“Ka ’annahum yauma yarounaha, lam yalbashu illa, asyiyatan aw duhaha”.
(QS An Naziat Ayat 46)
Ama ba’du
Maasyirol muslimin Rakhimakumullah,
Dengan mengenal sesuatu, hal itu membuat kita mengetahui bagaimana sikap kita terhadap sesuatu. Ibarat seseorang yang akan membeli HP, sekarang ini HP ada yang asli, ada yang KW1, KW2, macam-macam. Ketika dia pegang HP dan dia tau HP ini asli, maka dia akan bayar berapapun harganya. Karna dia tau ini asli. Tapi ada orang yang tidak mengerti dibilang orang ini HP asli, dia bayar mahal, sesampai dirumah nangis dia, kenapa? Kena tipu, begitupula dengan kehidupan dunia ini. Tidak sedikit diantara hamba-hamba Allah yang bayar mahal untuk dunia yang akan dia tinggalkan.
Dari pagi kalau kita lihat, ada orang yang keluar rumah jam 6 pagi, pulang jam 6 sore untuk gaji 3 Juta rupiah. Ada yang gaji 10 juta dari pagi sampai sore. Setelah dia kumpulin semua, ternyata habis. Sebaliknya untuk akhirat, yang luasnya seluas langit dan bumi ini. Berapa jam dia berikan untuk akhirat?
Sehari dipanggil ke masjid, hayya ‘ala sholla, hayya ‘ala sholla, tetap duduk dirumah, tarlah sholat dirumah juga sah. Coba ada yang manggil dia untuk kerja. Sebagai contoh dia kerja dirumah digaji 1 juta, trus kedepan 500 meter dari depan rumahnya ada yang manggil untuk pindah kerja digaji 27 juta. Saya yakin akan meskipun merangkak dia akan usahakan untuk pindah kerja ke tempat tersebut. Tapi untuk akhirat, kita hampir tidak pernah memikirkan 27 itu derajat yang Allah berikan untuk yang sholat di masjid. Malah kita hanya mencukupkan untuk yang 1, mencukupkan diri dengan yang sedikit itu. Itu karna kita tidak tau dengan hakikat dunia.
Maasyirol muslimin Rakhimakumullah,
Hakikat yang Pertama yaitu: Dunia ini hanya sebuah permainan, kalau bahasanya anak muda sekarang “Game”. Dan yang namanya permainan itu pasti akan selesai. Kalau kita main game pasti ada ujungnya, atau kita main bola pasti ada akhirnya. Dan kita harus tau bahwa didunia ini adalah permainan.
Allah Subhanallahu Wata'ala berfirman: "Ketauhilah bahwa kehidupan dunia ini hanya permainandan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu, serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warna kuning kemudian menjadi hancur. Dan diakhirat nanti ada azab yang pedih dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Sesungguhnya Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenanyan yang menipu." (QS Al-Hadid ayat 20)
Kalau kita tau kehidupan ini hanya permainan, kenapa sampai ada yang saling bunuh-bunuhan, berebut dunia sampai membunuh saudaranya.
Hasan Al-Bashri Rakhimakumullah salah seorang tabi’in generasi setelah sahabat Rasulullah berkata: Aku sangat takjub kepada seseorang yang dia tidak menganggap cinta dunia itu sebagai dosa besar. Jadi Hasan Al Bashri berpendapat bahwa cinta dunia itu termasuk dosa yang sangat besar. Kenapa? Kita lihat dosa-dosa besar yang ada didunia ini, asalanya dari mana? Ya akibat dari cinta kepada dunia. Kita lihat pembunuhan yang terjadi, perampokan yang terjadi, pemerkosaan, korupsi, apa saja bahkan peperangan yang terjadi, asalnya dari mana? Semua akibat terlalu cinta dunia.
Hakikatnya dunia yang Kedua yaitu: semua yang ada di dunia itu tidak akan lama dan semua akan berakhir. Berapa lama kita didunia ini? Tatkala kita mati, kita akan dibangkitkan, kita akan diarahkan ke Padang masyhar, ada orang-orang yang masuk surga dan ada orang-orang yang masuk neraka. Allah menceritakan tentang orang-orang itu:
“Ka ’annahum yauma yarounaha, lam yalbashu illa, asyiyatan auduhaha”.
"Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal di dunia melainkan sebentar saja di waktu sore atau pagi hari." (QS An Naziat Ayat 46)
Kita lihat orangorang tua kita, yang umurnya sudah tua, tapi buat dia sebentar sekali kehidupan didunia ini.
Maasyirol muslimin Rakhimakumullah,
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam mengatakan: “a’maru umati baina sittina wasab’in” umur umatku antara 60-70.
“Wa aaquluhum man yajuuzu zalik”. dan sedikit orang yg bisa melampui umur tersebut” (HR. Ibnu Majah: 4236)
Bersukurlah kita karna masih ada beberapa orang diantara kita yang bisa mencapai umur 70 tersebut. Karna kata rasulullah: “Khoirunasi man thola umuruhu, wasaa’a amaluhu” Sebaik-baiknya manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya. Sebaliknya seburuk-buruknya manusia adalah yang panjang umurnya dan buruk amalnya. (HR. Ahmad; Tirmidzi)
Kata Rasulullah kehidupan di dunia ini tidak bakal lama, bahkan ketika beliau lagi tidur dirumahnya, lalu umar datang. Begitu terbangun sampai membekas tikar di punggungnya. Kalau kita terbalik yang membekas adalah dikasur, karna bekas tubuh kita. Umar bin Khattab begitu melihat itu menangis, ya Rasulullah orang-orang Romawi kaisar Persia tidur di atas kasur yang empuk, kenapa engkai seperti ini?
Rasul berkata: “maali waliddunya” apa urusanku sama dunia ini.
“Ma ana fiddunya illa kharotibin” Aku hidup didunia ini hanya seperti seorang pengendara
“istaghol latah tasajarotin, summaro awataroka”. Dipanas yang terik, berhenti sejenak dipohon untuk berteduh, setelah itu pergi meninggalkan.
Maasyirol muslimin Rakhimakumullah,
Hakikat Yang Ketiga, Dunia ini berputar tidak berhenti disatu kondisi. Maksudnya apa? Mungkin kita hari ini diatas besok bisa dibawah. Tidak ada dimuka bumi ini yang kesenangannya itu terus sampai mati. Tidak ada. Kita lihat orang yang tertawa dipagi hari, sore harinya dia menangis. Yang mungkin seminggu dia bersenang, minggu depannya dia bersedih. Itulah kehidupan dunia. Kebahagiaannya, kegembiraannya bercampur dengan kesedihan. Yang cantik apa masih terus cantik, disaat usia 60 sudah tidak cantik lagi. Yang tampanpun tidak selalu tampan pasti akan waktunya rambut memutih. Itulah hakikatnya dunia.
Hakikat Yang Keempat, Dunia ini nilainya sedikit. Kecil nilainya. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam dalam hadits riwayat Imam Muslim diceritakan Nabi masuk kepasar di Kota Madinah, berangkat dari suatu tempat yang tinggi bernama Awalli di Madinah itu. Beliau masuk kedalam pasar dan beliau melewati kambing kecil dengan cacat telinganya yang sudah mati di pinggir jalan. Beliau memberikan contoh kepada para sahabatnya, di pegangnyalah kuping bangkai kambing tersebut dan diangkatnya lalu berkata: siapa yang mau bangkai ini 1 dirham yang kalau dirupiahkan sekitar 50,000 rupiah? Para sahabat berkata, dikasih gratispun tidak mau ya Rasulullah. Kembali Rasulullah bertanya: mau ga’ ini jadi milik kalian? Kemudian para sahabat menjelaskan: Wahai Rasulullah, kalaupun kambing itu hidup, dia pasti cacat dan kitapun tidak mau bayarin. Apalagi dia sudah jadi bangkai, lebih tidak mau lagi.
Kemudian Rasulullah mengajarkan kita manusia tentang hakikat manusia. Dunia ini lebih rendah nilainya, lebih rendah harganya disisi Allah daripada kambing ini dimata kalian. Kalian saja tidak mau kambing ini, apalagi dunia dimata Allah Subhanallahu Wata'ala. Maka kita harus tau, itu hakikat yang tidak boleh kita lupakan.
Maasyirol muslimin Rakhimakumullah,
Hakikat Yang Kelima, Dunia ini adalah penjara. Dunia ini tempat pengasingan. Kita ini diasingkan didunia ini. Karna tempat asal kita dimana? Di surga Allah Subhanallahu Wata'ala. Dunia itu penjaranya orang yang beriman. Dan dunia itu surganya orang-orang kafir. Seorang mukmin bagaimanapun kayanya dia, bagaimanapun bahagia hidupnya dia di dunia ini, dia bagai hidup didalam penjara. Banyak aturan, ini haram, yang ini tidak boleh, subuh harus bangun sholat, lagi kerja saat panggilan sholat harus sholat. Itulah banyak aturannya bagi seorang mukmin dimuka bumi ini. Dibandingkan apa yang disediakan Allah bagi dia di surga, maka kebahagiaan yang dia rasakan dimuka bumi ini tidak ada artinya.
Sebaliknya orang kafir, bagaimanapun susahnya dia dimuka bumi ini, dibandingkan dengan azab Allah yang ada di Neraka, dia seperti berada di surga dimuka bumi ini.
Allah Subhanallahu Wata'ala berfirman: “wanada ashabunari ashabal jannah” orang-orang yang berada didalam neraka itu memanggil orang-orang yang berada di surga, “an afidu alaina minalmaa, aumimma rozaqoqumullah” mereka minta tolong kita ini dikasih air atau apalah yang kalian miliki yang dikasih oleh Allah.
Orang-orang yang ada disurga mengatakan “qolu inallaha aroma huma alal kafirin” Allah mengharamkan keduanya buat orang-orang kafir. Airpun di haramkan untuk orang-orang kafir.
Maka dibandingkan dengan di akhirat, orang-orang kafir didunia ini seperti berada di surga.
Nabi Adam AS diturunkan dimuka bumi ini, dan didunia ini kita saling bermusuhan dengan iblis dan anak buahnya. Kita dulunya penghuni surga, kemudian kita ditawan oleh iblis didalam dunia. Selama didunia yang ada adalah kesedihan, kebingungan, kegalauan sampai kita kembali kerumah asal kita yaitu surga. Sampai kita kembali ketempat asal kita baru kita akan tenang selamanya.
Maasyirol muslimin Rakhimakumullah,
Hakikat yang Keenam tentang dunia ini yaitu kita akan mati dan kita akan dibangkitkan. Jadi setelah kehidupan di dunia ini ada kebangkitan dan hisab. Allah Subhanallahu Wata'ala berfirman: “afahasibtum anama kholaqnakum abada, wa annakum ilaina daturja’un” Apakah kalian mengira kita menciptakan kalian sia-sia? “Fata’alallah malikul haq, laillahaillahu robbul musyi” Dan kalian tidak akan kembali kepada kita?
Kita harus tau, bahwa kita diciptakan tidak sia-sia, aka nada hari kebangkitan. Kalau kita melihat orang-orang yang dzolim, orang-orang yang mencuri, orang-orang perampok yang tidak tertangkap didunia ini, pembunuh-pembunuh yang kita melihat dia merajalela dimuka bumi ini, hampir tiap hari kita melihat pembunuhan. Apa kiranya mereka tidak akan menghadapi pengadilan? Sudah tentu akan ada. Akan ada hari kebangkitan yang banyak dijelaskan didalam Al Qur’an.
Kalau setelah mati selesai dan tidak ada hari kebangkitan, maka jalan keluar dari kesusahan atau masalah dunia itu apa? Bunuh diri. Kalau dengan mati selesai maka akan banyak orang-orang yang bunuh diri. Tapi Allah Subhanallahu Wata'ala berkata setelah mati akan ada hari kebangkitan, hari penghisaban dan ada hari pembalasan yang penuh azab.
Beberapa waktu yang lalu ada seorang pengusaha mati bunuh diri dengan melompat dari atas gedung di Jakarta, dia berfikir setelah mati selesai dan hutang saya selesai. Akan tetapi Allah maha Adil, urusan dia tidak selesai sampai disitu, Allah akan terus mengazabnya karna mati dengan cara seperti itu. Dan karna akan ada hari kebangkitan dan hari penghisaban. Maka disini kita harus berhati-hati dengan waktu dan umur yang diberikan oleh Allah Subhanallahu Wata'ala kepada kita.
Maasyirol muslimin Rakhimakumullah,
Sikap kita supaya bisa keluar dari dunia ini menghadapi hisab, apa? kIta tau dimana posisi kita, karena di hari pembagian raport, ketika sudah dibagikan raport-raport kepada kita, Allah mengatakan “yauma tu’rodu yauma idzin tu’rodu nala takfa minkum khofi’ah” pada hari itu akan dipaparkan semuanya tidak ada yang tersembunyi. “Faamaman utiya kitabahu, biyaminihi, fayakulu haa ukhro’u kitabiyah” adapau orang yang mendapatkan kitab dengan tangan kanannya maka dia berseru dengan mengatakan “ikhro’u kitabiyah” bacalah ini raportku.
“ini dzolamtu anni mulaqin hisabiyah” aku yakin memang akan bertemu dengan hitung-hitungan ini, aku yakin. “fahuwafiissyati rodiyah” maka orang ini yakin dengan adanya hisab, yakin bahwasannya semua yang diamalkan bakal di pertanggung jawabkan, dia berusaha untuk beramal. Maka sekarang bagaimana kita menyikapi dunia ini.
Adapaun orang yang dapat kitab dengan tangan kirinya, yang akan dia katakan apa? “yalaitani labuta kitabiyah, walaw adrima hisabiyah, yalaitaha kanatil khoti’ah” dia mengatakan andaikata aku tidak dapat kitab ini, dan aku tidak perlu tau dengan hisab ku, dan dia berharab kematian itu sebagai akhir dari segalanya. Tapi ternyata tidak.
Maasyirol muslimin Rakhimakumullah,
Maka bagaimana sikap kita terhadap dunia ini:
Yang Pertama: Jadila seperti perantau, orang yang merantau, orang yang lagi lewat ke satu kota, kemudian dia tinggalkan kota itu.
Rasullullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam mengatakan “Kun fiddunya kaanaka ghoriib, au a’bir sibiil” Jadilah kau didunia ini seperti orang asing yang lagi lewat di suatu tempat, ia merantau disana. Atau orang yang lagi melewati suatu kampung kemudian dia melewati kampung itu. Begitupun dengan dunia ini.
Seorang tenaga kerja TKI yang umpamanya dia kerja di Malaysia, dia akan mengirimkan uang yang ia dapatkan dengan bekerja disana, kemana? Ke Indonesia. Kenapa? Karna dia tau dia tidak bakal lama di Malaysia. Saya akan tinggalkan kota ini karna punya orang. Sementara kampung saya di Indonesia, maka di Indonesia yang harus di bangun.
Begitupun kita didunia ini, kampung kita sebenarnya dimana? Yaitu di akhirat. Kita paling banter 70-80 tahun di dunia ini. Maka apakah kita mau seperti orang-orang kaya yang hartanya ditinggal didunia ini. Seperti orang TKI yang sudah bangun rumah di Malaysia beli mobil begitu pulang ke Indonesia tidak punya apa-apa. Maka seharusnya tidak seperti itu. Kita punya rezeki yang pertama kita pikirkan saya akan bangun rumah. Dimana? Di Akhirat. Saya didunia ngontrak tidak apa-apa, sampai matipun ngontrak tidak apa yang penting sudah punya rumah yang tetap di akhirat.
Maasyirol muslimin Rakhimakumullah,
Sikap Yang Kedua: Jangan Rebutan. Sudah tau dunia ini ibarat bangkai kambing yang tidak ada harganya, kita malah rebutan.
Kata Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari: Ketika beliau dapat harta, kiriman dari Bahrain, yaitu zakat dari tanah di Bahrain yang dikirim ke Kota Madinah. Para sahabat pagi itu ramai menceritakan hal tersebut, maka Rasulullah mengatakan: “Demi Allah aku tidak takut kalian ini ditimpa kefakiran, yang Aku takutkan malah dunia ketika dibuka pintunya lebar-lebar, kemudian kalian berlomba-lomba rebutan. Karna kalau sudah rebutan yang ada saling hasat, saling iri, kemudian itu menghancurkan kalian, sebagaimana pernah menghancurkan orang-orang sebelum kalian”.
Sebagai contoh kita lihat orang-orang yang punya warung saat ini, biasanya saling hasat, saling iri, sikut sana-sikut sini, bahkan menggunakan cara-cara yang tidak syar’i seperti berangkat ke dukun agar usaha warungnya lancar.
Sikap Yang Ketiga: Jangan jadikan dunia sebagai ambisimu. Sudah tau dunia itu fana dan akan hilang, kenapa kita harus capek-capek. Dari pagi sampai sore, kita kerja untuk sesuatu yang akan kita tinggalkan.
Allah Subhanallahu Wata'ala berkata kepada kita: “Wala tu’jibka amwaluhu, wa awladuhum” Kau jangan merasa termangu melihat orang-orang kafir melihat hartanya, melihat rumah ataupun kerndaraannya yang mewah, “innama yuridullah ayyuazzibahum biha fiddunya” Allah akan mengazab mereka, dengan harta mereka di dunia. Kita melihat seakan-akan orang itu senang didunia, padahal itu azab buat mereka. “watazhabqo anfusuhu wahuda fi kafirin”. Mereka diazab dan mati dalam keadaan kafir. (QS: At Taubah 85)
Maasyirol muslimin Rakhimakumullah,
Jadi azab yang dimaksud dalam ayat ini adalah kegundahan, keresahan, kebingungan, karna orang yang menjadikan dunia ambisinya dia akan selalu bingung dan ketakutan di dalam kehidupannya. Dia tidak akan pernah merasa cukup.
Kita lihat apakah ada orang miskin yang ikut asuransi? rata-rata tidak ada. Lalu yang ikut asuransi siapa? Rata-rata orang yang punya duit milyaran. Orang miskin sakit dia tidak bingung, dikompres Alhamdulillah sembuh. Sebaliknya orang yang berduit diazab dengan dunianya, dia ketakutan kalau sakit dan dia mati, lalu siapa yang ngasih makan anaknya, dia takut kalau mobilnya lecet, makanya orang kaya yang punya asuransi karena dia selalu dihantui rasa takut.
Kemudian Sikap Yang Keempat: Jangan membuang-buang waktu. Kita tau waktu kita cuma sebentar dan kita tidak tau kapan selesainya waktu itu.
Khutbah Kedua
Maasyirol muslimin Rakhimakumullah,
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam memberikan wasiat kepada seorang sahabat: “iqhtanim khomsan qobla hamsin” manfaatkanlah lima hal ini sebelum datang lima hal selanjutnya.
1. “Tsababaka qobla haromik” Masa muda mu sebelum kau tua.
2. “Wasyihataka qobla syaqomik” Dan Masa sehatmu sebelum kau sakit.
3. “Waghinaka qobla faqrik” Dan kekayaanmu sebelum kau miskin.
4. “ Wafaroqhka qobla tsaqholak” Dan waktuluangmu sebelum kau sibuk.
5. “Wahayatika qobla mautik” Dan masa hidupmu sebelum kau mati.
Itu saja sikap yang harus kita lakukan untuk bisa melalui dunia ini. Selanjutkan kita serahkan kepada Allah agar hidup kita selalu diberikan hidayahnya. Aamieen. Ya Robbal 'Alamin.
Semoga bermanfaat,
Ded Lee