“ittaqunnar walau bisyiqqo tamrotin: Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”(Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114)

Monday, March 13, 2017

Kevin/Marcus Menjaga Tradisi All England buat Indonesia


Pasangan ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, merebut gelar juara di turnamen bergengsi All England Open, Minggu (12/03/2017).

Di final, Marcus/Kevin  mengalahkan  pemain Tiongkok, Li Junhui/Liu Yuchen, 21-19, 21-14. Pertandingan berlangsung selama 35 menit.

Pasangan Indonesia yang diunggulkan di tempat kelima ini merebut gim pertama 21-19 dalam 20 menit di Barclaycard Arena, Birmingham, Inggris.


Kedua pasangan ini saling berkejaran dalam mengumpulkan poin. Unggul 11-8 pada jeda, Marcus/Kevin sempat terkejar 15-16. Namun permainan spekulatif Kevin Sanjaya mampu membuat pasangan Indoensia merebut gim pertama 21-19.

Gim kedua berlangsung lebih mudah buat pasangan Indonesia. Unggul sejak masa jeda, Mercus/Kevin langsung melesat mencapai match point 20-12.

Pasangan Tiongkok mampu merebut dua poin, sebelum akhirnya menyerah 14-21.

Marcus/Kevin lolos ke babak final All England Open dengan mengalahkan unggulan 8 asal Denmark, Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding 19-21, 21-13, 21-17.

Kemenangan ini membuat Indonesia meraih kembali supremasi di nomor ganda putera All England setelah terakhir kali Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan meraihnya pada 2014.

Juara All England 2017, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon mengaku dukungan penonton menjadi satu faktor penting kemenangan mereka.

Ini merupakan keberhasilan tim Indonesia mengembalikan gelar juara di nomor ganda putera setelah terakhir kali dirasakan pasangan Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan pada 2014.

Kevin Sanjaya  yang baru berusia 21 tahun mengaku keberhasilan ini tak pernah dibayangkan sebelumnya. "Bagi saya ini seperti satu impian yang terwujud. Ini turnamen bulu tangkis tertua  dan saya senang sekali bisa juara di sini."

Gelar juara turnamen All England sering dianggap sebagai gelar juara dunia tidak resmi. Indoensia juga memiliki sejarah panjang di turnamen yang dulu berlangsung di Wembley, London lewat nama-nama seperti Rudy Hartono, Liem Swie King, Tjuntjun/Johan Wahyudi hingga Sigit Budiarto/Candra Wijaya.

Kisah keberhasilan Indonesia inilah yang sering menjadi impian buat para pemain muda, termasuk Kevin/Marcus. Apalagi atmosfir final kerap dimeriahkan dengan hadirnya puluhan pendukung Indonesia yang datang dari pelosok Inggris.

"Kami sangat berterimakasih kepada para pendukung. Kehadiran mereka membuat kami merasa seperti bermain di tanah air. Terimakasih kepada semua," ungkap Kevin.

Sumber: