“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Wednesday, December 15, 2021

Sahabat Rasulullah Yang Dijamin Masuk Surga


Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu,

Hai sobat blogger semua, tidak henti-hentinya penulis menyampaikan sesuatu yang semoga bisa menjadi inspirasi buat kita semua untuk mencontoh para sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wassalam yang sudah dijamin masuk surga. Penasaran dengan amalan apa yang membuat para sahabat tersebut bisa masuk surga? Ikuti penjelasannya dibawah ini:

Dari Sa’id bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَشَرَةٌ فِى الْجَنَّةِ أَبُو بَكْرٍ فِى الْجَنَّةِ وَعُمَرُ فِى الْجَنَّةِ وَعُثْمَانُ وَعَلِىٌّ وَالزُّبَيْرُ وَطَلْحَةُ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ وَأَبُو عُبَيْدَةَ وَسَعْدُ بْنُ أَبِى وَقَّاصٍ

“Ada sepuluh orang yang dijamin masuk surga: Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman, ‘Ali, Az-Zubair, Thalhah, ‘Abdurrahman (bin ‘Auf), Abu Ubaidah (bin Al-Jarrah), dan Sa’ad (bin Abi Waqqash).”

قَالَ فَعَدَّ هَؤُلاَءِ التِّسْعَةَ وَسَكَتَ عَنِ الْعَاشِرِ فَقَالَ الْقَوْمُ نَنْشُدُكَ اللَّهَ يَا أَبَا الأَعْوَرِ مَنِ الْعَاشِرُ قَالَ نَشَدْتُمُونِى بِاللَّهِ أَبُو الأَعْوَرِ فِى الْجَنَّةِ. قَالَ أَبُو عِيسَى أَبُو الأَعْوَرِ هُوَ سَعِيدُ بْنُ زَيْدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ نُفَيْلٍ. وَسَمِعْتُ مُحَمَّدًا يَقُولُ هُوَ أَصَحُّ مِنَ الْحَدِيثِ الأَوَّلِ.

Anak Sa’id berkata, “Kalau dihitung mereka tadi ada sembilan, lantas tidak disebutkan yang kesepuluh.” Orang-orang berkata, “Kami berdoa kepada Allah, wahai Abul A’war siapakah yang termasuk yang kesepuluh.” Sa’id (bin Zaid) berkata, “Kalian mohon berdoa kepada Allah untukku semoga termasuk yang kesepuluh tersebut yang berada di surga.” Abu ‘Isa berkata, “Abul A’war itu adalah Sa’id bin Zaid bin ‘Amr bin Nufail. Aku mendengar Muhammad sedang berkata bahwa hadits ini lebih sahih dari hadits pertama.” (HR. Tirmidzi, no. 3748. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih).

Dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَبُو بَكْرٍ فِى الْجَنَّةِ وَعُمَرُ فِى الْجَنَّةِ وَعُثْمَانُ فِى الْجَنَّةِ وَعَلِىٌّ فِى الْجَنَّةِ وَطَلْحَةُ فِى الْجَنَّةِ وَالزُّبَيْرُ فِى الْجَنَّةِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِى الْجَنَّةِ وَسَعْدٌ فِى الْجَنَّةِ وَسَعِيدٌ فِى الْجَنَّةِ وَأَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ فِى الْجَنَّةِ

“Abu Bakar di surga, ‘Umar di surga, ‘Utsman di surga, ‘Ali di surga, Thalhah di surga, Az-Zubair di surga, ‘Abdurrahman bin ‘Auf di surga, Sa’ad (bin Abi Waqqash) di surga, Sa’id (bin Zaid) di surga, Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah di surga.” (HR. Tirmidzi, no. 3747 dan Ahmad, 1:193. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih).

Dari hadits diatas bisa kita ketahui bahwa, sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wassalam yang sudah dijamin masuk surga sementara mereka masih hidup di zaman Rasulullah saat itu ada 10 orang. 

Untuk mengetahui apa saja keistimewaan dari amalan yang dikerjakan oleh kesepuluh sahabat Rasulullah ﷺ tersebut, sobat blogger bisa langsung klik link dibawah ini pada nama masing-masing sahabat tersebut.












Selain 10 sahabat tersebut diatas yang dijanjikan surga oleh Rasulullah ﷺ, masih ada sahabat lain yang dikatakan oleh Rasulullah masuk surga, diantaranya adalah:

1. Keluarga Yasir (Sumayyah, Yasir, Ammar)

‘Ammar yang dimaksud di sini adalah ‘Ammar bin Yasir bin ‘Amir Al-‘Anasi Abul Yaqzhan, bekas budak Bani Makhzum. Ia, ayah, dan ibunya masuk Islam pada masa awal. Lantas orang musyrik menyiksa mereka. Ketika itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati mereka dalam keadaan sedang disiksa di Makkah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صَبْرًا يَا آلَ يَاسِرٍ ، فَإِنَّ مَوْعِدَكُمُ الجَنَّةُ

“Bersabarlah wahai keluarga Yasir. Kalian telah dijaminkan surga.” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mutadrak. Hadits ini disahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Takhrij As-Sirah, hlm. 108. Hadits ini memiliki berbagai jalur yang menjadi penguat untuk mendukung kesahihannya. Lihat catatan kaki dalam Minhah Al-‘Allam fii Syarh Bulugh Al-Maram, 2:81).


2. Amr bin al-Jamuh

Ketika datang seruan jihad ke medan Uhud, Amr bin Jamuh tak mau dihalangi lagi. “Kalian telah melarangku ke perang badar, kali ini tak ada seorang pun yang boleh menghalangiku ke medan jihad.”

“Sesungguhnya Allah memberimu izin untuk tidak pergi berperang,” kata kaumnya membujuk agar ia tidak ikut.

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang, Amr ibn Jamuh mengadu. “Wahai Rasulullah, kaumku berusaha menahanku agar tidak berjihad bersamamu. Demi Allah, aku sangat berharap bisa menjejakkan kaki pincangku ini di surga.”

“Sesungguhnya Allah telah memaklumimu dan kau tidak wajib berjihad,” sabda Rasulullah kepada Amr bin Jamuh. Kemudian beliau berpaling kepada kaum Bani Salamah dan bersabda, “Kalian tidak berdosa jika tidak dapat mencegahnya. Semoga Allah menganugerahinya kesyahidan.”

Mendengar sabda Rasulullah itu, Amr ibn Jamuh senang bukan kepalang. Rasulullah tidak melarangnya ikut perang Uhud. Bahkan mendoakannya syahid.

Ia lantas segera bergegas. Menyiapkan perbekalannya lalu berangkat bersama pasukan Madinah ke medan Uhud. Dengan penuh kesungguhan ia berdoa, “Ya Allah, karuniakanlah kesyahidan kepadaku. Jangan Engkau kembalikan aku kepada keluargaku dalam keadaan sia-sia.”

Perang Uhud berkecamuk hebat. Awalnya kaum muslimin menang, namun kemudian keadaan berbalik. Banyak sahabat Nabi yang syahid. Salah satunya adalah Amr bin Jamuh.

Saat Hindun datang melihat jenazah suaminya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Demi Dzat yang menguasai jiwaku, sungguh aku telah melihatnya menjejakkan kaki pincangnya di surga.”

Subhanallah... Allaahu akbar! Amr bin Jamuh yang kakinya cacat, ia justru masuk surga dengan cepat. Di saat masih banyak sahabat yang masuk Islamnya lebih awal darinya, ia telah mendapat kabar gembira dari Rasulullah. Masuk surga dengan kaki pincangnya.


3. Bilal bin Rabah

Dalam sebuah riwayat yang shahîh dinyatakan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ لِبِلاَلٍ عِنْدَ صَلاَةِ الْغَدَاةِ يَا بِلاَلُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ عِنْدَكَ فِي اْلإِسْلاَمِ مَنْفَعَةً فَإِنِّي سَمِعْتُ اللَّيْلَةَ خَشْفَ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الْجَنَّةِ قَالَ بِلاَلٌ مَا عَمِلْتُ عَمَلاً فِي اْلإِسْلاَمِ أَرْجَى عِنْدِيْ مَنْفَعَةً مِنْ أَنِّي لاَ أَتَطَهَّرُ طُهُوْرًا تَامًّا فِي سَاعَةٍ مِنْ لَيْلٍ وَلاَ نَهَارٍ إِلاَّ صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطُّهُوْرِ مَا كَتَبَ اللَّهُ لِيْ أَنْ أُصَلِّيَ (رواه مسلم) 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , beliau Radhiyallahu anhu mengatakan, “Rasulullâh bersabda kepada Bilâl setelah menunaikan shalat Subuh, ‘Wahai Bilâl, beritahukanlah kepadaku tentang perbuatan-perbuatanmu yang paling engkau harapkan manfaatnya dalam Islam! Karena sesungguhnya tadi malam aku mendengar suara terompahmu di depanku di surga." Bilâl Radhiyallahu anhu menjawab, "Tidak ada satu perbuatan pun yang pernah aku lakukan, yang lebih kuharapkan manfaatnya dalam Islam dibandingkan dengan (harapanku terhadap) perbuatanku yang senantiasa melakukan shalat (sunat) yang mampu aku lakukan setiap selesai bersuci dengan sempurna di waktu siang ataupun malam." [HR Muslim] 

Ibnu Tîn rahimahullah mengatakan, “Bilal Radhiyallahu anhu meyakini hal ini karena beliau Radhiyallahu anhu tahu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa shalat merupakan amalan yang paling afdhal, dan amalan yang dilakukan secara rahasia lebih baik daripada amalan yang dilakukan secara terbuka.’ Tentunya yang dimaksudkan adalah amalan sunat bukan yang wajib. Itulah buah akhir dari keistiqamahan beliau Radhiyallahu anhu, yaitu kelak akan dimasukkan ke surga oleh Allah Azza wa Jalla."

Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari keteguhan dan keistiqahaman beliau Radhiyallahu anhu. Aamieen.


4. Hasan dan Husain

Hasan dan Husain adalah cucu Rasulullah ﷺ yang merupakan anak dari Fatimah anak Rasulullah ﷺ dan Ali bin Abi Thalib. Keduanya merupakan orang-orang yang dibesarkan dalam suasana kejayaan Islam, mereka berdua tidak sempat mendapatkan keutamaan berhijrah, berjihad dan bersabar menghadapi beratnya gangguan orang kafir sebagaimana dialami oleh para Ahli Baitnya yang lain. Karena itulah, Allah Azza wa Jalla memuliakan keduanya dengan mati syahid sebagai penyempurna bagi kemuliaannya dan sebagai pengangkatan bagi derajatnya agar semakin tinggi.

Sesungguhnya Husain Radhiyallahu ‘anhuma dan saudaranya (yaitu Hasan) Radhiyallahu ‘anhuma merupakan dua orang pemuka dari para pemuda Ahli sorga.
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:
الحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ سَيِّدَا شَبَابِ الْجَنَّةِ

“al-Hasan dan al-Hussein adalah Sayyid (pemimpin) para pemuda di surga”. (HR. Tirmidzi)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah memberikan komentar tentang terbunuhnya Husain Radhiyallahu ‘anhuma sebagai berikut: “Ketika Husain bin ‘Ali Radhiyallahu ‘anhuma terbunuh pada hari ‘Asyura, yang dilakukan oleh sekelompok orang zhalim yang melampaui batas, dan dengan demikian berarti Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memuliakan Husain Radhiyallahu ‘anhuma untuk memperoleh kematian sebagai syahid, sebagaimana Allah Azza wa Jalla juga telah memuliakan Ahlu Baitnya yang lain dengan mati syahid, seperti halnya Allah Azza wa Jalla telah memuliakan Hamzah, Ja’far, ayahnya yaitu ‘Ali dan lain-lain dengan mati syahid. Dan mati syahid inilah salah satu cara Allah Azza wa Jalla untuk meninggikan kedudukan serta derajat Husain Radhiyallahu ‘anhuma. Maka, ketika itulah sesungguhnya Husain Radhiyallahu ‘anhuma dan saudaranya, yaitu Hasan Radhiyallahu ‘anhuma menjadi pemuka para pemuda Ahli sorga.” [Majmû’ Fatâwa XXV/302]


5. Ja'far bin Abi Thalib

Beliau sangat penyayang dan menyantuni orang-orang miskin. Beliau pun mujahid tangguh yang berjihad dalam menegakkan kalimat tauhid hingga ke Roma. Mereka berhadapan dengan Raja Hercules yang memiliki tentara ± 200 ribu. Beliau bertempur habis-habisan hingga gugur sebagai syuhada. 

Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, bersabda: "Sungguh aku melihat Ja’far bin Abu Thalib di surga. Ia memiliki dua sayap yang berlumuran darah." (Sirah Sahabat, Dr. Abdurrahman Ra’fat Basya, halaman: 424).


6. Amr bin Tsabit

Pada tahun 3 Hijriah (625), Amr bin Tsabit (Al-Ushairim) mencari saudara-saudaranya yang telah pergi menuju Uhud. Pada saat itu pula, dia mendapatkan hidayah: mengakui kerasulan Nabi & keEsaan Allah, lalu membawa peralatan perang menuju Uhud.

Dalam perang itu, Al-Ushairim terluka parah. Sebilah tombak kecil bersarang di tubuhnya. Sejumlah pasukan Muslim pun kaget menyaksikan Al-Ushairim yang tergeletak di Medan perang itu. Sebab, sebelumnya dia menjadi salah satu orang yang enggan menerima risalah kenabian.

Dalam redaksi yang lain Amr bin Tsabit mengatakan, “Jika aku mati, maka hartaku kuserahkan kepada Nabi Muhammad yang dapat digunakan sesuai kehendaknya,”

Tidak lama kemudian, ia meninggal dunia. Abu Hurairah berkata, Padahal sekalipun dia belum pernah shalat kepada Allah. Mendengar hal itu Rasulullah ﷺ bersabda,

“Dia mengerjakan yang sedikit namun mendapatkan pahala yang melimpah”
 “Sesungguhnya ia termasuk penghuni surga.”


7. Ukkasyah bin Mihshan

Ukkasyah adalah satu sahabat yang khusus didoakan Rasululah ﷺ dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah:

سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ " يَدْخُلُ مِنْ أُمَّتِي زُمْرَةٌ هُمْ سَبْعُونَ أَلْفًا، تُضِيءُ وُجُوهُهُمْ إِضَاءَةَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ ". وَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ فَقَامَ عُكَّاشَةُ بْنُ مِحْصَنٍ الأَسَدِيُّ يَرْفَعُ نَمِرَةً عَلَيْهِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ. قَالَ " اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ مِنْهُمْ ". ثُمَّ قَامَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ. فَقَالَ " سَبَقَكَ عُكَّاشَةُ ".

Aku mendengar Rasululah ﷺ bersabda, “Tujuh puluh ribu orang dari umatku akan masuk surga (tanpa hisab). Wajah mereka bersinar seperti bulan purnama.” Ukkasyah bin Mihshan al-Asadi kemudian berdiri, membuka kain penutup kepalanya, dan berkata, “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar menjadikanku di antara mereka.” Rasulullah berdoa, “Ya Allah, jadikanlah dia di antara mereka!” Kemudian seorang laki-laki dari kaum Ansar berdiri dan berkata, “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar menjadikanku di antara mereka.” Maka Rasulullah menjawab, “Ukkasyah sudah mendahuluimu.” (HR Bukhari 6542)


Itu saja yang bisa penulis sampaikan tentang beberapa sahabat Rasulullah yang dijamin masuk surga,  semoga kita bisa mengambil pelajaran dan mencontohnya dalam kehidupan sehari-hari apa yang telah dilakukan oleh para sahabat Rasulullah ﷺ tersebut. Berharap kita bisa termasuk kedalam 70,000 orang yang dijamin masuk surga seperti sabda Rasulullah ﷺ yang disampaikan kepada Ukkasyah bin Mihshan diatas. Aamieen.


Wassalam,
DK


Sumber:


No comments:

Post a Comment