“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Thursday, August 18, 2016

History Kemerdekaan Indonesia


Buat sobat yang belum paham tentang sejarah Kemerdekaan Indonesia, sebelum jauh memahami tentang sejarah negara orang lain, ISIS, Kerajaan Romawi, Persia atau lainnya, ada baiknya menyimak ringkasan tentang perjalanan Kemerdekaan Negara kita Republik Indonesia tercinta ini.

Penjajahan Portugis (1511-1574)
Pada awal abad 16, bangsa Portugis tiba di Indonesia. Bangsa portugis adalah bangsa yang pertama kami menguasai malaka, bangsa rival spanyol tersebut berhasil tiba di malaka pada tahun 1509, dan menguasai malaka pada 10 Agustus 1511 yang komplotannya dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque.

Pada tahun 1533, Sultan Ternate menyerukan kepada seluruh rakyat Maluku untuk mengusir Portugis di Maluku. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Hairun dapat kembali melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun dapat diperdaya oleh Portugis hingga akhirnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede. Selanjutnya dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1574. Portugis diusir yang kemudian bermukim di Pulau Timor.

Pada waktu itu ada permintaan besar di Eropa terhadap rempah-rempah seperti pala, jahe, kayu manis, dan cengkeh. Keuntungan besar dapat diperoleh dengan mengangkut rempah-rempah itu ke Eropa untuk dijual. Karena itu, Portugis bertekad untuk menguasai Maluku, sumber utama rempah-rempah. Pada tahun 1511, mereka mengepung Malaka, pelabuhan penting. Mereka juga mengepung Maluku. Namun pada abad ke-17, Portugis kehilangan posisi mereka karena dikalahkan Belanda.


Penjajahan Spanyol (1521-1646)
Tahun 1521 Spanyol mendarat di Sulawesi Utara dan tahun 1522 Spanyol memulai kolonisasi di Sulawesi Utara 1560 Spanyol mendirikan pos di Manado. Minahasa memegang peranan sebagai lumbung beras bagi Spanyol ketika melakukan usaha penguasaan total terhadap Filipina.

Pada tahun 1550 Spanyol telah mendirikan benteng di Wenang dengan cara menipu Kepala Walak Lolong Lasut menggunakan kulit sapi dari Benggala India yang dibawa Portugis ke Minahasa. Tanah seluas kulit sapi yang dimaksud spanyol adalah tanah seluas tali yang dibuat dari kulit sapi itu. Spanyol kemudian menggunakan orang Mongodouw untuk menduduki benteng Portugis di Amurang pada tahun 1550-an sehingga akhirnya Spanyol dapat menduduki Minahasa.

Tahun 1646 Spanyol di usir dari Minahasa dan Sulawesi Utara. Tahun selanjutnya Spanyol masih mencoba memengaruhi kerajaan sekitar untuk merebut kembali Minahasa tapi gagal, terakhir dengan mendukung Bolaang Mongondow yang berakhir tahun 1692.


Penjajahan Belanda (1595-1811)
Armada pertama Belanda berlayar dari Belanda pada 1595 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Pada tahun 1602, Perusahan Hindia Timur Belanda (Dutch East India Company) atau lebih popular dengan nama Kompeni, didirikan untuk mengontrol perdagangan dengan Indonesia.  Pada 1619 Kompeni menguasai Batavia. Pada 1641 mereka menguasai Malaka.

Selama abad ke-17 Belanda secara bertahap memperluas kekuasaan mereka di Jawa dan Maluku. Namun mereka memiliki sedikit pengaruh di seluruh Indonesia. Selama abad ke-18, Kompeni terlilit hutang. Akhirnya pada 1799 pemerintah Belanda mengambil alih wilayah yang dikuasai Kompeni tersebut.

Belandapun akhirnya hengkang dari Indonesia disaat Bangsa Inggris mengalahkannya tahun 1811. Dan saat itu Indonesia dijajah Inggris.


Penjajahan Inggris (1806-1816)
Pada 1806, Inggris  dan Belanda terlibat dalam perang. Pada 1811, Inggris di bawah Lord Minto berlayar ke Batavia. Inggris segera mengambil semua milik Belanda di Indonesia.

Perbudakan dihapuskan oleh Inggris dan mereka juga membagi negara menjadi beberapa daerah yang disebut karesidenan untuk menetapkan wilayah administrasi. Namun, pada 1816 Inggris menyerahkan Indonesia kembali ke Belanda.

Kekuasaan inggris di Indonesia berakhir pada tahun 1814 setelah terjadi Konvensi London antara Inggris dan Belanda dikarenakan Napoleon Bonaparte berhasil dikalahkan dalam pertempuran di Leipzig dan kemudian tertangkap. Isi dari konvensi London tersebut adalah bahwasanya inggris diharuskan mengembalikan semua wilayah jajahan Belanda yang telah dikuasainya. Inggris menyerahkan kekuasaan kepada Belanda pada tahun 1816 dan pada akhirnya wilayah Nusantara-Indonesia kembali dikuasai oleh pemerintahan Belanda.


Belanda datang kembali (1816-1942)
Banyak orang Indonesia yang menolak kembalinya Belanda. Namun Belanda akhirnya mengalahkan mereka dan merebut kembali kekuasaanya.

Kapal Perang VOC
Pada tahun 1825, perang besar berkecambuk di Jawa Tengah, dan Belanda menghadapi kesulitan untuk menghentikan perang ini, sehingga Belanda harus menghabiskan banyak biaya untuk menghadapi perang ini. Perang ini dipimpin oleh Pangeran Diponegoro. Namun perang berakhir dengan kemenangan Belanda pada tahun 1830 melalui diplomasi Belanda yang licik dan penuh muslihat. Diponegoro diasingkan dan meninggal pada tahun 1855.

Selanjutnya, pada abad ke-19 Belanda memperpanjang kendali mereka atas bagian lain di Indonesia. Pada 1825, mereka merebut Palembang di Sumatera. Mereka juga berperang dengan Bali pada tahun 1848, 1849,1858, dan 1868. Namun Bali baru bisa ditaklukan pada 1906. Pada 1873, Belanda berperang dengan Aceh. Perang berlangsung sampai 1908. Sementara itu, pada 1894 Belanda menguasai Lombok, dan pada tahun 1905 menguasai Seluruh Sulawesi.

Sementara itu, Belanda tanpa malu-malu mengeksploitasi orang Indonesia. Pada tahun 1803, Belanda menerapkan Kultuurstelsel, yakni petani Indonesia dipaksa untuk menyisihkan 20% dari lahan mereka untuk menanam tanaman untuk diekspor. Mereka hanya dibayar dengan jumlah yang sangat sedikit oleh pemerintah Belanda.

Orang Indonesia dipaksa menanam kopi, nila, teh, lada, kayu manis, dan gula. Akibatnya, produksi beras menjadi berkurang. Pada tahun 1870, Belanda beralih ke sistem pasar bebas. Monopoli pemerintah Belanda pada gula dan komoditas lainnya telah berakhir. Perkebunan-perkebunan swasta dibuat. Namun keadaan orang Indonesia tidak menjadi lebih baik, karena mereka hanya bekerja sebagai kuli di perkebunan pasar.

Pada awal abad 20, Belanda memutuskan untuk memperlakukan orang Indonesia dengan lebih adil. Mereka memperkenalkan apa yang mereka sebut sebagai politik etis. Belanda membangun sekolah dan mengeluarkan dana untuk perawatan kesehatan, sanitasi, dan irigasi. Namun politik etis ini tidak banyak berpengaruh pada kehidupan sebagian besar rakyat Indonesia.

Namun setidaknya, beberapa orang Indonesia mengenyam pendidikan tinggi dan mengenal ide-ide Barat seperti liberalisme dan sosialisme. Akibatnya, di awal abad 20, gerakan-gerakan nasionalis bermunsulan di Indonesia. Mereka mulai meneriakkan kemerdekaan.

Belanda pada akhirnya hengkang dari Indonesia setelah menyerah dari Jepang di tahun 1942.

Penjajahan Jepang (1942-1945)
Pada tahun 1940, Jerman menduduki Belanda, dan pada tahun 1942, Jepang menyerbu Indonesia. Pasukan Belanda yang terakhir menyerah pada tanggal 9 Maret 1942. Pada awalnya, orang Indonesia menyambut kedatangan Jepang sebagai pembebas. Namun mereka menjadi sangat kecewa. Orang Jepang ternyata lebih brutal dan kejam, mereka mengeksploitasi sumber daya di Indonesia.
Romusha di Jaman Penjajahan Jepang
Namun, ketika Jepang kalah perang, setelah Amerika Serikat menjatuhkan Bom Atom di Kota Hiroshima dan Nagashaki, akibat dari serangan Jepang ke Pearl Harbor pada tanggal 7 Desember 1941, akhirnya Jepang bertekuk lutut kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Dan Jepang menyerah serta menarik semua pasukannya pada tanggal 15 Agustus 1945.


Indonesia Merdeka (1945)

Kaum nasionalis Indonesia muda bertekad untuk memproklamasikan kemerdekaan negara sebelum Belanda datang kembali. Sekelompok dari mereka menculik dua pemimpin nasionalis Soekarno dan Hatta untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Sukarno mengumumkan kemerdekaan Indonesia. Dia menjadi presiden pertama dan Hatta menjadi wakil presiden.


Perjanjian Linggarjati (1946)
Namun Belanda tidak bersedia begitu saja membiarkan Indonesia memperoleh kemerdekaan. Setelah kemerdekaan, mula-mula pasukan Inggris mendarat di Indonesia. Mereka mencoba untuk tetap netral meskipun ada bentrokan bersenjata antara Inggris dan Indonesia. Pada bulan November 1946, Inggris meninggalkan Indonesia, dan Belanda kembali mendaratkan tentaranya di Indonesia.

Pada tanggal 15 November 1946 pihak Indonesia dan Belanda menandatangani perjanjian Linggarjati dekat Cirebon yang pokok pokoknya sebagai berikut:
  1. Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatra, Jawa dan Madura. Belanda harus meninggalkan wilayah de facto paling lambat 1 Januari 1949.
  2. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat yang salah satu bagiannya adalah Republik Indonesia.
  3. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

Agresi Militer Belanda Pertama (1947)
Pada tanggal 27 Mei 1947, Belanda mengirimkan Nota Ultimatum, yang harus dijawab dalam 14 hari, yang berisi:
  1. Membentuk pemerintahan ad interim bersama;
  2. Mengeluarkan uang bersama dan mendirikan lembaga devisa bersama;
  3. Republik Indonesia harus mengirimkan beras untuk rakyat di daerahdaerah yang diduduki Belanda;
  4. Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban bersama, termasuk daerah daerah Republik yang memerlukan bantuan Belanda (gendarmerie bersama); dan
  5. Menyelenggarakan penilikan bersama atas impor dan ekspor
Perdana Menteri Sjahrir menyatakan kesediaan untuk mengakui kedaulatan Belanda selama masa peralihan, tetapi menolak gendarmerie bersama. Jawaban ini mendapatkan reaksi keras dari kalangan parpol-parpol di Republik.

Ketika jawaban yang memuaskan tidak kunjung tiba, Belanda terus "mengembalikan ketertiban" dengan "tindakan kepolisian". Pada tanggal 20 Juli 1947 tengah malam (tepatnya 21 Juli 1947) mulailah pihak Belanda melancarkan 'aksi polisionil' mereka yang pertama yang dikenal Agresi Militer I.


Perjanjian Renville (1948)
Karena Belanda kembali melaksanakan penyerangan, dimana saat itu Indonesia sudah 2 tahun merdeka, alhasil Belanda masih tidak mau mengakui kedaulatan Indonesia. Belanda dan Indonesia masih sering mengalami persoalan dan perselisihan. Oleh karena itu, untuk mendamaikan Indonesia dan Belanda, diadakanlah Perundingan Renville. Perundingan ini diusulkan oleh Dewan PBB dan KTN (Komisi Tiga Negara). KTN terdiri dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia.

Kapal perang Amerika Serikat USS Renville
Perundingan tersebut dimulai pada tanggal 8 Desember 1947. Perundingan Renville dilakukan di atas kapal perang Amerika Serikat yang bernama Renville (USS Renville) yang sedang berlabuh di Tanjung Priok, Jakarta.

Indonesia dan Belanda sama-sama mengirimkan delegasinya. Delegasi dari Indonesia adalah Ali Sostroamijoyo, Dr. Tjoa Sik Len, Moh. Roem, Haji Agus Salim, Narsun dan Ir. Juanda. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifudin. Sedangkan delegasi dari Belanda adalah Jhr. Van Vredeburgh, Dr. Soumukil, Pangeran Kartanagara, dan Zulkarnain. Mereka dipimpin oleh Kolonel KNIL Abdulkadir Widjojoatmodjo. Delegasi Belanda kebanyakan adalah orang Indonesia yang mendukung Belanda.

Akhirnya pada 7 Januari 1948, ditandatanganilah Perjanjian Renville di atas kapal USS Renvile. Isi Perjanjian Renville adalah:
  1. Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian wilayah Republik Indonesia.
  2. Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda.
  3. TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Agresi Militer Belanda Kedua (1948)
Agresi Militer II terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh lainnya.

Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan dibentuknya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.


Perjanjian Roem Royen (1949)
Akibat dari Agresi Militer II tersebut, pihak internasional melakukan tekanan kepada Belanda, terutama dari pihak Amerika Serikat yang mengancam akan menghentikan bantuannya kepada Belanda, akhirnya dengan terpaksa Belanda bersedia untuk kembali berunding dengan RI. Pada tanggal 7 Mei 1949, Republik Indonesia dan Belanda menyepakati Perjanjian Roem Royen. Namanya diambil dari kedua pemimpin delegasi, Mohammad Roem dan Herman van Roijen.

Susana Perjanjian Roem Royen di Hotel Des Indes, Jakarta. 
Hasil Perjanjian Room Royen ini adalah:
  1. Angkatan bersenjata Indonesia akan menghentikan semua aktivitas gerilya
  2. Pemerintah Republik Indonesia akan menghadiri Konferensi Meja Bundar
  3. Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta
  4. Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan membebaskan semua tawanan perang

Pada tanggal 22 Juni, sebuah pertemuan lain diadakan dan menghasilkan keputusan:
  1. Kedaulatan akan diserahkan kepada Indonesia secara utuh dan tanpa syarat sesuai perjanjian Renville pada 1948
  2. Belanda dan Indonesia akan mendirikan sebuah persekutuan dengan dasar sukarela dan persamaan hak
  3. Hindia Belanda akan menyerahkan semua hak, kekuasaan, dan kewajiban kepada Indonesia


Perjanjian Meja Bundar (1949)
Belanda mengahdapi kecaman keras dari berbagai kekuatan seperti Amerika Serikat dan mereka menyadari bahwa mereka tidak bisa memenangkan perang.
Suasana Konferensi Meja Bundar
Maka diadakanlah Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan Belanda yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda dari 23 Agustus hingga 2 November 1949. Yang menghasilkan kesepakatan:
  1. Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat.
  2. Irian Barat akan diselesaikan setahun setelah pengakuan kedaulatan.

Akhirnya pada tanggal 2 November 1949, Belanda sepakat untuk mengakui kemerdekaan Indonesia. Pasukan mereka menarik diri pada 27 Desember 1949.

Indonesia bebas dari penjajah selamanya
Kesimpulan
Dari history cerita diatas dapat penulis ambil benang merahnya dimana kemerdekaan negara kita itu kita peroleh semata karena pertolongan Allah. Allah coba kesabaran rakyat Indonesia dengan berbagai penderitaan yang sangat lama. Dan Allah pula yang membantu negara kita terbebas dari penjajah.

Pada zaman dahulu semua negara yang mempunyai kekuatan perang sudah tentu berlomba-lomba untuk memperluas daerah kekuasaan dan menguasai hasil bumi Indonesia.  Dimulai dari penjajahan yang dilakukan oleh Bangsa Portugis, dimana Portugis akhirnya hengkang dari bumi Indonesia tahun dikarnakan kekalahan dari Bangsa Spanyol dan Belanda.

Begitupun Spanyol hengkang karena kekalahan dari Bangsa Belanda yang sejak itu menguasai Indonesia. Disaat Belanda mulai mengeruk kekayaan bumi Indonesia Inggrispun tidak mau ketinggalan, saat itu terjadi peperangan antara Inggris dan Belanda yang dimenangkan oleh Inggris sehingga Inggris menguasai Indonesia.

Belanda akhirnya kembali datang menjajah Indonesia setelah berhasil mengalahkan Inggris yang saat itu Inggris dengan pemimpinnya Napoleon Bonaparte tertangkap. Setelah sekian lama Belanda menjajah, disaat Jepang mulai menguasai dunia akhirnya Jepang berhasil mengusir Belanda dari bumi Indonesia dan saat itu kita dijajah Jepang.

Jepangpun berkuasa sangat singkat sekitar 3 setengah tahun setelah Amerika Serikat dan sekutunya menjatuhkan Bom di kota Hiroshima dan Nagasaki Jepang yang membuat jepang menyerah kepada sekutu Amerika dan pergi meninggalkan Indonesia. Disaat kepergian Jepang itulah bangsa kita menyempatkan diri untuk memproklamirkan kemerdekaannya tepat tanggal 17 Agustus 1945.

Belanda rupanya belum mengakui akan kemerdekaan Indonesia, akan tetapi disaat Allah memberikan Rahmatnya kepada kita melalui bantuan dari Negara Amerika Serikat yang mengecem keras agresi militer Belanda ke Indonesia, dimana Amerika akan menghentikan pasokan bantuan ke Belanda jika terus menjajah Indonesia. Yang akhirnya tanggal 27 Desember 1949 Bumi kita tercinta terbebas dari semua penjajah.

Semoga bermanfaat,
DK

Sumber: