“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Thursday, December 20, 2018

Saudaraku Muslim Uighur China


Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu,

Baru-baru ini penulis sangat terharu dengan saudara kita seiman yaitu muslim dan muslimah Uighur China, diperlakukan dengan keji oleh pemerintah China, bahkan banyak diantara saudara kita tersebut yang ditahan oleh pemerintah China dengan alasan sebagai teroris. Sebenarnya siapa dan darimana kaum muslim Uighur tersebut? Berikut penjelasannya.



Siapa Mulsim Uighur?

Mereka adalah kaum Muslimin yang bisa dibilang kelompok etnis minoritas yang beretnis Turki, jumlahnya di Cina sekitar 26 juta orang. Sebagian besar bermukim di wilayah Xinjiang, di barat laut China. Xinjiang adalah sebagai daerah otonom terluas di China, setidaknya secara teori Xinjiang memiliki semacam pemerintahan sendiri, yang agak jauh dari kendali Beijing.

Xinjiang secara strategis penting bagi China, karena berbatasan dengan delapan negara, yakni Mongolia, Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Afghanistan, Pakistan, dan India.

Mereka cenderung memiliki lebih banyak kesamaan budaya dengan orang-orang di negara-negara Asia Tengah dibandingkan etnis Han di China. Bahasa mereka terkait dengan bahasa Turki dan juga memiliki kesamaan dengan bahasa Uzbek, Mongol, Kazakh, dan Kyrgyz.

Islam adalah bagian penting dari identitas mereka. Sebagian besar mempraktekkan bentuk moderat dari ajaran Sunni, dan beberapa meneladani aliran Sufi. Lebih dari itu, orang Uighur cenderung memiliki lebih banyak ciri fisik Mediterania dibandingkan karakteristik Han China.

Hingga saat ini, penduduk Xinjiang didominasi oleh orang Uighur, tetapi masuknya etnis Han ke wilayah itu, kian memicu ketegangan di antara kedua kelompok.

Xinjiang kaya akan sumber daya alam, dan ekonominya sebagian besar berputar di sekitar pertanian dan perdagangan. Kota-kotanya pernah menjadi titik penghentian utama di sepanjang Jalan Sutra yang terkenal di masa lampau.



Mengapa Uighur Bermasalah dengan China?

Xinjiang telah mengalami pergeseran demografi besar dalam 70 tahun terakhir. Orang Uighur menjadi 75 persen yang mendominasi populasi di kawasan itu pada 1945, tetapi kemudian turun menjadi sekitar 45 persen saat ini.

Hal tersebut disebabkan oleh eksodus besar-besaran masyarakat etnis Han ke kota-kota di Xinjiang, di mana mereka tertarik oleh proyek-proyek pembangunan besar yang telah membawa kemakmuran di wilayah tersebut.

Namun, orang Uighur mengeluh bahwa pekerjaan terbaik selalu diberikan kepada etnis Han, yang kemudian memiliki tingkat ekonomi lebih baik. Hal tersebut, pada akhirnya, memicu kebencian antar kelompok.

Populasi Han China telah tumbuh dari 9 persen pada 1945 menjadi 40 persen saat ini. China juga mengerahkan sejumlah besar pasukan yang ditempatkan di wilayah tersebut.

Seiring perubahan demografi, aktivis mengatakan kemampuan Uighur untuk terlibat dalam kegiatan bisnis dan budaya telah secara bertahap dibatasi oleh pemerintah China. Mereka juga mengatakan pemerintah menempatkan pembatasan keras terhadap Islam, menuding tradisi muslim konvensional sebagai "ekstremisme".

Menurut Human Rights Watch, suku Uighur khususnya, dipantau secara sangat ketat. Mereka harus memberikan sampel biometrik dan DNA. Dilaporkan terjadi penangkapan terhadap mereka yang memiliki kerabat di 26 negara yang dianggap 'sensitif'. Dan hingga satu juta orang telah ditahan.

Kelompok-kelompok HAM mengatakan orang-orang di kamp-kamp itu dipaksa belajar bahasa Mandarin dan diarahkan untuk mengecam, bahkan meninggalkan keyakinan iman mereka.


Kapan Mulai Terjadi Gejolak Antara Uighur dan China?

Ketegangan antara orang Uighur dan pemerintah China meningkat pada 1990-an, ketika dukungan untuk kelompok separatis meningkat di Xinjiang. Kelompok-kelompok itu terinspirasi oleh runtuhnya Uni Soviet dan munculnya negara-negara muslim merdeka di Asia Tengah.

Dunia internasional menuduh China mengintensifkan tindakan kerasnya terhadap orang-orang Uighur menjelang Olimpiade Beijing pada 2008, tetapi ketegangan meningkat secara dramatis pada 2009.

Kerusuhan terjadi pada tahun itu di ibu kota daerah, Urumqi, dan para pejabat China mengatakan sekitar 200 orang terbunuh, sebagian besar dari mereka adalah etnis Han. Beijing berpendapat bahwa tindakan keras diperlukan untuk menghentikan penyebaran sentimen separatis.

Ketegangan meningkat lagi pada 2016, ketika seorang sekretaris baru partai kala itu, Chen Quanguo, berkunjung ke Xinjiang, untuk menetapkan kebijakan garis keras yang serupa terjadi sebelumnya di Tibet.

Sejak itu, kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh China sengaja menempatkan satu juta orang Uighur di kamp-kamp pengasingan.

China mengatakan telah menempatkan Uighur di "pusat pendidikan kejuruan" untuk menghentikan penyebaran ekstremisme agama, dan untuk menghentikan gelombang serangan teroris.

Namun, kritik terlanjur meluas terhadap kebijakan China, yang mengatakan tindakan tersebut bertujuan untuk menghancurkan identitas Uighur.


Apa Saja Kekerasan Terhadap Warga Uighur?

Sejumlah serangan teroris terjadi selama dekade terakhir, dan pemerintah menuding separatis di Xinjiang dan sekitarnya adalah pelakunya. Sekitar 200 orang yang sebagian besar warga suku Han tewas dalam kerusuhan di Urumqi, ibukota di sana, pada tahun 2009.

Lalu pada Februari 2017, terjadi serangan penikaman yang menewaskan lima orang, yang disusul penggrebekan besar-besaran oleh pemerintah China terhadap apa yang mereka sebut sebagai kaum ekstremis dan separatis.

Laporan media mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Xinjiang menyelenggarakan upacara umum dan penandatanganan, di mana etnis minoritas mengucapkan janji setia kepada Partai Komunis China.


Tanggapan China?

Mereka menyangkal adanya kamp penahanan khusus tetapi mengatakan orang-orang di Xinjiang itu mendapatkan 'pelatihan kejuruan'. Seorang pejabat tinggi di Xinjiang mengatakan wilayah itu menghadapi ancaman 'tiga kekuatan jahat': terorisme, ekstremisme dan separatisme.


Reaksi Dunia?

Kecaman internasional semakin meningkat tentang perlakuan Cina terhadap Muslim Uighur. Tetapi, belum ada negara yang mengambil tindakan apa pun selain mengeluarkan pernyataan kritis.

Mari kita sama-sama berdoa agar Allah memberikan kekuatan, ketabahan dan perlindungan untuk saudara kita di uighur China tersebut, serta semoga Allah menjatuhkan pemerintahan China yang dzolim dan mengazabnya di dunia dan akhirat yang kekal. Aamien...

Semoga bermanfaat,
DK

Sumber:

No comments:

Post a Comment