“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Tuesday, February 2, 2016

Kenapa Air Zam-Zam tidak Pernah Surut?


Siapa yang tidak mengenal sumur Zam-zam? Seluruh umat Islam pasti mengenalnya, apalagi ketika mereka pernah masuk ke Masjidil Haram di Mekah. Bagi yang tidak atau belum pernah masuk ke Masjidil Haram, sumur Zamzam dapat dikenal dari buku-buku agama. Secara saintifik, sumur Zamzam dapat ditelaah dan dipelajari. Ilmu yang mempelajari masalah ini dalam cabang ilmu geologi disebut dengan hydrogeologi.

Sedikit cerita sebelum kelahiran Nabi Muhammad, pada awalnya ditemukan oleh istri Nabi Ibrahim AS bernama Siti Hajar. Hari berganti hari, persediaan makanan dan minuman yang dimiliki oleh Siti hajar dan anaknya yaitu Ismail sudah habis. Ismail kecil pun kemudian menangis meronta-ronta menandakan lapar dan kehausan. Melihat anaknya yang tengah menangis tersebut, Siti Hajar kemudian mencari air ataupun makanan yang bisa ia dapat dengan cara berlari kesana kemari dari bukit Safa ke bukit Marwah yang kini dikenal sebagai rukun ibadah haji yakni Sa’i.

Ismail kecil terus saja menangis dan kakinya meronta-ronta di panasnya gurun pasir dan MasyaAllah, sebuah kejaiban muncul. Seketika itu juga muncul mata air dari pasir di bawah kaki Ismail AS dan akhirnya keduanya pun tidak mengalami kehausan.

Bisa dibayangkan bagaimana mungkin ada sumber mata air yang mengalir terus menerus di tengah padang pasir yang tandus? MasyaAllah, itu merupakan sebuah keajaiban yang telah Allah tampakkan kepada hamba-hambaNya.

Keunikan dari air ZamZam tak hanya mampu mengalir terus menerus tanpa pernah kekeringan meski setiap hari terus dipompa untuk memenuhi kebutuhan jutaan jamaah haji dari berbagai negara, namun keunikan lain adalah sistem kontrol yang luar biasa sehingga meski dapat mengalir terus menerus, air zam-zam tidak meluber dari sumurnya. Bahkan para peneliti menyimpulkan bisa saja bumi akan tenggelam dengan pancaran air zam-zam yang deras tersebut.


Dimensi dan Profil Sumur Zamzam

Struktur air zam-zam

Sumur ini memiliki kedalaman sekitar 30.5 meter. Hingga kedalaman 14 meter teratas menembus lapisan alluvium Wadi Ibrahim (Maqam Ibrahim). Lapisan ini merupakan lapisan pasir yang sangat berpori. Lapisan ini berisi batu pasir hasil transportasi dari lain tempat. Mungkin saja dahulu ada lembah yang dialiri sungai yang saat ini sudah kering. Atau dapat pula merupakan dataran rendah hasil runtuhan atau penumpukan hasil pelapukan batuan yang lebih tinggi topografinya.


Mata air zamzam

Di bawah lapisan alluvial Wadi Ibrahim (Maqam Ibrahim) ini terdapat setengah meter (0.5 m) lapisan yang sangat lulus air (permeable). Lapisan yang sangat lulus air inilah yang merupakan tempat utama keluarnya air-air di sumur Zamzam.

Kedalaman 17 meter ke bawah selanjutnya, sumur ini menembus lapisan batuan keras yang berupa batuan beku Diorit. Batuan beku jenis ini (Diorit) memang agak jarang dijumpai di Indonesia atau di Jawa, tetapi sangat banyak dijumpai di Jazirah Arab. Pada bagian atas batuan ini dijumpai rekahan-rekahan yang juga memiliki kandungan air. Dulu ada yang menduga retakan ini menuju laut Merah. Tetapi tidak ada (barangkali saja saya belum menemukan) laporan geologi yang menunjukkan hal itu.


Keunikan Air ZamZam

Selain tak hanya mampu mengalir terus menerus tanpa pernah kekeringan meski setiap hari terus dipompa untuk memenuhi kebutuhan jamaah haji dari berbagai negara, namun keunikan lain adalah sistem kontrol yang luar biasa sehingga meski dapat mengalir terus menerus, air zam-zam tidak meluber dari sumurnya. Bahkan para peneliti menyimpulkan bisa saja bumi akan tenggelam dengan pancaran air zam-zam yang deras tersebut.


Pengujian Pompa

Dahulu kala, zamzam diambil dengan gayung atau timba, namun kemudian dibangunlah pompa air pada tahun 1373 H/1953 M. Pompa ini menyalurkan air dari sumur ke bak penampungan air, dan di antaranya juga ke kran-kran yang ada di sekitar sumur zam-zam.

Uji pompa (pumping test) telah dilakukan pada sumur ini, pada pemompaan 8,000 liters/detik selama lebih dari 24 jam memperlihatkan permukaan air sumur dari 3.23 meters dibawah permukaan menjadi 12.72 meters dan kemudian hingga 13.39 meters. Setelah itu pemompaan dihentikan permukaan air ini kembali ke 3.9 meters di bawah permukaan sumur hanya dalam waktu 11 menit setelah pompa dihentikan. Sehingga dipercaya dengan mudah bahwa akifer yang mensuplai air ini berasal dari beberapa celah (rekahan) pada perbukitan di sekitar Makkah.


Perhitungan Matematika:

Uji menggunakan pompa: 8,000 liters/detik selama lebih dari 24 jam (1 hari)
1 hari = 24 jam x 60 menit x 60 detik = 86,400 detik
Jadi Total air yang terkuras adalah 8,000 liter x 86,400 detik = 690,249,600 liter dalam satu hari.

Namun sumur akan terisi kembali hanya dalam waktu 11 menit saja. MasyaAllah...
Itulah kenapa air zam-zam tidak pernah surut sampai sekarang.

Bisa kita bayangkan 690,2 Juta liter air itu seperti apa ? 
Para peneliti menyimpulkan bisa saja bumi akan tenggelam dengan pancaran air zam-zam yang deras tersebut.


Sumber:

Semoga bermanfaat,
DK