Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu,
Jumpa lagi sobat blogger, dalam kesempatan kali ini penulis ingin bercerita tentang keistimewaan khulafaur rasyidin yang kedua, yaitu seorang sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wassalam yang sudah dijamin masuk surga. Beliau adalah Umar bin Khatab. Apa sih yang menjadi keistimewaan seorang Umar hingga dia dijamin Rasulullah masuk surga sementara dia masih hidup di dunia saat ada Rasulullah. Ikuti penjelasan berikut ini.
Umar bin Khatab lahir di Makkah tahun 584 Masehi dan wafat di Madinah pada tanggal 3 November 644 M (umur 60–61) (Dzulhijjah 23 H/Muharram 24 H). Nama lengkapnya Umar bin Al-Khatthab bin Nufail bin Adi bin ‘Abdul Uzza bin Riyah bin ‘Abdullah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luai, Abu Hafsh Al-‘Adawi. Nama kunnyah nya Abu Hafshah, karena anak pertamanya yang berkelamin perempuan.
Beliau berasal dari suku Quraisy (Bani 'Adi), nama ayahnya Khattab bin Nufail dan ibunya Hantamah binti Hisyam bin al-Mughirah. Ibunya adalah saudari tua dari Abu Jahal bin Hisyam.
Ia adalah seseorang yang berperawakan tinggi, kepala bagian depannya botak, mampu bekerja dengan kedua tangannya secara seimbang, matanya hitam, dan berkulit kuning. Ada pula yang mengatakan kulitnya putih hingga kemerah-merahan. Giginya putih bersih dan mengkilat. Selalu mewarnai janggutnya dan merapikan rambutnya dengan inai (daun pacar) (Thabaqat Ibnu Saad, 3:324).
Istri Umar ada 7 orang diantaranya:
1. Zainab binti Mathghun
2. Mulaikah (Ummu Kultsum) binti Jarwal
3. Qaribah binti Abu 'Umayyah
4. Jamilah binti Ashim
5. 'Atikah binti Zaid
6. Ummu Hakim binti al-Harits
7. Ummu Kultsum binti Ali bin Abi Thalib.
Dari ke 7 istri tersebut Umar diberi 13 orang anak, 9 laki-laki dan 4 perempuan yang salah satu anak perempuannya bernama Hafshah binti Umar adalah istri Rasulullah shalallahu alaihi wassalam.
Anak Laki-laki:
1. Zaid al Akbar
2. Zaid al Ashghar
3. Ashim
4. Abdullah
5. Abdurrahman al Akbar
6. Abdurrahman al Ausath
7. Abdurrahman al Ashghar
8. Ubaidullah
9. Iyadh
Anak Perempuan:
1. Hafshah
2. Ruqayyah
3. Zainab
4. Fathimah
Beliau adalah khalifah kedua yang berkuasa selama 10 tahun 6 bulan 3 hari. Dari 23 Jumadil Akhir 13 H bertepatan 634 Masehi sampai dengan 26 Dulhijjah 23 H bertepatan 644 masehi. Dia mengambil alih kekhalifahan Islam setelah kematian Abu Bakar Ash-Shiddiq pada tanggal 23 Agustus 634 M bertepatan dengan tanggal dua puluh dua Jumadil Akhir tahun 13 H.
Umar merupakan salah satu sahabat utama Nabi Muhammad dan juga merupakan ayah dari Hafshah, istri Nabi Muhammad. Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Nabi Muhammad yaitu Al-Faruq yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Namun di sisi lain, 'Umar cenderung dipandang negatif dalam perspektif Syi'ah.
Pada masa kepemimpinannya, kekhalifahan menjadi salah satu kekuatan besar baru di wilayah Timur Tengah. Selain menaklukan Kekaisaran Sasaniyah yang sudah melemah hanya dalam kurun waktu dua tahun (642–644), 'Umar berhasil mengambil alih kepemimpinan dua pertiga wilayah Kekaisaran Romawi Timur.
Berikut beberapa keistimewaan Umar yang membuatnya dijamin masuk surga:
1. Mendapat hidayah dari doa Rasulullah
Ketika belum memeluk islam, Umar terkenal sebagai musuh yang patut diperhitungkan karena ia pernah menjadi pemimpin yang menyakiti umat muslim hingga Allah memberinya hidayah atas doa Rasulullah berikut
Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa,
« اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ بِأَحَبِّ هَذَيْنِ الرَّجُلَيْنِ إِلَيْكَ بِأَبِى جَهْلٍ أَوْ بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ ». قَالَ وَكَانَ أَحَبَّهُمَا إِلَيْهِ عُمَرُ
“Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang yang lebih Engkau cintai dari kedua laki-laki ini: Abu Jahal atau Umar bin Al-Khaththab.” Sang perawi mengatakan, ternyata yang lebih dicintai oleh Allah adalah Umar. (HR. Tirmidzi, no. 3681; Ahmad, 2:95. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Hidayah Allah kepada manusia membawanya menjadi sesorang yang bertaubat dengan sungguh sungguh dan berjanji untuk menghindari maksiat.
2. Bertaubat yang sesungguhnya
Umar menangis ketika mendengar surat Thaha, hatinya luluh lantak dan bersujud sembari menangis agar diampuni dosanya dan berjanji akan menjadi pembela islam sepanjang sisa hidupnya.
Dari Al Baihaqi, beliau mengatakan: "Bahwasanya sanad tentang Islamnya Umar karena membaca surat Thoha, ini ada penguat2nya sehingga hadistnya menjadi hasan dan dihasankan oleh Az-Zaila'i dan juga dihasankan oleh Al-Aini". Untuk lebih jelasnya kisah masuk islamnya Umar bisa dilihat disini: Link
Umar sebelum memeluk islam pernah memiliki kebiasaan minum Khamr (Alkohol) dan ia bertaubat dengan sungguh sungguh serta tidak pernah lagi menyentuhnya setelah masuk islam. Kesungguhannya bertaubat menjadikannya salah seorang yang mulia di sisi Allah.
3. Pertama kali menampakkan Islam
“Yang pertama kali menampakkan islam terang terangan adalah Umar bin Khattab”. (Riwayat Ibnu Abbas). Pada masa perjuangan Rasulullah, islam memang disebarkan secara sembunyi karena banyaknya pertentangan dari orang orang musyrik, Umar lah yang secara berani menampakkan islam di Makkah dan tidak takut dalam menghadapi ancaman orang orang kafir.
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
مَا زِلْنَا أَعِزَّةً مُنْذُ أَسْلَمَ عُمَرُ
“Kami terus merasakan harga diri yang tinggi semenjak Umar masuk Islam.” (HR. Bukhari, no. 3863)
4. Benar akan perkataannya
Beberapa kali Umar punya ide, disepakati oleh Al-Qur'an. Sampai-sampai Al Imam Suyuti rahimahullah mengumpulkan riwayat2 yang dimana ide Umar disepakati oleh Allah dengan diturunkan beberapa ayat Al Qur'an kurang lebih sekitar 20 ayat.
Tak heran jika Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam pernah bersabda:
إن الله جعل الحق على لسان عمر و قلبه
"Sesungguhnya Allah telah menjadikan kebenaran (al-haq) melalui lisan Umar dan hatinya." (HR Imam At-Tirmidzi dan Ibn Umar)
Umar pernah berpendapat bahwa makam Ibrahim akan dijadikan sebagai tempat shalat, lalu turun ayat “Dan jadikanlah makam Ibrahim sebagai tempat shalat”. (QS Al Baqarah : 125). Umar juga pernah berpendapat mengenai kecemburuan istri istri Rasulullah yang berlebihan dan ia berkata pada istri istri Nabi “Jika Nabi menceraikan kalian semoga Allah mengganti dengan istri istri yang lebih baik”.
Setelah itu turunlah ayat pada QS At Tahrim: 5 yang berisi tentang hal tersebut. Dapat disimpulkan bahwa Umar diberi rezeki oleh Allah berupa petunjuk dan ketepatan dalam berpendapat sehingga memilki kelurusan dalam lisan dan hatinya.
Umar juga pernah memberi masukan kepada Nabi agar istrinya pakai hijab, agar tidak dikenal oleh orang2, Khawatir ada yang mengganggu. Maka Allah turunkan ayat Hijab.
5. Giat menuntut ilmu agama
Umar begitu semangat menuntut ilmu sampai Imam Bukhori membuat bab-bab tentang,"Ganti-gantian menuntut Ilmu."
Umar bergantian dengan tetangganya menuntut ilmu. Hari ini Umar menuntut ilmu, tetangganya bekerja, besoknya sebaliknya. Nanti bada Isya mereka saling berbagi ilmu tersebut.
Sampai-sampai saking kuatnya ilmu Umar bin Khattab, Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam berkata dalam hadits shahih dar Imam Tirmidzi ini:
حَدَّثَنَا سَلَمَةُ بْنُ شَبِيبٍ، حَدَّثَنَا الْمُقْرِئُ، عَنْ حَيْوَةَ بْنِ شُرَيْحٍ، عَنْ بَكْرِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ مِشْرَحِ بْنِ هَاعَانَ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ: " لَوْ كَانَ بَعْدِي نَبِيٌّ لَكَانَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ "
Telah menceritakan kepada kami Salamah bin Syabiib : Telah menceritakan kepada kami Al-Muqri’, dari Haiwah bin Syuraih, dari Bakr bin ‘Amru, dari Misyrah bin Haa’aan, dari ‘Uqbah bin ‘Aamir, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Seandainya setelahku ada nabi, niscaya ia adalah ‘Umar bin Al-Khaththaab” [HR Imam At-Tirmidzi , No. 3686].
6. Agamanya kuat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Umatku yang paling penyayang adalah Abu Bakar dan yang paling tegas dalam menegakkan agama Allah adalah Umar.” (HR. Tirmidzi dalam al-Manaqib, hadits no. 3791)
Bagaimana Kuatnya Agama Umar bin Khattab radhiallahu'anhu dalam satu hadist:
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبُو أُمَامَةَ بْنُ سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ رَأَيْتُ النَّاسَ عُرِضُوا عَلَيَّ وَعَلَيْهِمْ قُمُصٌ فَمِنْهَا مَا يَبْلُغُ الثَّدْيَ وَمِنْهَا مَا يَبْلُغُ دُونَ ذَلِكَ وَعُرِضَ عَلَيَّ عُمَرُ وَعَلَيْهِ قَمِيصٌ اجْتَرَّهُ قَالُوا فَمَا أَوَّلْتَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الدِّينَ
Telah bercerita kepada kami Yahya bin Bukair telah bercerita kepada kami Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab berkata, telah mengabarkan kepadaku Abu Umamah bin Sahal bin Hunaif dari Abu Sa'id Al Khudriy radliallahu 'anhu berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika tidur, aku bermimpi melihat orang-orang dihadapkan kepadaku. Mereka mengenakan baju, diantaranya ada yang sampai kepada buah dada dan ada yang kurang dari itu. Dan dihadapkan pula kepadaku 'Umar bin Al Khaththab juga dengan mengenakan baju menyeretnya. Para shahabat bertanya; Apa maksudnya hal demikian, wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Itulah Ad-Din (agama)." (Hadits riwayat Imam Bukhari No. 43.186/3415.)
Saking kuatnya agama umar, setanpun takut menggoda Umar. Nabi pernah bersabda:
والـذي نفسي بيده ما لقيك الشيطان سالكا فجّا إلا سلك فجا غير فجك
“Demi yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah setan menjumpaimu ketika menempuh satu jalan, kecuali pasti mengambil jalan lain yang tidak engkau lalui” [HR.Bukhari].
Setan takut dengan Umar, ini menunjukkan bagaimana kuatnya agama Umar bin Khattab radhiallahu'anhu. Dari Aisyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إن الشيطان يفرق من عمر بن الخطاب
“Sesungguhnya setan lari ketakutan jika bertemu Umar.” (HR. Ibnu ‘Asakir dari ‘Aisyah)
Hadits dhoif (lemah) seputar amirul mukminin Umar bin Khattab
Pada artikel ini penulis juga ingin menjelaskan beberapa hadits dhoif yang menceritakan tentang amirul mukminin Umar bin Khattab, agar sobat semua tidak salah dalam menuntut ilmu, diantaranya:
1. Mengubur hidup-hidup anaknya
Tentu sobat blogger pernah mendengar cerita tentang Umar bin khattab ketika masih jahiliyah, dia pernah menangis dan tertawa.
- Menangis karena dia ingat dia pernah membunuh anak perempuannya hidup-hidup, sehingga kalau dia ingat dia menangis.
- Tertawa karena dia ingat dia pernah membuat patung tuhan dari adonan roti, kalau dia lapar dia makan patung tersebut.
Sungguh cerita tersebut tidak ada riwayatnya. Di zaman jahiliyah Umar punya anak perempuan yang namanya Hafsah (istri Nabi shalallahu 'alaihi wasallam) yang lahir sejak zaman jahiliyah sementara ketiga anak perempuan lainnya lahir setelah Umar mendapat hidayah. Kalau seandainya Umar mengikuti adat jahiliyah membunuh anak perempuan hidup2, tentu Hafsah sudah beliau bunuh.
Adapun kebiasaan orang jahiliyah membunuh anak perempuan hidup-hidup itu bukan disepakati oleh seluruh suku Arab ketika itu. Sebagian suku melakukannya, adapun Umar beliau tidak melakukannya.
Jadi kisah yang menceritakan bahwa Umar pernah membunuh anak perempuannya hidup-hidup adalah kisah yang tidak ada sanadnya, sehingga tidak perlu disebutkan.
2. Sifat istrinya yang suka marah-marah
Selanjutnya saya yakin sobat semua pernah membaca cerita yang mengkisahkan bahwasanya seorang lelaki mendatangi ‘Umar untuk mengadu tentang perangai istrinya, lalu lelaki itu berdiri di depan pintu rumah ‘Umar dan mendengar suara omelan istri ‘Umar kepada ‘Umar. ‘Umar sendiri diam tak bersuara, tak membalas omelan istrinya itu.
Setelah ditelusuri sanad cerita ini ternyata tidak jelas asalnya dari mana, dan tidak pula didapati seorang pun dari ulama hadits yang membicarakan hadits ini.
Kisah ini hanya disebutkan oleh Syaikh Sulaiman bin Muhammad al-Bujairami, ahli fikih mazhab asy-Syafi’i, di kitab Hasyiyah ‘ala Syarh al-Minhaj (3/441-442) sebagaimana disebutkan juga oleh Abu al-Laits as-Samarqandi, ahli fikih mazhab al-Hanafi, di kitab Tanbih al-Ghafilin (halaman 518), demikian juga Ibn Hajar al-Haitami di kitab az-Zawajir (2/80).
Akan tetapi tak seorang pun dari ketiganya yang menyebutkan sanad bagi kisah tersebut, bahkan mereka mengemukakannya dengan shighah at-tamridh yang menunjukkan kelemahan riwayat seperti, “Dzukira anna rajulan (disebutkan bahwa seorang lelaki)," atau, “Ruwiya anna rajulan (diriwayatkan bahwa seorang lelaki)," dan penyebutan (shighah tamridh). Hal ini mengindikasikan bahwa kisah tersebut tidaklah sahih, dan ini dikuatkan pula oleh hal-hal berikut:
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan:
“Kami katakan kepada istri (yang berbuat seperti itu) bahwa meninggikan suara kepada suaminya itu merupakan perangai yang buruk. Suami adalah penanggung jawab dan pemimpin baginya maka sudah selayaknya untuk dihormati dan diajak berkomunikasi dengan budi bahasa yang baik karena hal itu lebih memungkinkan untuk mencapai kerukunan dan kecintaan di antara pasangan suami istri."
Sementara kita ketahui bahwa perempuan di zaman Rasulullah dulu sangat takut kepada Umar. Hal tersebut sangat bertentangan dengan cerita yang menyatakan bahwa istri Umar memarahi umar sementara Beliau hanya terdiam tidak membalas omelan istrinya.
Dari Sa’ad bin Abu Waqqash –radhiyallahu ‘anhu- dia berkata:
‘Umar meminta izin masuk kepada Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saat itu di rumah Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- ada beberapa perempuan Quraisy yang sedang berbincang-bincang lama dengan beliau seraya mengangkat suara mereka.
Ketika mengetahui ‘Umar meminta izin untuk masuk, para perempuan itu terdiam dan bergegas-gegas untuk berhijab. Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- mengizinkan ‘Umar masuk. Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- tertawa, lalu ‘Umar berkata, “Semoga Allah senantiasa membahagiakanmu, wahai Rasulullah."
Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Aku heran dengan para perempuan yang ada di sini, ketika mendengar suaramu, mereka langsung saja berhijab."
‘Umar berkata, “Wahai Rasulullah, engkaulah yang lebih patut untuk mereka segani." Kemudian ‘Umar berkata (kepada para perempuan itu), “Wahai musuh-musuh bagi jiwa-jiwa kalian sendiri! Kenapa kalian takut kepadaku tapi tak takut kepada Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam!"
Para perempuan itu berkata, “Iya! Karena kamu lebih galak dan lebih kasar daripada Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam."
Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- pun bersabda, “Wahai Ibn al-Khaththab, demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya. Tidaklah setan mendapatimu melalui satu jalan kecuali dia akan mengambil jalan yang berbeda dengan jalan yang kaulalui." (HR. al-Bukhari 3120 dan Muslim 2397)
Demikianlah di antara keistimewaan Umar bin al-Khattab yang secara langsung diucapkan dan dilegitimasi oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga Allah meridhai Umar bin al-Khattab. Dan jangan tertipu dengan cerita yang tidak ada sanadnya dengan jelas seputar kehidupan amirul mukminin Umar bin Khattab.
Wassalam,
DK
Sumber:
No comments:
Post a Comment