“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Wednesday, January 3, 2018

Kisah Sebuah Terong


Cerita ini adalah kisah nyata yang terjadi di Damaskus. Kisah mengenai ketaqwaan seorang pemuda yang oleh Allah subhanahu wa ta'ala diberikan balasan yang berlipat - lipat. Cerita ini disampaikan oleh Ustadz DR Khalid Basalamah MA dalam sebuah kajian. Berikut ini kisah selengkapnya.

Ada seorang pemuda di Damaskus ibukota Syria di zaman tabiin dahulu. Pemuda tersebut datang ke sebuah masjid bernama masjid At-Taubah. Di dalam masjid tersebut tinggal seorang syaikh sekaligus iama dan pendidik yang alim. Pemuda tersebut bermaksud bertemu dengan syaikh yang ada didalam masjid tersebut untuk belajar agama,

Pemuda berkata :
"Ya syaikh, saya seorang pemuda miskin tidak punya apa apa tetapi saya mau belajar agama. Apakah saya boleh numpang di masjid bersama anda, saya bantu - bantu lalu saya hidup bersama anda (makan minum bersama anda)".

Syaikh itu berkata :
"Silahkan, tidak masalah. Tetapi kamu harus sabar mengikuti kehidupan saya. Apa apa yang saya makan, itulah yang kamu makan dan apa yang saya minum, itulah yang kamu minum "

Pemuda berkata :
"Baiklah syaikh"

Waktu pun berjalan , hingga pemuda tersebut sudah berada di masjid bersama syaikh (guru) tersebut selama 3 bulan. Tetapi ternyata selama pemuda 3 bulan berada di masjid tersebut, pemuda tersebut sangat heran dan kagum dengan kehidupan syaikh, Zuhud nya luar biasa. Saat ada makanan makan dan saat tidak ada makanan beliau puasa, Sahur hanya dengan sebutir kurma dan air. Buka puasapun juga begitu.

Zuhud adalah ridha terhadap apa yang ditetapkan Allah ‘azza wa jalla. Qana’ah (puas atas apa yang diberikan oleh Allah ta’ala) merupakan sikap zuhud dan itulah kekayaan yang sesungguhnya

Dan hari ini sang pemuda sudah puasa selama 3 hari berturut turut, sahur dan buka puasa masih dengan kurma dan air. Pada puasa hari ketiga ini pemuda tersebut merasa sangat lemas dan tidak kuat lagi menahan laparnya, karena hanya makan kurma dan minum air untuk sahur dan buka puasa. Untuk menahan lapar, sang pemuda sampai sampai membungkukkan punggung ke depan menekan perut supaya rasa lapar bisa hilang.

Dalam keadaan yang seperti itu, setan datang mengacaukan pikiran pemuda tadi. Dengan berkata :

" Wahai anak muda, sekarang sudah halal bagimu untuk mencuri, kalau kau tidak mencuri makanan, kau akan makan darimana? Sedangakan gurumu melarangmu untuk meminta minta dan orang lain pun tidak ada yang memberimu makan. Kamu akan mati kelaparan jika tidak makan ..  "

Muncullah di benak pemuda tadi pikiran untuk mencuri makanan (sepotong roti). Dalam kondisi pikiran yang berkecamuk. Pemuda tersebut berencana mencuri makanan di rumah samping masjid.

Akhirnya sang pemuda mulai menuju ke rumah pertama yang berada di samping masjid  untuk mencuri makanan. Dia naik ke atap rumah dengan naik lewat tembok yang terbuat dari pelepah kurma. Saat berhasil naik ke atas dan sampai di atap rumah pertama (atap rumah terbuat dari pelepah kurma, jadi bisa melihat lewat sela sela atap rumah yang terbuat dari pelepah kurma), lewat atap pelepah kurma tersebut sang pemuda melihat 3 perempuan yang tidak menutup aurat. Akhirnya dia mengalihkan pandangannya karena dia tahu bahwa yang bukan mahramnya haram untuk melihata auratnya. Karena tujuan sebenarnya adalah untuk mencari makanan.

Pemuda tadi akhirnya pindah ke rumah kedua di samping rumah pertama untuk mencapai tujuannya mendapatkan makanan (sepotong roti). Saat sampai di rumah yang kedua, pemuda melihat dari atap atas rumah tersebut dan mendapati kalau rumah tersebut dalam kondisi kosong. Dari atas atap ia mencium bau masakan yang berasal dari dapur. Akhirnya karena sangat lapar, sang pemuda turun ke ke dalam dan masuk ke dalam dapur. Di dalam dapur, dia menemukan panci yang sedang digunakan untuk memasak dengan kayu bakar. Begitu panci terbuka, terlihat dua buah terong yang sedang direbus menggunakan air.

Karena saking laparnya, pemuda tersebut akhirnya mengambil satu terong tersebut lalu digigit dan dikunyah. Dalam kondisi mengunyak terong dan ingin menelanya, tiba tiba muncul ketaqwaan pemuda tersebut kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Muncul ketakutan kepada Allah. Kemudian muncul pikiran di dalam diri pemuda tadi :

"Subhanallah, setan berhasil membuat saya melakukan 3 dosa sekaligus"
1. Masuk rumah orang tanpa izin,
2. Mencuri (mengambil terong),
3. Memakan makanan yang haram .

Kemudian muncul lagi pikiran pikiran lainnya :
"Tidak mungkin Allah akan membuat saya mati akan kelaparan hanya karena meninggalkan sesuatu yang haram" , karena Nabi Muhammad shalllahu a'laihi wa sallam bersabda :


إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ

“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.”
(HR. Ahmad 5: 363)

Karena takut kepada Allah, langsung saja pemuda tersebut memuntahkan terong yang masih dikunyah tadi ke lantai dapur tersebut dan kembali lagi ke masjid tempat ia menetap. Saat ia kembali ke masjid ternyata sedang ada pengajian. Namun karena saking laparnya, pemuda tadi tidak begitu paham apa yang sedang di sampaikan. Setelah pengajian bubar, guru (syaikh) pemuda tadi duduk di kursinya dan pemuda tadi bersenderan duduk di tiang masjid.

Beberapa saat kemudian masuklah seorang wanita masuk ke dalam masjid untuk menemui guru (syaikh). Keduanya berbicara tentang sesuatu. Tak lama kemudian, syaikh(guru) mengangkat kepalanya dan melihat ke arah sang pemuda dan memanggilnya.

" Kesinilah wahai muridku "

Pemuda tadi mendekat, kemudian sang guru bertanya kepada pemuda tadi,
" Apakah kau sudah menikah " , tanya sang guru
" Belum ", jawab pemuda tadi

"Apakah kau ingin menikah ?", tanya gurunya
Sang pemuda diam saja,
Untuk kedua kalinya sang guru bertanya,
"Apakah kau ingin menikah?"

Pemuda tadi masih diam, hingga tiga kali ditanya masih saja diam juga. Akhirnya sang pemuda tadi menjawab:

"Wahai syaikh (guru), kalau kiranya saya menikah..mau diberi makan dari mana istri saya, sedangkan saat ini saya hidup dengan anda, apa yang anda makan saya makan dan apa yang anda minum saya minum. Hari ini kita sudah berpuasa selama tiga hari dan masih tidak memiliki makanan untuk dimakan"

Lalu syaikh (guru) pemuda tadi berkata:
"Ini di samping saya ada seorang perempuan yang baru saja selesai masa iddahnya, suaminya sudah meninggal / telah tiada. Dia ditinggalkan harta yang cukup dan juga masih muda. Dia ingin cepat menikah karena takut akan fitnah. Dia ingin saya carikan jodoh. Dan saya anggap kamu cocok , apakah kamu mau saya nikahkan dengan dia?"

Sang pemuda menjawab: "iya syaikh"
Dan syaikh bertanya kepada perempuan tadi, "Apakah kamu mau menikah dengan pemuda ini?"
Perempuan tadi menjawab: "iya syaikh"

Syaikh keluar dari kamar dan diambil kendi sebagai mahar, dipanggil wali dari perempuan, dipanggil  dua saksi, selanjutnya akad nikah dan selesai dalam hitungan menit. Kemudian syaikhnya berkata pada pemuda tadi:

"Pulanglah ke rumah istrimu" , "Nanti kalau mau shalat, ibadah, dll silahkan kamu datang ke masjid, sekarang sudah tidak perlu lagi menumpang di masjid"

Pemuda tadi akhirnya pulang bersama istri barunya. Diperjalanan pulang keduanya masih terlihat malu malu, dikarenakan keduanya baru saja ketemu dan baru saja menikah. Saat perjalanan pulang ke rumah istrinya, pemuda tadi melewati rumah pertama dimana tadi ia ingin mencuri di rumah tersebut, kemudian saat di depan rumah kedua, istrinya berhenti dan berkata kepada pemuda tadi:

"Wahai suamiku, inilah rumah kita".

Pemuda tadipun kaget, karena dirumah inilah dia tadi sempat ingin mencuri makanan. Kemudian pemuda tadi masuk ke rumah dan menuju ruang tamu. Saat di ruang tamu ia melihat ke atas memastikan apakah benar ini rumah yang tadi dia masuki. Dan ternyata memang benar ini rumah yang tadi ia masuki.

Tiba - tiba istri pemuda tadi berkata:
"Wahai suamiku, aku dengar tadi engkau belum makan selama tiga  hari. Apakah ingin makan ? "

Pemuda tadi menjawab : "iya"

Istrinya kemudian masuk ke dapur. Di dapur ia mendapati panci terbuka dan dan terong yang sudah di gigit. Spontan perempuan tadi berkata : "Siapa yang memakan terong saya?"

Mendengar hal tersebut, suaminya langsung memenaggil istrinya dan mulai bercerita,

"Demi Allah, beginilah ceritanya..." . Dia bercerita dari awal kelaparan, memanjat rumah pertama, kedua, masuk ke rumah dan menggigit terong hingga akan memakannya... " . Dia melanjutkan berkata kepada istrinya : "Dan Demi Allah, sebelum terong tersebut saya telan, saya takut kepada Allah, kemudian gigitan terong tersebut saya lempar (muntahkan) ke lantai dapurmu, dan bisa kamu cek, muntahan tersebut sekarang belum kering" .

Kemudian perempuan tersebut berkata :
"Wahai suamiku, engkau meninggalkan segumpal makanan haram, lalu Allah jadikan makanan itu, pancinya, rumahnya bahkan pemilik rumahnya jadi milikmu sekarang"

Subhanallah...

Ternyata jika kita meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah subhanahu wa ta'ala akan menggantinya dengan hal yang lebih baik dan lebih berlipat lipat. Dari cerita nyata di atas , bisa kita pahami bahwa Allah bukan hanya menghilangkan lapar dari pemuda tersebut. Namun lebih dari itu, yakni rasa lapar, panci, rumah beserta pemiliknya akhirnya menjadi miliknya karena ia meninggalkan sesuatu karena takut kepada Allah subhanahu wa taala. Dan Allah langsung membalasnya dengan balasan yang berlipat lipat.

Ingat sekali lagi sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang disebutkan oleh salah seorang sahabat,

إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ

“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.”

(HR. Ahmad 5: 363. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali berkata bahwa sanad hadits ini shahih. Adapun tidak disebutnya nama sahabat tetap tidak mencacati hadits tersebut karena seluruh sahabat itu ‘udul yaitu baik)

Video terkait:


Semoga bermanfaat,
DK

Sumber:
Ceramah Ustadz Khalid Basalamah

No comments:

Post a Comment