“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Wednesday, January 20, 2016

Mau Jadi Dokter? Baca Tips dari Dokter Ini


Jakarta, CNN Indonesia -- Profesi dokter rupanya menjadi impian banyak siswa SMP Labschool Kebayoran. Terbukti, pada saat acara Parent’s Day akhir pekan lalu, banyak siswa yang memilih ingin jadi dokter.


Tapi untuk jadi dokter, mudah enggak sih? Menurut Dr. Diah Retno Widowati, Sp.JP, FIHA, untuk jadi dokter panjang lho prosesnya. 

Sosok dokter ini akrab dipanggil Dokter Wiwid. Ia adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ia kemudian mengambil spesialisasi jantung. 

“Spesialisasi jantung saya pilih karena sangat spesifik dan tindakan yang dilakukan harus cepat,” tuturnya. 

Dokter Wiwid mengatakan, untuk jadi dokter yang bertugas atau berpraktek di rumah sakit atau klinik, itu butuh waktu yang panjang. Pertama, kita harus lolos tes masuk sekolah di fakultas kedokteran. 

Setelah itu kita akan kuliah pre klinik tentang penyakit dan anatomi. Kuliah yang berlangsung selama 3 tahun ini tentunya tidak melulu tentang teori dan banyak praktikum.
Lulus dari kuliah pre klinik, kita akan kuliah profesi atau istilah kerennya co-assistant. Pada tahap ini kita akan belajar cara memeriksa pasien dan belajar mengenai semua jurusan dalam kedokteran, misalnya 4 minggu belajar tentang penyakit anak, kemudian 4 minggu selanjutnya mengenai penyakit dalam. Co-assistant ini berlangsung selama 2 tahun.

Tahap selanjutnya yang harus kita lalui adalah Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI). Setelah dinyatakan lulus, apakah kita sudah resmi jadi dokter? Belum, tes ini adalah untuk menjadi dokter muda.

Setelah mendapat gelar dokter muda, kita akan mengikuti internship yaitu bekerja sebagai dokter dengan pengawasan satu orang pembimbing. Setelah satu tahun internship, baru kita resmi menjadi dokter. Jadi, total belajar untuk menjadi dokter adalah 6 tahun.

Meskipun sekolah untuk menjadi dokter berlangsung lama, harus siap bekerja jika ada orang yang sakit meskipun liburan. Dokter juga sering dianggap tahu semua penyakit dan siap dikirim ke mana saja sehingga berpisah dengan keluarga, berprofesi mulia ini banyak juga sukanya.
“Senang rasanya ketika bisa mengobati orang lain maupun keluarga kita sendiri yang sedang sakit, bisa berinteraksi dengan masyarakat, dan sebagian besar kampus fakultas kedokteran itu bebas rokok. Selain itu, mahasiswa kedokteran juga idaman para mertua, lho,” ujarnya sambil tertawa.

Dokter Wiwid juga berpesan jika kita ingin menjadi seorang dokter, kita harus benar-benar niat dari hati, giat belajar (karena ilmu kedokteran banyak dan sulit dipelajari), mandiri, tanggung jawab, dan siap menghadapi segala tantangan.

Sumber:

Semoga bermanfaat,
Ded Lee

No comments:

Post a Comment