“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Thursday, February 25, 2016

Mimpi Bermakmum dengan Rasulullah ﷺ

PERTANYAAN:

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu,
Beberapa waktu lalu, tepatnya minggu ke-2 bulan Maret 2008, hari rabu malam kamis, saya bermimpi dipertemukan dengan Nabi Besar Rasulullah Muhammad .

Di dalam mimpi tersebut saya sedang duduk bershaf-shaf dengan kaum muslimin, batas kiri dan kanan tidak terlihat karena shaf tersebut sangat panjang. Saya ada di shaf ke-2, tepat di belakang imam agak kekiri dari 2 orang. Kemudian ada seseorang yang berdiri dan mengarahkan jarinya ke arah imam yang sedang duduk, seseorang yang berdiri tersebut memandang saya dan mengatakan, “Inilah Rasulullah ”. Lalu saya memandangi imam tersebut, dimana posisi sang imam sedang duduk membelakangi kami kaum muslimin.

Jadi di mimpi tersebut saya tidak melihat langsung wajah (rupa) Rasulullah . Hanya bagian belakang (punggung) nya saja. Dan itu pun hanya melalui penunjukkan dari seseorang.

Sejak peristiwa tersebut banyak hal-hal luar biasa yang sebelumnya belum pernah terjadi malah saya alami langsung. Antara lain:

Menangis sedih saat terjadi peristiwa pembantaian kaum muslimin di Palestina, Afganistan dan Pakistan.
Terharu menangis bahagia saat mengetahui peristiwa masuknya orang-orang ke dalam Islam karena hidayah Allah, terutama pas baca di EraMuslim.com (tanpa terasa mulut ini bertasbih kepada Allah).
Tidak jarang saya menangis pada saat sholat karena mengharapkan ampunan dan ridho Allah.

Saya lebih sering membaca dan mendengarkan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Setiap saya mendengarnya hati saya selalu berbahagia, mengebu-gebu dan bergetar seperti garpu tala :) Hampir setiap ada kesempatan saya selalu mendengarkan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an melalui device gadget saya. Siang, malam, saat makan, dan bahkan mau tidur pun saya setel, tentunya setelah baca do’a tidur dan diteruskan dengan mendengarkan bacaan Al-Qur’an (oleh Ahmad Saud) ini untuk menemani sepanjang tidur saya. Dan hal ini sudah menjadi kebiasaan hingga sekarang.

Keinginan yang menggebu untuk berjihad (perang) di jalan Allah untuk membantu dan membela kaum muslimin yang lemah. Untuk yang satu ini, saya sampai-sampai bertengkar hebat dengan orang tua saya, mereka melarang saya, karena menurut mereka jihad itu hanya masa lalu, tapi saya tetap nekat (karena saya merasakan cinta Allah lebih besar di kalbu saya), bagi saya selama kiamat belum datang maka jihad akan tetap ada. Tanpa sepengetahuan orang tua, saat ini saya sedang latihan fisik dan mengumpulkan dana untuk biaya ke medan jihad (semoga Allah memudahkan urusan saya ini).

Hal-hal di atas saya ceritakan kepada teman saya, katanya “Wah bagus itu, artinya kamu udah ngerasa’in nikmatnya Iman dan Islam, ga semua orang loh yang bisa ngerasa’in nya”.

Yang ingin saya tanyakan adalah:
  1. Walaupun saya saya tidak melihat wajah beliau , Apa makna dari mimipi saya dipertemukannya saya dengan Rasulullah ?
  2. Apakah peristiwa dan pengelaman yang saya alami di atas adalah implikasi dari mimpi saya tersebut?
Terima kasih,
Dari hamba Allah yang merindukan untuk selalu ingin bertemu dengan-Nya.
Kamarudin


JAWABAN:

Waalaikumussalam Wr Wb
Saudara Kamarudin yang dimuliakan Allah swt.
Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh bahwa Rasulullah  bersabda,”Barangsiapa yang melihatku disaat tidur maka seakan-akan dia melihatku pada saat terjaga dan setan tidaklah dapat menyerupaiku.” (HR. Bukhori)

Juga hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud bahwasanya Rasulullah  bersabda,”Barangsiapa yang melihatku disaat tidur maka sungguh dia telah melihatku. Sesungguhnya setan tidak bisa menyerupaiku.” (HR, Tirimidzi, dia berkata ini adalah hadits hasan shahih)

Semoga apa yang anda saksikan yaitu melihat Rasulullah —walaupun bagian belakang tubuhnya —serta shalat bersamanya menjadi tanda keshalehan dan kecintaan anda kepadanya  sebagaimana yang disebutkan oleh kedua hadits diatas.

Al Hafizh Ibnu Hajar menyebutkan bahwa makna dari “Barangsiapa yang melihatku disaat tidur maka sungguh dia telah melihatku” adalah barangsiapa yang melihatku disaat mimpi maka sungguh dia telah melihatku yang sebenarnya dengan sempurna tanpa adanya keraguan dan kesangsian terhadap apa yang dilihatnya bahkan dia adalah mimpi yang sempurna. Hal ini dikuatkan oleh dua buah hadits dari Abu Qatadah dan Abu Said “maka sungguh dia telah melihat yang sebenarnya” yaitu mimpi yang benar bukan yang batil.

Al Hafizh menambahkan bahwa maksudnya adalah barangsiapa yang melihatku disaat tidur dalam bentuk (rupa) yang bagaimanapun maka hendaklah orang itu bergembira dan mengetahui bahwa dia telah melihat yang sebenarnya dan mimpi itu berasal dari Allah swt dan bukanlah mimpi yang batil karena sesungguhnya setan tidaklah bisa menyerupaiku (Rasulullah ). (Fathul Bari juz XII hal 453)

Ibnul Baqilani mengatakan bahwa makna “Sungguh dia telah melihatku” adalah mimpi orang itu benar dan bukanlah mimpi kosong atau penyerupaan dari setan. Hal ini dikuatkan dengan riwayat lain “Sungguh dia telah melihat yang sebenarnya” yaitu mimpi yang benar.

Al Qodhi mengatakan bahwa ada kemungkinan sabda Rasulullah  “sungguh dia telah melihatku” atau “sungguh dia telah melihat yang sebenarnya karena setan tidaklah bisa menyerupai rupaku” maksudnya adalah jika orang itu melihatnya  dengan sifatnya yang telah dikenal selama hidupnya . Akan tetapi jika orang itu melihat dalam bentuk yang sebaliknya maka mimpinya itu adalah ta’wil (yang masih perlu diteliti kebenarannya) bukan mimpi hakekat (sebenarnya), dan apa yang dikatakan oleh al Qodhi ini—menurut Nawawi—adalah lemah. Akan tetapi yang benar adalah bahwa orang itu sungguh telah melihat yang sebenarnya (hakekat) baik dalam sifat yang sudah dikenalnya ataupun selainnya, seperti yang disebutkan oleh al Maziri. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz XV hal 36 – 37)

Adapun berbagai peristiwa dan pengalaman yang anda alami setelahnya tidaklah bisa dipastikan bahwa itu adalah implikasi dari mimpi tersebut. Namun bisa saja mimpi itu semakin menguatkan keimanan anda kepada Allah dan Rasul-Nya atau meningkatkan kualitas ibadah anda sehingga memunculkan berbagai sikap terpuji didalam diri anda, seperti : perasaan empati kepada sesama kaum muslimin yang lemah, keinginan yang kuat untuk berjihad di jalan Allah, gemar membaca dan mendengarkan Al Qur’an atau sifat-sifat terpuji lainnya. Dan semoga itu semua adalah pancaran dan cahaya keimanan yang ada didalam hati anda yang mewarnai prilaku dan sikap anda, sebagaimana sabda Rasulullah,”Barangsiapa yang tidak memperhatikan urusan kaum muslimin maka orang itu tidaklah termasuk golongan mereka (kaum muslimin).” (HR. Thabrani)

Juga hadits yang diriwayatkan an Nu’man bin Basyir bahwasanya Rasulullah  bersabda,”Perumpamaan orang-orang beriman dalam saling mencintai, menyayangi dan perasaan diantara mereka seperti satu tubuh. Jika ada salah satu anggota tubuhnya yang sakit maka itu menjadikan seluruh tubuhnya tidak bisa tidur dan menjadi demam.” (HR. Muslim)

Untuk itu peliharalah terus sikap terpuji itu dengan senantiasa menguatkan hubungan dengan Allah swt, mengikuti sunnah-sunnah nabi-Nya, membaca an mempelajari kitab-Nya dan agar tetap waspada terhadap segala bentuk tipu daya dan bujuk rayu setan.

Wallahu A’lam.
Ustadz Sigit Pranowo Lc

Sumber:

Semoga bermanfaat,
Ded Lee