“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Sunday, July 18, 2021

Hari Tasyrik dan Amalannya


Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu,
Hai sobat blogger semua, masih berhubungan dengan Hari Raya Iedul Adha, kali ini saya ingin berbagi ilmu tentang apa itu hari tasyrik dan amalan apa saja di hari tasyrik tersebut. Pada saat hari raya kurban ini seringkali kita mendengar hari tasyrik, dan pada awalnya sayapun bertanya-tanya kenapa sih pada hari tasyrik tersebut kita dilarang berpuasa? Apakah ada alasannya, mari kita ikuti penjelasan berikut ini.


PENGERTIAN HARI TASYRIK

Perlu sobat blogger ketahui, bahwa pengertian hari tasyrik tersebut adalah hari makan dan minum, makanya pada hari-hari tasyrik tersebut kita dilarang atau diharamkan untuk berpuasa. Seperti yang disampaikan dari Nubaisyah Al Hudzali, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

“Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim no. 1141)

Dalam lafazh lainnya, beliau bersabda,

وَأَيَّامُ مِنًى أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

“Hari Mina (hari tasyriq) adalah hari menikmati makanan dan minuman.”  [HR. Muslim no. 1142.]

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hari-hari tasyriq adalah tiga hari setelah Idul Adha. Hari tasyriq disebut demikian karena pada hari itu kaum muslimin menyajikan kurbannya dan ada yang menjemurnya di terik matahari. Disebut tasyrik karena tasyrik itu berarti mendendeng atau menjemur daging qurban di terik matahari."

Nah itulah kenapa disebut hari tasyrik, maksudnya adalah menjemur daging qurban di terik matahari karena di masa silam tidak ada pendingin atau freezer seperti saat ini. Yang ada biar daging itu awet, daging tersebut dijemur atau didendeng.


KAPAN SAJA HARI TASYRIK

Allah berfirman di dalam AlQuránnul karim:
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ

“Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang terbilang.” (QS. Al Baqarah: 203)

Yang dimaksud hari yang terbilang adalah hari-hari setelah hari Idul Adha (hari an nahr) yaitu hari-hari tasyriq (11,12,13 Dzulhijjah). Inilah pendapat Ibnu ‘Umar dan pendapat kebanyakan ulama. Namun Ibnu ‘Abbas dan ‘Atho’ mengatakan bahwa hari yang terbilang di situ adalah empat hari yaitu hari Idul Adha dan tiga hari sesudahnya (10,11,12,13 Dzulhijjah). Hari-hari tersebut disebut hari Tasyriq. Namun pendapat pertama yang menyatakan bahwa hari yang terbilang adalah tiga hari sesudah Idul Adha adalah pendapat yang lebih tepat. Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 502-503.

Pendapat Imam Mahzab:
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hari tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha (yaitu 11, 12, 13 Dzulhijjah).

Ulama Hanafiyah, Malikiyah dan Hambali berpendapat bahwa waktu penyembelihan qurban adalah tiga hari, yaitu Idul Adha dan dua hari setelah itu pada saat tenggelamnya matahari (10,11,12 Dzulhijjah). Sedangkan ulama Syafi’iyah, perkataan lain dari ulama Hambali, dan yang jadi pendapat Ibnu Taimiyah, waktu penyembelihan qurban adalah empat hari (10,11,12,13 Dzulhijjah), yaitu berakhir dengan tenggelamnya matahari pada hari ketiga dari hari tasyriq. (Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah, 5: 93)

Jadi buat sobat blogger, berdasarkan penjelasan diatas, bisa kita tarik kesimpulan hari tasyrik tersebut adalah 3 hari setelah hari Idul Adha yaitu (11,12,13 Dzulhijjah), akan tetapi pada saat hari raya Idul Adha 10 Dzulhijjah, sebelum sholat ied kita di sunahkan untuk berpuasa, dan setelah selesai sholat ied maka kita di sunahkan untuk berbuka, pada intinya tanggal 10 Dzulhijjah berpuasanya hanya dari subuh hingga setelah sholat ied, setelah itu tidak boleh berpuasa hingga selesai hari tasyrik.


LARANGAN BERPUASA DI HARI TASYRIK

Larangan makan dan minum pada hari tasyrik di perjelas di dalam hadits yang diriwayatkan dari ‘Aisyah dan Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhum, mereka berdua mengatakan, “Tidak diizinkan berpuasa pada hari-hari tasyriq, kecuali orang yang tidak mendapatkan hewan kurban (di Mina saat ibadah haji).” Mukhtashar Shahiih al-Bukhari (no. 978)], Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari IV/242, no. 1997).

Dan juga dari Abu Murrah, budak yang dimerdekakan Ummu Hani’, bahwasanya dia bersama ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhuma datang menemui ‘Amr bin al-‘Ash, lalu dia menghidangkan makanan untuk mereka berdua, seraya berkata, “Makanlah!” Dia menjawab, “Aku sedang puasa.” ‘Amr berkata, “Makanlah, sesungguhnya ini adalah hari yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk berbuka dan melarang kami berpuasa.” Malik berkata, “Hari itu adalah hari Tasyriq.” [Shahiih Sunan Abi Dawud (no. 2113)], Sunan Abi Dawud (VII/63, no. 2401).


AMALAN DI HARI TASYRIK

1. Perbanyak dzikir kalimat takbir
Dari firman Allah di dalam Al Quránnul karim menjelaskan:
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ

“Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang terbilang.” (QS. Al Baqarah  :203)

Hal tersebut menunjukkan bahwa kita dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dengan memperbanyak takbir muqayyad (terikat). Takbir muqayyad yaitu takbir yang dilakukan setelah shalat lima waktu maupun shalat sunnah. Takbir muqayyad dimulai sejak ba'da subuh tanggal 9 Dzulhijjah hingga waktu Ashar hari tasyrik yeng terakhir tanggal 13 Dzulhijjah. Baiknya tetap mendahululan dzikir setelah shalat kemudian perbanyak takbir.

Waktu takbir muqayyad ketika selesai salah shalat wajib:
-istigfar 3 kali
-mengucapkan : Allahumma antas salam waminkas salam tabarakta yaa dzal jalali wal ikram
-kemudian bertakbir
(Mukhtashar Fatawa)

2. Melakukan penyembelihan kurban
Dan waktu menyembelih qurban adalah sampai akhir hari tasyriq (13 Dzulhijah) sebagaimana pendapat mayoritas ulama. Pendapat ini juga menjadi pendapat Imam Asy Syafi’i dan salah satu pendapat dari Imam Ahmad. 

Namun mayoritas sahabat berpendapat bahwa waktu menyembelih qurban hanya tiga hari yaitu hari Idul Adha dan dua hari tasyriq setelahnya (11 dan 12 Dzulhijah). Pendapat kedua ini adalah pendapat yang masyhur dari Imam Ahmad, juga termasuk pendapat Imam Malik, Imam Abu Hanifah dan kebanyakan ulama.

3. Memperbanyak doa sapujagat
Allah Ta’ala berfirman,

فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاقٍ, وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia, dan tiadalah baginya kebahagian (yang menyenangkan) di akhirat". Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: Robbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” [Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka].” (QS. Al Baqarah: 200-201)

Dari ayat ini kebanyakan ulama salaf menganjurkan membaca do’a “Robbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” di hari-hari tasyriq. Sebagaimana hal ini dikatakan oleh ‘Ikrimah dan ‘Atho’.

Do’a sapu jagad ini terkumpul di dalamnya seluruh kebaikan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam paling sering membaca do’a sapu jagad ini.  Anas bin Malik mengatakan,

كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً ، وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ »

“Do’a yang paling banyak dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “Allahumma Robbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” [Wahai Allah, Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka].”[HR. Bukhari no. 2389 dan Muslim no. 2690]

Buat sobat blogger yang ingin permohonannya di ijabahkan Allah, saat hari tasrik inilah adalah waktu yang mustajab agar permohonan kita dikabulkan Allah. Perbanyaklah membaca doa sapujagat tersebut. Semoga buat tabungan kita diakhirat kelak.


Itu saja yang dapat penulis sampaikan pada pertemuan kali ini, semoga sesuatu yang benar itu datang dari Allah dan Rasulnya semata, dan yang salah itu adalah murni dari saya sebagai hamba Allah yang selalu banyak kekurangan. Semoga materi ini bisa menambah keimanan kita selaku umat Islam di seluruh pelosok dunia. Aamieeen.

Wassalam,
DK

Sumber:

No comments:

Post a Comment