“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Monday, February 1, 2016

Tips Mendaki di Musim Hujan


Bagi pecinta gunung, keinginan untuk menjamah puncak-puncak gunung kadang gak terbendung. Rasa rindu membuat merekatetap melakukan pendakian meski musim tak mendukung. Padahal, di musim hujan, kesulitan yang dihadapi pendaki bisa berlipat ganda. Bayangkan, jika di dataran rendah saja hujan seringkaliterasa tak bersahabat, apalagi di gunung?

Tapi, gak perlu juga puasa naik gunung selama musim hujan. Meski curah hujan sedang tinggi, kamu tetap bisa menikmati kegiatan mendaki kok. Nah, biar pendakianmu tetap aman dan menyenangkan, sebaiknya kamu menyimak tips berikut sebelum memutuskan untuk mendaki gunung di musim hujan.

1. Sebelum memulai mendaki, persiapan yang lebih matang wajib hukumnya.
Di musim hujan, kamu akan menghadapi cuaca yang lebih ekstrem di atas sana. Makanya, persiapan yang lebih matang wajib hukumnya. Mulai dari fisik, mental, serta perlengkapan yang akan dibawa, semua harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya untuk mengantisipasi cuaca serta kondisi medan yang semakin menantang.

Yang paling dasar, tentu dimulai dengan menjaga kesehatan kamu. Perbanyak minum air putih serta tambah asupan vitamin, terutama vitamin C, biar daya tahan tubuh kamu meningkat. Dengan daya tahan tubuh yang baik, kamu pun bisa menjamahi gunung dengan semangat meski cuacanya kurang ramah.

2. Pilih gunung yang memiliki jalur pendakian singkat, sehingga kamu bisa langsung turun gunung tanpa perlu membongkar tenda.

Di musim hujan, mendaki dengan cara tek-tok atau langsung turun usai mendaki memang sangat disarankan. Berkemah di gunung saat curah hujan sedang tinggi akan terasa tidak nyaman. Apalagi jika banyak perlengkapanmu yang basah, tubuhmu akan rentan terkena hipotermia.

Pilihlah gunung yang jalur pendakiannya tidak terlalu panjang, dengan akumulasi jarak pergi dan pulang tak lebih dari 15 Km. Kamu bisa memulai pendakian pagi-pagi dan pulang sebelum sore.

3. Pelajari jalur yang akan dilalui dan hindari jalur yang berisiko.

Pahami jalur

Mempelajari jalur yang hendak dilalui saat melakukan pendakian sangatlah penting. Apalagi, hujan yang turun bisa meningkatkan risiko yagn dihadapi. Hindari jalur-jalur yang berisiko tinggi dan membahayakan, seperti rawan longsor atau sangat licin. Lebih baik pilih jalur yang mudah dan gak perlu memaksakan diri. Memilih gunung yang memiliki banyak shelter juga bisa menjadi pertimbangan; kamu bisa dengan mudah menemukan tempat berteduh.

4. Jangan ragu untuk ngepo-in BMKG maupun aplikasi prakiraan cuaca di ponselmu untuk memprediksi cuaca saat kamu mendaki nanti.

Sebelum kamu memutuskan untuk mendaki, ada baiknya kamumemantau cuaca di daerah gunung yang akan kamu daki lewat situs BMKG atau aplikasi cuaca seperti Accu Weather yang bisa kamu pasang di ponselmu. Tentu, cuaca di gunung itu sulit diprediksi. Tapi, setidaknya kamu punya gambaran cuaca seperti apa yang kira-kira kamu hadapi nanti.

5. Pastikan kamu sudah mempersiapkan casebag, cover, ataupun plastik untuk menutupi carrier.

Pastikan keril kamu selalu terlindungi dengan cover bag, guna jaga-jaga apabila hujan turun. dan jangan sampai ketinggalan. Taruhlah jas hujan di deretan paling atas Kamu tidak mau harus membongkar ini-itu saat hujan mulai turun. Selain keburu keujanan, juga akan membuat barang bawaanmu basah.

Sedia coverbag


6. Bawaan yang berlebih bisa membahayakan, jadi pilih barang-barang yang benar-benar penting dan tepat.
Barang yang membahayakan sebaiknya tidak perlu dibawa

Jika kamu memutuskan untuk mendaki tek-tok, batasi bawaanmu menjadi beberapa kilogram saja. Siapkan pakaian ganti, makanan secukupnya, dan gunakan daypack atau tas semi-keril. sehingga mau gak mau kamu akan membatasi barang bawaanmu.

7. Biar air gak merembes, lapisi barang-barang di dalam tasmu dengan kantong kedap air atau trash bag.

Tasmu mungkin menggunakan bahan yang kedap air. Tapi, air hujan tetap bisa merembes melalui celah ritsleting atau jahitan. Makanya, selain melapisi bagian luar dengan rain cover, kamu juga perlu melapisi bagian dalam dengan kantong kedap air atau trash bag untuk menghindari air merembes masuk dan membasahi isi tasmu.

Gunakan kantung tas

Usahakan lakukan test run dulu tenda kamu sebelum berangkat. Misalnya kamu dirikan di halaman belakang rumah, terus kamu siram pake selang. Tembus nggak? Semoga nggak.

8. Saat mendirikan tenda, usahakan cover tidak langsung menyentuh kain tenda.
Tenda yang dilapisi cover
Karena itu akan menyebabkan air merembes dan masuk. Pastikan ada jarak beberapa mili. Kalau menggunakan model tenda yang covernya bisa berbentuk “teras”, pastikan frame-nya benar-benar kuat sempurna, sehingga bentuknya benar-benar lancip dan tidak datar. Kenapa? Kalau datar, akan membuat air tidak mengalir dan tertampung, lalu lama-lama bocor. Teman saya pernah punya pengalaman framenya ringkih dan akhirnya bagian depan “teras” tenda pun bocor.

9. Usahakan membawa Fly sheet, plester, atau lem plastik untuk menambal kalau-kalau ada yang bocor atau rembes.
fly sheet
Fly sheet pelindung darurat tenda saat bocor
Saat tenda sudah kita dirikan dan tiba-tiba turun hujan, sementara kita kita tidak tahu apabila ada tenda yang bocor, maka tindakan darurat yang harus kita lakukan yaitu dengan memasang Fly Sheet di atas tenda kita atau menambal tenda yang rembes tersebut dengan plester atau lemp plastik.

10. Dengan teknik layering yang tepat, kamu bisa tetap melangkah meski diguyur gerimis.
Teknik Layering Pakaian Gunung
Mengaplikasikan sistem layering yang benar dalam berpakaian akan sangat bermanfaat ketika kamu menghadapi pendakian di musim hujan. Teknik layering pakaian untuk mendaki gunung. Jika dilakukan dengan benar, kamu bisa menjaga tubuhmu tetap hangat tanpa harus takut basah. Kamu juga bisa menghemat pakaian yang kamu bawa.

11. Jangan remehkan peran poncho serta boonie hat untuk melindungi tubuhmu dari air hujan yang menderas.
Tiap pendaki punya preferensinya masing-masing soal cara melindungi diri dari hujan yang mengguyur. Ada yang lebih suka menggunakan payung karena ringan dan praktis untuk melindungi kepala dan tubuh, meski tak efektif ketika berhadapan dengan jalur yang mengharuskanmu untuk merayap.

Sementara, poncho atau jas hujan kelelawar juga sangat praktis. Tinggal dikenakan, sebagian besar bagian tubuhmu dan kerilmu akan terlindung dari hujan. Tanganmu juga lebih bebas untuk melakukan hal lain, seperti mendaki jalur yagn curam atau menggenggam trekking pole. Selain itu, poncho juga bisa dimanfaatkan untuk membuat bivak darurat ketika kamu mesti berteduh. Makanya, poncho adalah benda yang wajib ada di kerilmu saat musim hujan.

Kekurangannya, hujan akan jatuh langsung jatuh ke wajahmu saat kamu menggunakan poncho, yang kadang bisa mengganggu penglihatan dan bikiin wajahmu basah. Untuk mengakalinya, manfaatkan boonie hat atau topi militer lebar untuk melindungi wajahmu.

12. Kalau bisa sih bawa Sekop kecil.
Fungsinya untuk membuat parit kecil di sekitar tenda, sehingga di bawah tenda tidak terlalu menggenang.

13. Alih-alih menggunakan sandal, lebih baik kenakan sepatu boots yang kedap air.
Di musim hujan, kamu akan menghadapi jalur yang licin, becek, dan berlumpur. Sandal bisa dengan mudah terperangkap dalam belitan lumpur yang mengakibatkannya rentan putus. Makanya, gunakan sepatu boots yang kedap air sehingga kamu bisa bermanuver dengan lebih baik.
Sebagai tambahan, kamu juga bisa menyampirkan gaiter di kakimu. Fungsinya, untuk menghindari gigitan lintah atau pacet yang biasanya keluar kandang di musim hujan.
Gaiter
Gaiter pelindung pasir ataupun air masuk ke celana
14. Agar bisa bergerak dengan leluasa, pastikan trekking pole ada dalam genggamanmu.

Jangan meremehkan peran trekking pole. Di jalur curam dan licin, keberadaannya akan sangat membantu kamu untuk menjaga keseimbangan, sehingga kamu tak mudah tergelincir. Jika tidak memiliki trekking pole, kamu juga bisa memanfaatkan dahan pohon yang patah untuk membantumu melangkah.

15. Agar air di perlengkapanmu terserap maksimal, manfaatkan penyerap air seperti plas chamois (kanebo) atau spons.

Sekalipun perlengkapanmu sudah kedap air, air hujan masih bisa merembes masuk dan bikin basah. Biar gak jadi lembab, kamu bisa mengeringkannya dengan bahan penyerap air seperti plas chamois/kanebo atau spons. Terutama, gunakan dibagian dalam sepatu, kaos kaki, serta celana untuk mengurangi lembab yang bisa bikin masuk angin.

16. Kalau cuaca memang gak memungkinkan untuk meneruskan perjalanan, jangan memaksakan diri. Ingat, pulang adalah tujuan utama.
Mendaki adalah soal menaklukkan ego. Terkadang, ego membuat kitaingin terus mendaki ke puncak meski keselamatan jadi taruhannya. Inilah saatnya kamu menaklukkan dirimu sendiri.
Apabila cuaca tidak mendukung sebaiknya pulang

Jika cuaca memang tidak memungkinkan untukmu mencapai puncak, tak perlulah memaksakan diri. Sebab, tujuan utama kita mendaki adalah pulang dengan selamat. Toh, puncak masih bisa didaki lagi lain kali, bukan?

Nah,dengan melakukan beberapa tips di atas, mudah-mudahan kamu bisa menikmati pendakian meski sedang musim hujan. Omong-omong, apakah kamu mempunyai tips lain untuk menghadapi pendakian di musim hujan? Jika ada, bagikan ke pembaca lainnya, yuk!

Selamat mendaki dan semoga bermanfaat,
DK

No comments:

Post a Comment