Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu,
Jumpa lagi di blog ini, semoga sobat semua tidak bosan-bosan membaca artikel ini, insyaAllah iman kita bisa bertambah dengan membacanya. Kali ini penulis ingin bercerita tentang keistimewaan seorang khulafaur rasyidin yang keempat yakni Ali bin Abi Thalib, sosok manusia yang sudah di jamin masuk surga oleh Rasulullah ﷺ disaat masih hidup di muka bumi.
Beliau adalah ‘Ali bin Abi Thalib (‘Abdu Manaf) bin ‘Abdul Muththalib (Syaibah) bin Hasyim (‘Amr) bin ‘Abdi Manaf (Al-Mughirah) bin Qushai (Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin ‘Adnan.
Saat lahir nama Ali diberi nama oleh ibunya dengan nama kakeknya Ali dari sisi Ibu yaitu "Asad" yang artinya "Singa" Ketika ayahnya Abu Thalib datang dan mendapati anaknya dipanggil Asad, Abu Thalib tidak setuju. Maka Abu Thalib beri nama anaknya dengan nama "Ali" yang artinya "seseorang yang memiliki ketinggian/derajat yang tinggi disisi Allah."
Ali lahir di Makkah daerah Hejaz sekitar 13 Rajab 23 sebelum Hijriyah /599 Masehi dan wafat 17 Ramadan 40 Hijriah/661 Masehi). Ali bin Abi Thalib radlhiallaahu ’anhu terbunuh pada tahun 17 Ramadhan 40 H pada usia 63 tahun. Beliau dibunuh saat pergi sholat subuh oleh seorang khawarij yang bernama Abdurrahman bin Muljam. Jenzah beliau dimakamkan di Darul Imarah di Kufah karena kekhawatiran kaum khawarij akan membongkar makam beliau. (Terjemah Al Bidayah Wan Nihayah, 433)
Masa pemerintahan ‘Ali bin Abi Tahlib yang berlangsung selama 4 tahun 9 bulan. Yaitu dari 19 Dzulhijjah tahun 35 Hihriyah/656 Masehi sampai dengan 19 Ramadhan tahun 40 Hijriyah/ 661 Masehi.
Beliau merupakan Abu Al-Hasan dan Al-Husain (putra beliau adalah Al-Hasan dan Al-Husain). Ali diberi kunyah Abu Turob oleh Rasulullah, karena saat dia tertidur di masjid dan terjatuh ke tanah saat dibangunkan Rasulullah, sehingga Rasulullah memanggilnya "Bangunlah ya Abu Turob (orang yang ada tanah dibadannya)."
Ali merupakan sepupu (anak dari saudara laki-laki ayah Nabi Muhammad ﷺ) sekaligus menantu Rasulullah ﷺ dari putri beliau, Fathimah Az-Zahra.
Ibu beliau adalah Fathimah binti Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushai, ibunya digelari wanita Bani Hasyim pertama yang melahirkan putra Bani Hasyim.
Ayah beliau bernama Abu Thalib. Abu Thalib adalah paman kandung yang sangat menyayangi Rasulullah ﷺ. Nama Abu Thalib yang sebenarnya adalah Abdu Manaf. Demikianlah disebutkan oleh Imam Ahmad dan ulama-ulama ahli nasab dan sejarah.
Ciri-ciri fisik beliau yakni memiliki kulit berwarna sawo matang, bola mata beliau besar, dan berwarna kemerah-merahan, berperut besar, dan berkepala botak. Beliau berperawakan pendek dan berjanggut lebat. Dada dan kedua pundak beliau padat dan putih, beliau memiliki bulu dada dan bahu yang lebat, berwajah tampan, dan memiliki gigi yang bagus, ringan langkah saat berjalan. (Al Bidayah Wan Nihayah, 7/222)
Istri pertama yang dinikahi Ali radlhiallaahu ’anhu adalah Fatimah binti Rasulullah ﷺ yang darinya memperoleh dua putra al-Hasan dan al-Husain. Ada yang mengatakan putra ketiga beliau bernama Muhasin (Muhsin) namun meninggal dunia saat masih bayi. Beliau juga mempunyai dua orang putri yaitu Zainab al-Kubra dan Ummu Kaltsum al-Kubra yang dinikahi oleh Umar bin Khaththab radlhiallaahu ’anhu.
Setelah Fatimah wafat, Ali menikahi beberapa wanita, diantara istri beliau ada yang wafat ketika beliau masih hidup, ada yang beliau ceraikan, dan ketika wafat beliau meninggalkan empat istri. Diantara istri beliau adalah
1. Ummu Banin binti Hizam, anaknya: Ja’far, Abdullah, Utsman, dan Abbas
2. Laila binti Mas’ud, anaknya: Ubaidullah dan Abu Bakar
3. Asma’ binti ‘Umais, anaknya: Yahya dan Muhammad
4. Ummu Habiba (Sahba) binti Rabi'ah (Zam'a), anaknya Umar dan Ruqayyah
5. Ummu Sa’id binti Urwah bin Mas’ud, anaknya: Ummul Hasan dan Ramlah
6. Mahabba binti Umru’ul Qais bin Ady
7. Umamah binti Abil Ash, anaknya: Muhammad (al-Wusto)
8. Khaulah binti Ja’far bin Qais, anaknya: Muhammad al-Akbar
(Sumber Al Bidayah Wan Nihayah, 7/331).
Jumlah keseluruhan anak kandung beliau adalah empat belas putera dan sembilan belas puteri. (Sumber At-Thabari dalam Tarikhnya 5/155, Ibnu Sa’ad 3/20)
Berikut beberapa keistimewaan seorang Ali bin Abi Thalib sehingga beliau dijamin masuk surga oleh Rasulullah ﷺ
1. Masuk Islam atas keinginan sendiri
Beliau merupakan orang kedua menerima dakwah Islam, setelah Sayyidah Khadijah binti Khuwailid, istri Nabi Shallallahu 'alahi wa sallam.
Menurut sejumlah riwayat, di usianya yang ke-8 tahun, Ali bin Abi Thalib sudah bersedia masuk Islam setelah mendengar dakwah Nabi. Uniknya, Ali bin Abi Thalib tidak meminta izin terlebih dahulu pada orang tuanya untuk masuk Islam di usia yang sangat belia.
Ibnu Abbas berkata dia adalah orang yang pertama kali diantara orang Arab dan orang Ajam menjalankan sholat bersama Rasulullah ﷺ.
2. Terkenal pemberani
Ali terkenal akan sifatnya yang pemberani. Hal ini banyak disebut dalam buku-biografi dan al-Maghazi. Ini juga termasuk konfrontasinya dengan musuh. Saat Perang Khaibar, Ali menantang Murhib Yahudi dan membunuhnya. Pada Parang Khandaq, dia berduel dengan Amr bin Abdu Wudd yang terkenal prima dan berani dari Suku Quraisy, Ali berhasil membuatnya tersungkur dan tewas dengan pedangnya yang dijuluki Dzulfikar atau Dzu al-Faqar (pembeda antara yang benar dan salah).
Ibnu Abbas berkata dia adalah orang yang membawa bendera Rasulullah ﷺ didalam setiap pasukan besar dan dia adalah orang yang sabar menyertai Rasulullah ﷺ ketika orang lain lari meninggalkan beliau (ketika perang).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
(لأُعْطِيَنَّ هَذِهِ الرَّايَةَ غَداً رَجُلاً يَفْتَحُ اللهُ عَلَى يَدَيْهِ يُحِبُّ اللهَ وَرَسُوْلَهُ، وَيُحِبُّهُ اللهُ وَرَسُوْلُهُ) قَالَ : فَبَاتَ النَّاسُ يَدُوْكُوْنَ لَيْلَتَهُمْ أَيُّهُمْ يُعْطَاهَا ؟ فَلَمَّا أَصْبَحَ النَّاسُ غَدَوْا عَلَى رَسُوْلِ اللهِ –صلى الله عليه وسلم- كُلُّهُمْ يَرْجُو أَنْ يُعْطَاهَا، فَقَالَ : (أَيْنَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ؟) فَقِيْلَ : هُوَ يَا رَسُوْلَ اللهِ يَشْتَكِي عَيْنَيْهِ، قَالَ : (فَأَرْسِلُوْا إِلَيْهِ) فَأُتِيَ بِهِ فَبَصَقَ فِي عَيْنَيْهِ وَدَعَا لَهُ فَبَرَأَ كَأَنْ لَمْ يَكُنْ ِبهِ وَجَعٌ، فَأَعْطَاهُ الرَّايَةَ
"Aku akan berikan bendera peperangan kepada seorang lelaki besok yang dia mencintai Allah dan Rasulnya dan Allah dan Rasulnya juga cinta sama dia." [ HR Imam Bukhari dalam al-Jihad VI/144, Fadhail as-ShahabahVII/70, juga dalam al-Maghazi VII/476. Dan oleh Muslim dalam Fadhail as-Shahabah IV/1872 dari hadits Sahl Radhiyallahu anhu]
Ali bin Abi Thalib mengikuti seluruh peperangan Nabi shalallahu'alaihi wasallam. Diantaranya:
- Perang Badar
- Perang Uhud
- Perang Khandak
- Fathuh Mekkah
- Perang Hunain
- Perang Thoif
- Perang Khaibar
- dan semua perang2 yang lain.
Semua perang Ali ikut kecuali Perang Tabuk. Kenapa Perang Tabuk Ali tidak ikut..? "Karena Rasulullah menyuruh Ali menggantikan Nabi di kota Madinnah dan menjaga kota Madinnah."
3. Pengorbanan diri demi Rasulullah
Ali radhiyallahu anhu menjadi contoh dengan pengorbanan dirinya pada agama dan untuk tujuan yang mulia. Dia pernah tidur di ranjang Rasulullah ﷺ, saat orang-orang kafir ingin membunuhnya.
Setelah Nabi berdakwah 13 tahun di Mekkah dan akan berhijrah. Umur Ali sekitar 23 thn. Maka orang-orang musyrikin mengadakan rapat di Darun Nadwah merencanakan untuk membunuh Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam.
Firman Allah dalam QS. Al-Anfal Ayat 30:
وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ ۚ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ ٱللَّهُ ۖ وَٱللَّهُ خَيْرُ ٱلْمَٰكِرِينَ
"Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya."
(QS. Al-Anfal : 30)
Saat itu Nabi harus berhijrah ke Madinah, dan harus ada orang yang menyamar sebagai Nabi shalallahu'alaihi wasallam untuk tidur ditempat tidur Nabi dengan berselimutkan dengan selimut Nabi.
Pada saat itu Ali bin Abi Thalib radhiallahu'anhu yang menggantikan Nabi untuk tidur ditempat tidur Nabi. Kemudian Rasulullah malam-malam keluar untuk ke rumah Abu Bakar lalu berangkat untuk Hijrah, dan Allah menutup pandangan mereka.
Firman Allah QS. Yasin ayat 9:
وَجَعَلۡنَا مِنۡۢ بَيۡنِ اَيۡدِيۡهِمۡ سَدًّا وَّمِنۡ خَلۡفِهِمۡ سَدًّا فَاَغۡشَيۡنٰهُمۡ فَهُمۡ لَا يُبۡصِرُوۡنَ
“Dan Kami jadikan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka juga dinding, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.”
(QS. Yasin: 9)
Lalu mereka menunggu dan mereka mengintip, mereka menyangka masih ada Nabi. Dan mereka masuk ternyata ada Ali bin Abi Thalib yang sedang tidur di kasur Nabi.
Ini adalah awal pengorbanan yang luar biasa yang dilakukam oleh Ali bin Abi Thalib, menunjukan keberanian yang luar biasa dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu'anhu.
4. Pintar ilmu agamanya
Ali memiliki daya ingat yang kuat (Udzunun Wa’iyah): mendengar dan hafal terhadap apa yang telah didengarnya dan tidak menghilangkannya hanta karena sebab tidak mengamalkannya.
Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah menantu Baginda Nabi. Dikisahkan, Nabi merupakan pintu ilmu (dengan julukan babul ilmi) yang sangat luas. Ia sebagai bekal dunia akhirat sebagaimana pernah disabdakan, kunci ilmu dimiliki oleh sahabat Ali. Hati mana yang tak penasaran mendengar sabda Rasul tersebut.
Imam Bukhari telah meriwayatkan dari Sayyidina Umar bin Khattab ra bahwa beliau berkata: “Orang yang paling ahli membaca diantara kami adalah Ubai dan orang yang paling ahli memutuskan perkara diantara kami adalah Ali.”(HR.Bukhari)
5. Tidak pernah minum khamar dan menyembah berhala
Sejak usia 5 atau 6 tahun beliau langsung dididik oleh Rasulullah ﷺ, sehingga Ali tidak pernah meminum khamar dan menyembah berhala.
Disebutkan oleh Ibnu Ishak rahimahullahu Ta'ala:
Setelah Nabi shalallahu'alaihi wasallam memproklamirkan dirinya menjadi seorang Nabi, maka yang pertama beriman adalah;
- Khadijah radhiallahu'anha.
- Kemudian Ali bin Abi Thalib
Melihat mereka berdua sedang sholat, dan Ali bertanya "Apa yang kalian lakukan?", Rasulallah menjawab: "Ini adalah Islam" dan menawarkan Islam kepada Ali. Dan akhirnya Ali masuk Islam sekitar usia 8 tahun.
Demikianlah beberapa keistimewaan khulafaur rasyidin yang ke empat Ali bin Abi Thalib yang bisa penulis sampaikan. Semoga bisa menjadi inspirasi kita semua untuk mencontoh tauladan yang telah beliau ajarkan tersebut.
Wassalam,
DK
Sumber
No comments:
Post a Comment