“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Sunday, December 23, 2018

Ekspedisi Gunung Gede via Cibodas Jawa Barat

Basecamp Cibodas

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu,

Buat sobat petualangan semua, kali ini penulis ingin berbagi cerita tentang pengalaman kedua menuju puncak Gunung Gede. Kenapa penulis bilang yang kedua? Karena dahulu di tahun 1999 penulis sudah pernah menginjakkan kaki kali pertamanya ke puncak Gunung Gede tersebut bersama temen-temen kantor yang merupakan para pencinta alam. Nah untuk kali yang kedua ini penulis melakukan pendakian bersama Deksa (anak laki-lakiku), Abi (sobat karib), Iwan (temennya Abi) beserta istri Iwan dan Iyan (anaknya Iwan). Serta tidak lupa kendaraanku si Toru yang selalu setia membawaku dalam ekspedisi kali ini.


SEKILAS GUNUNG GEDE

Sebelum memulai ekspedisi ada baiknya penulis jelaskan sekilas tentang gambaran Gunung Gede tersebut. Gunung Gede merupakan sebuah gunung api aktif bertipe stratovolcano yang terakhir meletus tahun 1957 dan berada di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung yang termasuk kedalam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) ini berlokasi di tiga wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi. Gerbang utama menuju gunung ini bisa dilewati dari beberapa tempat seperti Cibodas, Gunung putri  Bogor dan Salabintana Sukabumi.

Kebiasaan orang menyebut gunung ini dengan Gunung Gede Pangrango. Meski sering dianggap menyatu, Gunung Gede dan Gunung Pangrango sebetulnya terpisah dan memiliki ketinggian yang berbeda. Tinggi Gunung Gede adalah 2,958 mdpl dan tinggi Gunung Pangrango adalah 3,019 mdpl. Kedua puncak ini dihubungkan oleh punggung gunung serupa sadel pada ketinggian sekitar 2.400 mdpl, yang biasa dikenal sebagai daerah Kandang Badak. 

Gunung Gede memiliki spot terbaik untuk menikmati edelweiss, yaitu di Alun-Alun Surya Kencana. Sejarah dan legenda yang merupakan kepercayaan masyarakat setempat yaitu tentang keberadaan Eyang Suryakancana. Suryakancana adalah Putra dari Dalem Cikundul atau Raden Aria Wira Tanu I, pendiri Cianjur dan bupati Pertama Cianjur, hasil dari pernikahannya dengan Putri Jin. Masyarakat percaya bahwa Eyang Suryakencana yang notabenenya adalah bangsa jin, masih bermukim di sekitar gunung Gede, dan menjadi penguasa bangsa jin di gunung tersebut. Pada saat tertentu, banyak orang khususnya penganut Agama Sunda Wiwitan masuk ke goa-goa sekitar Gunung Gede untuk semedhi / bertapa maupun melakukan upacara religius.

Gunung Pangrango sampai saat ini belum pernah meletus, oleh karena itu gunung ini memiliki puncak berbentuk kerucut yang relatif mulus. Sementara Gunung Gede sudah pernah meletus, ditandai dengan keberadaan kawah-kawah aktif antara lain Kawah Wadon, Kawah Ratu, Kawah Baru, dan Kawah Lanang.


PERSYARATAN PENDAFTARAN

Pendakian kali ini sengaja waktunya kami ambil saat bertepatan dengan liburan natalan, jadi lumayan ada waktu lama dari tanggal 23-24 Des 2018, sementara tanggal 25 Des-nya masih bisa istirahat sehari dirumah.

Kira-kira sebulan sebelum pendakian (H-30) di awal Nov 2018, aku sudah melakukan registrasi online melalui website khusus pendakian gunung Gede https://gedepangrango.org/booking/ untuk mendapatkan SIMAKSI (Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi), karena apabila kita terlambat maka kita akan susah untuk bisa mendaki ke puncak Gunung Gede Tersebut. Peraturan booking online di gunung gede ini sudah dimulai sejak tahun 2017 lalu. Setiap hari dibatasi 500 pendaki dengan waktu pendakian selama 3 hari 2 malam maksimal.

Saat mendaftar secara online ada beberapa dokumen yang harus kita lengkapi diantaranya: 
1. Mengisi persyaratan pendaftaran online
2. Melampirkan surat pernyataan pendaki untuk ketua regu (+Materai)
3. Melampirkan surat pernyataan orang tua bagi pendaki dibawah 17 tahun (+Materai)
4. Melampirkan tanda pengenal (KTP, SIM, Kartu Pelajar)
5. Mendapatkan Surat keterangan sehat langsung dari dokter di lokasi pendaftaran
6. Mengisi daftar barang bawaan yang ditandatangani dan disaksikan oleh petugas Pos Jagawana

Untuk lebih jelasnya bisa langsung lihat persyaratannya pada website pendaftaran online diatas.

Lembar Pendaftaran setelah disetujui TNGGP dengan sandi pendaftaran

Surat keterangan sehat

Daftar barang-barang yang menghasilkan sampah


BASECAMP CIBODAS

Di hari keberangkatan kami yaitu hari Minggu tanggal 23 Desember 2018, semua anggota bertemu di basecamp TNGGP kira-kira pukul 08:00 dikarenakan saat itu jalan menuju Cibodas terkena buka-tutup, jadi terpaksa kami lewat alternatif dari arah Sentul. 

Setiba dilokasi sebaiknya apabila membawa kendaraan pribadi seperti mobil atau motor, sebaiknya diparkir didalam area basecamp, agar lebih aman. Memang diluar area basecamp ada banyak tempat parkiran kira-kira 300 meter dari basecamp yang lokasi parkiran umum di sebelah pasar. Akan tetapi parkiran umum tersebut sangat riskan apabila ada orang yang berniat jahat, karena tidak bisa di monitor oleh petugas TNGGP. Untuk biaya parkir kendaraan pribadi mobil saat itu hanya Rp. 25 ribu untuk 2 malam.

Pendaftaran kami terbagi menjadi 2 kelompok, yang pertama kelompokku terdiri dari aku, Deksa, dan Abi, dan kelompok kedua diketuai oleh Iwan, dia mendaftar bertiga sekeluarganya. Akan tetapi kelompok Iwan mengalami kendala karena tanggal keberangkatannya bukan tanggal 23 melainkan tanggal 24 Des 2019. Dengan berbagai upaya pendekatan kepada panitia pendaftaran kami coba akan tetapi tidak membuahkan hasil. Akupun akhirnya menghubungi temanku yang punya kenalan dengan pengurus pendaftaran di TNGGP. Dari temanku yang tidak mau disebut namanya tersebut, aku disuruh menghubungi temannya lagi yang tidak mau disebut namanya juga. Dia mempunyai istri yang bekerja di salah satu staff TNGGP tersebut. Alhamdulillah melalui teman temanku tersebut, ada titik terang dimana kelompok Iwan bisa ikut gabung dengan kelompokku yang sudah mendapatkan SIMAKSI terlebih dahulu.


POS JAGAWANA

Kira-kira pukul 11:00 siang alhamdulillah semua urusan selesai dan kamipun memulai perjalanan pendakian. Jarak dari basecamp ke Pos Jagawana TNGGP memakan waktu hampir 10 menit perjalanan. Setiba di pos jagawana tersebut kita harus menunjukkan tanda SIMAKSI yang sudah kita dapatkan dari basecamp. Dengan menunjukkan juga daftar barang bawaan kita untuk ditanda tangani oleh petugas Pos jagawana.

Pos Jagawana Cibodas tempat pemeriksaan SIMAKSI


TARENTONG

Setelah melapor dan absen satu persatu semua anggota kelompok yang disaksikan oleh petugas di Pos Jagawana kami melanjut perjalanan ke Pos Tarentong. Dengan jarak tempuh kurang lebih 12 menit kami tiba di pos tarentong. Disini kami hanya berhenti sejenak untuk mengambil photo dokumentasi setelah itu lanjut perjalanan kembali.


TELAGA BIRU

Perjalanan kami lanjut ke telaga biru yang membutuhkan waktu kurang lebih 26 menit dari pos tarentong tersebut. Di telaga biru terdapat air disisi kanan dan kiri. Buat sobat yang ingin mengisi air minum sebaiknya isi seperlunya di telaga biru tersebut.

Pos Telaga Biru


RAWA GAYONGGONG

Kurang lebih 9 menit perjalanan dari Telaga Biru kamipun tiba di Rawa Gayonggong. Untuk melewati rawa ini kita harus melewati jembatan yang terbuat dari kayu dan penunjang utamanya dari beton coran. Biasanya dijembatan ini ada banyak pedagang minuman yang menjajal air mineral.

Jembatan Rawa Gayonggong


RAWA PANYANGCANGAN

Kemudian kami lanjut perjalanan hingga tiba di Pos Rawa Panyangcangan dengan jarak tempuh kurang lebih 12 menit dari telaga biru. Pos Rawa Panyangcangan adalah persimpangan menuju air terjun Cibeureum. Biasanya dihari libur banyak orang yang menuju air terjun tersebut untuk berekreasi.


SHELTER RAWA DENOK 1

Perjalanan selanjutnya kami tempuh selama 44 menit dari Rawa Panyangcangan menuju Shelter Rawa Denok 1. Di Pos ini kami sempatkan istirahat sejenak setelah perjalanan lumayan lama. Disitupun terlihat beberapa pendaki lain yang terlihat sedang beristirahat pula.

Shelter Rawa Denok 1


SHELTER RAWA DENOK 2

Setiba di shelter rawa denok 2, hujanpun membasahi perjalanan kami, dan kamipun berteduh sejenak untuk memasang perlengkapan mantel jas hujan. Perjalanan dari Shelter rawa denok 1 ke rawa denok 2 memakan waktu kurang lebih 46 menit perjalanan.

Shelter Rawa Denok 2



BATU KUKUS 1

Dari shelter rawa denok 2 perjalanan kami lanjutkan ke Pos Batu Kukus 1, dengan memakan waktu hanya 9 menit perejalanan. Setiba di batu kukus 1 alhamdulillah hujan sudah reda, dan beberapa diantara kami ada yang melepas jas hujan yang dikenakan untuk memperlancar perjalanan.

Pos Batu Kukus 1

BATU KUKUS 2

Perjalanan selanjutnya yaitu menuju pos batu kukus 2 yang menempuh jarak 55 menit. Trekking perjalanan mulai berbatu licin dan menanjak. Dan terkadang hujan rintik-rintikpun mengiringi perjalanan kami. Beberapa pendaki lain saling susul menyusul diantara kami, karena beberapa diantara kami apabila ada yang merasa letih maka yang lain ikut berhenti.


BATU KUKUS 3

Dengan beristirahat sejenak di Pos batu Kukus 2, perjalanan kami lanjutkan menuju Pos Batu Kukus 3 dengan memakan waktu selama 31 menit. Setiba di Pos Batu Kukus 3, terlihat sekelompok pendaki yang sudah mendirikan tenda untuk bermalam disitu, karena waktu sudah menunjukkan pukul 15:18. Tulisan Pos Batu Kukus 3, samar-samar terlihat karena tertutup oleh rimbunnya tanaman liar yang menjalar menutupi papan informasi tersebut.

Papan bertuliskan Pos Batu Kukus 3

Sekelompok pendaki yang sudah mendirikan tenda


POS AIR PANAS

Perjalanan dari Pos Batu Kukus 3 kurang lebih 5 menit kamipun tiba di Pos Air Panas. Mengingat waktu masih lama kami sempatkan untuk bermandi air panas dengan rasa belerang guna meregangkan otot-otot kaki yang sudah lumayan jauh perjalanan. Saat melewati jembatan diatas air panas yang hanya dibatasi dengan seutas tali, kita perlu ekstra hati-hati, karena kita harus melewati bebatuan yang licin terkena air panas, dan harus berpegangan tali pembatas tersebut dengan erat. Karena disebelah kanannya kalau dari arah bawah akan terlihat jurang yang sangat dalam dan curam.

Jembatan air panas yang hanya dibatasi dengan seutas tali

Pada pos air panas ini terdapat 2 shelter, yaitu shelter air panas 1 dan shelter air panas 2. Kita bisa mendirikan tenda dikedua shelter tersebut apabila kondisi tidak memungkinkan atau karena sudah malam. Jarak aktara kedua shelter air panas 1 dan 2 tersebut pun tidak terlalu jauh hanya dipisahkan oleh parit aliran air panas. Mengingat perjalanan kami yang masih sangat jauh. Kurang lebih selama 47 menit kamipun beristirahat untuk berendam air panas disini.

Shelter Air panas 2


KANDANG BATU

Dari shelter air panas 2 menuju kandang batu memerlukan waktu hanya 7 menit. Setiba di Pos Kandang batu ini ternyata pemandangan yang kami temukan sudah banyak pendaki yang mendirikan tenda disitu. Mereka berpikir untuk melanjutkan ke pos selanjutnya masih membutuhkan waktu lama.

Pos Kandang batu


KANDANG BADAK

Dari pos kandang batu menuju kandang badak membutuhkan waktu tempuh lumayan lama yaitu sekitar 1 jam 13 menit. Saat diperjalanan menuju kandang badak, kami melewati tepian jurang yang dibawahnya terdapat air terjun. Kamipun sempatkan berphoto disana.

Setelah melihat beberapa anggota kelompok ada yang sudah lelah, dan ada yang kakinya keseleo, akhirnya perjalanan kami putuskan untuk berhenti dan ngecamp di kandang badak guna menghindari sesuatu hal yang tidak kami inginkan.

Pos Kandang Badak

Di kandang badak tersebut terlihat sudah padat dengan tenda-tenda para pendaki lainnya, kamipun mencoba mencari lapak sempit untuk mendirikan tenda guna beristirahat malam itu dan mengisi perut agar tetap menjaga kondisi badan yang prima. Mengingat keesokan harinya aku, Deksa, dan Iyan akan melanjutkan perjalanan summit attack menuju punjak. Sementara ketiga angota lainnya Abi, Iwan dan istrinya berjaga ditenda karena melihat kondisi mereka yang tidak memungkinkan.

Perlu sobat ketahui bahwa di lokasi pos kandang badak ini terdapat sumber air, jadi sobat yang ingin mengisi perbekalan air minum sebaiknya disini, karena kalau kita ambil di sumber air panas, airnya terasa belerang. Maka dari itu kandang badak lebih disukai oleh pendaki untuk ngecamp karena dekat dengan sumber air bersih.

Secara keseluruhan perjalanan dari basecamp menuju kandang badak memakan waktu 5.2 jam, waktu tersebut sudah termasuk istirahat singkat, sementara istirahat panjang saat mandi di air panas tidak termasuk hitungan.



PUNCAK GUNUNG GEDE

Perjalanan menuju puncak kami mulai setelah sholat Subuh pukul 05:00 pagi, setiba di persimpangan tanjakan rante yang dikenal dengan tanjakan setan, kami memilih arah kekiri sebagai jalan alternatif, karena mengingat langit masih pagi dan gelap.

Saat ditanjakan setan ambil jalur alternatif

Dengan mengucap sukur alhamdulillah akhirnya kami bertiga sampai juga di puncak gunung gede dengan ketinggian 2958 mdpl pada pukul 07:08 pagi. Dengan memakan waktu kurang lebih 2 jam 8 menit perjalanan dari kandang badak menuju puncak. Setiba dipuncak suasananya sudah berbeda sejak 18 tahun silam aku datang kemari. Yang sangat mencolok adalah banyaknya pedagang yang menjajalkan beragam gorengan dan air mineral di puncak tersebut.

Puncak Gunung Gede 2958 mdpl 



ALUN-ALUN SURYAKENCANA

Setiba di puncak gunung gede, tidak lengkap rasanya apabila tidak turun ke alun-alun surya kencana atau biasa dipanggil dengan sebutan Surken tersebut. Karena suryakencana adalah padang edelweis terluas yang pernah aku lihat dibandingkan puncak beberapa gunung yang lain.

Pedagang musiman menjajalkan beragam gorengan dan minuman

Dikarnakan sudah hampir 18 tahun sejak terakhir aku datang ke gunung gede tersebut, maka aku agak sedikit bingung mencari arah kemana surya kencana tersebut. Setelah bertanya dengan para pedagang disitu akhirnya aku temukan arah menuju surya kencana tersebut.

Tanda arah ke alun-alun surya kencana

Dengan memakan waktu kurang lebih 30 menit, alhamdulillah kamipun tiba di alun-alun surya kencana tersebut. Perjalanannya menurun dan curam dari puncak gunung gede tersebut. Perlu sobat berhati-hati karena turunannya bisa membuat betis keram dan jempol kaki sakit karena menjadi tumpuan kaki saat jalan menurun.

Perbatasan 3 kabupaten Salabintana, Cibodas dan Gunung Putri

Kondisi tanaman edelweis yang tinggal sedikit dan tidak berbunga, diantara yang lainnya ada yang kekeringan akibat kemarau panjang beberapa bulan yang lalu.

Bunga edelweis yang tumbuh tanpa bunga

Terlihat di alun-alun surya kencana banyak para pendaki yang sudah mendirikan tenda untuk bermalam disana. Tidak berapa jauh dari lembah alun-alun surya kencana tersebut, terdapat aliran mata air kecil yang saat musim hujan terdapat sumber air, sebaliknya saat musim kemarau airnya kering. Untuk itu untuk mendirikan tenda di alun-alun harus persiapan air dari kandang badak, atau persiapan uang banyak untuk membeli di para pedagang musiman yang banyak tinggal disitu,

Perlu sobat ketahui bahwa, perjalanan turun dari puncak ke alun-alun surya kencana hanya membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit, sebaliknya pada saat kembali naik ke puncak akan memakan waktu selama 67 menit (sekitar 1 jam lebih 7 menit).

Setelah kembali sampai ke puncak, kami bertiga pun istirahat sejenak kemudian turun kembali ke kandang badak untuk menemui ketiga anggota lainnya. Tidak berapa jauh setelah turun dari puncak, ternyata Iwan dan istrinya datang menyusul ke puncak, alhamdulillah mereka berdua sampai juga dipuncak, hanya menyisahkan Abi yang tidak ikut  dan hanya menunggu di tenda karena kakinya keseleo.

Setiba di kandang badak kira-kira pukul 11:00 siang, kami sempatkan beristirahat sebentar, kemudian masak makanan ala kadarnya guna mengisi perut yang sudah mulai kosong. Kami membawa spaghety karena syarat karbohidratnya tinggi dan mudah dimasak, tidak seperti nasi, yang harus di kukus terlebih dahulu. Spaghety hanya perlu saos dan beberapa potong daging atau sosis.

Setelah selesai makan kami sempatkan tiduran beberapa menit, dan memijat-mijat kaki yang sudah keram karena perjalanan mendaki yang lumayan sangat jauh. Untuk itu sobat semua disarankan bawa koyo hangat agar bisa mengendorkan urat kaki yang keram tersebut, sehingga perjalanan turun bisa lebih lancar. Karena apabila tidak diberi koyo, maka kaki akan sangat sakit bahkan tidak bisa digerakkan, khususnya bagi para pemula.

Setelah pukul 10:30 kami putuskan untuk turun pulang. Akan tetapi dikarenakan salah satu personel kami ada yang kakinya keseleo maka perjalanan kamipun sangat lambat dan membutuhkan waktu 2 kali dari perjalanan perginya. Tepatnya kira-kira pukul 21:00 malam kami tiba di pos Jagawana. Bayangin dari jam 10:30 pagi sampai jam 21:00 kurang lebih hampir 11 jam lebih perjalanan turun kami. Walaupun begitu alhamdulillah, semua anggota kami sampai di basecamp semua dengan selamat. Dan kamipun bergegas untuk kembali ke rumah masing-masing.

Sekian ekspedisiku kali ini, semoga menjadikan isnpirasi buat sobat pendaki lainnya. Apabila ada pertanyaan silahkan kasih komentar dibawah.

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuhu.
DK

1 comment:

  1. Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya: Tshirt Dakwah Islam

    Mau Cari Bacaan yang cinta mengasikkan, disini tempatnya Cinta Karena Allah

    ReplyDelete