Natrium hidroksida adalah basa kuat - dan kaustik, Ketika dibuang, natrium hidroksida (NaOH) adalah limbah berbahaya menurut peraturan limbah berbahaya EPA AS - karena materi pameran karakteristik berbahaya korosi.
NaOH cukup mudah untuk mengobati - hanya menetralisir itu, atau menggunakannya untuk mengobati (menetralisir) asam limbah.
Ketika limbah berbahaya dikirim ke fasilitas limbah berbahaya, diperlakukan sehingga kurang berbahaya. Hal ini dapat dibakar, diperlakukan dengan cara dicampur dengan bahan kimia lainnya, dipanaskan, dll Bila limbah berbahaya diperlakukan ke suatu titik tertentu, maka dapat tanah dibuang (TPA limbah berbahaya).
limbah yang paling berbahaya adalah dalam bentuk air limbah dan diperlakukan menggunakan metode untuk mengobati air limbah - (primer, sekunder, tersier metode) - dan air yang diolah dibuang ke permukaan air, atau bahkan deep-baik disuntikkan.
Sebagai kontaminan di permukaan air, efek utama natrium hidroksida akan menaikkan pH.
Bahaya Bagi Tanah
Natrium hidroksida sangat reaktif dan cepat dinetralisir oleh bahan kimia organik di dalam tanah. Untuk alasan ini, tidak diharapkan untuk bermigrasi ke bawah melalui tanah ke air tanah.
Natrium hidroksida akan diharapkan untuk bereaksi dengan air dan bahan organik di dalam tanah, sehingga menjadi dinetralisir.
Awal Remediasi Gol untuk Residential Tanah (US EPA, 2002 Wilayah IX)
Bahaya bagi Air
Natrium hidroksida tunduk pada deposisi basah (washout oleh curah hujan) dan deposisi kering. Ini akan mudah menggabungkan dengan uap air di udara, dan hasil aerosol atau kabut akan korosif dan Kontaminasi Permukaan
Kontak kulit dan konsumsi yang dihasilkan dari aktivitas tangan ke mulut akan diharapkan jika permukaan diakses terkontaminasi dengan bentuk padat atau cair natrium hidroksida. Bersihkan-up standar untuk natrium hidroksida pada permukaan belum ditetapkan.
Saran Alat Pelindung Diri
Kenakan wajah-piece, penuh tekanan positif, udara disediakan respirator dan kacamata pengaman kimia atau perisai wajah penuh jika percikan mungkin. Pakailah tahan dan pakaian pelindung, sepatu bot, sarung tangan, dan baju (Mallinckrodt, 2001).
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembap cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.
MSDS Soda Api (NaOH)
Mungkin, sebagian besar dari anda yang membaca artikel ini sudah sangat familiar dengan soda api atau sodium hydroxide (NaOH). Bahkan setiap hari di tempat labolatorium dan kerja anda bergelut dengan NaOH, yang kita tahu merupakan salah satu bahan kimia B3. Namun, apakah anda yakin bahwa anda sudah tahu betul potensi bahaya soda api?
Jika anda belum mengetahui secara pasti potensi bahaya NaOH, apa yang harus dilakukan ketika terciprat cairan NaOH atau alat pelindung diri apa yang harus digunakan ketika melakukan handling NaOH, maka hentikan praktik labolatorium atau pekerjaan anda saat ini juga. Pahami MSDS NaOH sekarang.
Pastikan bahwa anda memahami semua informasi yang ada di dalamnya. Jika alat pelindung diri yang anda gunakan saat ini belum sesuai dengan standar keselamatan, segera minta kepada pihak perusahaan.
Selain berbahaya bagi bagi praktikan labolatorium ataupun pekerja yang bergelut dengan NaOH, ada juga bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh NaOH melalui industri-industri yang menggunakan zat kimia ini dalam prosesnya. Berikut adalah beberapa fakta pencemaran lingkungan dari industri yang menggunakan NaOH (Limbah NaOH) dari berbagai sumber :
Reaktivitas NaOH dan Kekhawatiran dampak bagi Fisik
Kompatibel dengan air, asam, cairan mudah terbakar, halogen organik, logam seperti aluminium, timah dan seng, dan nitromethane. Substansi adalah basa kuat; bereaksi keras dengan asam dan korosif di udara lembab untuk logam seperti seng, aluminium, timah dan timbal membentuk gas hidrogen yang mudah terbakar / meledak. Bereaksi dengan garam amonium untuk menghasilkan amonia, menyebabkan bahaya kebakaran. Serangan beberapa bentuk plastik, karet atau pelapis.
Cepat menyerap karbon dioksida dan air dari udara. Kontak dengan kelembaban atau air mungkin menghasilkan panas yang cukup untuk menyalakan bahan mudah terbakar.
Bahaya Paparan
Mengisap, menelan, kulit dan / atau kontak mata Natrium hidroksida menyebabkan iritasi parah pada mata, kulit, membran mukosa; pneumonitis, mata, kulit terbakar, kerugian sementara rambut. Zat ini sangat korosif mata, kulit dan saluran pernapasan. Korosif pada konsumsi. Menghirup suatu aerosol zat dapat menyebabkan edema paru. Menghirup zat bisa menyebabkan terbakar sensasi, sakit tenggorokan, batuk, sesak napas, sesak napas. Gejala mungkin tertunda. Kontak kulit dapat menyebabkan kemerahan, nyeri, luka bakar pada kulit yang serius, lecet. Mata kontak dapat menyebabkan kemerahan, nyeri, penglihatan kabur, luka bakar yang dalam yang parah. Pemakanan mungkin menghasilkan sensasi terbakar, sakit perut, shock atau runtuh.
Paparan kronis
Berulang atau berkepanjangan kontak dengan kulit dapat menyebabkan dermatitis. Debu caustic adalah mengiritasi sistem pernapasan bagian atas. Paparan berkepanjangan terhadap konsentrasi tinggi dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan ulserasi bagian hidung.
Pertolongan Pertama
Jika terhirup, pindahkan korban ke udara segar, istirahat dan mempertahankan posisi setengah tegak. Gunakan buatan respirasi jika perlu. Segera mencari bantuan medis. Jika kontak dengan kulit terjadi, menanggalkan pakaian yang terkontaminasi, bilas kulit dengan banyak air dingin atau mandi. Mencari perhatian medis. Jika kontak mata terjadi, pertama bilas dengan banyak air dingin selama beberapa menit, kemudian segera mencari perhatian medis. Jika tertelan, bilas mulut. Jangan menginduksi muntah. Berikan banyak air untuk minum. Segera cari bantuan medis.
Limbah Penggunaan NaOH dalanm Sabun dan Deterjen
Limbah domestik kerapkali mengandung sabun dan diterjen. Keduanya merupakan sumber potensial bagi bahan pencemar organik. Sabun adalah senyawa garan dari asam-asam lemak tinggi, seperti natrium stearat, C17H35COO-Na+. Aksi pencucian dari sabun banyak dihasilkan dari kekuatan pengemulsian dan kemampuan menurunkan tegangan permukaan dari air. Konsep ini dapat dipahami dengan mengingat kedua sifat dari ion sabun. Suatu gambaran dari stearat terdiri dari ion karboksil sebagai “kepala” dengan hidrokarbon yang panjang sebagai “ekor“.
Dengan adanya minyak, lemak dan bahan organik tidak larut dalam air lainnya, kecenderungan untuk ‘ekor” dari anion melarut dalam bahan organik, sedangkan bagian “kepala” tetap tinggal dalam larutan air. Oleh karena itu sabun mengemulsi atau mengsuspensi bahan organik dalam air.
Keuntungan yang utama dari sabun sebagai bahan pencuci terjadi dari reaksi dengan kation-kation divalen membentuk garam-garam dari asam lemak yang tidak larut.
2 C17H35COO-Na+ + Ca2+ –> Ca(C17H35CO2)2(s) + 2 Na+
Padatan-padatan tidak larut ini, biasanya garam-garam dari mahnesium atau kalsium. Keduanya tidak seluruhnya efektif seperti bahanbahan pencuci. Bila sabun digunakan dengan cukup, semua kation divalen dapat dihilangkan oleh reaksinya dengan sabun, dan air yang mengandung sabun berlebih dapat mempunyai kemampuan pencucian dengan kualitas yang baik.
Begitu sabun masuk ke dalam buangan air atau suatu sistem akuatik biasanya langsung terendap sebagai garam-garam kalsium dan magnesium, oleh karena itu beberapa pengaruh dari sabun dalam larutan mungkin dapat dihilangkan. Akhirnya dengan biodegridasi, sabun secara sempurna dapat dihilangkan dari lingkungan. Oleh kerena itu i terlepas dari pembentukan buih yang tidak enak dipandang, sabun tidak menyebabkan pencemaran yang penting.
Deterjen sintentik mempunyai sifat-sifat mencuci yang baik dan tidak membentuk garam-garam tidak larut dengan ion-ion kalsium dari magnesium yang biasa terdapat dalam air sadah. Deterjen sintetik mempunyai keuntungan tambahan karena secara relatif bersifat asam kuat, oleh karena itu tidak menghasilkan endapan sebagai asam-asam yang mengendap suatu karakteristik yang tidak nampak pada sabun.
Unsur kunci dari deterjen adalah bahan surfaktan atau bahan aktif permukaan yang bereaksi dalam menjadikan air menjadi basah (wetter) dan sebagai bahan pencuci yang lebih baik. Surfaktan terkonsentrasi pada batas permukaan antara air dengan gas (udara), padatan-padatan (debu) dan cairan-cairan yang tidak dapat bercampur (minyak). Hal ini terjadi karena struktur “Amphiphilic” yang berarti bagian yang satu dari molekul adalah suatu yang bersifat polar atau gugus ionik (sebagai kepala) dengan afinitas yang kuat untuk air dan bagian lainnya suatu hidrokarbon (sebagai ekor) yang tidak suka air.
Senyawa ini suatu surfaktan alkil sulfat, suatu jenis yang banyak digunakan untuk berbagai keperluan seperti shampo, kosmetik, pembersih, dan loundry. Sampai tahun 1960-an sufaktan yang paling umum digunakan adalah alkil benzen sulfonat. ABS suatu produk derivat alkil benzen. ABS sangat tidak menguntungkan karena ternyata sangat lambat terurai oleh bakteri pengurai disebabkan oleh adanya rantai bercabang pada strukturnya. Oleh kerena itu ABS kemudian digantikan oleh surfaktan yang dapat dibiodegradasi yang dikenal dengan Linier Alkil Sulfonat (LAS). Sejak LAS menggantikan ABS dalam deterjen masalah-masalah yang timbul seperti penutupan permukaan air oleh gumpalan busa dapat dihilangkan dan toksinitasnya terhadap ikan di air telah banyak dikurangi.
Sampah dan buangan-buangan kotoran dari rumah tangga, pertanian dan pabrik/industri dapat mengurangi kadar oksigen dalam air yang dibutuhkan oleh kehidupan dalam air. Di bawah pengaruh bakteri anaerob senyawa organik akan terurai dan menghasilkan gas-gas NH3 dan H2S dengan bau busuknya. Penguraian senyawa-senyawa organik juga akan menghasilkan gas-gas beracun dan bakteri-bakteri patogen yang akan mengganggu kesehatan air.
Ditergen tidak dapat diuraikan oleh organisme lain kecuali oleh ganggang hijau dan yang tidak sempat diuraikan ini akan menimbulkan pencemaran air. Senyawa-senyawa organik seperti pestisida (DDT, dikhloro difenol trikhlor metana), juga merupakan bahan pencemar air. Sisa-sisa penggunaan pestisida yang berlebihan akan terbawa aliran air pertanian dan akan masuk ke dalam rantai makanan dan masuk dalam jaringan tubuh makhluk yang memakan makanan itu.
Bahan pencemar air yang paling berbahaya adalah air raksa. Senyawasenyawa air raksa dapat berasal dari pabrik kertas, lampu merkuri. Karena pengaruh bakteri anaerob garam anorganik Hg dengan adanya senyawa hidrokarbon akan bereaksi membentuk senyawa dimetil mekuri (CH3)2Hg yang larut dalam air tanah dan masuk dalam rantai makanan yang akhirnya dimakan manusia.
Energi panas juga dapat menjadi bahan pencemar air, misalnya penggunaan air sebagai pendingin dalam proses di suatu industri atau yang digunakan pada reaktor atom, menyebabkan air menjadi panas. Air yang menjadi panas, selain mengurangi kelarutan oksigen dalam air juga dapat berpengaruh langsung kehidupan dalam air.
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan ini dirumuskan sebagai bahan dalam jumlah relatif sedikit tapi mempunyai potensi mencemarkan/merusakkan lingkungan kehidupan dan sumber daya.
Bahan beracun dan berbahaya banyak dijumpai sehari-hari, baik sebagai keperluan rumah tangga maupun industri yang tersimpan, diproses, diperdagangkan, diangkut dan lain-lain. Insektisida, herbisida, zat pelarut, cairan atau bubuk pembersih deterjen, amoniak, sodium nitrit, gas dalam tabung, zat pewarna, bahan pengawet dan masih banyak lagi untuk menyebutnya satu per satu. Bila ditinjau secara kimia bahan-bahan ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Terdapat lima juta jenis bahan kimia telah dikenal dan di antaranya 60.000 jenis sudah dipergunakan dan ribuan jenis lagi bahan kimia baru setiap tahun diperdagangkan.
Sebagai limbah, kehadirannya cukup mengkhawatirkan terutama yang bersumber dari pabrik industri Bahan beracun dan berbahaya banyak digunakan sebagai bahan baku industri maupun sebagai penolong. Beracun dan berbahaya dari limbah ditunjukkan oleh sifat fisik dan kimia bahan itu sendiri, baik dari jumlah maupun kualitasnya.
Beberapa kriteria berbahaya dan beracun telah ditetapkan antara lain mudah terbakar, mudah meledak, korosif, oksidator dan reduktor, iritasi bukan radioaktif, mutagenik, patogenik, mudah membusuk dan lain-lain.
Dalam jumlah tertentu dengan kadar tertentu, kehadirannya dapat merusakkan kesehatan bahkan mematikan manusia atau kehidupan lainnya sehingga perlu ditetapkan batas-batas yang diperkenankan dalam lingkungan pada waktu tertentu.
Adanya batasan kadar dan jumlah bahan beracun danberbahaya pada suatu ruang dan waktu tertentu dikenal dengan istilah nilai ambang batas, yang artinya dalam jumlah demikian masih dapat ditoleransi oleh lingkungan sehingga tidak membahayakan lingkungan ataupun pemakai.
Karena itu untuk tiap jenis bahan beracun dan berbahaya telah ditetapkan nilai ambang batasnya.
Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan limbah tergantung pada jenis dan karakteristiknya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka waktu relatif singkat tidak memberikan pengaruh yang berarti, tapi dalam jangka panjang cukup fatal bagi lingkungan. Oleh sebab itu pencegahan dan penanggulangan haruslah merumuskan akibat-akibat pada suatu jangka waktu yang cukup jauh.
Melihat pada sifat-sifat limbah, karakteristik dan akibat yang ditimbulkan pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang diperlukan langkah pencegahan, penanggulangan dan pengelolaan.
Semoga bermanfaat,
Ded Lee
Sumber:
Achmad Lutfi pada 27-02-2009