Sebagai turnamen bulutangkis tertua, All England dianggap mempunyai magnet tersendiri bagi para pebulutangkis dunia. Praveen/Debby berhasil menaklukkan turnamen tersebut usai menjadi juara di sektor ganda campuran.
Takhta itu diraih Praveen/Debby usai mengalahkan pasangan Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, dengan skor 21-12, 21-17. Duel itu berlangsung dalam tempo 43 menit.
Gelar itu menjadi gelar superseries pertama Praveen/Debby. Yang makin membuat istimewa, Praveen/Debby kini sejajar dengan dua senior mereka Christian Hadinata/Imelda Wigoena dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang sudah lebih dulu menorehkan tinta emas di All England.
Meskipun dari peringkat dunia bulu tangkis BWF (updated 10 Mar 2016) pasangan Praveen/Debby masih di posisi 8 dunia (dibawah seniornya Tantowi/Liliyana peringkat 2 dunia) akan tetapi kemenangan ini merupakan sesuatu yang sangat bernilai dimata kita selaku warga Indonesia, karena tak banyak ganda campuran Indonesia yang sukses menjadi juara All England. Praveen Jordan/Debby Susanto mengikuti jejak dua pasangan senior mereka.
Ya, sejak All England dihelat mulai 1899 Indonesia baru bisa menempatkan tiga ganda campuran sebagai juara. Christian/Imelda meraihnya di tahun 1979. Kemudian Tontowi/Liliyana menjadi pemecah kebuntuan di tahun 2012 alias 33 tahun kemudian hingga 3 tahun berturut 2013, dan 2014 menjadi juara All england ganda campuran. Di tahun 2015 Tantowi/Liliyana hanya runner up setelah kalah dari pasangan China.
Juara-juara All England nomor ganda campuran dari Indonesia:
2016: Praveen Jordan/Debby Susanto
2012, 2013, 2014: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir
1979: Christian Hadinata/Imelda Wigoena
Sumber:
Semoga bermanfaat,
Ded Lee