Bandung: Hujan deras disertai guyuran es melanda sebagian besar wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, pada Rabu 19 April 2017 siang. Bahkan tumpukan es terjadi di kawasan Sadang Serang dan Dipatiukur Kota Bandung.
Peneliti klimatologi pada Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Bandung, Erma Yulihastin mengatakan, hujan es berbeda dengan hujan salju. Hujan es atau disebut hail, dapat dan mungkin terjadi di wilayah tropis, seperti di Bandung. "Karena di dalam awan dingin ada area yang mendekati puncak awan dengan suhu antara 0 sampai -40 derajat Celcius sehingga mengandung banyak partikel yang disebut inti es," katanya, Rabu, 19 April 2017.
Inti es tersebut melalui proses yang disebut pendinginan heterogen dapat berinteraksi dengan butiran air dari awan sehingga berubah menjadi hujan es.
Adapun salju, kata Erma, merupakan kristal es yang dapat terbentuk secara langsung dari fase uap yang sangat dingin. "Juga membutuhkan syarat, udara di dekat permukaan harus memiliki temperatur -3 sampai -8 derajat Celcius," kata dia.
Hujan deras disertai petir, es, dan angin kencang, menandai fenomena hujan badai ekstrem di Kota Bandung, Rabu siang, 19 April 2017. Erma mengatakan, peristiwa itu dalam ilmu meteorologi disebut juga sebagai badai dalam sel yang tertutup. Fenomena hujan es sebelumnya juga melanda Jakarta. Pada Selasa 28 Maret 2017 lalu, beberapa wilayah Jakarta dilanda hujan es. Butiran-butiran es seperti dicurahkan dari langit saat itu.
Menurut Wulan, 40, salah seorang warga di Jalan Sadang Sari, Sandang Serang mengaku ketika turun hujan sangat terdengar suara keras menghantam di atas genting. Ia pun bergegas keluar rumah untuk melihat hal tersebut. "Awalnya denger suara hujan, terus tuk tuk tuk di atas genting. Saya cek keluar, eh ternyata hujan es," kata Wulan saat ditemui awak media, Rabu 19 April 2017 petang.
Ia mengatakan ukuran es yang turun dari langit tersebut sebesar kelereng besar yang biasa digunakan bermain anak-anak. Bahkan hujan es sebesar kelereng tersebut membuat kaca jendela rumahnya retak. "Ngeri juga tadi pas hujan es. Karena baru kali ini hujan es-nya banyak dan gede-gede. Sampai-sampai kaca jendela retak," imbuh dia.
Hal senada pun diungkapkan Lala, 37, warga di kawasan Jalan Dipatiukur. Bahkan di dekat rumahnya terdapat es seperti salju menutupi ruas jalan. "Banyak tadi es-nya mirip salju gitu. Baru pertama kaya ginu," kata Lala.
Di Jalan Sukasari 2 RT 02 RW 02 No 91 Kelurahan Sekeloa, Kecamatan Coblong, warga dibuat heran lantaran hujan es disertai angin kencang itu membuat kawasan tersebut ditutupi butiran es.
Indra Yudistira (40) warga sekitar, menceritakan kejadian langka itu kepada Kompas.com. Hujan lebat mulai mengguyur kawasan tersebut sekitar pukul 14.00 WIB.
Saat hujan turun, Indra mendengar ada benturan es menyerupai salju menghantam atap rumahnya. Ia mengira hujan es itu sewajarnya terjadi. "Saya kira hujan es biasa, seperti ada yang lempar batu ke atap rumah. Saya cek keluar ternyata es yang turun," ujar Indra saat ditemui dikediamannya. Dia mengatakan, butiran es tersebut besarnya seukuran kacang atom. Saat mengecek ke luar rumah, ia mendapati kondisi gang sudah dipenuhi es. Bahkan di Lapangan RW Sukasari 2 butiran es nyaris menutupi area tersebut.
"Anak-anak malah main bola di atas es. Warga bukannya panik, malah senang. Saya sudah 40 tahun di sini baru lihat yang begini," ujarnya. Hujan pun reda satu jam kemudian. Namun, butiran es masih menutupi jalan. Warga langsung mengabadikan momen langka itu lewat gawainya. Es mulai mencair sekitar pukul 16.00 WIB.
Kejadian itu membuat atap sejumlah rumah warga bocor. Bahkan, kata Indra, rumahnya sempat kebanjiran lantaran saluran kamar mandi tertutup es. "Atap saya banyak yang bocor. Rumah juga kebanjiran karena air dari lantai dua yang menuju kamar mandi mampet tertutup es," ungkapnya.
Yafi (38) warga lain mengalami hal serupa. Atap rumahnya bocor dihantam es. Dia mengaku, selama hidupnya baru kali ini melihat hujan es hingga menutupi jalanan. "Baru kali ini seumur hidup saya melihat fenomena hujan es sampai seperti ini. Ini langka," jelasnya.
Sementara itu, menurut Prakirawan BMKG Bandung Neneng Sugianto ukuran es yang jatuh saat hujan lebat bervariasi dari butiran kecil hingga sebesar kelereng.
Ia mrngatakan, hujan es ini terjadi akibat proses kondensasi yang kelewat dingin sehingga air yang menguap berubah bentuk menjadi kristal es.
"Hujan es terjadi akibat proses kondensasi yang terlewat dingin hingga mencapai freezing level. Dengan suhu minus 4 derajat Celcius sehingga terbentuk butiran es. Jadi begitu turun ke bawah masih berupa butiran es," pungkas Neneng saat dihubungi awak media melalui sambungan telepon.
Salju di kawasan Haur Pancuh, Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Coblong, Kota Bandung |
Butiran-butiran es yang menyerupai salju itu ditemukan di kawasan Haur Pancuh, Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, pada Rabu (19/4) siang. "Iya es-nya kecil-kecil kaya kelereng gitu. Karena mengumpul jadi kaya butiran salju gitu," kata Nea (22) warga setempat.
Menurutnya, hujan es melanda kawasan tersebut terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Hujan disertai angin kencang itu baru reda setengah jam kemudian. Saat keluar rumah di gang-gang ditemukan banyak butiran es yang jika dilihat kejauhan menyerupai salju.
"Hujannya ngeri banget besar. Pas keluar rumah Jadi kaya salju. Ini kejadian jarang ya. Saya baru pertama kali melihatnya," ungkapnya. Namun sore ini butiran es tersebut sudah kembali larut dan mencair.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo mengatakan, peristiwa hujan angin dan es yang melanda wilayah hukumnya ini menyebabkan beberapa titik ditemukan adanya pohon dan papan reklame yang tumbang. Namun dapat dipastikan peristiwa tersebut tidak mengakibatkan adanya korban jiwa.
"Tidak ada korban jiwa namun ada korban luka dan beberapa kerugian kendaraan tertimpa pohon termasuk mobil Patroli Polsek Bandung Wetan," kata Hendro via pesan singkatnya.
Semoga bermanfaat,
DK
Sumber: