“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Thursday, January 21, 2016

Apakah Nab Muhammad juga Bershalawat?


Assalamualaikum wr.wb.
Ustadz, saya ingin mengajukan pertanyaan “Apakah nabi Muhammad SAW bersalawat? “
Seperti apakah cara Nabi Muhammad? Apakah cara Nabi bersalawat sama seperti ketika kita sholat?
Apakah Nabi Muhammad bersalawat kepada dirinya sendiri?

Apakah ada hadits yang menyatakan bahwa Nabi juga bersalawat kepada dirinya sama seperti kita bersalawat pada waktu sholat.
Mohon pencerahan nya Ustadz.
Terima kasih atas jawaban nya.
Wassalamualaikum wr.wb
Yusri

Jawaban:
Wa ‘alaikumus salam Wa rahmatullah
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Ada beberapa kalimat yang di sana terdapat nama atau gelar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Diantaranya, Pertama, Lafadz tasyahud,

التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

Segala ucapan selamat, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.”

Lafadz tasyahud ini diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu sebagaimana disebutkan dalam riwayat Bukhari (no .6265).

Dalam lafadz tasyahud di atas, ada 2 kalimat yang mengandung nama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

Kalimat: “Assalamu alaika ayyuhan Nabi…
Kalimat syahadat: “Wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluh”
Kedua, Lafadz shalawat

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ

Ya Allah, semoga shalawat tercurah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana tercurah pada Ibrahim dan keluarga Ibrahim,

Sahalawat ini diriwayatkan Bukhari (no. 4797) dan Muslim (no. 406) dari sahabat Ka’ab bin Ujrah Radhiyallahu ‘anhu.

Sama dengan Kita?

Apakah dalam kalimat salam, tasyahud, dan shalawat, kalimat yang beliau baca, sama dengan kalimat yang kita baca?? Kita akan simak keterangan beberapa ulama salaf berikut,

Keterangan Imam Zakariya al-Anshari – ulama Syafiiyah –

والمنقول أنه صلى الله عليه وسلم كان يقول في تشهده : وأشهد أني رسول الله ؛ ذكره الرافعي في الأذان . قال الزركشي : وهو ممنوع ، بل المنقول أن تشهده كتشهدنا , وكذا رواه مالك في الموطأ ، وهو ما ذكره ابن الرفعة في الكفاية

Terdapat nukilan, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca tasyahud dengan mengucapkan, ‘Wa asyhadu annii rasulullah..’ (Saya bersaksi bahwa saya adalah utusan Allah). Demikian keterangan ar-Rafii dalam kitab al-Adzan. Namun menurut az-Zarkasyi, beliau mengatakan, “Ini tidak mungkin. Bahkan yang dinukil dari beliau, bahwa tasyahud beliau sama seperti tasyahud kita.” Demikian pula yang diriwayatkan Malik dalam al-Muwatha’, dan ini pendapat yang disebutkan Ibnu Rif’ah dalam al-Kifayah. (Asna al-Mathalib, 2/458).

Keterangan yang sama juga disampaikan Mula Ali Qori – ulama madzhab hanafi –,

والمنقول أن تشهده عليه السلام كتشهدنا ، وأما قول الرافعي : المنقول أنه كان يقول في تشهده وأشهد أني رسول الله ؛ فمردود بأنه لا أصل له

Terdapat nukilan bahwa tasyahud Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sama dengan tasyahud kita. Sementara keterangan ar-Rafi’i bahwa ada nukilan tasyahud beliau berbunyi, ‘Wa asyhadu annii rasulullah..’ ini pendapat tertolak, karena tidak ada dasarnya. (Mirqah al-Mafatih, 2/733).

Bagaimana dengan Shalawat beliau?

Allah perintahkan kita untuk bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, melalui firman-Nya,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Wahai orang-orang yang beriman, berilah shalawat dan salam kepadanya..” (QS. al-Ahzab: 56).

Kaidah yang berlaku, bahwa perintah untuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berlaku juga untuk orang yang beriman dan sebaliknya.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ

Allah memerintahkan orang yang beriman sebagaimana yang Dia perintahkan kepada para rasul. (HR. Ahmad 8570 & Muslim 2393).

As-Suyuthi menuliskan,

أخرج ابن أبي حاتم عن الزهري قال: إذا قال الله: يا أيها الذين ءامنوا افعلوا, فالنبي منهم

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari az-Zuhri, bahw beliau mengatakan, “Apabila Allah berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman’, maka segera kerjakan, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bagian dari mereka.’.” (al-Itqan, 2/47).

Berdasarkan kaidah ini, ulama menyimpulkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bershalawat untuk diri beliau sendiri. Beliau membaca shalawat sebagaimana kita bershalawat.

Dalam Fatawa Syabakah Islamiyah dinyatakan,

فعلى أن الأمر يشمل النبي صلى الله عليه وسلم وغيره فلا شك أنه كان يصلي على نفسه لأنه أسرع الناس إلى امتثال أمر ربه

Mengingat perintah bershalawatt juga mencakup Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan yang lainnya, maka tidak diragukan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bershalawat untuk diri beliau sendiri. Karena beliau adalah orang yang paling bersegera melaksanakan perintah Rabnya. (Fatwa Syabakah Islamiyah, no. 75551)

Berdasarkan keterangan di atas, kita menyimpulkan bahwa pada dasarnya, bacaan shalawat dan tasyahud beliau, sama dengan bacaan shalawat dan tasyahud yang disyariatkan untuk umatnya. Dan tidak ada yang aneh ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bershalawat dengan menyebut nama beliau sendiri. Sebagaimana ini juga berlaku dalam doa-doa beliau lainnya, seperti,

اللَّهُمَّ اجْعَلْ رِزْقَ آلِ مُحَمَّدٍ قُوتًا

Ya Allah, jadikanlah rizki keluarga Muhammad cukup untuk kebutuhan pokoknya. (HR. Ahmad 7372 dan Muslim 7630).

Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Sumber:

Semoga bermanfaat,
Ded Lee

No comments:

Post a Comment