahu bahwa badai pasti datang, itu sudah ketentuan Allah. Karna Allah memang menciptakan kita untuk menghadapi badai itu. 

Adapun akhirat adalah sebagai “daaru jazaa”, tempat untuk membalas. Apa balasannya? Mereka yang siap menghadapi badai, dan lulus dalam kondisi tetap tegar, walaupun badai menghantam dia, maka insyaAllah Jannatun Adn (surga Adn) yang akan menanti dia. 

Tapi sebaliknya, orang-orang yang kalah dalam menghadapi badai tersebut, bahkan sebagian hancur dengan badai yang ada, maka neraka Allah yang akan menanti dia.

Karna surga Allah ini tempatnya indah, maka untuk masuk kedalam surga Allah, dibutuhkan perjuangan yang sangat besar. Tidak ada yang bisa memasuki surga, kecuali orang-orang yang baik. Maka dengan badai yang ada, akan ada penyisihan. Kenapa ada babak penyisihan? Agar tampak siapa yang pantas untuk jadi juara, dan siapa yang harus pulang (tersisih). Kitapun hidup di dunia disisihkan, siapa yang pantas masuk surga dan siapa yang tidak pantas?

Allah berfirman didalam surat Al An kabut ayat 1-3, “Alif Laam Miim, Ahasibannas ayyutroku ayyaqulu aamanna wahum laa yuftanun” Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan saja, ketika dia mengatakan “amanna” kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji atau diberi badai? 

“Walaqod fatannaladzi naming qoblihim, falaya’ lamannallahulladzi nasodaqu wala ya’lamannal kaadzibiin.” Kata Allah kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, orang-orang sebelum Rasulullah, sehingga tampak oleh Allah siapa orang-orang yang jujur dan siapa yang dusta.

Maasyirol Muslimin rakhimakumullah,
Perintah-perintah Allah itu adalah ujian buat kita, musibah-musibah yang terjadi, itu juga ujian buat kita. Kejadian Isra’ Mi’raj Rasulullah Salallahualaihi wasallam, ujian buat sebagian sahabat Rasulullh. Ada yang murtad, ada yang tidak percaya mana mungkin Rasulullah Salallahualaihi wassalam sehari semalam bolak balik Isra’ Mi’raj. 

Ketika Rasulullah Salallahualaihi wassalam meninggal dunia, ujian buat sebagian para sahabat, sebagian murtad, bahkan tidak sedikit yang murtad, Kabilah Bani Khanifah, 1 Kabilah hanya sedikit yang tetap Islam. Disitulah akan tampak siapa diantara kita yang benar keimanannya dan siapa diantara kita yang “minal kadzibiin” (yang dusta).

Lantas kapan badai atau ujian akan berakhir?
Badai akan berakhir yaitu saat kita mati, kita kalau sudah mati, maka selesai sudah ujiannya. Tapi ada fase selajutnya dikuburan, sementara didunia kita sudah tidak bisa lagi untuk menambah amal ibadah kita. Kebangkitan dan hisab adalah masa penentuan hasil ujian kita selama didunia.

Kesuksesan seorang, tentunya diraih dengan perjuangan, Allah subhanallahi wata’ala ketika menurunkan ujian itu memang berat adanya. Mungkin sebagian orang merasa tidak berat buat dia, karena iman yang kuat. Tapi ada orang diuji sedikit langsung marah-marah, bahkan mencela Allah jala-jalalu kenapa dia diuji seperti itu. 

Allah berfirman didalam Surat Al Imran ayat 179 “Maakanallahu liyadzarol mu’minina ‘alaa maa antum ‘alaihi”. Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, 

Dizaman Rasulullah ujian pernah datang dimana orang-orang yang beriman pada saat itu (para sahabat Nabi) kumpul dengan orang-orang munafik (orang-orang yang mengaku Islam tapi sebenarnya memusuhi Islam). Mereka sholat satu shaf berjamaah, bahkan pemakaman orang-orang munafik ketika dia meninggal sama seperti orang mukmin. Sehingga orang munafik tersebut seakan-akan termasuk dari orang-orang Islam. 

Maka Allah menurunkan ayat ini untuk mengatakan tidak mungkin kalian dibiarkan seperti ini terus. Kata Allah “hatta yamiydzal khobisya minattoyib” sehingga Allah menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin).

Maka dengan turunnya ujian-ujian ini biar tampak siapa yang mukmin dan siapa yang munafik. Kita berharap semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang beriman.


Maasyirol Muslimin rakhimakumullah,
Diantara bentuk badai atau ujian yang pasti akan datang menimpa kita, Allah banyak katakan didalam Al Qur’anulkarim. Salah satunya didalam Surat Al Baqarah ayat 155-156. Apa kata Allah? 

Walanabluwannakum bisyai’im minal khaufi, wal ju’i wanaqsim minal amwali wal ‘anfusi wassamaroti, wabassirissobiriin. 

Kata Allah Kami benar-benar akan menguji kepadamu, bisyai’im minal khauf  dengan sedikit ketakutan. Kita kadang kala takut besok makan apa. Ada orang yang takut ya Allah sewaan rumah bulan ini belum bayar, ada orang yang tiap akhir bulan Allah uji dengan ketakutan kalau tidak bayar sewa akan diusir, dan kita akan merasa terus takut, itulah ujian.

"wal ju’" kelaparan, subhanallah kita di Indonesia harus banyak-banyak bersukur pada Allah, kita lihat saudara kita kaum muslimin yang ada di Suriah, mereka dibantai dari 2 sisi, dari orang-orang kafir dan dari sisi sekte-sekte agama yang tidak benar seperti ISIS,  mereka kelaparan di musim dingin seperti ini, sebagian harus mati kelaparan.

“wanaqsim minal amwal” kekurangan harta, sebagai contoh seseorang yang datang ke masjid untuk Sholat Jum’at, ketika pulang motornya hilang. Sebagian orang mengatakan saya telah berbuat baik kepada Allah, tapi pada dasarnya Allah lah yang telah berbuat baik kepada kita. Jangan merasa kita telah berbuat baik kepada Allah, karna semua yang ada pada diri kita adalah dari Allah semata.

“wal ‘anfus” dan kekurangan orang-orang yang kita cintai, ditinggal mati oleh anak, atau anak ditinggal mati oleh orang tuanya, suami ditinggal mati oleh istri, atau istri ditinggal mati oleh suami akan ada seperti itu. Ini sudah aturannya. Kalau bukan kita yang mati duluan, maka keluarga kita yang akan mati duluan. Dan kita sudah melihat orang-orang yang kita cintai pergi.

Oleh sebab itu orang yang berdoa minta panjang umur, maka harus bersabar ditinggal orang-orang yang dia cintai. Bisa kita bayangkan apabila usia kita 100 tahun, mungkin anak kita sudah mati semua, cucu kita sebagian juga sudah mati, maka setiap 1 anak mati kita mengantarkan jenazahnya, hati kita akan terpotong, bagaimanya kalau 10 anak, sudah tentu semakin terpotong-potong hati ini. Maka berdoalah dengan meminta umur yang berkah.

“Wassamarot” Allah uji dengan kekurangan buah-buahan. Seperti hasil panen yang gagal, kadang kala petani itu ketika melihat kuning sawahnya, dia bahagia sekali, tapi ketika esok harinya habis dimakan hama. Siapa yang buat hama? Allah, Siapa yang menumbuhkan? Allah. Disini seorang hamba diperintahkan untuk kembali kepada Allah.

“Wabassirissobiriin” berikan kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar. Siapa sih orang-orang yang bersabar? “Alladzina idza ashobathum musibah, qolu inalillahi wainnailaihi rajiun” Orang yang sabar itu, yang ketika dia kena musibah, dia mengatakan “inalillahi” kami milik Allah, “wainnailaihi rajiun” kami semua akan kembali kepada Allah.

Orang yang ditinggal mati oleh anaknya, kemudian dia bersabar dan memuji Allah. Apa kata Allah kepada malaikatnya? Bangunkan buat hambaku ini rumah di surga. Dan disebut rumahnya sebagai rumah pujian di surga. Itu salah satu bentuk sholawat Allah buat orang yang bersabar.

Kemudian badai yang turun, berupa ujian yang akan menimpa kita. Kita sekarang dalam masa ujian dan ujian itu akan terus datang. Kita semakin dekat dengan Allah dan ujianpun terus akan datang. Bukan berarti kita semakin dekat dengan Allah dan ujiannya tambah sedikit, bisa jadi badainya akan dahsyat menimpa kita. Ujian atau bala’ musibah itu turun, untuk melihat apakah kita itu sabar atau tidak kiranya.

Dalam Surat Al Imran ayat 142, Allah mengatatakan: “Am khasibtum ‘antad khulul jannah” apakah kalian mengira bisa masuk surga? “walammaa ya’lamillahulladzina jaahadu minkum waya’lamas shoobiriin”. Dan belum tampak, Allah belum lihat diantara kalian siapa yang benar-benar bersabar.

Ketika perintah jihad turun, orang-orang munafiqin pada kabur, banyak yang beralasan, ya Rasulullah saya sudah tua renta, ketika perang tabuk melawan romawi, apa kata dia? ya Rasulullah kau tau aku ini tidak sabar ketika melihat wanita-wanita romawi. Mereka tidak mau berjihad dengan alasan begitu. Itu semua adalah bohong dan kelihatan kalau mereka adalah orang-orang yang munafik.

Subhanallah, tingkat keimanan seorang nanti akan di uji benar-benar oleh Allah. Apakah benar keimanan kita selama ini? Atau karna senang-senang saja? Ketika diajak susah akan nampak diantara kalian siapa yang benar-benar bersabar dan siapa yang munafik.



Khutbah Kedua

Maasyirol Muslimin rakhimakumullah,
Salah satu contoh badai ujian yang sangat berat menimpa Rasulullah dan para sahabat, yaitu terjadi saat perang Khondaq (perang parit). Subhanallah 10,000 tentara Quaraisy datang mengepung ke Kota Madinah untuk menghabisi Rasulullah dan para sahabat. Saat itu musim dingin, dimana Kota Madinah dikepung selama 1 bulan. Sementara persediaan makanan menipis, saat itu Rasulullah Salallahualaihi wassalam diperutnya dipasangi kerikil-kerikil supaya tidak kena magh menahan rasa lapar. Semua sahabat melakukan hal serupa untuk menahan lapar disaat musim dingin.

Kondisi musuh kaum Quraisy didepan, dan ternyata bani Quraizhah orang yahudi yang dulunya mengadakan perjanjian damai dengan Rasulullah ternyata mereka khianat, mereka siap menyerang Islam dari belakang. Jadi dari depan orang-orang musrikin Quaraisy, dari belakang orang-orang yahudi.

Itu sampai dikatakan “wabalaghotil qulubul hanajir watadzununa billahi dzunun” sampai jantungnya orang-orang Islam itu naik kekerongkongan. Karena kondisi benar-benar menakutkan pada saat itu. Lapar tidak ada makanan dan suasana dikepung musuh, apakah kita kira akan masuk surga dengan mudah tapa ditimpa ujian seperti itu?

Sampai Rasulullah bersama orang-orang yang beriman mengatakan “mata nasrullah” kapan pertolongan Allah datang. Sebulan penuh dikepung, Kita terkadang baru diuji sudah tidak sabar. Jadi ujian yang datang untuk melihat, benarkah keimanan kita, dan pantaskah kita masuk surga Allah jala jalalu.

Semoga bermanfaat,
Ded Lee

Sumber:
Ceramah Ustadz Syafiq bin Riza bin Basalamah