Pelaku kecurangan SPBU Rempoa Bintaro, Jakarta Selatan |
TERTANGKAPNYA PELAKU KECURANGAN
Baru-baru ini pihak kepolisiam berhasil membongkar praktik curang Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jalan Veteran Raya, Rempoa, Jakarta Selatan pada Kamis 2 Juni 2016. Pengelola SPBU bernomor 34-12305 itu diduga mengurangi takaran liter bensin ke kendaraan pengemudi.
Setelah sebelumnya melakukan penyelidikan selama beberapa hari, petugas Kepolisian melakukan Penindakan/Giat Kepolisian terhadap SPBU bernomor 34-12305 tersebut. Penindakan dilakukan atas dasar dugaan tindak pidana dibidang perlindungan konsumen dan Metrologi legal yang diduga dilakukan dengan cara mengurangi jumlah takeran atau isi/volume Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Mesin Dispenser BBM ke kendaraan Bermotor dengan menggunakan suatu Alat Bantu tertentu berupa Mesin Regulator Stabilizer dan Remoter Control/Alat Pengendali Jarak Jauh.
Sesuai dengan telah digelarnya rilis pada Senin (6/6), AKBP Adi Vivid memaparkan, total karyawan SPBU aktif 18 orang. Disinyalir kecurangan telah dilakukan kurang lebih kurun waktu sekitar satu tahun, dengan meraih keuntungan sampai 17 ribu ton/hari.
Petugas kepolisian telah mengamankan 5 orang tersangka kasus pengurangan takeran bensin, yakni:
1. B.A.B, SE, Pria 47 Tahun (Pengelola)
2. AGR, Wanita 34 Tahun (Pengelola)
3. D, Pria 44 Tahun (Pengelola)
4. W, Pria 37 Tahun (Pengawas & Bagian Keuangan)
5. J, Pria 42 Tahun (Pengawas)
Dalam kasus ini tersangka dikenakan pasal UU RI No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan No.2 Tahun 1981 tentang Metrologu Legal, diwilayah Hukum Polda Metro Jaya. Kelima Tersangka terancam hukuman penjara paling lama 5 Tahun. (Danie Hermansyah).
CARA KERJA ALAT KECURANGAN
Kasubdit Sumdaling Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Sutarmo mengungkap peralatan untuk mencurangi takaran itu terdiri dari stabilizer power supply, 3 buah komponen khusus yang dipasang di masing-masing dispenser dan alat pengendali jarak jauh atau remote control.
"Stabilizer power supply ini disimpan di bawah meja di lantai 2 di kantor SPBU tersebut. Alat ini bisa disetel ON/OFF dengan menggunakan remote control," kata Sutarmo kepada detikcom di ruangannya, Selasa (7/6/2016)
Stabilizer power supply ini tersambung kabel ke komponen khusus yang dipasang di dispenser. Kabel stabilizer power supply dari lantai 2 ini dipasang di underground.
"Komponen khusus yang dipasang di 3 dispenser inilah yang mengurangi takaran bensin. Sementara power supply itu on terus. Mereka mematikan power supply menggunakan remote control ketika ada sidak," jelasnya.
Meski menggunakan alat khusus tersebut, namun takaran yang tertera di displey di dispenser tidak berubah. "Kami juga belum mengetahui persis bagaiamana mekanisme alat ini, tetapi kemungkinan dia memperlambat arus keluar bensin sementara display masih tetap sama, sehingga takaran berkurang," paparnya.
Adapun bensin yang berkurang ini sekitar 1 liter dari 20 liter yang dikeluarkan untuk konsumen. Alat tersebut juga terpasang di 3 dispenser yang menyediakan nozzle untuk BBM jenis premium, pertamax, pertalite dan solar.
BUKTI KECURANGAN YANG TERJADI
Kecurangan ini dialami oleh seorang pemilik akun Facebook dengan nama Noninoni Winny. Ia menceritakan kejadian yang dialaminya tersebut via Facebook karena geram hampir menjadi korban penipuan oleh salah satu SPBU di Semarang tersebut.
Menurut pemilik akun Facebook tersebut, kejadian ini dialaminya pada tanggal 01 September 2013 pukul 09.50 waktu setempat. Ceritanya, ia hendak membeli bensin premium dengan nominal Rp 100.000 di SPBU 44.501.21 yang berlokasi di Jalan Dr. Cipto 152 Semarang. Kebetulan si pemilik akun Facebook ini sedang duduk di kursi belakang dan memperhatikan meteran pengisian bensin ke mobilnya tersebut.
Mengejutkan baginya, ketika meteran yang awalnya memang dimulai dari angka NOL tersebut, memasuki nominal Rp 80.958 tiba-tiba angkanya melompat menjadi Rp 100.000 dan mesin SPBU otomatis berhenti. Kaget melihat hal tersebut, ia pun langsung protes kepada petugas. Namun, petugas mengatakan bahwa pengisian yang dilakukan tadi sudah benar.
Begitu ia meminta print out dari pembelian bensin tadi, benar saja, jumlah nominal dalam print out tersebut hanya sebesar Rp 80.958 bukan Rp 100.000. Dengan begitu, si pembeli pun dirugikan sebesar Rp 20.000 atau setara dengan kurang lebih 3 liter bensin premium.
Jika Anda perhatikan di print out yang tertera diatas, SPBU yang didatangi pemilik akun Facebook Noninoni Winny ini ternyata dijalankan oleh pihak swasta. Dengan kata lain termasuk SPBU CODO (Company Owned Dealer Operated) atau SPBU DODO (Dealer Owned Dealer Operated).
PEMAHAMAN JENIS SPBU
Ada tiga tipe SPBU Pertamina yaitu:
1. SPBU COCO (Company Owned Company Operated), artinya SPBU ini murni milik dan dikelola oleh Pertamina Retail. Ditandai dengan angka "1" pada digit kedua nomor SPBU nya. SPBU ini selalu rutin mengadakan kontrol kualitas. Untuk angka 3 pada digit pertama adalah angka regional (daerah) tiap daerah biasa berbeda-beda. Contoh: 1=Sumatera Utara, 2=Sumatera Selatan, 3 = Jabodetabek, 4=Jawa Tengah, 5=Jawa Timur, 6=Kalimantan, 7=Sulawesi, 8=Irian jaya.
SPBU COCO milik Pertamina denganangka digit kedua "1" |
2. SPBU CODO (Company Owned Dealer Operated), artinya SPBU ini milik Swasta atau Perorangan yang bekerjasama dengan Pertamina Retail. Ditandai dengan angka "4" pada digit kedua nomor SPBU nya. SPBU jenis ini dibangun berdasarkan pesyaratan yang dimiliki Pertamina Retail. SPBU CODO inipun masih rutin mengadakan kontrol kualitas karena bekerjasama dengan Pertamina Retail, meskipun demikian kita harus berhati-hati karena tetap kemungkinan kecurangan pasti ada, karena SPBU ini dikelola oleh swasta dan perorangan.
SPBU CODO dan DODO milik Swasta denganangka digit kedua "4" |
3. SPBU DODO (Dealer Owned Dealer Operated) artinya SPBU ini murni milik Swasta atau Perorangan dan segala hal tentang manajemen dikelola oleh Swasta. Ditandai dengan angka "4" pada digit kedua nomor SPBU nya. SPBU ini dibangun sebagai satu upaya untuk pengembangan jaringan SPBU dan dalam rangka peningkatan pelayanan di SPBU melalui konsep Kerjasama Operasi (KSO). SPBU DODO ini sangat jarang dilakukan kontrol kualitas, sehingga sangat rawan terjadi kecurangan dengan tujuan ingin cepat balik usaha karena milik perseorangan. Dari berbagai kejadian kecurangan yang terjadi diataranya dari SPBU DODO ini.
CARA MENGHINDARI KECURANGAN
1. Pastikan membeli di SPBU milik Pertamina
Untuk keamanan dan kebenaran dalam pengisian BBM, pastikan kita mendatangi dan membeli BBM di SPBU milik pertamina yang berangka "1" pada digit kedua Nomor SPBU nya.
Contoh SPBU murni milik Pertamina |
Memang untuk mencari SPBU dengan angka "1" pada digit kedua tersebut terbilang langkah dan sulit apabila kita berada diluar daerah. Sedikit menyulitkan karna kita belum mengetahui persis dimana lokasi SPBU tersebut apabila kita sedang perjalanan diluar daerah. Terkecuali kalau kita sudah tau lokasi SPBU tersebut dari lokasi rumah kita.
2. Jangan terkecoh dengan SPBU yang ada tulisan "Pasti Pas".
Logo Pasti Pas hampir ditiap SPBU |
Terkadang kita merasa yakin mendatangi SPBU milik swasta yang berangka "4" pada digit kedua nomor SPBU nya. Karena kita tahu bahwa mereka sudah memiliki sertifikat dari badan sertifikasi yang mencantumkan Logo "Pasti Pas". Akan tetapi logo tersebut belum menjamin SPBU tersebut tidak berbuat curang, malah membuat logo tersebut sebagai kedok kecurangan.
3. Pastikan kondisi meteran pada mesin pengisian BBM ada pada posisi nol (sistem reset).
Pastikan meteran pada posisi Nol (0.00) |
Terkadang apabila malam hari nilai awal yang tertera pada meteran tersebut susah untuk memastikannya pada posisi nol. Bahkan yang lebih parah lagi petugas SPBU mengambil selang yang di tempat pengisian sebelahnya agar kita tidak bisa melihat nilai awal yang tertera pada meteran.
Untuk memastikannya, sebaiknya kita turun apabila nilai meteran tidak jelas terlihat.
4. Pastikan posisi tanki bensin mobil tidak bersebelahan dengan mesin SPBU
Hindarkan pengisian BBM bersebelahan antara mesin dan posisi kendaraan |
Terkadang dikarnakan petugas di SPBU tersebut hanya 1 orang atau karena alasan rusak mesinnya, akhirnya petugas SPBU tersebut mengambil selang dari mesin SPBU disebelahnya. Hal ini merupakan trik agar saat pengisian kita tidak dapat melihat nilai yang tertera pada meteran tersebut. Dan ini merupakan suatu kesempatan petugas SPBU tersebut melakukan aksinya dalam hal kecurangan pengisian. Ada baiknya kita turun dan pastikan langsung dengan melihat perputaran meteran SPBU tersebut.
5. Jangan pernah meminta mengisi BBM dengan nominal bulat
Yang mdimaksud nominal bulat adalah apabila kita mengisi dengan nilai Rp.50,000, atau Rp.100.000. Cobalah mengisi BBM dengan nominal angka pecahan kecil, misalnya Rp. 100.201, atau 105,500,- para pegawai curang akan kesulitan menjalankan aksinya. Trik ini bisa dilakukan jika pembayaran menggunakan kartu kredit. Di Indonesia masih jarang sekali SPBU dengan kartu kredit, sehingga trik ini sulit diterapkan.
6. Pastikan meminta print out bukti pembayaran BBM.
Contoh bukti pembayaran dari SPBU |
Memang untuk mencari SPBU yang berangka "1" pada digit kedua nomor SPBU nya bukanlah hal mudah. Dari pengalaman Ibu Noninoni Winny diatas dapat kita jadikan pelajaran apabila kita membeli BBM di SPBU swasta (berangka "4" pada digit kedua nomor SPBU nya).
Ibu Winny menemukan perbedaan antara bukti yang tertera pada print out dengan angka yang tertera pada meteran. Angka yang benar yaitu angka yang tertera pada print out bukti pembayaran, sementara angka yang tertera pada meteran sudah di curangi sehingga sesuai dengan nilai yang kita inginkan.
Kiat yang bisa kita lakukan sebelum mengisi bensin adalah menanyakan tersebih dahulu apakah ada print out nya atau tidak? Apabila tidak ada sebaiknya cari SPBU lainnya. Apabila ada mesin print outnya maka selayaknya kita periksa dan pastikan angka yang tertera pada meteran sama dengan angka yang tercetak pada bukti pembayaran tersebut.
7. Perhatikan perputaran meteran saat BBM keluar dari selang.
Saat bensin keluar dari selang sebaiknya kita perhatikan perputaran meteran dari awal (nilai nol) hingga liter terakhir yang kita inginkan atau nilai rupiah terakhir yang kita beli. Sama kejadian dari Ibu Noninoni Winny diatas, bahwa nilai rupiah tiba-tiba melompat dari Rp. 80.958 menjadi Rp.100,000.
Apabila hal tersebut terjadi berarti kecurangan sudah dilakukan oleh SPBU tersebut.
8. Jangan terpesona oleh rayuan SPG di SPBU
Sering kali kita lihat wanita-wanita SPG (Sales Promotion Girl) yang menjajakan dagangannya baik itu berupa minuman, rokok maupun makanan ringan. Terlebih lagi dengan kecantikan dan kemolekannya membuat kita terpesona dan lalai saat pengisian BBM ke mobil kita. Boleh saja kita membeli dagangannya tersebut (terutama saat antrian), akan tetapi usahakan jangan saat pengisian BBM. Hal ini kadang dimanfaatkan oleh oknum petugas SPBU untuk berbuat kecurangan sementara kita terbuai oleh rayuan SPG tersebut.
9. Usahakan Anda turun dari kendaraan saat pengisian BBM
Sebaiknya jangan segan untuk turun dan berbicara dengan pegawai untuk membuat kontak mata. Pegawai akan canggung jika ingin berbuat curang.
10. Jangan biarkan pegawai yang lain mendatangi untuk berbicara dengan Anda
Modus kecurangan lain |
Trik yang mungkin dilakukan oleh oknum petugas SPBU yaitu datangnya petugas SPBU lainnya dengan menanyakan pembayaran atau hal yang tidak relevan lainnya. Modus seperti ini sudah sering terjadi, ketika salah satu pegawai mengisi bahan bakar, pegawai lainnya mendatangi Anda untuk mengalihkan perhatian.
11. Meminta agar pegawai meninggalkan nozel/selang saat proses pengisian BBM.
12. Jangan biarkan pegawai langsung mengangkat nozel/selang saat selesai pengisian
Setetes BBM tetap kita bayar |
KEPADA SIAPA HARUS MENGADU?
PT Pertamina (Persero) siap membuka layanan pengaduan bagi pelanggan yang kurang mendapatkan fasilitas pelayanan memuaskan, baik dari kualitas maupun kuantitas di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) miiik persero tersebut di seluruh Indonesia.
“Pembukaan layanan pengaduan bagi pelanggan SPBU ini diperlukan agar Pertamina bisa memperoleh masukan yang diberikan pelanggan, sehingga perusahan ini dapat terus membenahi dirii dalam rangka menjaga kepuasan konsumen di tanah air,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir, dalam siaran persnya, di Jakarta, Minggu (7/10/12).
Ali menekankan bagi pelanggan yang tidak mendapat layanan fasilitas kepuasan di SPBU Pertamina, maka pelanggan seyogianya dapat menghubungi nomor telepon (no kode area) 500-000, atau mengirimkan email ke pcc@pertamina.com Selain itu, menurut dia, Pertamina menerapkan prosedur standar pelayanan bagi SPBU. Hal ini merupakan salah satu langkah perseroan dalam menghadapi persaingan di bisnis SPBU guna menjaga kepuasan konsumen agar tidak beralih kepada SPBU lain.
Semoga bermanfaat buat kita semua, apalagi menjelang mudik lebaran nanti.
DK
Sumber: