“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Thursday, February 11, 2016

Khutbah Jum'at - Arak dan Judi


Inamal hamru wal maisiru wal anshobu wal azlamu rijsun min amalisyaiton fajtanibuhu la’alakum tuflihun Al Maidah ayat 90

Amaba’du.
Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Baru-baru kemarin di media masa diramaikan dengan 26 orang mahasiswa di daerah Yogjakarta tewas setelah menenggak miras oplosan. Hal ini mencerminkan bahwa sampai kapanpun setan akan terus menjerumuskan kita umat manusia kedalam jurang neraka meskipun telah banyak contoh korban yang tewas akan dari miras oplosan tersebut.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu berhadapan dengan 2 hal yang berlawanan, dengan 2 hal yang kontroversil kata orang sekarang. Yang kita diharuskan memilih satu diantara kedua hal itu. Sejak kita bangun tidur, sampai kita tidur lagi, selalu kita hadapi 2 persoalan itu. Apa 2 hal tersebut? Yaitu: Yang Benar dan yang Salah, Yang Hak dan yang Bathil, Yang Pantas dan Tercela, Yang Ma’ruf dan Munkar.
Ilustrasi Madu dan Racun
Dulu pernah kita kenal ada lagu yang berjudul “Madu dan Racun”, dimana potongan liriknya: “Madu di tangan kananmu, Racun ditangan kirimu” Tapi kalau saya pikir-pikir, kalau sekedar madu ditangan kanan dan racun ditangan kiri, sudah pasti alamatnya jelas. Yang repot kalau kita tidak tau lagi mana yang madu dan mana yang racun. Lebih celaka lagi dijaman sekarang banyak racun mereknya madu.

Kita terpedaya, kita terpesona, kita terpukau oleh racun yang bermerek madu ini, kita minum dia yang akibatnya rawan didalam kehidupan kita. Sangat banyak racun-racun yang terpancang di sepanjang perjalanan hidup kita ini. Dan dua diantara racun kehidupan itu akan kita bicarakan dalam khutbah ini yakni Minuman Keras atau Arak dan Judi.

Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Sebagai yang kita maklumi, bahwa Islam bertujuan memelihara kemulyaan manusia yang diciptakan “Fi ahsani takwim” dalam bentuk yang paling sempurna.

Arak atau minuman keras merupakan minuman yang dapat merusak dari berbagai aspek kehidupan. Apakah itu kesehatan tubuh, pertumbuhan akal, ketentraman rumah tangga, bahkan ketentraman masyarakat bangsa dan negara. Cobalah sejenak kita adakan penyelidikan, kalau kita masuk kedalam penjara, melihat sel-sel disana berapa banyak yang mendekam di sel karena minuman keras? Masuk kita ke rumah sakit, berapa banyak yang dirawat akibat minuman keras? Berapa banyak stress yang dialaminya? Berapa banyak rumah tangga yang berantakan? Berapa banyak pembunuhan terjadi? Pemerkosaan terjadi, akibat dari minuman keras ini.

Yang paling ironi adalah kalau dia sudah menyerang anak-anak muda kita, padahal kita tau remaja, pemuda adalah bentuk miniatur daripada kehidupan suatu bangsa. Akan bagaimana warna Indonesia 20, 40, 60 tahun yang akan datang, remaja dan pemuda kita jawabannya. Bahkan dari segi agamapun, akan bagaimana warna Islam di Indonesia beberapa puluh tahun mendatang remaja itu pula jawabannya.

Karna itu, tidak terlalu berlebihan kalau saya boleh berkata, untuk menghancurkan Islam di Indonesia ini, tidak perlu menghancurkan pondok pesantren, tidak perlu menutup masjid, melarang pengajian, menyegel mushola, tidak perlu. Tapi untuk menghancurkan Islam di Indonesia cukup dengan meracuni remaja, pemuda pemudi Islam di Indonesia. Kalau mereka sudah diracuni, dijauhkan dari agamanya, masalahnya tinggal menunggu pergantian generasi. Maka yang jadi pilot projek jelas remaja pemuda, termasuk dengan menanamkan pengaruh minuman keras. Ditanamkan ketengah remaja kita ini untuk jauh dari tuntunan agama.

Para pemuda sudah tidak suka sholat di masjid, baca Al Qur’an di anggap kolot. Seiring dengan itu modernisasi diartikan dengan westernisasi. Cara bergaul seperti orang barat, berumah tangga seperti orang barat, makan seperti orang barat dan disaat itulah minuman keras, narkoba dan obat-obat terlarang masuk dengan mudahnya. Jikalau kita terlena oleh semua itu, maka kehancuran suatu bangsa sesungguhnya sudah dimulai.

Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Penyakit minuman keras ini bukan hanya penyakit di zaman sekarang ini. Masyarakat yang di hadapi oleh Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam 14 abad yang lalu juga masyarakat yang suka dengan minuman keras. Orang Arab jahiliyah, kalau sudah minum arak mabuk, tidak hanya minum, bahkan sampai mandi pakai arak.

Begitu kerasnya Islam ini dalam melarang minuman keras, sampai bukan hanya sekedar meminumnya saja yang diharamkan, tapi juga dilarang meng-impornya, memproduksinya, membuka warung yang menjual minuman keras, atau bekerja ditempat penjualan minuman keras.

Dari hadits riwayat Imam Ahmad, Abu Daud no:3681, dan Ibnu majah no:3393, Nabi bersabda: 

Ma askaro kasiruhu, faqoliluhu haromun, 

“Apa yang banyaknya menyebabkan mabuk, sedikitnyapun tetap haram hukumnya”.

Memang barangkali mungkin ada manfaatnya, tetapi bahayanya jelas lebih besar ketimbang manfaat yang bisa timbul daripada jenis minuman keras itu sendiri.

Dalam hadits lain riwayat Imam Ahmad, Nabi pesankan:

Mankana yukminubillahi walyaumil akhir, fala yakudhu ala ma iddatin taddurru alaikal hamru.

“Siapa yang beriman kepada Allah dan beriman kepada hari akhirat, jangan dia duduk di suatu pertemuan, yang didalam pertemuan itu diedarkan minuman keras”.

Masuk kedalam lingkungan itupun tidak diperkenankan, kenapa?

Ashariku fishari sharun

“bersekutu dengan kejahatan, maka jahat juga hukumnya”.

Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Apa saja pengaruh dariminuman keras ini diantaranya :                                                                                                                                     
Pertama, dalam keadaan mabuk, orang sudah tidak bisa berpikir secara sehat, daya kontrol hilang, artinya perbuatan sudah tidak terkontrol lagi. Kedua, IQ tidak akan tumbuh dan berkembang seperti yang kita harapkan. Ketiga, harga diri akan runtuh ditengah masyarakat. 

Karena kerasnya pelarangan minuman keras ini, pernah suatu hari dizaman dulu, seorang melapor kepada khalifah Ummar Bin Abdul Aziz bahwa ada sekelompok orang sedang berkumpul meminum minuman keras.
Kata Ummar " Dera mereka, hukum cepat.! Sang penjaga berkata: "Ya,Khalifah, Kenapa?
Diantara mereka ada juga orang yang di Bulan Ramadhan biasa berpuasa, Oh begitu, Yang biasa puasa duluan dihukum. Kenapa? 
Mengerti memang lebih besar resikonya daripada tidak mengerti, kalau yang tidak mengerti di latar belakangi oleh kebodohan, masih bisa ditolerir, masih bisa dimaklumi, ini orang sudah tau, mengerti hukum justru ikut-ukut berkumpul di majlis yang ada minuman keras. Oleh sebab itu marilah kita menjauhi dari segala sesuatu yang berhubungan dengan minuman keras seperti yang sudah dijelaskan diatas.
Sabung Ayam
Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Selain minuman keras, yang kedua adalah Judi. Posisi Judi dan Arak ini dalam Al-quran sama bahayanya, apa sebabnya demikian? Mentalitas Judi adalah mentalitas sirklus (lingkaran setan) yang artinya: Yang menang biasanya ketagihan, yang kalah biasanya penasaran. Inilah satu sebabnya orang yang terjangkit penyakit judi sulit untuk berhenti.

Kenapa Judi diharamkan dalam islam ?
Pertama, Seorang muslim didalam berusaha mencari harta diharuskan, sunatullah, berusaha menurut hukum kausal, oleh karena itu hidup bukan undian seperti judi, jangan mengharap untung besar tanpa mau peras keringat.
Kedua, Islam menjadikan harta benda berharga yang dilindungi, mengambilnya dengan judi termasuk, mengambil, memakan harta orang lain dengan cara yang bathil.
Ketiga, Judi itu dapat menimbulkan permusuhan dan pertentangan antara pemain itu sendiri, meskipun kelihatannya kompak duduk dikursi dalam satu meja yang berhadapan, yang kalah kelihatannya pasrah itu hanya kulit permukaan, bathinya yang kalah itu tetap memiliki rasa dendam, selain mendendam juga mengomel, mencaci maki, dirinya sendiri atau lawan mainnya.
Keempat, Judi itu merusak aktifitas hidup, membuat orang membuang waktu dengan tidak terasa dan yang pada gilirannya melupakan orang kepada tanggung jawabnya.

Yang dikhawatirkan dengan Judi atau undian atau apa saja namanya yaitu munculnya penghayal-penghayal kelas berat, tukang-tukang pelamun kelas tinggi, yang hidup hanya ngumpulin jikalau, anadaikata, umpama, misalnya. Orang sudah kemana-mana kita masih menghitung jikalau. Orang boleh saja mengharap burung terbang tinggi, tapi punai ditangan jangan dulu dilepas. Artinya idialisme silahkan terbang setinggi langit tapi kaki harus tetep berpijak dialam realita. 
Kalau sudah kalah di medan judi, hilang rasa sayang kepada sesuatu yang kita miliki. Ada rumah-rumahnya di lelang, ada kendaraan-kendaraan jadi taruhan, ada jam tangan-jam tanganpun copot tanpa terasa. Maka berapa banyak rumah tangga yang berantakan, istri minta cerai, orang jadi nekat merampok, orang jadi nekat mencuri, korupsi kalau dia pejabat, akibat apa ini? semua karna pengaruh yang namanya judi.

Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Itulah sebabnya didalam Qur’an Surah Al Maidah ayat 90, Allah menekankan:

Inamal hamru wal maisiru wal anshobu wal azlamu rijsun min amalisyaiton fajtanibuhu la’alakum tuflihun

“Sesungguhnya khamar, berjudi, berhala, mengundi nasib adalah puncak kekotoran (rijsun), yang termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan itu, jikalau kamu mau menjadi orang-orang yang beruntung”

Sejarah tidak pernah mencatat ada orang menjadi milyuner karena bermain judi, orang kaya seperti Bill gates, dia kaya bukan karna judi, tapi karna kemauan peras keringat banting tulang. Mau memulai sesuatu dari yang real di depan mata. Sebab apa? Hidup ini memang perjuangan. Janganlah kita ingin hidup dengan satu prestasi, ingin tetap hidup seperti apa adanya sekarang ini saja, toh kita harus berjuang, apalagi ingin hidup lebih baik, lebih terhormat dan lebih mudah. 

Hidup adalah perjuangan, perjuangan berarti pengorbanan. Berani hidup artinya berani berjuang, berani berjuang maksudnya rela berkorban. Takut berkorban jangan berjuang, tidak mau berjuang berhenti saja hidup. Itu logika. Dan bagaimanapun saya yakin lebih baik berkorban daripada menjadi korban. Kalau sekarang kita berkorban peras keringat banting tulang, berusaha secara sunatullah, untuk menghidupi anak istri keluarga. Pada suatu saat kita tidak akan menjadi korban kebrutalan anak-anak kita sendiri, kalau mereka  dibesarkan dan tumbuh berkembang oleh hasil yang diperoleh dari meja judi.

Ayat 91 Surah Al Maidah ini lebih memperkuat lagi: 

Inama yuridu syaitonu ayyuqiah bainakumul adaa watawal baghdha afil khamri wal maysiri wayasuddakum anzikrillahi wa’anisholati fahal antum muntahun.

“Yang dimaui oleh syaitan itu tidak lain supaya dengan arak dan dengan judi timbul rasa permusuhan, sikap memusuhi, rasa dendam, saling marah diantara kamu.”

Setan itu belum merasa puas apabila kita belum tergelincir kepada minuman keras dan judi tersebut. Oleh sebab itu untuk menghindari kedua hal tersebut Islam mengajarkan sistem keseimbangan. Sehingga Nabi Sabdakan dalam Hadits riwayat At Tabrani & Baihaqi:

I’mal lidunyaka ka’anaka taisu abada, wa’mal liakhirotika ka’annaka tamutu roba

“Bekerjalah untuk duniamu, seolah-olah kau akan hidup selamanya, tetapi bekerjalah untuk akhiratmu, seolah-olah kau akan mati besok”.

Jadi kalau kita sudah sholat menghadap Allah, ingat seolah-olah kita akan mati besok. Maka akan timbul khusyuknya. Tapi kalau kita sudah bekerja atau menuntun ilmu, ditempat tugas, ingat seolah-olah kita akan hidup selamanya, supaya timbul gairah kerja. Jangan dibalik, dikantor ingat mati, ya lemes terus tidak bergairah kerja, apalagi saat sholat ingat belanja otomatis sholat kita tidak akan khusyuk.

Jadi untuk menempuh fiddunya khasanah ini Islam mengajarkan, tempuh jalur yang mengikuti sunatullah. Itu yang dihargai oleh agama. Itu saja yang dapat khatib sampaikan pada pertemuan kali ini. Semoga Allah menghindarkan kita dari Arak dan Judi serta bahayanya buat kita sendiri, keluarga maupun anak-anak dan cucu kita. Aamien Ya Robbal 'Alamin.


Khutbah Kedua:
Maasyirol Muslimin Rakhimakumullah,
Baik arak maupun judi, keduanya merupakan bahaya laten, yang tidak hanya mengancam kehidupan beragama, tetapi juga masyarakat, bangsa dan Negara apalagi kalau sudah jatuh kepada generasi penerus. Dan yang bagaimanapun juga saya berpikir sebenarnya, remaja pemuda pemudi kita cuma korban dari suatu sistem. Sebab ini merupakan tanggung jawab bersama baik dari pemudanya sendiri, kita selaku orang tua, dan pemerintah yang berkuasa.
Rasulullah bersabda:

Manro’a minkum munkaron falyughoyir biyadih, waillam yastati fabilisani, waillam yastati fabiqolbih

“Apabila salah seseorang kamu melihat satu kemungkaran, termasuk minuman keras dan judi didalamnya, maka rubahlah itu… Dengan cara apa? Kalau mampu dengan tangan, lakukan dengan tangan. Kalau tidak mampu dengan tangan, lakukan dengan lidah (ngomong). Kalau tidak mampu dengan lidah, maka cukuplah dalam hati, sekurang-kurangnya kita tidak ikut melakukan perbuatan kemungkaran tersebut”

Semoga bermanfaat,
DK