“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Wednesday, January 3, 2018

Bidadari Ainun Mardhiah


Bidadari surga merupakan makhluk yang sangat indah yang telah Allah ciptakan untuk hamba-hambaNya yang shalih, yang berbuat kebajikan, yang layak untuk memasuki surga. Diceritakan bahwa bidadari-bidadari surga ini sangat merindukan suaminya di dunia dan teringin melihat suaminya di dunia, namun tidak diberi izin oleh malaikat penjaga surga. Suatu hari mereka meminta izin dari Allah untuk menjenguk ke bumi untuk melihat suami mereka, yang akhirnya diizinkan juga oleh Allah Subhanallahu Wata'ala. Bidadari-bidadari ini dapat mengenal siapa suami mereka, karena di dada mereka telah tertulis nama suami yang mereka rindukan.

Apabila melihat ke bumi, maka bidadari-bidadari tersebut akan melihat para isteri dari suami mereka di dunia yang tidak taat, serta berbuat durhaka kepada suaminya, lalu bidadari surga itu berkata, “Janganlah kamu menyakitinya, semoga Allah memerangimu, sesungguhnya dia hanyalah tamu di sisimu, sebentar lagi dia akan datang kepada kami dan meninggalkanmu.”

Surga digambarkan begitu menawan, keindahannya berlipat-lipat dari keindahan yang ada di dunia. Walaupun keindahannya belum mampu terlihat pandangan mata, namun kisah surga dari seseorang yang mulia, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa ssalam sangat menarik insan. Surga berselimut nikmat bagi insan takwa, surga tempat bersemayamnya para bidadari, sugra tempat berjumpanya dengan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa ssalam dan para sahabat mulia. Masya Allah.

Ainun Mardhiah merupakan seorang bidadari yang menurut bahasa memiliki arti mata yang di-ridhai, atau setiap pandangan yang melihatnya pasti akan menemukan keridhaan di hati. Ia adalah bidadari yang memiliki paras jelita di syurga, dan hanya dapat dilihat oleh para syuhada yang telah berjihad melawan hawa nafsunya di dunia dan berperang menjaga agama Allah subhanahu wa ta’ala.


Kisah Ainun Mardhiah pun tertulisa dalam hadits riwayat Tirmidzi. Pada suatu pagi di Bulan Ramadhan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa ssalam memberikan targhib atau pengantar semangat untuk jihad kepada para sahabat yang tatkala itu hendak berperang. Rasulullah pun memberikan semangat dengan mengatakan bahwa “Sesungguhnya orang yang mati syahid karena berjihad di jalan Allah, maka Allah akan menganugerahkannya Ainul Mardhiah, bidadari paling cantik di surga.”

Sungguh, walaupun hanya diucapkan dengan kata, kecantikan Ainun Mardhiah telah membuat hati salah satu seorang sahabat tertarik. Ia penasaran, namun ia malu untuk bertanya pada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa ssalam hingga menyembunyikannya dalam hati. Setelah Rasulullah selesai menyampaikan targib, para sahabat pun disunahkan untuk tidur sebelum berangkat ke medan jihad. Sang pemuda tadi pun turut tertidur bersama para sahabat yang lain.

Bukankah sebuah mimpi itu tak hanya teman dalam tidur? Sang pemuda tertidur pulas, ia pun memulai cerita mimpinya kepada salah satu sahabat. Dalam mimpinya, ia berada di tempat yang teramat indah dan nyaman. Di tempat itu, ia bertemu dengan seorang wanita yang memilki paras cantik, namun ia tak pernah berjumpa dengannya sebelumnya.

Kemudian ia bertanya, “Dimanakah aku?”

Wanita tersebut menjawab, “Ini adalah surga.”

Ia pun teringat dengan targib yang disampaikan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa ssalam, kemudian bertanya, “Apakah engkau Ainun Mardhiah?”

Wanita tersebut pun berkata, “Bukan, aku bukan Ainun Mardhiah, Jika kamu ingin bertemu dengan Ainun Mardhiah, maka ia berada di bawah pohon rindang.”

Sang Pemuda pun bergegas berjalan menuju pohon yang rindang untuk menemui Ainun Mardhiah. Setibanya di sana, ia bertemu dengan seorang wanita yang parasnnya lebih jelita dari wanita yang ditemui sebelumnya.

Sang pemuda pun bertanya, “Apakah engkau Ainun Mardhiah?”

Wanita tersebut pun menjawab, “Bukan, Aku bukan Ainun Mardhiah. Aku adalah penjaga singgasanya. Jika anda ingin bertemu, disanalah singgasananya.”

Setelah bertemu dengan penjaganya. Ia pun mendekati singgasana yang ditunjukkan, lalu tiba pada sebuah singgasana yang indah dan terdapat seorang wanita berpasas jauh lebih jelita dari penjaga tadi.

Ia pun bertanya pertayaan yang sama dengan sebelumnya, “Apakah engkau Ainun Mardhiah?”

Sang Wanita pun menjawab, “Bukan, saya adalah penjaga mahligai ini. Jika ingin bertemu dengan Ainun Mardhiah, temui ia di Mahligai itu.”

Pemuda itu pun beranjak dan sampailah ke mahligai yang ditunjukkan. Didapatinya seorang wanita yang sangat jelita dari para wanita sebelumnya dan ia sangat pemalu.

Kemudian sang pemuda pun bertanya, “Apakah Anda Ainun Mardhiah?”

Sang Wanita pun menjawab “Ya, benar saya Ainun Mardhiah.” Dengan pencarian yang cukup panjang, pemuda itu pun hendak mendekat, tetapi Ainun Mardhiah menghindar dan berkata, “Anda bukan seorang yang mati syahid.”

Sungguh, tiada dusta dari mimpi pemuda itu. Tatkala ia terbangun dari tidurnya, semangat jihad telah menutupi ruang hatinya hingga mengantarkannya menjadi syuhada. Pada saat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa ssalam mendengar mimpi sang pemuda dari kawan yang mendengarnya, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa ssalam pun membenarkan dan berkata, “Sekarang ia bahagia bersama Ainun Mardhiah.”

Itulah kisah seorang syuhada yang mendambakan bidadari yang bernama Ainun Mardhiah.

Berikut Dalil Qur'an tentang bidadari:

“Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.”
QS. ar-Rahman (55) : 58

“Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik.”
QS. ar-Rahman (55) : 70

“(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah.”
QS. ar-Rahman (55) : 72

“Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.”
QS. ar-Rahman (55) : 74


Berikut Hadits yang berkaitan dengan bidadari:

Dari Anas bin Malik Radiallahuanhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa ssalam bersabda: “Jibril mengatakan kepadaku bahawa ketika orang mukmin masuk syurga, akan disambut oleh bidadari dengan pelukan hangat dan erat. Dengan jari dan telapak tangan manakah akan dibandingkan kelembutan dan keindahannya, kalau lambaiannya akan memadamkan sinar matahari dan bulan?” (H.R. Thabrani)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa ssalam bersabda: “Sekiranya salah seorang bidadari syurga datang ke dunia, pasti ia akan menyinari langit dan bumi dan memenuhi antara langit dan bumi dengan aroma yang harum semerbak. Sungguh penutup kepala salah seorang wanita syurga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Dari Anas bin Malik Radiallahuanhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa ssalam bersabda: “Jika sehelai saja dari rambut bidadari jatuh ke bumi, nescaya wanginya akan meliputi seluruh timur dan barat.” (H.R. Ath-Thabrani)

Dari Anas Radiallahuanhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa ssalam bersabda: “Seorang mukmin di syurga diberi kekuatan untuk menjimak isterinya sekian dan sekian.” Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah ia begitu kuat?” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa ssalam bersabda, “Ia akan diberi kekuatan seratus orang laki-laki.” (H.R. Tirmidzi)

Di dalam kitab Daqoiqul Akbar Fii Dzikril Jannati Wan-Nar karya Imam Abdirrahim bin Ahmad Al-Qadhiy disebutkan: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa ssalam bersabda, “Allah Subhanallahu Wata'ala menciptakan wajah bidadari dari empat warna, iaitu putih, hijau, kuning, dan merah. ALLAH menciptakan tubuhnya dari minyak za’faran, misik, anbar dan kafur. Rambutnya dari sutera yang halus. Mulai dari jari-jari kakinya sampai ke lututnya dari za’faran dan wangian. Dari lutut sampai payudara dari misik. Dari payudara sampai lehernya dari Anbar dan dari leher sampai kepalanya terbuat dari kafur. Seandainya bidadari itu meludah sekali di dunia, maka jadilah semua air di dunia Kasturi. Di dadanya tertulis nama suaminya dan nama-nama Allah Subhanallahu Wata'ala Pada setiap tangan dari kedua tangannya terdapat sepuluh gelang dari emas, sedangkan pada jari-jarinya terdapat sepuluh cincin, dan pada kedua kakinya terdapat sepuluh binggal (gelang kaki) dari Jauhar dan permata.”

Semoga bermanfaat,
DK

Sumber:

No comments:

Post a Comment