Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu,
Hai sobat blogger, kali ini penulis ingin berbagi ilmu tentang cara budidaya jamur tiram. Tentu sebagian sobat sudah banyak yang mengenal jamur tiram ini. Jamur tiram adalah jamur yang berbentuk cangkang tiram berwarna putih yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai makanan dari berbagai sayuran, oseng-oseng jamur, pepes jamur, ataupun di goreng crispy seperti kentang goreng. Lantas apa saja yang harus kita persiapkan untuk berbudidaya jamur tiram ini. Ikuti penjelasannya dibawah ini.
Pemahaman Umum
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus. Bagian tubuh yang berupa jaringan sel sambung menyambung berwarna putih disebut juga miselium, bagian inilah yang bisa dikonsumsi untuk dimakan.
Kandungan Gizi
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan bahan makanan bernutrisi dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori. Jamur ini memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, fosfor, besi, kalsium, karbohidrat, dan protein.
Berdasarkan penelitian Sunan Pongsamart, biochemistry, Faculty of Pharmaceutical Universitas Chulangkorn, jamur tiram mengandung protein, air, kalori, karbohidrat, dan sisanya berupa serat zat besi, kalsium, vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C.
Komposisi dan kandungan nutrisi setiap 100 gram jamur tiram adalah 367 kalori, 10,5-30,4 persen protein, 56,6 persen karbohidrat, 1,7-2,2 persen lemak, 0.20 mg thiamin, 4.7-4.9 mg riboflavin, 77,2 mg niacin, dan 314.0 mg kalsium. Kalori yang dikandung jamur ini adalah 100 kj/100 gram dengan 72 persen lemak tak jenuh. Kandungan seratnya mencapai 7,4- 24,6 persen.
Habitat Alami
Secara alami, jamur tiram Pleurotus ditemukan di hutan dibawah pohon berdaun lebar atau di bawah tanaman berkayu. Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak, di tempat terlindung miselium jamur akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang terang dengan cahaya matahari berlimpah. Miselium dan tubuh buahnya tumbuh dan berkembang baik pada suhu 26-30 °C.
Pada masa pertumbuhan misellium, jamur tiram sebaiknya ditempatkan dalam ruangan yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya rangsangan sinar. Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya badan dan tudung jamur tidak dapat tumbuh, oleh karena itu pada masa terbentuknya badan dan tudung jamur pada permukaan media harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran 60 - 70 %. Meskipun memerlukan cahaya, jamur tiram tidak boleh langsung terkena sinar matahari langsung, karena jamur akan mudah mengering dan layu.
Jamur tiram alam tumbuh di kulit pohon |
Dalam menggunakan media pertumbuhan, jerami yang baik untuk dibuat sebagai bahan media tanam adalah dari jenis jerami yang keras sebab jerami yang keras banyak mengandung selulosa yang merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah banyak disamping itu jerami yang keras membuat media tanaman tidak cepat habis.
Media yang terbuat dari campuran bahan-bahan tersebut perlu diatur kadar airnya. Kadar air diatur 60 - 65 % dengan menambah air bersih agar misellia jamur dapat tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik. Oleh sebab itu setiap hari media tanam harus di semprot air untuk menjaga tingkat kelembabannya.
Persiapan Ruangan (Kumbung)
Ruangan yang baik untuk jamur tiram adalah ruangan yang memiliki atap penutup agar tidak terkena sinar matahari langsung, bisa berupa paranet, jerami, daun lontar atau bangunan yang beratap genting yang terpenting adalah memiliki sirkulasi udara yang selalu mengalir. Jadi tidak boleh di ruangan tertutup rapat tanpa sirkulasi udara dan tidak boleh juga ruangan yang gelap pekat. Atap kumbung sebaiknya dihindarkan dari atap seng atau asbes, karena akan membuat ruangan panas yang berakibat jamur tidak tumbuh sehat karena mengundang panas dan darinase yang tinggi. Untuk menghemat biaya sebaiknya atap kumbung menggunakan paranet, karena habitat jamur di alam yaitu terlindung dari terik sinar matahari oleh dedaunan pohon, terkena hembusan angin semilir, dan terkena air hujan langsung. Kumbung sebaiknya menghadap utara-selatan, supaya tidak terkena cahaya matahari langsung.
Dinding kumbung biasanya dibuat dari anyaman bilik bambu agar sirkulasi udara tetap terjaga dengan masuknya angin semilir melalui bilik bambu tersebut. Namun, ada pula petani yang menggunakan tembok permanen. Kumbung juga harus memiliki jendela yang harus terbuka untuk sirkulasi udara. Pilihan kumbung disesuaikan dengan kebutuhan pembudidaya masing-masing. Kumbung nantinya akan diisi dengan baglog-baglog berisi miselium.
Susunan baglog |
Baglog disusun bertumpuk didalam kumbung dan usahakan kumbung diisi baglog dengan tidak terlalu rapat dan penuh, untuk menjaga supply oksigen pada setiap baglog terpenuhi. Karena apabila kumbung diisi dengan baglog yang terlalu padat, maka akan menghasilkan jamur dengan kualitas rendah.
Sterilisasi Media Tanam
Sebelum pembuatan baglog, bahan utama yaitu serbuk kayu sisa gergaji perlu di sterilisasi guna mencegah tumbuhnya jamur lain dan mikroorganisme penyebab kontaminasi di dalam baglog. Jadi sebelum serbuk kayu dicampur dengan media lain, serbu kayu dan dedak disterilisasi terlebih dahulu menggunakan oven selama 6-8 jam pada suhu 100°C.
Persiapan Baglog (Kantung Media)
Baglog adalah media utama pertumbuhan jamur tiram yang berbentuk silinder, dibungkus dengan plastik dan diberi lubang sebagai tempat tumbuh keluarnya jamur tiram. Bahan media baglog sangat menentukan pertumbuhan jamur yang berkualitas. Penulis sarankan bagi sobat pemula yang akan mencoba budidaya jamur tiram sebaiknya baglog tersebut beli langsung dari petani yang sudah menjual baglog siap tanam yang sudah diberi bibit jamur tiram. Sobat juga bisa membeli online baglog tersebut dengan harga bervariasi dari Rp. 3,000-5000 per kantung baglog. Akan tetapi buat sobat yang ingin tahu cara membuat baglog ikuti penjelasannya dibawah ini.
Perbandingan komposisi bahan baglog secara umum adalah 10:1:0.05 + air 50-60%.
Berikut bahan yang harus disiapkan:
1. Serbuk gergaji halus yang sudah di saring dan sterilisasi: 10Kg
2. Dedak halus (bekatul) yang sudah di sterilisasi: 1Kg
3. Kapur Kalsium karbonat (CaCo3): 0.05Kg (772gr)
4. Air bersih: 50-60% dari total berat bahan
5. Kantung plastik polybag transparan ukuran 17 x 30 atau 15 x 30
Bahan diatas bisa juga ditambahkan bahan lain seperti tepung jagung dengan komposisi sama seperti dedak (1Kg), akan tetapi kita perlu waspada dengan hama tikus apabila menambahkan bahan ini. Sebenarnya cukup dengan 3 bahan utama diatas juga sudah cukup untuk media baglog.
Cara pembuatan baglog:
1. Campurkan semua bahan dari no 1-4.
Pencampuran semua bahan |
2. Masukkan bahan yang sudah dicampur kedalam kantung plastik hingga penuh maksimal satu kantong seberat 1.8Kg.
3. Ikat baglog dengan tali hidup untuk mencegah penguapan saat proses fermentasi, selanjutnya baglog siap untuk dilakukan proses selanjutnya.
Ikat baglog dengan tali hidup |
Proses Fermentasi (Sterilisasi baglog)
Proses fermentasi adalah proses pelapukan atau pengomposan pada media selain itu juga bertujuan untuk sterilisasi baglog dari tumbuhnya jamur lain. Caranya cukup mudah, dengan cara mendiamkan media tanam yang sudah dibungkus plastik diatas selama 5-10 hari.
Dengan proses fermentasi ini ini, suhu di dalam media juga akan meningkat, hingga 70°C. Proses pemerataan media tanah dapat dilakukan dengan cara membolak-balikan material di semua sisi. Media tumbuh jamur sudah siap untuk digunakan jika warnanya sudah cukup hitam.
Selain cara permentasi diatas yang memerlukan waktu 5-10 hari, cara lain yang lebih cepat untuk sterilisasi baglog bisa dilakukan dengan cara memasukkan baglog ke dalam mesin pemanas/steamer atau autoclave dengan suhu 121°C selama 15 menit, atau bisa juga dengan cara mengukusnya di dalam drum dengan uap air yang dipanaskan dengan suhu 121°C selama 8-10 jam.
Proses Penanaman Bibit
Baglog yang sudah di fermentasi, selanjutnya siap kita tanami bibit jamur yang berkualitas. Sebenarnya tidak hanya jamur tiram, jamur konsumsi lainpun bisa di tanam di baglog yang sudah siap tanam tersebut. Secara Garis besar ini adalah gambaran pembiakan bibit pada budidaya jamur tiram:
Indukan (P) – (F0) – (F1) – (F2)
Huruf “F” dalam dunia genetika disebut dengan Filial. Filial adalah hasil turunan dari persilangan/perkawinan indukan “P” (Parental) yang berbeda jenis. Hasil turunan ini nantinya disebut dengan F0, F1, F2 dan seterusnya. Walaupun pada umumnya pembuatan bibit jamur tiram hanya sekedar ‘turunan’ tanpa persilangan, namun tetap saja kita bisa katakan bahwa hasil pembuatan bibit jamur tiram kita sebut sebagai F0, F1, F2, dst. Hal ini sebenarnya penyederhanaan hanya untuk mempermudah identifikasi hasil saja. Urutan pembiakan diatas juga menentukan harga dari hasil pembiakan tersebut, dan sudah tentu indukan (P) lebih mahal dibandingkan F0, F1 dan F2.
Jenis dan harga jamur tiram berdasarkan pembiakan |
Langkah penanaman bibit yaitu:
1. Masukkan bibit jamur merata pada bagian sisi atas ujung media yang sudah dikantung plastik
Pemberian bibit |
2. Beri cincin plastik pada ujung plastik pada ujung plastik. Cincin baglog bisa terbuat dari plastik paralon 1" atau bambu.
Pemasangan cincin baglog |
3. Beri kertas pada lubang cincin plastik yang sudah dipasang, lalu ikat dengan karet gelang.
Penutupan cincin baglog |
4. Baglog yang sudah diisi bibit jamur biarkan selama 1 bulan untuk masa inkubasi jamur hingga miselium memenuhi permukaan didalam plastik memutih rata.
Inkubasi baglog |
5. Setelah baglog sudah dipenuhi miselium yang sudah memutih semua maka buka ujung cincin baglog dengan cara menyobeknya agar jamur bisa tumbuh dari plastik yang di sobek tadi.
6. Setelah cincin baglog dibuka dalam waktu 3 hingga 7 hari maka jamur segera tumbuh dan bisa dipanen.
Jamur tiram siap panen setelah 3-7 hari |
Perawatan Jamur
Saat cincin baglog sudah di buka yang ditandai dengan miselium sudah memutih didalam baglog, maka saat itupun kita harus rajin menyemprot jamur dengan air. Lakukan penyemprotan pada bagian baglog yang di sobek minimal 1 kali (jam 12 siang) pada musim hujan dan 3-4 kali saat musim kemarau. Setelahnya, jamur akan terus bertumbuh besar sampai bisa dipanen.
Usia baglog selama satu siklus pertumbuhan kurang lebih selama 4 bulan hingga terlihat media di dalamnya menghitam baru baglog tidak dapat memproduksi jamur kembali. Baglog yang sudah tidak produktif tersebut bisa digunakan untuk pupuk organik maupun tempat pengembang biakkan cacing tanah.
Usahakan jangan sampai telat memanen jamur, karena apabila telat sehari maka jamur akan layu, busuk dan jatuh sendiri. Jamur yang terlambat di panen akan membusuk pada baglog dan membuat hama kumbang atau lalat buah bertelur pada jamur yang membusuk tadi sehingga telur lalat tersebut menjadi ulat yang akan memakan jamur-jamur yang ada.
Untuk mengatasi kumbang atau lalat yang memangsa jamur membusuk tadi, kita bisa buat jebakan dengan memberi lem pada botol plastik air mineral bekas pada sisi luarnya, letakkan botol plastik tersebut di sela-sela baglog sehingga lalat dan kumbang akan menempel pada botol jebakan tersebut.
Hama lain yang biasa menyerang jamur adalah semut dan laba-laba. Secara mekanis hama semut dan laba-laba dapat diatasi dengan membongkar sarangnya dan menyiramnya dengan minyak tanah. Sedangkan secara kimiawi hama tersebut dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida. Cara ini merupakan cara terakhir dan usahakan untuk menghindari penggunaan insektisida jika serangan tidak parah karena produk jamur merupakan produk organik.
Itu saja cara budidaya jamur tiram yang penulis bisa sampaikan, semoga bisa bermanfaat bagi para petani jamur tiram di seluruh dunia.
Wassalamualaikum,
DK
Narasumber:
No comments:
Post a Comment