“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Wednesday, January 27, 2016

Fenomena Alam Yang Ada Dalam Al Qur’an

Fenomena Alam

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu,

Buat sobat blogger semua, kali ini penulis ingin berbagi ilmu tentang fenomena alam yang ada didalam Al Quran. Terkadang kita berfikir ko bisa yah terjadi seperti itu? Ternyata jauh sebelum kita lahir memang Allah sudah jelaskan didalam Al Qur'an tentang kejadian itu semua.
الٓمٓ
ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

“Alif laam mim”“Itulah kitab (Al Qur’an) yang tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa” (QS Al Baqarah 1-2)

Kutipan Kalamullah diatas sungguh benar adanya. Isi kandungan Al Qur’an sungguh adalah kebenaran yang tidak ada keraguan padanya. Bukan hanya dalam masalah ilmu akhirat, namun begitu pula dalam masalah ilmu dunia. Salah satunya dalam hal penjelasan mengenai fenomena alam. Berikut ada 6 fenomena alam yang dijelaskan dalam Al Qur’an yang membuat banyak peneliti barat masuk Islam karenanya.

1. Sungai Di Bawah Laut

6 Fenomena Alam Yang Ada Dalam Al Qur’an
Sungai didalam laut Cenote Angelita Mexico

Allah Subhanallahu wata'ala berfirman:

۞ وَهُوَ ٱلَّذِى مَرَجَ ٱلْبَحْرَيْنِ هَٰذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَٰذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَّحْجُورًا

“Dan Dia-lah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi”. (QS. Al Furqan: 53)

Pertemuan antara air tawar segar dan air asin pahit yang diberitakan oleh Al Qur’an ini -dengan takdir-Nya- ditemukan oleh Mr. Jacques Yves Costeau. Fenomena alam ini terjadi di Mexico, tepatnya di Cenote Angelita.

Mr. Jacques menemukan aliran sungai di bawah laut yang anehnya airnya tersebut tidak bercampur dengan air laut. Padahal jika secara fisika, harusnya aliran sungai tersebut tidak akan terasa tawar lagi sebab konsentrasi garam yang lebih tinggi di air laut akan berpindah ke air sungai sehingga konsentrasinya merata.


2. Air Laut Yang Tidak Bercampur

Air Laut Yang Tidak Bercampur
Pertemuan dua air laut yang berbeda di selat Gibraltar Maroko

Allah Subhanallahu wata'ala pun berfirman:
مَرَجَ ٱلْبَحْرَيْنِ يلْتَقِيَانِ . بينهُمَا برْزَخٌ لَّا يبْغِيَانِ

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing”. (QS. Ar Rahman: 19-20)

Selain ada sungai yang air tawarnya tidak bercampur dengan asinnya air laut, ada pula dua buah lautan yang juga tidak bercampur. Dua lautan tersebut memiliki konsentrasi zat terlarut yang berbeda sehingga tampak bahwa warna keduanya berlainan. Fenomena ini terjadi di selat yang memisahkan antara benua Afrika dan benua Eropa. Selat tersebut adalah selat Gibraltar yang berada di negara Maroko dan Spanyol.


3. Gunung Pelangi

Gunung Vinicunca di daerah Cusco Peru

Allah Subhanallahu wata'ala berfirman dalam Surat Fathir berikut ini:

أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَأَخْرَجْنَا بِهِۦ ثَمَرَٰتٍ مُّخْتَلِفًا أَلْوَٰنُهَا ۚ وَمِنَ ٱلْجِبَالِ جُدَدٌۢ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ

"Tidaklah engkau melihat bahwa Allah menurunkan air dari langit, lalu dengan air itu Dia hasilkan buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka-macam warnanya dan ada pula yang hitam pekat." (Fathir: 27).

Es yang menutupi Gunung Vinicunca meleleh dan tanah terus terkikis, lapisan mineral yang berbeda terpapar meninggalkan serangkaian garis warna-warni di sepanjang punggung bukit. Merah berasal dari oksidasi besi alias karat, warna kuning muncul karena kehadiran sulfida besi, ungu kecoklatan berasal dari goetit atau limonit teroksidasi, dan klorit menyebabkan berbagai warna hijau dan bukan muncul lantaran vegetasi.

Untuk menuju ke gunung pelangi ini kamu harus pergi ke Cusco dengan mengambil penerbangan lanjutan dari ibu kota Peru, Lima. Dari sana, wisatawan dapat menempuh perjalanan selama tiga jam dengan bus. Biayanya sekitar US$30 atau setara Rp420 ribu per orang.

Untuk mencapai titik pencarian yang paling mengesankan, kamu harus mendaki jalan setapak sekitar 9 kilometer pulang-pergi. Saran bagi wisatawan yang ingin menuju ke destinasi terindah ini, kamu sebaiknya memulai perjalanan dari pagi hari, sekitar pukul 3.30. Karena membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk menuju ke sana.

Cuaca menjadi faktor utama dalam perjalanan ini dan menentukan seberapa indah pemandangan yang bisa kamu lihat. Pada hari yang cerah dan bersinar, gunung Vinicunca benar-benar terlihat seperti pelangi bergelombang. Dan meskipun ketinggian dapat menjadi faktor yang menantang bagi beberapa pejalan kaki, menghabiskan beberapa hari di Cusco sebelum Anda mengunjungi pegunungan akan membantu Anda menyesuaikan diri lebih cepat.


4. Laut Yang di Dalam Tanahnya Ada Api

Lava yang berupa api menyala di dasar laut

Terjadi sebuah fenomena retakan di dasar lautan yang mengeluarkan lava. Lava ini menyebabkan air mendidih hingga suhunya lebih dari seribu derajat Celcius. Meskipun suhu lava tersebut luar biasa tingginya, ia tidak bisa membuat air laut menguap, dan walaupun air laut ini berlimpah-ruah, ia tidak bisa memadamkan api. Allah Subhanallahu wata'ala. berfirman:
وَٱلْبَحْرِ ٱلْمَسْجُورِ

“Dan laut yang di dalam tanahnya ada api” (QS. Ath-Thur: 6).
Allah bersumpah dengan fenomena unik ini bahwa di dalam laut memang benarlah terdapat api.

Bahkan Rasulullah  juga pernah bersabda:
“Tidak ada yang mengarungi lautan kecuali orang yang berhaji, berumrah atau orang yang berperang di jalan Allah. Sesungguhnya di bawah lautan terdapat api dan di bawah api terdapat lautan.” (HR Abu Dawud)


5. Fungsi Gunung Sebagai Pasak

Fungsi Gunung Sebagai Pasak
Pegunungan yang menjulang ke langit

Para ahli geologi telah mengungkapkan bahwa fungsi gunung bukan hanya memperindah pemandangan namun juga sebagai penyeimbang bumi dari goncangan. Gunung ibarat paku yang menyatukan lembaran-lembaran kayu.

Fungsi gunung sebagai pasak ini secara ilmu pengetahuan baru terungkap setelah adanya dukungan kemajuan teknologi. Padahal Nabi Muhammad SAW telah menyebutkannya 1400 tahun silam melalui wahyu yang diturunkan pada beliau.

Allah Subhanallahu wata'ala berfirman:
اَلَمۡ نَجۡعَلِ الۡاَرۡضَ مِهٰدًا 
وَٱلْجِبَالَ أَوْتَادًا

“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan gunung-gunung sebagai pasak?” (QS. An Naba: 6-7).

Juga di dalam ayat lain:
وَجَعَلْنَا فِى الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِهِمْۖ وَجَعَلْنَا فِيْهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَّعَلَّهُمْ يَهْتَدُوْنَ

“Dan telah Kami jadikan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (QS. Al Anbiya: 31).


6. Dasar Lautan Yang Gelap

Dasar Lautan Yang Gelap
Anglerfish hidup 2000m di bawah permukaan laut dengan cahaya

Firman-Nya:

اَوْ كَظُلُمٰتٍ فِيْ بَحْرٍ لُّجِّيٍّ يَّغْشٰىهُ مَوْجٌ مِّنْ فَوْقِهٖ مَوْجٌ مِّنْ فَوْقِهٖ سَحَابٌۗ ظُلُمٰتٌۢ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍۗ اِذَآ اَخْرَجَ يَدَهٗ لَمْ يَكَدْ يَرٰىهَاۗ وَمَنْ لَّمْ يَجْعَلِ اللّٰهُ لَهٗ نُوْرًا فَمَا لَهٗ مِنْ نُّوْرٍ ࣖ

“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang diatasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun”. (QS An Nur: 40)

Fenomena gelap gulitanya lautan bagian dalam baru kita ketahui setelah ada alat yang bisa melihat ke kedalaman lautan. Namun Allah Subhanallahu wata'ala melalui lisan Nabi-Nya telah menjadikannya sebagai perumpaan bagi orang yang tidak memperoleh petunjuk kebenaran Al Islam dari Allah. Orang tersebut tidak memperoleh cahaya sedikit pun laksana kegelapan di lautan yang dalam. Kegelapan yang tindih bertindih sehingga tiadalah ia bisa melihat tangannya sendiri.


7. Garis Edar Tata Surya

Garis Edar Tata Surya
Garis edar tata surya

Mengenai tata surya, Allah Subhanallahu wata'ala menjelaskan dalam firman-Nya:

وَهُوَ الَّذِىۡ خَلَقَ الَّيۡلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمۡسَ وَالۡقَمَرَ‌ؕ كُلٌّ فِىۡ فَلَكٍ يَّسۡبَحُوۡنَ

“Dan Dia-lah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya”. (QS. Al Anbiya: 33)

Allah Subhanallahu wata'ala pun berfirman:
وَالشَّمۡسُ تَجۡرِىۡ لِمُسۡتَقَرٍّ لَّهَا ‌ؕ ذٰلِكَ تَقۡدِيۡرُ الۡعَزِيۡزِ الۡعَلِيۡمِؕ

“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”. (QS. Yaa Siin: 38)

Fakta ilmiah membuktikan bahwa benda-benda langit, baik itu planet-planet, satelit dan bintang-bintang beredar dalam garis edarnya masing-masing yang berbentuk elips. Dengan beredar dalam garis edar masing-masing, benda-benda langit tersebut tidak saling bertabrakan satu sama lain. Maha Suci dan Maha Besar Allah yang menjadikan bumi sebagai planet yang dihuni oleh manusia tanpa terasa peredarannya. Kita hanya merasakan bahwa bumi ini diam, padahal bumi ini bergerak mengelilingi matahari (berevolusi) dan berputar pada porosnya (melakukan rotasi).


8. Terbentuknya Hujan

Siklus Air
Rintik hujan turun

Dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diungkap mengenai proses terbentuknya hujan, yakni dengan tahapan sebagai berikut:

Air yang ada di permukaan bumi baik itu di permukaan kolam, permukaan sungai maupun permukaan lautan berubah wujud menjadi uap ketika terkena panas sinar matahari. Uap ini naik ke udara yang lama kelamaan membentuk awan. Awan ini bisa dikirim oleh angin ke daerah mana saja yang dikehendaki oleh Allah. Jika kandungan uap air dalam awan sudah jenuh, maka turunlah hujan yang nantinya akan mengisi debit sungai dan kembali ke lautan.

Siklus air ini sungguh bersesuaian dengan firman Allah Subhanallahu wata'ala dalam Al Qur’an:

اَللّٰهُ الَّذِىۡ يُرۡسِلُ الرِّيٰحَ فَتُثِيۡرُ سَحَابًا فَيَبۡسُطُهٗ فِى السَّمَآءِ كَيۡفَ يَشَآءُ وَيَجۡعَلُهٗ كِسَفًا فَتَرَى الۡوَدۡقَ يَخۡرُجُ مِنۡ خِلٰلِهٖ‌ۚ فَاِذَاۤ اَصَابَ بِهٖ مَنۡ يَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِهٖۤ اِذَا هُمۡ يَسۡتَبۡشِرُوۡنَۚ

“Allah, Dia-lah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kamu lihat hujan yang keluar dari celah-celahnya. Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (QS. Ar Rum: 48)


9. Sidik Jari

Perbedaan sidik jari

Sidik jari merupakan salah satu bentuk identitas diri seseorang yang tidak akan sama satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu kepolisian dengan mudah bisa mengenal identitas seseorang melalui sidik jari tersebut. Perbedaan sidik jari setiap manusia tersebut sudah Allah jelaskan didalam Al Qur'an surat Al Qiyamah ayat 4 berikut ini:

بَلٰى قٰدِرِيۡنَ عَلٰٓى اَنۡ نُّسَوِّىَ بَنَانَهٗ

(Bahkan) Kami mampu menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna.(QS. Al-Qiyamah: 4)

Demikian beberapa fenomena alam yang dijelaskan dalam Al Qur’an dan membuat banyak peneliti barat masuk Islam setelah membuktikannya.

Bukti dan fakta ilmiah yang didukung oleh kemajuan dan perkembangan teknologi, tidak bertentangan sedikit pun dengan apa yang dijelaskan Al Qur’an. Pertanyaannya sekarang apakah keimanan umat islam semakin tebal karenanya?


Semoga bermanfaat,
DK


No comments:

Post a Comment