“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Saturday, July 17, 2021

Hari Arafah dan Amalannya


Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu,

Semoga sobat blogger yang di rahmati Allah semua, selalu dalam keadaan sehat walafiat meskipun ditengah pandemi Covid 19 yang masih berlangsung saat ini. Kali ini saya ingin menjelaskan apa sih yang disebut hari arafah itu, dan amalan apa saja yang diperintahkan Rasulullah ﷺ dahulu? Ikuti penjelasannya pada artikel dibawah ini.

PENGERTIAN HARI ARAFAH

Hari Arafah adalah hari kesembilan dalam bulan Zulhijah dan merupakan hari kedua dalam ritual ibadah haji. Dalam ajaran Islam, Hari Arafah merupakan hari yang istimewa karena pada hari itu Allah Subhanallahi wataála membanggakan hamba-Nya yang berkumpul di Arafah kepada para malaikat. 

Arafah merupakan sebuah padang dengan tanah datar yang memiliki luas sekitar 2 mil dengan area wukuf seluas 10,4 Kilometer. Lokasi Arafah berdekatan dengan Makkah sekitar 21Km.

Arafah merupakan tempat wukuf (berhenti berdiam diri) yang merupakan salah satu rukun puncaknya ibadah haji. Arafah merupakan tempat Nabi Muhammad ﷺ menyeru di depan kaumnya untuk yang terakhir kali di saat haji wada haji pertama dan yang terakhir kalinya bagi Rasulullah ﷺ.

Di bagian timur padang Arafah terdapat jabal rahma (gunung kasih sayang) tempat bertemunya (ta’aruf) Adam dan Hawa dengan ketinggian 70 meter, setelah Allah turunkan Adam di bumi India dan Hawa di Jeddah, kemudian keduanya bertemu di tempat tersebut.

Hari Arafah adalah waktu bagi jemaah haji melaksanakan wukuf di Arafah, mulai dari terbenamnya matahari (waktu zhuhur) pada tanggal 9 Zulhijah sampai fajar terbit pada tanggal 10 Zulhijah. Bagi umat Islam yang tidak sedang melaksanakan haji, disunahkan untuk melaksanakan Puasa Arafah saat tanggal 9 Zulhijah. Dalam sabda Nabi Muhammad saw, yang artinya: "Puasa hari Arafah itu menghapus dosa 2 tahun: 1 tahun yang lalu dan 1 tahun yang akan datang.


AMALAN DI HARI ARAFAH

1. Berpuasa pada hari Arafah bagi yang tidak berhaji
Dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

“Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim, no. 1162)


2. Perbanyak Dzikir Laillaha illallah
Dari ‘Ali radhiyallahu ‘anhu secara marfu’sampai pada Rasulullah ﷺ, disebutkan hadits:

أَفْضَلُ مَا قُلْتُ أَنَا وَ النَّبِيُّوْنَ عَشِيَّةَ عَرَفَةَ : لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، لَهُ المُلْكُ وَ لَهُ الحَمْدُ ، وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر

“Kalimat utama yang aku dan para nabi ucapkan pada senja hari Arafah adalah: LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI-IN QODIIR (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliki-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu).” (HR. Ath-Thabrani dalam Fadhl ‘Ashri Dzil Hijjah, 2:13, dari Qais bin Ar-Rabi’, dari Al-Agharr bin Ash-Shabah, dari Khalifah bin Hushain, dari ‘Ali secara marfu’, Lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 1503, 4:7).

Oleh sebab itu sobat blogger, di saat tanggal 9 Dzulhijjah, perbanyaklah membaca dzikir "La ilaha illallah wahdahu la syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syaiin qadir", karena dzikir tersebut adalah dzikkir yang sudah dicontohkan Rasulullah ﷺ dan para nabi sebelum Beliau.
 

3. Perbanyak doa yang terbaik
Dari ‘Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ

“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (HR. Muslim no. 1348).

Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Nabi ﷺ bersabda,

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ

“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah.” (HR. Tirmidzi no. 3585. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Maksudnya, inilah doa yang paling cepat dipenuhi atau terkabulkan (Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 10: 33).

Mustajabnya do’a yang kita panjatkan tersebut adalah umum, baik bagi yang berhaji maupun yang tidak berhaji karena keutamaan yang ada adalah keutamaan pada hari Arafah tersebut. Sedangkan yang berada di Arafah (yang sedang wukuf pada tanggal 9 Dzulhijjah), ia berarti menggabungkan antara keutamaan waktu dan tempat. Demikian kata Syaikh Sholih Al Munajjid dalam fatawanya no. 70282.

Buat sobat blogger tercinta, mari kita siapkan doa terbaik kita di saat tanggal 9 Dzulhijjah tersebut karena pada saat itulah waktu yang mustajab untuk berdoa, sebagaimana Allah janjikan untuk membebaskan kita dari api neraka di hari Arafah tersebut.


4. Perbanyak takbir
Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa takbir ada macam: 

a. Takbir mutlak (kapan saja)
Takbir mutlak tidak dibatasi waktu dan tempat, sebaiknya dimulai tanggal 1-9 Dzulhijjah. Boleh saat di pasar, di jalan, di kendaraan, di rumah, diperintahkan untuk terus bertakbir seperti layaknya takbiran hari raya.

b. Takbir muqayyad (terikat). 
Yaitu takbir yang dilakukan setelah shalat lima waktu maupun shalat sunnah. Takbir muqayyad dimulai sejak ba'da subuh tanggal 9 Dzulhijjah hingga waktu Ashar hari tasyrik yeng terakhir tanggal 13 Dzulhijjah. Baiknya tetap mendahululan dzikir setelah shalat kemudian perbanyak takbir.

Waktu takbir muqayyad ketika selesai salah shalat wajib:
-istigfar 3 kali
-mengucapkan : Allahumma antas salam waminkas salam tabarakta yaa dzal jalali wal ikram
-kemudian bertakbir
(Mukhtashar Fatawa)

Sebagaimana firman Allah Ta’ala. 
“….وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ  
"...dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan …”. [QS Al-Hajj/22 : 28]. 

Para ahli tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma. 
فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد 
“Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid“. [Hadits Riwayat Ahmad Al Musnad, hal. 323 vol. 9]]. 

Imam Bukhari rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhuma keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya. 

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu pada hari-hari ini mengucapkan takbir:

 الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر ولله الحمد 
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamdu “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada Ilah (Sembahan) Yang Haq selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah”.  (HR. Ibnu Abi Syaibah; dinilai sahih oleh Al-Albani)

Kata Ibnu Taimiyah bahwa lafazh takbir seperti yang dicontohkan oleh Ibnu Mas’ud itulah yang dipraktekkan oleh banyak sahabat. Kalau seseorang bertakbir “Allahu Akbar” sebanyak tiga kali, itu pun dibolehkan. Lihat Majmu’atul Fatawa, 24: 220.

Buat sobat blogger semua, jadi pada hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah, kita bisa memperbanyak takbir mutlak maupun takbir muqqayad sesuai dengan batasan waktu yang telah ditentukan diatas.


5. Perbanyak kebaikan amal shalih
Dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma disebutkan,

« مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ». يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ».

“Tidak ada satu amal shalih yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shalih yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya, “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jihad di jalan Allah pun tidak bisa mengalahkan kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali sedikit pun.” (HR. Abu Daud, no. 2438; Tirmidzi, no. 757; Ibnu Majah, no. 1727; dan Ahmad, no. 1968. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim)

Dikarenakan hari Arafah (9 Dzulhijjah) merupakkan masih termasuk kedalam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, maka buat sobat blogger semua, untuk memperbanyak amal shalih seperti membaca Al Qurán, sholat sunnah, bersedekah, atau membantu orang lain yang kesusahan.


Demikianlah penjelasan mengenai hari Arafah dan amalan-amalan yang sangat banyak manfaatnya buat bekal kita di akhirat kelak. Semoga semua pelajaran tersebut bermanfaat buat kita semua agar tidak menjadi futur (kendor semangat ibadahnya). Aamieen.

Wassalam,
DK

Sumber:

No comments:

Post a Comment