Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuhu,
Sobat blogger yang semoga selalu dirahmati oleh Allah subahanallahi wata'ala, kali ini penulis ingin berbagi ilmu tentang pemahaman istilah iblis, jin, setan dan qarin. Sudah pasti sering kali kita mendengar istilah tersebut, tapi apakah kita sudah memahami perbedaannya? Untuk itu ikuti penjelasannya dibawah ini:
SIAPA IBLIS?
1. Iblis adalah nenek moyang atau asal mulanya jin, sama halnya adam sebagai neneng moyang manusia.
Seperti dijelaskan dalam Qur'an surat Al-Kahf Ayat 50
وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ اَمْرِ رَبِّهٖۗ اَفَتَتَّخِذُوْنَهٗ وَذُرِّيَّتَهٗٓ اَوْلِيَاۤءَ مِنْ دُوْنِيْ وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّۗ بِئْسَ لِلظّٰلِمِيْنَ بَدَلًا
50. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Dia adalah dari (golongan) jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhannya. Pantaskah kamu menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku, padahal mereka adalah musuhmu? Sangat buruklah (Iblis itu) sebagai pengganti (Allah) bagi orang yang zalim.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan bahwa: “Iblis merupakan cikal bakal jin.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah jid. IV)
Sejak Adam diciptakan Allah, dan Allah berkata kepada para malaikat yang memerintahkan kepada semua penghuni surga saat itu untuk sujud kepada adam, merekapun semua sujud kecuali iblis. Sehingga Allah berkata kepada kita semua "Pantaskah kamu menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku?" maksud kata dia dan keturunannya disini adalah iblis dan keturunannya dari golongan jin dalam hal ini setan.
2. Iblis diciptakan dari api
Allah berfirman dalam Qur'an surat Al-A'raf Ayat 12:
قَالَ مَا مَنَعَكَ اَلَّا تَسْجُدَ اِذْ اَمَرْتُكَ ۗقَالَ اَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُۚ خَلَقْتَنِيْ مِنْ نَّارٍ وَّخَلَقْتَهٗ مِنْ طِيْنٍ
12. (Allah) berfirman, “Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu?” (Iblis) menjawab, “Aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”
3. Iblis juga memiliki keturunan, sebagaimana umumnya jin lainnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ
“Iblis itu dari golongan jin, dan dia membangkang terhadap perintah Rab-nya. Akankah kalian menjadikan dia dan keturunannya sebagai kekasih selain Aku, padahal mereka adalah musuh bagi kalian…” (QS. Al-Kahfi: 50)
Turunan-turunan Iblis yang dimaksud dalam ayat ini adalah setan-setan. (Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 453).
4. Iblis Al La’in (yang terlaknat) akan tetap hidup hingga hari kiamat
Sebagaimana disebutkan dalam Qur'an surat Saad Ayat 79-81
قَالَ رَبِّ فَاَنْظِرْنِيْٓ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ
79. (Iblis) berkata, “Ya Tuhanku, tangguhkanlah aku sampai pada hari mereka dibangkitkan.”
قَالَ فَاِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِيْنَۙ
80. (Allah) berfirman, “Maka sesungguhnya kamu termasuk golongan yang diberi penangguhan,
اِلٰى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُوْمِ
81. sampai pada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat).”
Dan juga dijelaskan dalam Qur'an surat Al-A'raf Ayat 14-15
قَالَ اَنْظِرْنِيْٓ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ
14. (Iblis) menjawab, “Berilah aku penangguhan waktu, sampai hari mereka dibangkitkan.”
قَالَ اِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِيْنَ
15. (Allah) berfirman, “Benar, kamu termasuk yang diberi penangguhan waktu.”
Dalam Qur'an surat Shaad ayat 77, dimana Allah mengusir iblis dari dalam surga, dan dia dikutuk hingga hari pembalasan (hari kiamat)
قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَاِنَّكَ رَجِيْمٌۖ
77. (Allah) berfirman, “Kalau begitu keluarlah kamu dari surga! Sesungguhnya kamu adalah makhluk yang terkutuk
وَّاِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِيْٓ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ
78. Dan sungguh, kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.”
Jadi usia iblis sangatlah panjang dari sejak sebelum Adam diciptakan hingga hari kiamat nanti, bisa kita bayangin sobat blogger, kita saat inipun masih selalu diawasi dan digoda oleh iblis laknatullah. Waspadalah...
5. Iblis akan selalu menggoda manusia hingga hari kiamat
Allah berfirman dalam Qur'an surat Saad ayat 82-83
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ
82. (Iblis) menjawab, “Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,
اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ
83. kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka.”
Dan juga dalam Qur'an surat Al-A'raf Ayat 16-17
قَالَ فَبِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَۙ
16. (Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus,
ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَاۤىِٕلِهِمْۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ
17. kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”
Ingat sobat blogger, iblis akan selalu mendatangi kita dari depan, belakang, kanan, dan kiri kita, jadi kita kudu pertebal iman untuk menghadapinya.
6. Iblis bukanlah malaikat
Seperti dalam penjelasan surat Al-Kahfi ayat 50 diatas dimana Allah berfirman:
إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ
“Kecuali iblis, Iblis itu dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya.
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خُلِقَتِ الْمَلَائِكَةُ مِنْ نُورٍ، وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ
“Malaikat diciptakan dari cahaya, sementara jin diciptakan dari nyala api.” (HR. Ahmad 25194 dan Muslim 2996).
Jadi iblis itu adalah golongan jin yang tercipta dari Api dan bukan golongan malaikat yang diciptakan dari cahaya.
7. Iblis lah yang menggoda Adam dan Hawa hingga kita keturunan Adam diturunkan ke bumi
Setelah Allah mengeluarkan iblis dari dalam surga karena dia tidak mau sujud kepada Adam, maka sejak itu Allah memerintahkan Adam dan istrinya untuk menempati surga. Akan tetapi dikarenakan Allah sudah memberikan penangguhan kepada iblis untuk tetap hidup dan menggoda Adam dan keturunannya hingga hari akhir, maka iblispun membisikan Adam dan Hawa agar perpedaya dan dikeluarkan dari surga.
Firman Allah:
وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلاَ مِنْهَا رَغَداً حَيْثُ شِئْتُمَا وَلاَ تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الْظَّالِمِينَ
Artinya : “Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Al Baqoroh : 35)
Adam dan Hawa tetap tidak lepas dari gangguan iblis yang sudah dikeluarkan dari surga yang ingin menyesatkannya dan terus mendesak mereka berdua untuk melanggar perintah Allah subhanallahi wata'ala agar memakan buah dari pohon yang dilarang tersebut. Bahkan dengan segala bujuk rayunya hingga dia mengatakan kepada mereka berdua bahwa itu adalah pohon abadi.
فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِن سَوْءَاتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلاَّ أَن تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ
Artinya : “Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk Menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka Yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi Malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”. (QS. Al A’raf : 20)
Lantas bagaimana iblis menggoda Adam dan Hawa di surga sementara iblis saat itu sudah diusir dari dalam surga? Ada beberapa pendapat yang menjelaskan hal ini:
Pendapat pertama, Iblis masuk surga bersama ular
Al-Qurthubi menyebutkan keterangan dari Wahb bin Munabih – ulama tabiin –, yang diriwayatkan Ibnu Razaq,
دخل إبليس الجنة في فم الحية، وهي ذات أربع كالبُخْتِيَة من أحسن دابة خلقها الله تعالى بعد أن عرض نفسه على كثير من الحيوان فلم يدخله الجنة، فلما دخلت به الجنة خرج من جوفها إبليس، فأخذ من الشجرة التي نهى الله آدم وزوجه عنها، فجاء بها إلى حواء فقال: انظري إلى هذه الشجرة، ما أطيب ريحها وأطيب طعمها وأحسن لونها! فلم يزل يغويها حتى أخذتها حواء فأكلتها، ثم أغوى آدم، وقالت له حواء: كل فإني أكلت منها، فلم تضرني، فأكل منها فبدت لهما سوآتهما، وحصلا في حكم الذنب، فدخل آدم في جوف الشجرة، فناداه ربه: أين أنت؟ فقال: أنا هذا يا رب، قال: ألا تخرج؟ قال أستحي منك يا رب، فقال الله لآدم: اهبط إلى الأرض التي خلقت منها، ولعنت الحية، وردت قوائمها في جوفها، وجُعِلت العداوة بينها وبين بني آدم، ولذلك أمرنا بقتلها…
Iblis masuk ke dalam surga melalui mulut ular yang memiliki empat buah kaki seperti layaknya onta dan tampak sebagai hewan yang paling bagus yang Allah ciptakan. Setelah Iblis menawarkan diri ke semua binatang, namun tidak ada yang bersedia mengajaknya masuk surga.
Setelah ular itu masuk ke dalam surga bersama Iblis, keluarnya dia dari perut ular itu. Kemudian dia menuju pohon larangan bagi Adam dan Hawa itu. Pertama kali dia mempengaruhi Hawa. Di membawa pohon itu ke Hawa, ‘Lihatlah pohon ini, baunya harum, rasanya lezat, dan warnanya indah.’ Dia terus mempengaruhi Hawa, hingga Hawa-pun mengambil pohon itu dan memakannya.
Kemudian baru menggoda Adam. Kata Hawa, ‘Makanlah, aku sudah makan, tidak ada masalah apa-apa.’ Adam-pun makan dari pohon itu. Tiba-tiba pakaiannya terbuka dan terlihat kemaluan mereka. Mereka telah melakukan dosa.
Lalu Adam masuk ke pohon itu. Dan dipanggil oleh Allah. “Di mana kamu?” tanya Allah dan (Dia Maha Mengetahui). ‘Saya di sini, Ya Allah’ jawab Adam. “Mengapa kamu tidak keluar dari situ?” tanya Allah. ‘Saya malu kepada-Mu, Ya Allah.’ Jawab Adam. Lalu Allah berfirman kepada Adam, “Turunlah ke bumi, asal penciptaanmu.”
Ular itupun dilaknat, dan kakinya dilenyapkan menjadi bagian perutnya, serta dijadikan permusuhan antara ular dengan manusia. Karena itulah, kita diperintahkan untuk membunuhnya… (Tafsir al-Qurthubi, 1/313).
Pendapat kedua, Iblis masih memungkinkan masuk surga, hanya saja tidak dimuliakan dan masuk dalam keadaan terhina.
Al-Baidhawi menyebutkan,
قيل: إنه منع من الدخول على جهة التكرمة كما كان يدخل مع الملائكة، ولم يمنع أن يدخل للوسوسة ابتلاء لآدم وحواء
"Ada yang mengatakan, dia tidak boleh masuk ke dalam surga dengan penghormatan, sebagaimana dulu dia masuk ke dalam surga bersama para Malaikat. Dan dia tidak dilarang untuk menggoda Adam sebagai ujian bagi Adam dan Hawa." (Tafsir al-Baidhawi, 1/72).
Dari penjelasan diatas, bisa kita pahami bahwa, gegara iblis dan ularlah kita semua akhirnya dikeluarkan dari surga dan turun ke bumi. Oleh sebab itu sobat blogger, jangan sekali-kali mendekati hewan yang namanya ular tersebut, apalagi memeliharanya. Rasulullah berkata apabila kita bertemu ular diluar rumah maka sebaiknya bunuh segera, tapi apabila ular tersebut berada dirumah kita sebaiknya di usir, apabila tidak mau pergi setelah diperintahkan 3 kali untuk pergi maka bunuhlah.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا سَالَمْنَاهُنَّ مُنْذُ حَارَبْنَاهُنَّ وَمَنْ تَرَكَ شَيْئًا مِنْهُنَّ خِيفَةً فَلَيْسَ مِنَّا
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah kami pernah berdamai dengannya (ular) sejak kami memusuhinya, maka barangsiapa yang membiarkannya lantaran rasa takut, maka ia tidak termasuk golongan kami.“[HR. Abu Daud, Hasan Shahih: Al Misykah (4139)]
Arti kata “Tidaklah kami pernah berdamai dengannya (ular) sejak kami memusuhinya" maksudnya sejak ular membantu iblis untuk menggoda Adam dan Hawa hingga mereka dikeluarkan dari surga. Jadi Rasulullah memang sudah mendendam kepada iblis dan ular serta keturunannya.
Hadits Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata :
إِنَّ لِهَذِهِ الْبُيُوتِ عَوَامِرَ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْهَا فَحَرِّجُوا عَلَيْهَا ثَلَاثًا، فَإِنْ ذَهَبَ، وَإِلَّا فَاقْتُلُوهُ، فَإِنَّهُ كَافِرٌ
"Sesungguhnya di rumah-rumah ada ular-ular yang berada di rumah-rumah. Apabila kalian melihat satu dari mereka, maka buatlah peringatan padanya tiga kali. Apabila pergi, maka biarkan dan bila tidak mau pergi maka bunuhlah, karena dia itu kafir." [HR Muslim no. 2236]
SIAPA JIN?
Disebut jin karena memiliki sifat ijtinan (Arab: اجتنان), yang artinya tersembunyi dan tidak kelihatan. Manusia tidak bisa melihat jin dan jin bisa melihat manusia. Allah berfirman,
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ
“Sesungguhnya ia (iblis) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu di suatu keadaan yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf: 27)
Baik iblis maupun semua keturunan iblis baik itu jin maupun setan tidak bisa dilihat oleh manusia. Jadi apabila ada orang yang bisa melihat jin atau setan, pada dasarnya orang tersebut dimasukki oleh jin sehingga mata yang bisa melihat penampakkan jin tersebut pada hakikatnya menggunakan mata jin yang ada didalam tubuhnya.
Meski antara manusia dan jin berbeda alam, tetapi antara jin dan manusia terdapat titik persamaan, yaitu memiliki sifat berakal dan berpikir, mempunyai kemampuan yang sama untuk memilih jalan yang baik dan jalan yang buruk. Meski terdapat sifat yang sama, tetapi dalam banyak hal, jin juga memiliki perbedaan dengan manusia. Dan yang terpenting ialah dalam masalah asal penciptaannya.
1. Jin adalah anak-anak keturunan iblis
Di dalam Qur'an surat Al-Kahf Ayat 50 diatas menjelaskan bahwa: "Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Dia adalah dari (golongan) jin"
2. Jin diciptakan Allah dari api.
Allah berfirman: “Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (Qs. Al-Hijr: 27)
3. Jin mempunyai keturunan
Allah mengatakan jin memiliki keturunan dalam Al-Quran surat Al-Kahfi 18:50, “Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.”
4. Jin bisa mati
Dalam Shahih Bukhari, dari Ibnu ‘Abbas berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengucapkan do’a,
أَعُوذُ بِعِزَّتِكَ الَّذِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ ، الَّذِى لاَ يَمُوتُ وَالْجِنُّ وَالإِنْسُ يَمُوتُونَ
“Aku berlindung dengan keagungan-Mu yang tiada sesembahan yang berhak disembah selain-Mu dan Engkau tidak mati, sementara jin dan manusia itu mati.” (HR. Bukhari no. 7383 dan Muslim no. 2717). Ini menunjukkan bahwa jin pun bisa mati, termasuk di dalamnya setan.
Sedangkan tentang jin yang melahirkan, Abdullah bin Umar berkata, “Tidak seorangpun manusia yang melahirkan seorang anak, kecuali jin melahirkan 9 anak.” (HR. Ibnu Abdil Barr, Ibnu Jarir, Hakim dan Ibn Abi Hatim).
5. Jin ada yang baik dan ada yang jahat
Pada hakikatnya sifat jin sama seperti manusia ada yang muslim dan ada yang kafir. Ada jin yang baik dan ada jin yang jahat. Ada jin yang pintar masalah agama dan ada jin yang bodoh. Bahkan ada jin Ahlussunnah dan ada jin pengikut kelompok sesat, dst.
Pada dasarnya Allah menciptakan mahkluknya untuk mengikuti semua perintahnya dan beriman kepadanya, seperti firman Allah dalam Alquran Surah Az-Zariyat ayat 56.
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS Az-Zariyat ayat 56)
Di dalam Surah Al-Jin terdapat kisah mengenai jin yang beriman kepada Allah subhanallahu wata'ala:
قُلْ أُوحِىَ إِلَىَّ أَنَّهُ ٱسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ ٱلْجِنِّ فَقَالُوٓا۟ إِنَّا سَمِعْنَا قُرْءَانًا عَجَبًا
Artinya: Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan (QS.Al-Jin; 1)
Allah juga berfirman dalam Qur'an surat Al-Ahqaf (46) ayat 29
وَإِذْ صَرَفْنَآ إِلَيْكَ نَفَرًا مِّنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْءَانَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Qur`an“. [Al-Ahqaf/46 : 29].
6. Jin bisa berubah wujud
Jin memiliki kemampuan beralih rupa atau bentuk, ke bentuk manusia dan hewan. Mereka pernah mendatangi kaum musyrikin dalam wujud Suraqah bin Malik untuk menjanjikan kemenangan bagi mereka. Demikian pula, sejumlah sahabat, di antaranya Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, pernah didatangi mereka dalam wujud orang tua yang ingin mencuri zakat yang sedang dijaganya. Mereka dapat beralih rupa menjadi unta, keledai, sapi, anjing atau kucing. Seringnya mereka berubah bentuk menjadi anjing hitam dan kucing. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan, bahwa lewatnya anjing hitam di depan orang yang shalat memutuskan shalat orang itu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan sebabnya :
الْكَلْبُ الأَسْوَدُ شَيْطَانٌ
“Karena anjing hitam itu setan”.
Jin sering berubah menjadi hewan, lalu menampakkan diri kepada manusia. Karena itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang membunuh ular yang muncul di dalam rumah, sebab dikhawatirkan itu merupakan jelmaan jin yang telah masuk Islam.
Dalam Shahih Muslim diriwayatkan dari Abu Sa ‘id Al Khudri, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ بِالْمَدِينَةِ جِنًّا قَدْ أَسْلَمُوا فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهُمْ شَيْئًا فَآذِنُوهُ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فَإِنْ بَدَا لَكُمْ بَعْدَ ذَلِكَ فَاقْتُلُوهُ فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ
“Sesungguhnya di Madinah ini ada segolongan jin yang telah masuk Islam. Jika kalian melihat satu dari mereka, maka mintalah kepada mereka untuk keluar (dalam jangka waktu) tiga hari. Jika ia tetap menampakkan diri kepada kalian setelah itu, maka bunuhlah ia, karena sesungguhnya dia itu setan“.
Jadi sobat blogger tidak perlu takut sama jin, jin itu ada yang baik, sementara kalau yang jahat maka jinnya disebut setan.
SIAPA SETAN?
Dinamakan setan, dari kata; syutun (Arab: شطون) yang artinya jauh. Karena setan dijauhkan dari rahmat Allah. (Al-Mu’jam Al-Wasith, kata: الشيطان)
1. Jin itu makhluk dan setan itu sifat jelek.
Karena setan itu sifat, maka dia melekat pada makhluk dan bukan berdiri sendiri. Setan adalah sifat untuk menyebut setiap makhluk yang jahat, membangkang, tidak taat, suka membelot, suka maksiat, suka melawan aturan, atau semacamnya.
Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir menyatakan,
الشيطان في اللغة مأخوذ من شطن إذا بعد فهو بعيد بطبعه عن طباع البشر وبعيد بفسقه عن كل خير
“Syaitan memiliki karakter yang jauh dari watak manusia dan jauh dari perilaku kebaikan.” Imam Rafi’i dalam kitab Al-Misbahul Munir menulis,
والشيطان هو كل عات متمرد من الجن والإنس والدواب
“Setan adalah setiap sesuatu yang buruk yang berasal dari jin, manusia dan binatang.” Pendapat itu juga diperkuat oleh Ja’far Syariat Madari dalam Syarh wa Tafsir Lughat Quran.
2. Setan bisa berupa jin maupun manusia
Kembali pada keterangan sebelumnya, karena setan itu sifat maka kata ini bisa melekat pada diri manusia dan jin. Sebagaimana penjelasan Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa ada setan dari golongan jin dan manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, setelah menjelaskan sifat-sifat setan,
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
“(setan yang membisikkan itu) dari golongan jin dan mausia.” (QS. An-Nas: 6).
Allah berfirman bahwa setan adalah golongan jin dan manusia, dalam al-An’am 112 ditegaskan.
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نِبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإِنسِ وَالْجِنِّ
Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin.
Jadi setan itu bisa dari golongan jin atau manusia yang mempunyai sifat yang jahat. Secara lahiriah baik manusia maupun jin keduanya bisa mati, dan bisa punya keturunan.
SIAPA QARIN?
Qarîn secara bahasa artinya pasangan, orang yang digabungkan, orang yang dijadikan kawan. Sehingga qarîn yang dimaksud adalah jin atau malaikat yang disertakan kepada setiap manusia. Jin tersebut selalu mengajak kepada keburukan, sedangkan malaikat selalu mengajak kepada kebaikan. Adapun hikmah diadakannya qarîn bagi manusia dari kalangan jin dan malaikat itu adalah sebagai ujian dari Allah Azza wa Jalla kepada manusia.
1. Qarin akan mengikuti manusia sejak dilahirkan
Allah berfirman dalam Qur'an surat Qaf ayat 27
قَالَ قَرِينُهُ رَبَّنَا مَا أَطْغَيْتُهُ وَلَكِنْ كَانَ فِي ضَلالٍ بَعِيدٍ
“Yang menyertai manusia berkata : “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh.” (QS. Qaf: 27)
Dalam tafsir Ibn Katsir dinyatakan bahwasanya Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu, Mujahid, Qatadah dan beberapa ulama lainnya mengatakan, “Yang menyertai manusia adalah qarin dari golongan jin yang ditugasi untuk menyertai manusia.” (Tafsir Ibnu Katsir, 7:403)
Di dalam hadits disebutkan:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنْ الْجِنّ ( وَقَرِينُهُ مِنْ الْمَلاَئِكَةِ ) قَالُوا وَإِيَّاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ وَإِيَّايَ إِلاَّ أَنَّ اللَّهَ أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ فَلاَ يَأْمُرُنِي إِلاَّ بِخَيْرٍ
“Tidaklah seorangpun di antara kamu kecuali disertakan padanya qarîn dari kalangan jin (dan qarîn dari kalangan malaikat)”. Para sahabat bertanya: “Kepada anda juga wahai Rasûlullâh?”. Beliau menjawab: “Juga kepada saya, tetapi Allah Azza wa Jalla membantuku melawannya sehingga dia masuk Islam. Maka dia tidak memerintahkanku kecuali dengan kebaikan”. [HR. Muslim, no: 2814; Ahmad, no. 3770; dari Abdullâh bin Mas’ûd]
Setiap anak Adam yang dilahirkan akan diikuti qarin, karena iblis sudah berjanji akan selalu menggoda kita sampai hari kiamat. Walaupun Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, Beliaupun didampingi qarin, akan tetapi jin yang menyertai Rasulullah sudah masuk Islam dan hanya memerintahkan kebaikan kepada Rasulullah.
Qarin pada dasarnya jin yang akan mengajak kita untuk kebaikan selama kita memperkuat iman dan takwa kita kepada Allah. Sebaliknya qarin akan menjadi setan yang selalu menyesatkan kita dalam lembah dosa selama iman kita tidak diperkuat.
2. Qarin tidak akan ikut manusia setelah mati
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang shalih” (HR. Muslim no. 1631)
Jadi apabila manusia mati yang akan ikut yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan do'a anak yang shalih, sementara qarin akan pergi meninggalkan kita, dan biasanya qarin inilah yang sering menampakkan diri sebagai majikan yang pernah diikutinya selama majikannya hidup. Jadi sebaiknya kita jangan terkecoh apabila ada orang yang telah meninggal tapi ternyata ada kita melihat kembali orang yang mati tersebut hidup kembali, sesungguhnya wujud qarin inilah yang menampakkan diri.
KESIMPULAN
Secara garis besar bisa kita simpulkan bahwa iblis adalah nenek moyang dari jin, dimana jin itu adalah anak-anak keturunan iblis, sementara setan adalah sifat jelek yang dimiliki oleh jin dan manusia. Jin ada yang baik dan ada yang jahat, yang jahat disebut setan, begitupun manusia ada yang baik dan ada yang jahat, jadi manusia yang jahat pun biasa disebut setan.
Terkadang jin menjelma menjadi manusia maupun hewan, sehingga jin bisa dilihat oleh manusia. Sementara qarin adalah golongan jin yang diutus Allah untuk menyertai manusia sejak dilahirkan hingga manusia tersebut mati.
Itulah pemahaman ketiga istilah iblis, jin, setan dan qarin. semoga kita bisa membedakannya dan meningkatkan iman kita untuk menghindari godaan dari iblis, jin, setan dan qarin. Aamieen.
Wassalam,
DK
Sumber:
No comments:
Post a Comment