|
حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ
نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ فِي عَهْدِ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَ عُمَرُ بْنُ
الْخَطَّابِ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ
فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرْهُ
فَلْيُرَاجِعْهَا ثُمَّ لِيَتْرُكْهَا حَتَّى تَطْهُرَ ثُمَّ تَحِيضَ ثُمَّ
تَطْهُرَ ثُمَّ إِنْ شَاءَ أَمْسَكَ بَعْدُ وَإِنْ شَاءَ طَلَّقَ قَبْلَ أَنْ
يَمَسَّ فَتِلْكَ الْعِدَّةُ الَّتِي أَمَرَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يُطَلَّقَ
لَهَا النِّسَاءُ |
|
19.1/2675. Telah menceritakan kepada kami Yahya
bin Yahya At Tamimi dia berkata; Saya membaca di hadapan Malik bin
Anas dari Nafi' dari Ibnu Umar bahwa di masa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, dia pernah menceraikan istrinya, padahal istrinya
sedang haidllh, lantas Umar bin Khatthab menanyakan kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam mengenai hal itu, maka Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Perintahkanlah dia (Ibnu Umar) untuk kembali
(meruju') kepadanya, kemudian tunggulah sampai dia suci, lalu dia haidl kemudian
suci kembali, setelah itu jika dia masih ingin bersamanya, (dia boleh
bersamanya) atau jika dia berkehendak, dia boleh menceraikannya sebelum dia
menggaulinya, itulah maksud iddah yang di perintahkan Allah Azza Wa Jalla dalam
menceraikan wanita." |
|
|
حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ رُمْحٍ وَاللَّفْظُ لِيَحْيَى قَالَ
قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا لَيْثٌ وَقَالَ الْآخَرَانِ أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ بْنُ
سَعْدٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَةً لَهُ وَهِيَ
حَائِضٌ تَطْلِيقَةً وَاحِدَةً فَأَمَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنْ يُرَاجِعَهَا ثُمَّ يُمْسِكَهَا حَتَّى تَطْهُرَ ثُمَّ تَحِيضَ
عِنْدَهُ حَيْضَةً أُخْرَى ثُمَّ يُمْهِلَهَا حَتَّى تَطْهُرَ مِنْ حَيْضَتِهَا
فَإِنْ أَرَادَ أَنْ يُطَلِّقَهَا فَلْيُطَلِّقْهَا حِينَ تَطْهُرُ مِنْ قَبْلِ
أَنْ يُجَامِعَهَا فَتِلْكَ الْعِدَّةُ الَّتِي أَمَرَ اللَّهُ أَنْ يُطَلَّقَ
لَهَا النِّسَاءُ وَزَادَ ابْنُ رُمْحٍ فِي رِوَايَتِهِ وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ
إِذَا سُئِلَ عَنْ ذَلِكَ قَالَ لِأَحَدِهِمْ أَمَّا أَنْتَ طَلَّقْتَ امْرَأَتَكَ
مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَمَرَنِي بِهَذَا وَإِنْ كُنْتَ طَلَّقْتَهَا ثَلَاثًا فَقَدْ حَرُمَتْ
عَلَيْكَ حَتَّى تَنْكِحَ زَوْجًا غَيْرَكَ وَعَصَيْتَ اللَّهَ فِيمَا أَمَرَكَ
مِنْ طَلَاقِ امْرَأَتِكَ قَالَ مُسْلِم جَوَّدَ اللَّيْثُ فِي قَوْلِهِ
تَطْلِيقَةً وَاحِدَةً |
|
19.2/2676. Dan telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Yahya dan Qutaibah serta Ibnu Rumh sedangkan
lafazhnya dari Yahya. Qutaibah mengatakan; Telah menceritakan kepada kami Laits,
sedangkan yang dua mengatakan; Telah mengabarkan kepada kami Al Laits bin
Sa'd dari Nafi' dari Abdullah bahwa dia pernah menceraikan
istrinya yang sedang haidl dengan talak satu, maka Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam memerintahkannya untuk merujuknya dan bersamanya sampai
istrinya suci, kemudian haidl yang kedua kalinya, kemudian menanggukan sampai
istrinya suci dari haidl yang kadua kali, sesudah itu barulah di boleh
menceraikan istrinya sebelum menggaulinya, itulah maksud iddah yang di
perintahkan Allah dalam menceraikan wanita. Dalam riwayatnya, Ibnu Rumh
menambahkan; Jika Abdullah ditanya mengenai hal itu (menceraikan istri ketika
haidl), dia akan menjawab kepada salah satu dari mereka, jika kamu menceraikan
istrimu sekali atau dua kali, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam memerintahkan dengan ini (yaitu merujuknya), namun jika kamu
menceraikannya dengan talak tiga, sungguh dia (istrimu) telah haram untukmu
sehingga istrimu menikah dengan orang lain, dan kamu mendurhakai Allah mengenai
perintah talak terhadap seorang wanita. Muslim mengatakan; Bahwa Laits sangat
menghafal perkatannya; Mentalaknya dengan sekali talak. |
|
|
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا عُبَيْدُ
اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ طَلَّقْتُ امْرَأَتِي عَلَى عَهْدِ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهِيَ حَائِضٌ فَذَكَرَ ذَلِكَ
عُمَرُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مُرْهُ
فَلْيُرَاجِعْهَا ثُمَّ لِيَدَعْهَا حَتَّى تَطْهُرَ ثُمَّ تَحِيضَ حَيْضَةً
أُخْرَى فَإِذَا طَهُرَتْ فَلْيُطَلِّقْهَا قَبْلَ أَنْ يُجَامِعَهَا أَوْ
يُمْسِكْهَا فَإِنَّهَا الْعِدَّةُ الَّتِي أَمَرَ اللَّهُ أَنْ يُطَلَّقَ لَهَا
النِّسَاءُ قَالَ عُبَيْدُ اللَّهِ قُلْتُ لِنَافِعٍ مَا صَنَعَتْ التَّطْلِيقَةُ
قَالَ وَاحِدَةٌ اعْتَدَّ بِهَا و حَدَّثَنَاه أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ
وَابْنُ الْمُثَنَّى قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ عَنْ
عُبَيْدِ اللَّهِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ وَلَمْ يَذْكُرْ قَوْلَ عُبَيْدِ
اللَّهِ لِنَافِعٍ قَالَ ابْنُ الْمُثَنَّى فِي رِوَايَتِهِ فَلْيَرْجِعْهَا و
قَالَ أَبُو بَكْرٍ فَلْيُرَاجِعْهَا |
|
19.3/2677. Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Abdullah bin Numair telah menceritakan kepada kami
ayahku telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah dari
Nafi' dari Ibnu Umar dia berkata; Pada masa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, saya pernah menceraikan istriku yang sedang haidl, kemudian
Umar melaporkannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau
bersabda: Suruhlah dia untuk kembali (rujuk)
kemudian suruhlah dia untuk menunggu sampai istrinya suci, kemudian haidl yang
kedua kali, jika istrinya telah suci, baru dia boleh untuk menceraikannya
sebelum menyetubihinya atau dia boleh tetap menjadi istrinya, sebab itulah
maksud iddah yang diperintahkan Allah untuk menceraikan wanita.
Ubaidullah berkata; Saya bertanya kepada Nafi'; Talak apakah yang di maksudkan?
Dia menjawab; Yaitu talak satu dengan masa iddahnya. Dan telah menceritakan
kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Ibnu Al Mutsanna
keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Idris dari
'Ubaidillah dengan isnad seperti ini, namun dia tidak menyebutkan
perkataan 'Ubaidillah dari Nafi'. Dalam riwayatnya Ibnu Al Mutsanna menyebutkan;
Hendaklah dia rujuk kepadanya. Sedangkan Abu Bakar menyebutkan; Hendaknya dia
merujuknya. |
|
|
و حَدَّثَنِي
زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ نَافِعٍ أَنَّ
ابْنَ عُمَرَ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ فَسَأَلَ عُمَرُ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَهُ أَنْ يَرْجِعَهَا ثُمَّ يُمْهِلَهَا
حَتَّى تَحِيضَ حَيْضَةً أُخْرَى ثُمَّ يُمْهِلَهَا حَتَّى تَطْهُرَ ثُمَّ
يُطَلِّقَهَا قَبْلَ أَنْ يَمَسَّهَا فَتِلْكَ الْعِدَّةُ الَّتِي أَمَرَ اللَّهُ
أَنْ يُطَلَّقَ لَهَا النِّسَاءُ قَالَ فَكَانَ ابْنُ عُمَرَ إِذَا سُئِلَ عَنْ
الرَّجُلِ يُطَلِّقُ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ يَقُولُ أَمَّا أَنْتَ
طَلَّقْتَهَا وَاحِدَةً أَوْ اثْنَتَيْنِ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَهُ أَنْ يَرْجِعَهَا ثُمَّ يُمْهِلَهَا حَتَّى تَحِيضَ
حَيْضَةً أُخْرَى ثُمَّ يُمْهِلَهَا حَتَّى تَطْهُرَ ثُمَّ يُطَلِّقَهَا قَبْلَ
أَنْ يَمَسَّهَا وَأَمَّا أَنْتَ طَلَّقْتَهَا ثَلَاثًا فَقَدْ عَصَيْتَ رَبَّكَ
فِيمَا أَمَرَكَ بِهِ مِنْ طَلَاقِ امْرَأَتِكَ وَبَانَتْ مِنْكَ |
|
19.4/2678. Dan telah menceritakan kepadaku
Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Isma'il dari
Ayyub dari Nafi' bahwasannya Ibnu Umar pernah menceraikan
istrinya yang sedang haidl, kemudian Umar menanyakannya kepada Nabi shallallahu
'alaihi wasallam, lalu beliau menyuruh (Ibnu Umar) untuk merujuknya dan
menangguhkan sampai istrinya mengalami haidl yang kedua, kemudian dia
menangguhkannya sampai istrinya suci, setelah itu dia boleh menceraikannya
sebelum menggaulinya, itulah maksud iddah yang diperintahkan Allah dalam
menceraikan seorang wanita. Nafi' berkata; Apabila Ibnu Umar ditanya mengenai
seorang laki-laki yang menceraikan istrinya yng sedang haidl, maka dia akan
berkata; Jika kamu menceraikannya satu kali atau dua kali, maka sesungguhnya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk merujuknya kemudian
menangguhkannya sampai dia (istri) mengalami haidl yang kedua, kemudian
menunggunya sampai dia suci, baru dia boleh menceraikannya sebelum menggaulinya,
namun jika kamu langsung menceraikannya dengan talak tiga, maka kamu tela
bermaksiat terhadap Rabbmu dalam perintah talak, dan kamu telah putus hubungan
dengannya. |
|
|
حَدَّثَنِي
عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنِي يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا
مُحَمَّدٌ وَهُوَ ابْنُ أَخِي الزُّهْرِيِّ عَنْ عَمِّهِ أَخْبَرَنَا سَالِمُ بْنُ
عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ قَالَ طَلَّقْتُ امْرَأَتِي
وَهِيَ حَائِضٌ فَذَكَرَ ذَلِكَ عُمَرُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَتَغَيَّظَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ
قَالَ مُرْهُ فَلْيُرَاجِعْهَا حَتَّى تَحِيضَ حَيْضَةً أُخْرَى مُسْتَقْبَلَةً
سِوَى حَيْضَتِهَا الَّتِي طَلَّقَهَا فِيهَا فَإِنْ بَدَا لَهُ أَنْ يُطَلِّقَهَا
فَلْيُطَلِّقْهَا طَاهِرًا مِنْ حَيْضَتِهَا قَبْلَ أَنْ يَمَسَّهَا فَذَلِكَ
الطَّلَاقُ لِلْعِدَّةِ كَمَا أَمَرَ اللَّهُ وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ طَلَّقَهَا
تَطْلِيقَةً وَاحِدَةً فَحُسِبَتْ مِنْ طَلَاقِهَا وَرَاجَعَهَا عَبْدُ اللَّهِ
كَمَا أَمَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ و حَدَّثَنِيهِ
إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ رَبِّهِ حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنِي الزُّبَيْدِيُّ عَنْ الزُّهْرِيِّ بِهَذَا
الْإِسْنَادِ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ قَالَ ابْنُ عُمَرَ فَرَاجَعْتُهَا وَحَسَبْتُ
لَهَا التَّطْلِيقَةَ الَّتِي طَلَّقْتُهَا |
|
19.5/2679. Telah menceritakan kepadaku Abd bin
Humaid telah mengabarkan kepadaku Ya'qub bin Ibrahim telah
menceritakan kepada kami Muhammad, yaitu anak saudaraku Az Zuhri dari
pamannya telah mengabarkan kepada kami Salim bin Abdullah bahwa
Abdullah bin Umar berkata; Saya pernah menceraikan istriku yang sedang
haidl, lantas Umar melaporkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam marah sambil bersabda: Suruhlah dia rujuk, hingga dia (istrinya) mengalami
haidl yang kedua kali yaitu selain haidl yang dialami waktu dia ditalak, jika
telah jelas dan dia ingin menceraikannya, hendaknya dia menceraikan sewaktu
istrinya suci dari haidlnya, sebelum dia menggaulinya itulah maksud iddah dari
talak yang Allah perintahkan. Dan telah menceritakan kepadaku Ishaq
bin Manshur telah mengabarkan kepada kami Yazid bin 'Abdi Rabbihi
telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Harb telah menceritakan
kepadaku Az Zubaidi dari Az Zuhri dengan isnad seperti ini, namun
dia juga mengatakan; Ibnu Umar berkata; Kemudian saya merujuknya, dan
saya mengira bahwa itu adalah talakku yang pertama terhadapnya. |
|
|
و حَدَّثَنَا
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَابْنُ نُمَيْرٍ
وَاللَّفْظُ لِأَبِي بَكْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ
مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ مَوْلَى آلِ طَلْحَةَ عَنْ سَالِمٍ عَنْ ابْنِ
عُمَرَ أَنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ فَذَكَرَ ذَلِكَ عُمَرُ
لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مُرْهُ فَلْيُرَاجِعْهَا
ثُمَّ لِيُطَلِّقْهَا طَاهِرًا أَوْ حَامِلًا |
|
19.6/2680. Telah menceritakan kepada kami Abu
Bakar bin Abu Syaibah, Zuhair bin Harb dan Ibnu Numair
sedangkan lafazhnya dari Abu Bakar mereka berkata; Telah menceritakan kepada
kami Waki' dari Sufyan dari Muhammad bin Abdurrahman bekas
budak keluarga Thalhah, dari Salim dari Ibnu Umar bahwa dia pernah
menceraikan istrinya yang sedangkan haidl, lantas Umar melaporkan hal itu kepada
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Suruhlah dia merujuknya, sesudah itu suruhlah
mentalaknya ketika suci atau hamil." |
|
|
و حَدَّثَنِي
أَحْمَدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ حَكِيمٍ الْأَوْدِيُّ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ
مَخْلَدٍ حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ وَهُوَ ابْنُ بِلَالٍ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ
بْنُ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ
فَسَأَلَ عُمَرُ عَنْ ذَلِكَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ مُرْهُ فَلْيُرَاجِعْهَا حَتَّى تَطْهُرَ ثُمَّ تَحِيضَ حَيْضَةً أُخْرَى
ثُمَّ تَطْهُرَ ثُمَّ يُطَلِّقُ بَعْدُ أَوْ يُمْسِكُ |
|
19.7/2681. Telah menceritakan kepadaku Ahmad bin
Utsman bin Hakim Al Audi telah menceritakan kepada kami Khalid bin
Makhlad telah menceritakan kepadaku Sulaiman, yaitu Ibnu Bilal telah
menceritakan kepadaku Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar bahwa dia
pernah menceraikan istrinya yang sedang haidl, maka Umar menanyakan hal itu
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bersabda: Suruhlah dia merujuknya sampai istrinya suci,
kemudian haidl yang kedua kali, kemudian suci, setelah itu dia boleh
menceraikannya atau tetap bersamanya. |
|
|
و حَدَّثَنِي
عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ
أَيُّوبَ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ قَالَ مَكَثْتُ عِشْرِينَ سَنَةً يُحَدِّثُنِي مَنْ
لَا أَتَّهِمُ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ ثَلَاثًا وَهِيَ حَائِضٌ
فَأُمِرَ أَنْ يُرَاجِعَهَا فَجَعَلْتُ لَا أَتَّهِمُهُمْ وَلَا أَعْرِفُ
الْحَدِيثَ حَتَّى لَقِيتُ أَبَا غَلَّابٍ يُونُسَ بْنَ جُبَيْرٍ الْبَاهِلِيَّ
وَكَانَ ذَا ثَبَتٍ فَحَدَّثَنِي أَنَّهُ سَأَلَ ابْنَ عُمَرَ فَحَدَّثَهُ أَنَّهُ
طَلَّقَ امْرَأَتَهُ تَطْلِيقَةً وَهِيَ حَائِضٌ فَأُمِرَ أَنْ يَرْجِعَهَا قَالَ
قُلْتُ أَفَحُسِبَتْ عَلَيْهِ قَالَ فَمَهْ أَوَ إِنْ عَجَزَ وَاسْتَحْمَقَ و
حَدَّثَنَاه أَبُو الرَّبِيعِ وَقُتَيْبَةُ قَالَا حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ
أَيُّوبَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ فَسَأَلَ عُمَرُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَهُ و حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْوَارِثِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ جَدِّي عَنْ أَيُّوبَ
بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَقَالَ فِي الْحَدِيثِ فَسَأَلَ عُمَرُ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ فَأَمَرَهُ أَنْ يُرَاجِعَهَا حَتَّى
يُطَلِّقَهَا طَاهِرًا مِنْ غَيْرِ جِمَاعٍ وَقَالَ يُطَلِّقُهَا فِي قُبُلِ
عِدَّتِهَا |
|
19.8/2682. Telah menceritakan kepadaku Ali bin
Hujr As Sa'di telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim dari
Ayyub dari Ibnu Sirin dia berkata; Saya tinggal selama dua puluh
tahun, dan telah menceritakan kepadaku seseorang yang tidak saya tuduh
(berdusts) bahwa Ibnu Umar pernah menceraikan istrinya yang sedang haidl dengan
talak tiga, maka dia diperintahkan untuk rujuk, saya tidak menuduh mereka
(berdusta) namun saya juga tidak mengetahui sendiri peristiwa tersebut. Hingga
saya bertemu dengan Abu Ghullab Yunus bin Jubair Al Bahili dia adalah
orang yang tsabat (dalam hadits), lalu dia menceritakan kepadaku bahwa dia
pernah bertanya kepada Ibnu Umar, lantas Ibnu Umar bercerita bahwa dia
pernah menceraikan istrinya yang sedang haidl, kemudian dia diperintahkan untuk
merujuknya. Yunus berkata; Saya bertanya; Apakah talak itu diperhitungkan
atasnya? Dia (Ibnu Umar) menjawab; Apakah talak itu tidak berlaku meski dia
tidak bisa rujuk dan melakukan tindakan bodoh? (pertanyan pengingkaran yang
maksudnya adalah: Tentu talak itu diperhitungkan). Dan telah menceritakan kepada
kami Abu Rabi' dan Qutaibah keduanya berkata; Telah menceritakan
kepada kami Hammad dari Ayyub dengan isnad seperti ini, namun dia
menyebutkan; Lantas Umar menanyakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
lalu beliau memerintahkan Ibnu Umar (untuk merujuk istrinya). Dan telah
menceritakan hadits ini kepada kami Abdul Warits bin Abdush Shamad telah
menceritakan kepadaku ayahku dari kakekku dari Ayyub dengan
isnad ini, dia menyebutkan dalam hadits ini; Lantas Umar menanyakannya kepada Nabi shallallahu
'alaihi wasallam mengenai hal itu, kemudian beliau memerintahkan Ibnu Umar untuk
rujuk sampai dia mentalaknya dalam keadaan suci tanpa di setubuhi terlebih
dahulu. Dan beliau bersabda: Hendaknya
dia menceraikan di awal iddahnya. |
|
|
و حَدَّثَنِي
يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ عَنْ ابْنِ عُلَيَّةَ عَنْ يُونُسَ
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ عَنْ يُونُسَ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ قُلْتُ لِابْنِ
عُمَرَ رَجُلٌ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ فَقَالَ أَتَعْرِفُ عَبْدَ
اللَّهِ بْنَ عُمَرَ فَإِنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ فَأَتَى عُمَرُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَهُ فَأَمَرَهُ أَنْ
يَرْجِعَهَا ثُمَّ تَسْتَقْبِلَ عِدَّتَهَا قَالَ فَقُلْتُ لَهُ إِذَا طَلَّقَ
الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ أَتَعْتَدُّ بِتِلْكَ التَّطْلِيقَةِ فَقَالَ
فَمَهْ أَوَ إِنْ عَجَزَ وَاسْتَحْمَقَ |
|
19.9/2683. Telah menceritakan kepadaku Ya'qub
bin Ibrahim Ad Dauraqi dari Ibnu 'Ulayyah dari Yunus dari
Muhammad bin Sirin dari Yunus bin Jubair dia berkata; Saya pernah
bertanya kepada Ibnu Umar, ada seorang laki-laki yang menceraikan
istrinya yang sedang haidl, dia menjawab; aAakah kamu tidak tahu Abdullah bin
Umar, bahwa dia pernah menceraikan istrinya yang sedang haidl, lantas Umar
mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan menanyakan hal itu kepadanya,
lalu beliau menyuruhnya agar dia menrujuk
istrinya, kemudian istrinya menunggu masa iddahnya. Dia (Yunus) berkata; Lalu
saya bertanya kepadanya; Jika seorang laki-laki menceraikan istrinya yang sedang
haidl, apakah istrinya menunggu masa iddah sebab talak tersebut? Maka dia
menjawab; Tentu, meskipun dia tidak mampu merujuk atau melakukan suatu
kebodohan! |
|
|
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَ ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ قَالَ سَمِعْتُ
يُونُسَ بْنَ جُبَيْرٍ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقُولُا طَلَّقْتُ امْرَأَتِي
وَهِيَ حَائِضٌ فَأَتَى عُمَرُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لِيُرَاجِعْهَا فَإِذَا طَهُرَتْ فَإِنْ شَاءَ فَلْيُطَلِّقْهَا قَالَ فَقُلْتُ
لِابْنِ عُمَرَ أَفَاحْتَسَبْتَ بِهَا قَالَ مَا يَمْنَعُهُ أَرَأَيْتَ إِنْ عَجَزَ
وَاسْتَحْمَقَ |
|
19.10/2684. Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basyar. Ibnu Mutsanna
mengatakan; Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah
menceritakan kepada kami Syu'bah dari Qatadah dia berkata; Saya
mendengar Yunus bin Jubair berkata; Saya mendengar Ibnu Umar
berkata; Saya pernah menceraikan istriku yang sedang haidl, lantas Umar
mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan melaporkan hal itu kepadanya,
kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Suruhlah dia (Ibnu Umar) merujuknya, jika istrinya
telah suci, maka dia boleh mentalaknya. Dia (Yunus) berkata; Maka saya
bertanya kepada Ibnu Umar; Apakah seorang istri harus menjalani masa iddahnya
seperti itu? Dia menjawab; Apa kiranya yang menghalangi jatuhnya talak! Meskipun
dia tidak mampu rujuk dan melakukan kebodohan?! |
|
|
حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ عَبْدِ
الْمَلِكِ عَنْ أَنَسِ بْنِ سِيرِينَ قَالَ سَأَلْتُ ابْنَ عُمَرَ عَنْ امْرَأَتِهِ
الَّتِي طَلَّقَ فَقَالَ طَلَّقْتُهَا وَهِيَ حَائِضٌ فَذُكِرَ ذَلِكَ لِعُمَرَ
فَذَكَرَهُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مُرْهُ
فَلْيُرَاجِعْهَا فَإِذَا طَهُرَتْ فَلْيُطَلِّقْهَا لِطُهْرِهَا قَالَ
فَرَاجَعْتُهَا ثُمَّ طَلَّقْتُهَا لِطُهْرِهَا قُلْتُ فَاعْتَدَدْتَ بِتِلْكَ
التَّطْلِيقَةِ الَّتِي طَلَّقْتَ وَهِيَ حَائِضٌ قَالَ مَا لِيَ لَا أَعْتَدُّ
بِهَا وَإِنْ كُنْتُ عَجَزْتُ وَاسْتَحْمَقْتُ |
|
19.11/2685. Telah menceritakan kepada kami Yahya
bin Yahya telah mengabarkan kepada kami Khalid bin Abdullah dari
Abdul Malik dari Anas bin Sirin dia berkata; Saya bertanya kepada
Ibnu Umar mengenai istrinya yang pernah diceraikannya, dia menjawab; Saya
pernah menceraikannya padahal dia sedang haidl, lantas hal itu di laporkan
kepada Umar, dan Umar melaporkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
maka beliau bersabda: Suruhlah dia merujuknya,
jika istrinya telah suci, maka dia boleh mentalaknya karena istrinya telah
suci. Dia (Ibnu Umar) melanjutkan; Kemudian saya merujuknya dan
meceraikannya ketika telah suci. Saya bertanya; Apakah kamu menunggu masa
iddahnya dengan talak tersebut yaitu ketika kamu menjatuhkan talak sewaktu dia
haidl? Kemudian dia berkata kepadaku; Kenapa saya tidak ber'iddah denganya,
meskipun saya tidak mampu rujuk dan melakukan suatu kebodohan. |
|
|
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَ ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَنَسِ بْنِ سِيرِينَ أَنَّهُ
سَمِعَ ابْنَ عُمَرَ قَالَ طَلَّقْتُ امْرَأَتِي وَهِيَ حَائِضٌ فَأَتَى عُمَرُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ مُرْهُ
فَلْيُرَاجِعْهَا ثُمَّ إِذَا طَهُرَتْ فَلْيُطَلِّقْهَا قُلْتُ لِابْنِ عُمَرَ
أَفَاحْتَسَبْتَ بِتِلْكَ التَّطْلِيقَةِ قَالَ فَمَهْ و حَدَّثَنِيهِ يَحْيَى بْنُ
حَبِيبٍ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ ح و حَدَّثَنِيهِ عَبْدُ الرَّحْمَنِ
بْنُ بِشْرٍ حَدَّثَنَا بَهْزٌ قَالَا حَدَّثَنَا شُعْبَةُ بِهَذَا الْإِسْنَادِ
غَيْرَ أَنَّ فِي حَدِيثِهِمَا لِيَرْجِعْهَا وَفِي حَدِيثِهِمَا قَالَ قُلْتُ لَهُ
أَتَحْتَسِبُ بِهَا قَالَ فَمَهْ |
|
19.12/2686. Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basyar. Ibnu Al Mutsanna
mengatakan; Telah menceritakan kepada kami Muhamamd bin Ja'far telah
menceritakan kepada kami Syu'bah dari Anas bin Sirin bahwa dia
pernah mendengar Ibnu Umar berkata; Saya pernah menceraikan istriku yang
sedang haidl, lantas Umar mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan
melaporkan kepada beliau, maka beliau bersabda: Suruhlah dia rujuk, jika istrinya telah kembali
suci, maka ia boleh menceraikannya. Maka saya bertanya kepada Ibnu Umar;
Apakah engkau memperhitungkan talak tersebut? Dia menjawab; Memangnya kenapa?
Dan telah menceritakan kepadaku Yahya bin Habib telah menceritakan kepada
kami Khalid bin Al Harits. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah
menceritakan kepadaku Abdurrahman bin Bisyr telah menceritakan kepada
kami Bahz dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Syu'bah
dengan isnad seperti ini, namun dalam hadits mereka berdua disebutkan; Supaya dia (Ibnu Umar) merujuknya. Dan dalam
hadits mereka berdua juga disebutkan bahwa Yunus berkata; Saya bertanya kepada
Ibnu Umar; Apakah engkau memperhitungkan talak tersebut? Dia menjawab; Memangnya
kenapa? |
|
|
و حَدَّثَنَا
إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا ابْنُ
جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي ابْنُ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ سَمِعَ ابْنَ عُمَرَ
يُسْأَلُ عَنْ رَجُلٍ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ حَائِضًا فَقَالَ أَتَعْرِفُ عَبْدَ
اللَّهِ بْنَ عُمَرَ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَإِنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ حَائِضًا
فَذَهَبَ عُمَرُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ
الْخَبَرَ فَأَمَرَهُ أَنْ يُرَاجِعَهَا قَالَ لَمْ أَسْمَعْهُ يَزِيدُ عَلَى
ذَلِكَ لِأَبِيهِ |
|
19.13/2687. Dan telah menceritakan kepada kami
Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Abdur Razaq telah
mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij telah mengabarkan kepadaku Ibnu
Thawus dari ayahnya bahwa dia mendengar Ibnu Umar pernah di
tanya mengenai seseorang yang menceraikan istrinya yang sedang haidl, dia
menjawab; Apakah kamu tahu tentang Abdullah bin Umar? Dia menjawab; Ya. Dia
berkata bahwa dia pernah menceraikan istrinya yang sedang haidl, lantas Umar
pergi kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan melaporkan hal itu
kepadannya, kemudian beliau memerintahkan Ibnu
Umar untuk merujuk istrinya kembali. (Perawi) berkata; Yazid belum pernah
mendengarkan hal itu dari ayahnya. |
|
|
و حَدَّثَنِي
هَارُونُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ قَالَ
ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ الرَّحْمَنِ
بْنَ أَيْمَنَ مَوْلَى عَزَّةَ يَسْأَلُ ابْنَ عُمَرَ وَأَبُو الزُّبَيْرِ يَسْمَعُ
ذَلِكَ كَيْفَ تَرَى فِي رَجُلٍ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ حَائِضًا فَقَالَ طَلَّقَ
ابْنُ عُمَرَ امْرَأَتَهُ وَهِيَ حَائِضٌ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَ عُمَرُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ
وَهِيَ حَائِضٌ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لِيُرَاجِعْهَا فَرَدَّهَا وَقَالَ إِذَا طَهُرَتْ فَلْيُطَلِّقْ أَوْ لِيُمْسِكْ
قَالَ ابْنُ عُمَرَ وَقَرَأَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا
أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا طَلَّقْتُمْ النِّسَاءَ فَطَلِّقُوهُنَّ فِي قُبُلِ
عِدَّتِهِنَّ و حَدَّثَنِي هَارُونُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ
عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ ابْنِ عُمَرَ نَحْوَ هَذِهِ
الْقِصَّةِ و حَدَّثَنِيهِ مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ
أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ
الرَّحْمَنِ بْنَ أَيْمَنَ مَوْلَى عُرْوَةَ يَسْأَلُ ابْنَ عُمَرَ وَأَبُو
الزُّبَيْرِ يَسْمَعُ بِمِثْلِ حَدِيثِ حَجَّاجٍ وَفِيهِ بَعْضُ الزِّيَادَةِ قَالَ
مُسْلِم أَخْطَأَ حَيْثُ قَالَ عُرْوَةَ إِنَّمَا هُوَ مَوْلَى عَزَّةَ |
|
19.14/2688. Telah menceritakan kepadaku Harun
bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Muhammad dia
berkata; Ibnu Juraij berkata; Telah mengabarkan kepadaku Abu Az
Zubair bahwa dirinya mendengar Abdurrahman bin Aiman bekas budak Azzah, dia
bertanya kepada Ibnu Umar sedangkan Abu Zubairberkata mendengarkan hal
itu; Bagaimana pendapatmu jika ada seorang laki-laki yang menceraikan istrinya
yang sedang haidl? Dia (Ibnu Umar) menjawab; Di masa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, Ibnu Umar pernah menceraikan istrinya yang sedang haidl,
lantas Umar menanyakan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
dia berkata; Sesungguhnya Abdullah bin Umar menceraikan istrinya yang sedang
haidl, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: Suruhlah dia merujuknya dan kembali
kepadanya. Beliau melanjutkan: Jika
istrinya telah suci, maka dia boleh menceraikannya atau tetap bersamanya.
Ibnu Umar berkata; Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaca Firman
Allah: Wahai Nabi, jika kamu menceraikan
istri-istrimu, maka ceraikanlah mereka di waktu masa iddahnya. Dan telah
menceritakan kepadaku Harun bin Abdullah telah menceritakan kepada kami
Abu 'Ashim dari Ibnu Juraij dari Abu Az Zubair dari Ibnu
Umar seperti cerita di atas. Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin
Rafi' telah menceritakan kepada kami Abdur Razaq telah mengabarkan
kepada kami Ibnu Juraij telah mengabarkan kepadaku Abu Az Zubair
bahwa dia mendengar Abdurrahman bin Aiman bekas budak Urwah, bertanya kepada
Ibnu Umar, sedangkan Abu Az Zubair mendengarkan hadits seperti hadits Hajjaj,
namun di dalamnya ada beberapa tambahan, Muslim mengatakan; Salah jika dia
mengatakan Urwah, sebab dia adalah bekas budak Azzah (bukan 'Urwah). |
|
|
حَدَّثَنَا
إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَمُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ وَاللَّفْظُ لِابْنِ رَافِعٍ
قَالَ إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا وَقَالَ ابْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ
أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ ابْنِ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
كَانَ الطَّلَاقُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَأَبِي بَكْرٍ وَسَنَتَيْنِ مِنْ خِلَافَةِ عُمَرَ طَلَاقُ الثَّلَاثِ وَاحِدَةً
فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ إِنَّ النَّاسَ قَدْ اسْتَعْجَلُوا فِي أَمْرٍ
قَدْ كَانَتْ لَهُمْ فِيهِ أَنَاةٌ فَلَوْ أَمْضَيْنَاهُ عَلَيْهِمْ فَأَمْضَاهُ
عَلَيْهِمْ |
|
19.15/2689. Telah menceritakan kepada kami Ishaq
bin Ibrahim dan Muhammad bin Rafi' sedangkan lafazhnya dari Ibnu
Rafi', Ishaq mengatakan; Telah mengabarkan kepada kami, sedangkan Ibnu Rafi'
mengatakan; Telah menceritakan kepada kami Abdur Razaq telah mengabarkan
kepada kami Ma'mar dari Ibnu Thawus dari ayahnya dari
Ibnu Abbas, dia berkata: Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, Abu Bakar, dan dua tahun dari kekhilafahan Umar, talak tiga (dengan
sekali ucap) masih dihukumi talak satu. Setelah itu Umar bin Al Khaththab
berkata; Nampaknya orang-orang tergesa-gesa dalam urusan yang sebenarnya telah
diberikan keleluasaan bagi mereka. Bagaimana seandainya kami memberlakukan suatu
hukum atas mereka?! Niscaya mereka akan memberlakukannya (menjatuhkan talak tiga
bagi yang menceraikan isterinya tiga kali dengan sekali ucap-pent). |
|
|
حَدَّثَنَا
إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ أَخْبَرَنَا ابْنُ
جُرَيْجٍ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ رَافِعٍ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا عَبْدُ
الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي ابْنُ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ
أَنَّ أَبَا الصَّهْبَاءِ قَالَ لِابْنِ عَبَّاسٍ أَتَعْلَمُ أَنَّمَا كَانَتْ
الثَّلَاثُ تُجْعَلُ وَاحِدَةً عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَثَلَاثًا مِنْ إِمَارَةِ عُمَرَ فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ
نَعَمْ |
|
19.16/2690. Telah menceritakan kepada kami Ishaq
bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Rauh bin 'Ubadah. Dan
diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Ibnu Rafi'
sedangkan lafazhnya dari dia, telah menceritakan kepada kami Abdur Razaq
telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij telah mengabarkan kepadaku
Ibnu Thawus dari ayahnya bahwa Abu Ash Shahba` dia berkata kepada
Ibnu Abbas; Tahukah kamu bahwa talak tiga (dengan sekai ucap) dihukumi
satu talak pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar, dan
dihukumi tiga talak pada masa kekhilafahan Umar? Ibnu Abbas menjawab;
Ya. |
|
|
و حَدَّثَنَا
إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ عَنْ حَمَّادِ
بْنِ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ السَّخْتِيَانِيِّ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مَيْسَرَةَ
عَنْ طَاوُسٍ أَنَّ أَبَا الصَّهْبَاءِ قَالَ لِابْنِ عَبَّاسٍ هَاتِ مِنْ
هَنَاتِكَ أَلَمْ يَكُنْ الطَّلَاقُ الثَّلَاثُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَاحِدَةً فَقَالَ قَدْ كَانَ
ذَلِكَ فَلَمَّا كَانَ فِي عَهْدِ عُمَرَ تَتَايَعَ النَّاسُ فِي الطَّلَاقِ
فَأَجَازَهُ عَلَيْهِمْ |
|
19.17/2691. Dan telah menceritakan kepada kami
Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Sulaiman bin Harb
dari Hammad bin Zaid dari Ayyub As Sakhtiyani dari Ibrahim bin
Maisarah dari Thawus bahwa Abu As Shahba` berkata kepada Ibnu
Abbas; Beritahukanlah kepadamu apa yang engkau ketahui! Bukankah talak tiga
(yang di ucapkan sekaligus) pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
dan Abu Bakar dinyatakan hanya jatuh talak sekali? Jawab Ibnu Abbas; Hal itu
telah berlaku, dan pada masa pemerintahan Umar, orang-orang terlalu mudah untuk
menjatuhkan talak, lantas dia memberlakukan hukum atas mereka (yaitu jatuh talak
tiga dengan sekali ucap). |
|
|
و حَدَّثَنَا
زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ هِشَامٍ
يَعْنِي الدَّسْتَوَائِيَّ قَالَ كَتَبَ إِلَيَّ يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ
يُحَدِّثُ عَنْ يَعْلَى بْنِ حَكِيمٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ
عَبَّاسٍ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ فِي الْحَرَامِ يَمِينٌ يُكَفِّرُهَا وَقَالَ ابْنُ
عَبَّاسٍ { لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ } |
|
19.18/2692. Telah menceritakan kepada kami
Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim
dari Hisyam yaitu Ad Dastawa`i dia berkata; Yahya bin Abu Katsir
menulis sesuatu kepdaku, bahwa dia bercerita dari Ya'la bin Hakim dari
Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas dia berkata: Di tanah haram
(suci) itu terdapat satu janji yang telah ditunaikan kaffarahnya. Lalu Ibnu
Abbas membaca Firman Allah Ta'ala: Sungguh
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu. |
|
|
حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ بِشْرٍ الْحَرِيرِيُّ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ يَعْنِي ابْنَ سَلَّامٍ
عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ أَنَّ يَعْلَى بْنَ حَكِيمٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ
سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَمِعَ ابْنَ عَبَّاسٍ قَالَ إِذَا
حَرَّمَ الرَّجُلُ عَلَيْهِ امْرَأَتَهُ فَهِيَ يَمِينٌ يُكَفِّرُهَا وَقَالَ {
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ } |
|
19.19/2693. Telah menceritakan kepada kami Yahya
bin Bisyr Al Hariri telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah, yaitu Ibnu
Salam dari Yahya bin Abu Katsir bahwa Ya'la bin Hakim telah
mengabarkan kepadanya, bahwa Sa'id bin Jubair telah mengabarkan
kepadanya, bahwa dia pernah mendengar Ibnu Abbas berkata; Apabila seorang
suami mengharamkan dirinya (bersetubuh) dengan istrinya, maka hal itu merupakan
sumpah yang kafaratnya (dendanya) harus di bayar. Dia melanjutkan; Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu. |
|
|
و حَدَّثَنِي
مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ
جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي عَطَاءٌ أَنَّهُ سَمِعَ عُبَيْدَ بْنَ عُمَيْرٍ يُخْبِرُ
أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ تُخْبِرُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَانَ يَمْكُثُ عِنْدَ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ فَيَشْرَبُ عِنْدَهَا
عَسَلًا قَالَتْ فَتَوَاطَيْتُ أَنَا وَحَفْصَةُ أَنَّ أَيَّتَنَا مَا دَخَلَ
عَلَيْهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلْتَقُلْ إِنِّي أَجِدُ
مِنْكَ رِيحَ مَغَافِيرَ أَكَلْتَ مَغَافِيرَ فَدَخَلَ عَلَى إِحْدَاهُمَا
فَقَالَتْ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ بَلْ شَرِبْتُ عَسَلًا عِنْدَ زَيْنَبَ بِنْتِ
جَحْشٍ وَلَنْ أَعُودَ لَهُ فَنَزَلَ { لِمَ تُحَرِّمُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكَ
إِلَى قَوْلِهِ إِنْ تَتُوبَا } لِعَائِشَةَ وَحَفْصَةَ { وَإِذْ أَسَرَّ
النَّبِيُّ إِلَى بَعْضِ أَزْوَاجِهِ حَدِيثًا } لِقَوْلِهِ بَلْ شَرِبْتُ
عَسَلًا |
|
19.20/2694. Telah menceritakan kepadaku Muhammad
bin Hatim telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Muhammad telah
mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij telah mengabarkan kepadaku
'Atha` bahwa dia mendengar 'Ubaid bin 'Umair mengabarkan bahwa dia
mendengar 'Aisyah mengabarkan bahwa ketika Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam tinggal di rumahnya Zainab binti Jahsyi, beliau minum madu, (Aisyah)
melanjutkan; Kemudian saya dan Hafshah saling berpesan, yaitu kepada siapa di
antara kami yang didatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lebih dulu, maka ia
harus mengatakan; Sesungguhnya saya mencium darimu bau maghafir (yaitu jenis
buah yang manis dan berbau tidak sedap), apakah anda memakan buah Maghafir? Lalu
beliau menemui salah satu dari mereka, maka salah satu dari mereka mengatakan
(pesan yang telah disepakati), jawab beliau: Tidak, akan tetapi saya meminum madu di sisi Zainab
binti Jahsy, dan saya tidak akan mengulanginya lagi. Maka turunlah ayat:
Mengapa kamu mengharamkan apa yang d halalkan
Allah untukmu-sampai Firman-Nya- jika kamu berdua bertaubat -yaitu Aisyah dan
Hafshah- dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah
seorang dari istri-istrinya suatu peristiwa. (At Tahrim: 1-3). Yaitu
berkenaan dengan sabda beliau: Tetapi saya
meminum madu. |
|
|
حَدَّثَنَا
أَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ وَهَارُونُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَا
حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ هِشَامٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحِبُّ الْحَلْوَاءَ
وَالْعَسَلَ فَكَانَ إِذَا صَلَّى الْعَصْرَ دَارَ عَلَى نِسَائِهِ فَيَدْنُو
مِنْهُنَّ فَدَخَلَ عَلَى حَفْصَةَ فَاحْتَبَسَ عِنْدَهَا أَكْثَرَ مِمَّا كَانَ
يَحْتَبِسُ فَسَأَلْتُ عَنْ ذَلِكَ فَقِيلَ لِي أَهْدَتْ لَهَا امْرَأَةٌ مِنْ
قَوْمِهَا عُكَّةً مِنْ عَسَلٍ فَسَقَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مِنْهُ شَرْبَةً فَقُلْتُ أَمَا وَاللَّهِ لَنَحْتَالَنَّ لَهُ
فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِسَوْدَةَ وَقُلْتُ إِذَا دَخَلَ عَلَيْكِ فَإِنَّهُ سَيَدْنُو
مِنْكِ فَقُولِي لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَكَلْتَ مَغَافِيرَ فَإِنَّهُ سَيَقُولُ
لَكِ لَا فَقُولِي لَهُ مَا هَذِهِ الرِّيحُ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَشْتَدُّ عَلَيْهِ أَنْ يُوجَدَ مِنْهُ الرِّيحُ
فَإِنَّهُ سَيَقُولُ لَكِ سَقَتْنِي حَفْصَةُ شَرْبَةَ عَسَلٍ فَقُولِي لَهُ
جَرَسَتْ نَحْلُهُ الْعُرْفُطَ وَسَأَقُولُ ذَلِكِ لَهُ وَقُولِيهِ أَنْتِ يَا
صَفِيَّةُ فَلَمَّا دَخَلَ عَلَى سَوْدَةَ قَالَتْ تَقُولُ سَوْدَةُ وَالَّذِي لَا
إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَقَدْ كِدْتُ أَنْ أُبَادِئَهُ بِالَّذِي قُلْتِ لِي وَإِنَّهُ
لَعَلَى الْبَابِ فَرَقًا مِنْكِ فَلَمَّا دَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَكَلْتَ مَغَافِيرَ قَالَ لَا
قَالَتْ فَمَا هَذِهِ الرِّيحُ قَالَ سَقَتْنِي حَفْصَةُ شَرْبَةَ عَسَلٍ قَالَتْ
جَرَسَتْ نَحْلُهُ الْعُرْفُطَ فَلَمَّا دَخَلَ عَلَيَّ قُلْتُ لَهُ مِثْلَ ذَلِكَ
ثُمَّ دَخَلَ عَلَى صَفِيَّةَ فَقَالَتْ بِمِثْلِ ذَلِكَ فَلَمَّا دَخَلَ عَلَى
حَفْصَةَ قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا أَسْقِيكَ مِنْهُ قَالَ لَا حَاجَةَ
لِي بِهِ قَالَتْ تَقُولُ سَوْدَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَاللَّهِ لَقَدْ حَرَمْنَاهُ
قَالَتْ قُلْتُ لَهَا اسْكُتِي قَالَ أَبُو إِسْحَقَ إِبْرَاهِيمُ حَدَّثَنَا
الْحَسَنُ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْقَاسِمِ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ بِهَذَا سَوَاءً
و حَدَّثَنِيهِ سُوَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ عَنْ
هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ |
|
19.21/2695. Telah menceritakan kepada kami Abu
Kuraib Muhammad bin Al 'Ala` dan Harun bin Abdullah keduanya berkata;
Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Hisyam dari
ayahnya dari Aisyah dia berkata; Bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam menyukai manisan dan madu, jika beliau selesai Shalat Ashar,
beliau biasa berkeliling ke rumah para istrinya lalu mampir sebentar, suatu
ketika beliau mampir di rumah Hafshah, dan berhenti di situ lebih lama dari
biasanya, lantas saya bertanya mengenai apa yang terjadi, dikatakan kepadaku,
ternyata seorang wanita dari kaumnya telah memberikan semangkuk madu, lalu dia
(Hafshah) menuangkan seteguk kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
saya pun berkata; Demi Allah, saya akan menggodanya. Kemudian saya memberi tahu
Saudah, saya berkata; Jika beliau masuk menemuimu, sebab sebentar lagi beliau
akan mampir (di rumahmu), maka katakanlah kepadanya; Wahai Rasulullah, apakah
anda habis makan buah maghafir? Pasti beliau nanti akan bilang tidak. Lalu
katakan lagi kepadanya; Lalu bau apakah ini? Biasanya beliau sangat tidak suka
jika mendapati bau, nanti beliau akan mengatakan kepadamu; Hafshah telah
menuangkan untukku seteguk madu, lalu katakanlah kepada beliau; Lebahnya makan
buah 'urfuth (sejenis pohon dengan buah yang berbau tidak sedap). Maka saya akan
mengatakan seperti itu kepada beliau, dan kamu juga wahai Shafiyah. Ketika
beliau masuk ke rumah Suadah, Saudah berkata; Demi Dzat yang tidak ada ilah yang
berhak disembah selain Dia, hampir saja saya mengungkapkan apa yang kamu
(Aisyah) katakan kepadaku karena saya takut kepadamu, ketika Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam baru sampai di depan pintu, tatkala Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam mendekat, dia mengatakan; Wahai Rasulullah, apakah
anda habis makan buah Maghair? Beliau menjawab: Tidak. Dia melanjutkan; Lantas, bau apakah
ini? Beliau menjawab: Hafshah telah menuangkan
untukku seteguk madu. Dia melajutkan; Lebahnya makan urfuth. Tatkala
beliau menemuiku, saya pun mengatakan seperti itu, kemudian beliau masuk ke
rumah Shafiyah, maka Shafiyah pun mengatakan dengan hal yang sama. Tatkala
beliau masuk ke rumah Hafshah, dia berkata; Wahai Rasulullah, apakah saya perlu
menuangkan madu lagi? Beliau menjawab: Tidak,
saya tidak membutuhkan lagi. Dia (Aisyah) berkata; Kemudian Saudah
berkata; Subhanallah, demi Allah, sungguh kita telah mengharamkannya. Dia
(Aisyah) berkata; Saya berkata kepadanya; Diamlah kamu! Abu Ishaq Ibrahim
berkata; Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Bisyr bin Al Qasim telah
menceritakan kepada kami Abu Usamah dengan hadits seperti ini, dan telah
menceritakan kepadaku Suwaid bin Sa'id telah menceritakan kepada kami
Ali bin Mushir dari Hisyam bin 'Urwah dengan isnad seperti
ini. |
|
|
و حَدَّثَنِي
أَبُو الطَّاهِرِ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ ح و حَدَّثَنِي حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى
التُّجِيبِيُّ وَاللَّفْظُ لَهُ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ
أَخْبَرَنِي يُونُسُ بْنُ يَزِيدَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ
بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ أَنَّ عَائِشَةَ قَالَتْ لَمَّا أُمِرَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِتَخْيِيرِ أَزْوَاجِهِ بَدَأَ
بِي فَقَالَ إِنِّي ذَاكِرٌ لَكِ أَمْرًا فَلَا عَلَيْكِ أَنْ لَا تَعْجَلِي حَتَّى
تَسْتَأْمِرِي أَبَوَيْكِ قَالَتْ قَدْ عَلِمَ أَنَّ أَبَوَيَّ لَمْ يَكُونَا
لِيَأْمُرَانِي بِفِرَاقِهِ قَالَتْ ثُمَّ قَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ
{ يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ إِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ
الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا
جَمِيلًا وَإِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الْآخِرَةَ
فَإِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنْكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا } قَالَتْ
فَقُلْتُ فِي أَيِّ هَذَا أَسْتَأْمِرُ أَبَوَيَّ فَإِنِّي أُرِيدُ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الْآخِرَةَ قَالَتْ ثُمَّ فَعَلَ أَزْوَاجُ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَ مَا فَعَلْتُ |
|
19.22/2696. Dan telah menceritakan kepadaku Abu
Thahir telah menceritakan kepada kami Ibnu wahb. Dan diriwayatkan
dari jalur lain, telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya At Tujibi
sedangkan lafazhnya dari dia, telah mengabarkan kepada kami Abdullah bin
Wahb telah mengabarkan kepadaku Yunus bin Yazid dari Ibnu
Syihab telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf
bahwa Aisyah berata; Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
diperintahkan untuk memilih (cerai atau tetap bersama) para istrinya, beliau
memulai denganku. Beliau bersabda: Saya hendak
memberitahukan kepadamu hal yang sangat penting, karena itu, janganlah kamu
terburu-buru menjawabnya sebelum kamu bermusyawarah dengan kedua orang
tuamu. Dia (Aisyah) berkata; Beliau tahu benar, kedua orang tuaku tidaka
akan mengizinkanku bercerai dengan beliau. Dia (Aisyah) melanjutkan; Kemudian
beliau bersabda: Sesungguhnya Allah berfirman:
'Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, jika kalian menghendaki kehidupan
dunia beserta perhiasannya, marilah kuberikan kepadamu suatu pemberian, kemudian
kuceraikan kamu dengan cara yang baik, dan jika kalian menghendaki Allah dan
Rasul-Nya serta kampung akhirat, sesungguhnya Allah menyediakan pahala yang
besar bagi yang berbuat kebajikan di antara kamu'. (Aisyah) berkata; Apa
pula yang harus saya musyawarahkan dengan kedua orang tuaku, sudah tentu saya
menghendaki Allah dan Rasul-Nya serta kampung akhirat. (Aisyah) melanjutkan;
Ternyata semua istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga berbuat
seperti yang saya lakukan. |
|
|
حَدَّثَنَا
سُرَيْجُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا عَبَّادُ بْنُ عَبَّادٍ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ
مُعَاذَةَ الْعَدَوِيَّةِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَأْذِنُنَا إِذَا كَانَ فِي يَوْمِ الْمَرْأَةِ
مِنَّا بَعْدَ مَا نَزَلَتْ { تُرْجِي مَنْ تَشَاءُ مِنْهُنَّ وَتُؤْوِي إِلَيْكَ
مَنْ تَشَاءُ } فَقَالَتْ لَهَا مُعَاذَةُ فَمَا كُنْتِ تَقُولِينَ لِرَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اسْتَأْذَنَكِ قَالَتْ كُنْتُ
أَقُولُ إِنْ كَانَ ذَاكَ إِلَيَّ لَمْ أُوثِرْ أَحَدًا عَلَى نَفْسِي و
حَدَّثَنَاه الْحَسَنُ بْنُ عِيسَى أَخْبَرَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ أَخْبَرَنَا
عَاصِمٌ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ |
|
19.23/2697. Telah menceritakan kepada kami
Suraij bin Yunus telah menceritakan kepada kami 'Abbad bin 'Abbad
dari 'Ashim dari Mu'adzah Al 'Adawiyyah dari 'Aisyah dia
berkata; Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa meminta izin jika
berada di salah satu istrinya setelah turunnya ayat: Kamu boleh menangguhkan menggauli siapa saja yang
kamu kehendaki di antara mereka dan boleh pula menggauli siapa saja yang kamu
kehendaki. Maka Mu'adzah bertanya kepadanya; Apa yang kamu katakan kepada
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau meminta izin kepadamu? Dia
menjawab; Jika hari itu hari giliranku, maka saya tidak akan memberikannya untuk
yang lain. Dan telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Isa telah
mengabarkan kepada kami Ibnu Al Mubarrak telah mengabarkan kepada kami
'Ashim dengan isnad seperti ini. |
|
|
حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ أَخْبَرَنَا عَبْثَرٌ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ
أَبِي خَالِدٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَ قَالَتْ عَائِشَةُ قَدْ
خَيَّرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ نَعُدَّهُ
طَلَاقًا |
|
19.24/2698. Telah menceritakan kepada kami Yahya
bin Yahya At Tamimi telah mengabarkan kepada kami 'Abtsar dari
Isma'il bin Abu Khalid dari As Sya'bi dari Masruq dia
berkata; 'Aisyah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah
memberikan pilihan kepada kami, namun kami tidak menganggapnya sebagai
talak. |
|
|
و حَدَّثَنَاه
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ عَنْ
إِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَ مَا
أُبَالِي خَيَّرْتُ امْرَأَتِي وَاحِدَةً أَوْ مِائَةً أَوْ أَلْفًا بَعْدَ أَنْ
تَخْتَارَنِي وَلَقَدْ سَأَلْتُ عَائِشَةَ فَقَالَتْ قَدْ خَيَّرَنَا رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفَكَانَ طَلَاقًا |
|
19.25/2699. Dan telah menceritakan kepada kami
Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Ali bin
Mushir dari Isma'il bin Abu Khalid dari As Sya'bi dari
Masruq dia berkata; Saya tidak menganggap sebagai talak, yaitu tawaran
saya terhadap istriku, apakah satu kali atau seratus kali bahkan sampai seribu
kali setelah istri saya tetap memilih untuk menjadi istriku, sebab saya pernah
bertanya kepada 'Aisyah, lantas dia menjawab; Sungguh Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam pernah memberikan pilihan kepada kami, maka apakah
hal itu dianggap sebagai talak? |
|
|
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ
عَنْ عَاصِمٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيَّرَ نِسَاءَهُ فَلَمْ يَكُنْ
طَلَاقًا |
|
19.26/2700. Telah mengabarkan kepada kami
Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami Muhammad bin
Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Ashim dari
As Sya'bi dari Masruq dari 'Aisyah bahwasannya Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam pernah memberikan
pilihan kepada istrinya, namun hal itu tidak dianggap sebagai
talak. |
|
|
و حَدَّثَنِي
إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ
عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ وَإِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ
مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ خَيَّرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاخْتَرْنَاهُ فَلَمْ يَعُدَّهُ طَلَاقًا |
|
19.27/2701. Telah menceritakan kepadaku Ishaq
bin Manshur telah mengabarkan kepada kami Abdurrahman dari
Sufyan dari Ashim Al Ahwal dan Isma'il bin Abu Khalid dari
As Sya'bi dari Masruq dari 'Aisyah dia berkata; Bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memberi pilihan (cerai atau tetap
bersama), namun kami tetap memilih (menjadi istrinya), dan hal itu tidak
dihitung sebagai talak. |
|
|
حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ قَالَ
يَحْيَى أَخْبَرَنَا و قَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ
الْأَعْمَشِ عَنْ مُسْلِمٍ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ خَيَّرَنَا
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاخْتَرْنَاهُ فَلَمْ
يَعْدُدْهَا عَلَيْنَا شَيْئًا و حَدَّثَنِي أَبُو الرَّبِيعِ الزَّهْرَانِيُّ
حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ زَكَرِيَّاءَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ
إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَائِشَةَ وَعَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ مُسْلِمٍ
عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ بِمِثْلِهِ |
|
19.28/2702. Telah menceritakan kepada kami Yahya
bin Yahya dan Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Abu Kuraib. Yahya
mengatakan; Telah mengabarkan kepada kami, sedangkan keduanya mengatakan; Telah
menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Al A'masy dari
Muslim dari Masruq dari 'Aisyah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah
memberikan pilihan kepada kami, namun kami tetap meimlih (bersama beliau) dan
beliau tidak menghitungnya sebagai talak atas kami. Dan telah
menceritakan kepadaku Abu Ar Rabi' Az Zahrani telah menceritakan kepada
kami Isma'il bin Zakariya` telah menceritakan kepada kami Al
A'masy dari Ibrahim dari Al Aswad dari 'Aisyah dan dari
Al A'masy dari Muslim dari Masruq dari Aisyah
seperti itu. |
|
|
و حَدَّثَنَا
زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ
بْنُ إِسْحَقَ حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ
قَالَ دَخَلَ أَبُو بَكْرٍ يَسْتَأْذِنُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَجَدَ النَّاسَ جُلُوسًا بِبَابِهِ لَمْ يُؤْذَنْ لِأَحَدٍ
مِنْهُمْ قَالَ فَأُذِنَ لِأَبِي بَكْرٍ فَدَخَلَ ثُمَّ أَقْبَلَ عُمَرُ
فَاسْتَأْذَنَ فَأُذِنَ لَهُ فَوَجَدَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ جَالِسًا حَوْلَهُ نِسَاؤُهُ وَاجِمًا سَاكِتًا قَالَ فَقَالَ
لَأَقُولَنَّ شَيْئًا أُضْحِكُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ رَأَيْتَ بِنْتَ خَارِجَةَ سَأَلَتْنِي
النَّفَقَةَ فَقُمْتُ إِلَيْهَا فَوَجَأْتُ عُنُقَهَا فَضَحِكَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ هُنَّ حَوْلِي كَمَا تَرَى
يَسْأَلْنَنِي النَّفَقَةَ فَقَامَ أَبُو بَكْرٍ إِلَى عَائِشَةَ يَجَأُ عُنُقَهَا
فَقَامَ عُمَرُ إِلَى حَفْصَةَ يَجَأُ عُنُقَهَا كِلَاهُمَا يَقُولُ تَسْأَلْنَ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا لَيْسَ عِنْدَهُ فَقُلْنَ
وَاللَّهِ لَا نَسْأَلُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا
أَبَدًا لَيْسَ عِنْدَهُ ثُمَّ اعْتَزَلَهُنَّ شَهْرًا أَوْ تِسْعًا وَعِشْرِينَ
ثُمَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِ هَذِهِ الْآيَةُ { يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ
لِأَزْوَاجِكَ حَتَّى بَلَغَ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنْكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا } قَالَ
فَبَدَأَ بِعَائِشَةَ فَقَالَ يَا عَائِشَةُ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أَعْرِضَ عَلَيْكِ
أَمْرًا أُحِبُّ أَنْ لَا تَعْجَلِي فِيهِ حَتَّى تَسْتَشِيرِي أَبَوَيْكِ قَالَتْ
وَمَا هُوَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَتَلَا عَلَيْهَا الْآيَةَ قَالَتْ أَفِيكَ يَا
رَسُولَ اللَّهِ أَسْتَشِيرُ أَبَوَيَّ بَلْ أَخْتَارُ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
وَالدَّارَ الْآخِرَةَ وَأَسْأَلُكَ أَنْ لَا تُخْبِرَ امْرَأَةً مِنْ نِسَائِكَ
بِالَّذِي قُلْتُ قَالَ لَا تَسْأَلُنِي امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ إِلَّا أَخْبَرْتُهَا
إِنَّ اللَّهَ لَمْ يَبْعَثْنِي مُعَنِّتًا وَلَا مُتَعَنِّتًا وَلَكِنْ بَعَثَنِي
مُعَلِّمًا مُيَسِّرًا |
|
19.29/2703. Dan telah menceritakan kepada kami
Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Rauh bin Ubadah
telah menceritakan kepada kami Zakariya` bin Ishaq telah menceritakan
kepada kami Abu Az Zubair dari Jabir bin Abdillah, dia berkata;
Suatu ketika Abu Bakar pernah meminta izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam untuk memasuki rumah beliau dan dia mendapati beberapa orang sedang
duduk di depan pintu rumah beliau dan tidak satu pun dari mereka yang diizinkan
masuk. Dia berkata: Lalu Abu Bakar pun diizinkan masuk, maka dia pun masuk ke
rumah beliau. Setelah itu Umar datang dan meminta izin, dan dia pun diizinkan
masuk. Di dalam rumah Umar mendapati Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang
duduk, dan di sekeliling beliau nampak isteri-isteri beliau sedang terdiam dan
bersedih. Ia berkata: Lalu Umar berkata; Sungguh saya akan mengucapkan satu
perkataan yang dapat membuat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tertawa. Dia
berkata: Wahai Rasulullah, jika engkau melihat anak perempuan Khorijah meminta
nafkah (berlebihan) kepadaku niscaya akan saya hadapi dia dan saya pukul
tengkuknya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun tertawa seraya
berkata: Mereka semua ada di sekelilingku, seperti yang kau lihat mereka semua
sedang meminta nafkah (lebih) dariku. Maka Abu Bakar pun segera berdiri
menghampiri 'Aisyah dan memukulnya. Demikian juga dengan Umar, dia berdiri
menghampiri Hafshah dan memukulnya. Lantas keduanya berkata: Mengapa kalian
meminta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sesuatu yang tidak
dimilikinya? Lalu keduanya menjawab: Demi Allah, kami tidak akan meminta kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sesuatu yang tidak dimilikinya. Lalu
beliau ber'uzlah dari mereka selama sebulan atau selama dua puluh sembilan hari.
Kemudian turunlah ayat: Wahai Nabi, katakanlah
kepada isteri-isterimu, -sampai Firman-Nya- Bagi orang-orang yang baik di antara
kalian pahala yang besar. Dia berkata: Beliau memulainya dari 'Aisyah,
beliau berkata kepadanya: Wahai 'Aisyah,
sesungguhnya saya hendak menawarkan suatu perkara kepadamu, dan saya harap kamu
tidak tergesa-gesa dalam memutuskannya hingga kamu meminta persetujuan dari
kedua orang tuamu. Aisyah berkata: Apa itu wahai Rasulullah? Maka beliau
pun membacakan ayat tersebut di atas kepadanya. Aisyah berkata: Apakah terhadap
anda, saya mesti meminta persetujuan kepada orang tuaku?! Tidak, bahkan saya
lebih memilih Allah, Rasul-Nya dan Hari Akhir, dan saya mohon kepada anda untuk
tidak memberitahukan pernyataanku ini kepada isteri-isterimu yang lain. Beliau
menjawab: Tidaklah salah seorang di antara
mereka meminta hal itu kepadaku kecuali saya pasti memberitahukan hal ini
kepadanya. Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak mengutusku untuk memaksa orang atau
menjerumuskannya, akan tetapi Dia mengutusku sebagai seorang pengajar dan orang
memudahkan urusan. |
|
|
حَدَّثَنِي
زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ يُونُسَ الْحَنَفِيُّ حَدَّثَنَا
عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ عَنْ سِمَاكٍ أَبِي زُمَيْلٍ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ
بْنُ عَبَّاسٍ حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ لَمَّا اعْتَزَلَ نَبِيُّ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِسَاءَهُ قَالَ دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ
فَإِذَا النَّاسُ يَنْكُتُونَ بِالْحَصَى وَيَقُولُونَ طَلَّقَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِسَاءَهُ وَذَلِكَ قَبْلَ أَنْ يُؤْمَرْنَ
بِالْحِجَابِ فَقَالَ عُمَرُ فَقُلْتُ لَأَعْلَمَنَّ ذَلِكَ الْيَوْمَ قَالَ
فَدَخَلْتُ عَلَى عَائِشَةَ فَقُلْتُ يَا بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ أَقَدْ بَلَغَ مِنْ
شَأْنِكِ أَنْ تُؤْذِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَتْ مَا لِي وَمَا لَكَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ عَلَيْكَ بِعَيْبَتِكَ قَالَ
فَدَخَلْتُ عَلَى حَفْصَةَ بِنْتِ عُمَرَ فَقُلْتُ لَهَا يَا حَفْصَةُ أَقَدْ
بَلَغَ مِنْ شَأْنِكِ أَنْ تُؤْذِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَاللَّهِ لَقَدْ عَلِمْتِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُحِبُّكِ وَلَوْلَا أَنَا لَطَلَّقَكِ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَكَتْ أَشَدَّ الْبُكَاءِ فَقُلْتُ لَهَا
أَيْنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ هُوَ فِي
خِزَانَتِهِ فِي الْمَشْرُبَةِ فَدَخَلْتُ فَإِذَا أَنَا بِرَبَاحٍ غُلَامِ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدًا عَلَى أُسْكُفَّةِ
الْمَشْرُبَةِ مُدَلٍّ رِجْلَيْهِ عَلَى نَقِيرٍ مِنْ خَشَبٍ وَهُوَ جِذْعٌ يَرْقَى
عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَنْحَدِرُ
فَنَادَيْتُ يَا رَبَاحُ اسْتَأْذِنْ لِي عِنْدَكَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَظَرَ رَبَاحٌ إِلَى الْغُرْفَةِ ثُمَّ نَظَرَ
إِلَيَّ فَلَمْ يَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قُلْتُ يَا رَبَاحُ اسْتَأْذِنْ لِي عِنْدَكَ
عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَظَرَ رَبَاحٌ إِلَى
الْغُرْفَةِ ثُمَّ نَظَرَ إِلَيَّ فَلَمْ يَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ رَفَعْتُ صَوْتِي
فَقُلْتُ يَا رَبَاحُ اسْتَأْذِنْ لِي عِنْدَكَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنِّي أَظُنُّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ظَنَّ أَنِّي جِئْتُ مِنْ أَجْلِ حَفْصَةَ وَاللَّهِ لَئِنْ
أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِضَرْبِ عُنُقِهَا
لَأَضْرِبَنَّ عُنُقَهَا وَرَفَعْتُ صَوْتِي فَأَوْمَأَ إِلَيَّ أَنْ ارْقَهْ
فَدَخَلْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ
مُضْطَجِعٌ عَلَى حَصِيرٍ فَجَلَسْتُ فَأَدْنَى عَلَيْهِ إِزَارَهُ وَلَيْسَ
عَلَيْهِ غَيْرُهُ وَإِذَا الْحَصِيرُ قَدْ أَثَّرَ فِي جَنْبِهِ فَنَظَرْتُ
بِبَصَرِي فِي خِزَانَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَإِذَا أَنَا بِقَبْضَةٍ مِنْ شَعِيرٍ نَحْوِ الصَّاعِ وَمِثْلِهَا قَرَظًا فِي
نَاحِيَةِ الْغُرْفَةِ وَإِذَا أَفِيقٌ مُعَلَّقٌ قَالَ فَابْتَدَرَتْ عَيْنَايَ
قَالَ مَا يُبْكِيكَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ قُلْتُ يَا نَبِيَّ اللَّهِ وَمَا لِي
لَا أَبْكِي وَهَذَا الْحَصِيرُ قَدْ أَثَّرَ فِي جَنْبِكَ وَهَذِهِ خِزَانَتُكَ
لَا أَرَى فِيهَا إِلَّا مَا أَرَى وَذَاكَ قَيْصَرُ وَكِسْرَى فِي الثِّمَارِ
وَالْأَنْهَارِ وَأَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَصَفْوَتُهُ وَهَذِهِ خِزَانَتُكَ فَقَالَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ أَلَا تَرْضَى
أَنْ تَكُونَ لَنَا الْآخِرَةُ وَلَهُمْ الدُّنْيَا قُلْتُ بَلَى قَالَ وَدَخَلْتُ
عَلَيْهِ حِينَ دَخَلْتُ وَأَنَا أَرَى فِي وَجْهِهِ الْغَضَبَ فَقُلْتُ يَا
رَسُولَ اللَّهِ مَا يَشُقُّ عَلَيْكَ مِنْ شَأْنِ النِّسَاءِ فَإِنْ كُنْتَ
طَلَّقْتَهُنَّ فَإِنَّ اللَّهَ مَعَكَ وَمَلَائِكَتَهُ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ
وَأَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَالْمُؤْمِنُونَ مَعَكَ وَقَلَّمَا تَكَلَّمْتُ وَأَحْمَدُ
اللَّهَ بِكَلَامٍ إِلَّا رَجَوْتُ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ يُصَدِّقُ قَوْلِي الَّذِي
أَقُولُ وَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ آيَةُ التَّخْيِيرِ { عَسَى رَبُّهُ إِنْ
طَلَّقَكُنَّ أَنْ يُبْدِلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِنْكُنَّ } { وَإِنْ تَظَاهَرَا
عَلَيْهِ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ مَوْلَاهُ وَجِبْرِيلُ وَصَالِحُ الْمُؤْمِنِينَ
وَالْمَلَائِكَةُ بَعْدَ ذَلِكَ ظَهِيرٌ } وَكَانَتْ عَائِشَةُ بِنْتُ أَبِي بَكْرٍ
وَحَفْصَةُ تَظَاهَرَانِ عَلَى سَائِرِ نِسَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَطَلَّقْتَهُنَّ قَالَ لَا قُلْتُ يَا
رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ وَالْمُسْلِمُونَ يَنْكُتُونَ
بِالْحَصَى يَقُولُونَ طَلَّقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
نِسَاءَهُ أَفَأَنْزِلُ فَأُخْبِرَهُمْ أَنَّكَ لَمْ تُطَلِّقْهُنَّ قَالَ نَعَمْ
إِنْ شِئْتَ فَلَمْ أَزَلْ أُحَدِّثُهُ حَتَّى تَحَسَّرَ الْغَضَبُ عَنْ وَجْهِهِ
وَحَتَّى كَشَرَ فَضَحِكَ وَكَانَ مِنْ أَحْسَنِ النَّاسِ ثَغْرًا ثُمَّ نَزَلَ
نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَزَلْتُ فَنَزَلْتُ
أَتَشَبَّثُ بِالْجِذْعِ وَنَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَأَنَّمَا يَمْشِي عَلَى الْأَرْضِ مَا يَمَسُّهُ بِيَدِهِ فَقُلْتُ يَا
رَسُولَ اللَّهِ إِنَّمَا كُنْتَ فِي الْغُرْفَةِ تِسْعَةً وَعِشْرِينَ قَالَ إِنَّ
الشَّهْرَ يَكُونُ تِسْعًا وَعِشْرِينَ فَقُمْتُ عَلَى بَابِ الْمَسْجِدِ
فَنَادَيْتُ بِأَعْلَى صَوْتِي لَمْ يُطَلِّقْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِسَاءَهُ وَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ { وَإِذَا جَاءَهُمْ
أَمْرٌ مِنْ الْأَمْنِ أَوْ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى
الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ
يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ } فَكُنْتُ أَنَا اسْتَنْبَطْتُ ذَلِكَ الْأَمْرَ
وَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ آيَةَ التَّخْيِيرِ |
|
19.30/2704. Telah menceritakan kepada kami
Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami 'Umar bin Yunus Al
Hanafi telah menceritakan kepada kami Ikrimah bin 'Ammar dari
Simak Abu Zumail telah menceritakan kepadaku 'Abdullah bin Abbas
telah menceritakan kepadaku Umar bin Al Khaththab dia berkata; Ketika
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengasingkan diri dari para istrinya. Dia
(umar) melanjutkan; Lalu saya memasuki masjid dan saya lihat orang-orang sedang
memain-mainkan kerikil. Mereka semua berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam telah menceraikan para istrinya, kejadian itu terjadi sebelum ada
perintah hijab, maka Umar berkata; Kemudian saya berkata; Saya ingin tahu
kepastiannya sekarang juga. Dia melanjutkan; Lalu saya menemui Aisyah sambil
bertanya; Wahai putri Abu Bakar, belum puas jugakah kamu menyakiti hati
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Dia menjawab; Apa urusanku denganmu
wahai Ibnul Khaththab! Sebaiknya kamu mengurusi tempatmu sendiri (maksudnya
disuruh untuk menasehati Hafshah putrinya), dia (Umar) melanjutkan; Kemudian
saya menemui Hafshah binti Umar, lantas saya berkata kepadanya; Wahai Hafshah,
sudah puaskah kamu menyakiti hati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
sungguh kamu telah mengerahui bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
tidak mencintaimu, kalau bukan karenaku, niscaya Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam telah menceraikanmu, karena itu dia (Hafshah) menangis sejadi-jadinya.
Lalu saya bertanya kepadanya; Di manakah sekarang Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam? Dia menjawab; Beliau ada di ruangan pribadinya. Kemudian saya pergi
untuk menemui beliau, tiba-tiba saya bertemu dengan Rabah, seorang pelayan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sedang duduk dengan menjulurkan kakinya
di atas kayu yang berada di depan pintu ruangan, yaitu kayu yang dibuat tangga
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk naik, lantas saya memanggilnya;
wahai Rabah, mintakanlah saya izin untuk bertemu Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam! Kemudian Rabah menengok ke ruangan lalu memandangku tanpa mengatakan
suatu apa pun, lalu saya memanggilnya dengan agak keras; Wahai rabah,
mintakanlah saya izin untuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
sebab saya mengira, bahwasannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tahu
jika kedatanganku karena Hafshah, demi Allah seandainya Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam memerintahkanku untuk memenggal lehernya, sungguh saya akan
memenggal lehernya! Perkataanku itu saya katakan dengan nada yang keras.
Kemudian dia memberi isyarat supaya saya naik. Saya langsung menemui Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau sedang berbaring di atas tikar, lantas
saya duduk di dekat beliau, sewaktu beliau membetulkan sarungnya, terlihat
olehku bekas tikar di tulang rusuk beliau, kuperhatikan di tempat penyimpanan
barang, ternyata saya tidak mendapati apa-apa, kecuali sekantong gandum
kira-kira satu sha' dan seukuran qarazh berada di sudut ruangan dan sehelai
kulit yang menggantung, (Umar) melanjutkan; (Melihat keadaan seperti itu) air
mataku menetes, lalu beliau bertanya: Kenapa
kamu menangis wahai Ibnul Khaththab? Saya menjawab; Wahai Nabiyullah,
bagaimana saya tidak menangis, sebab saya melihat tikar ini membekas di rusuk
anda, dan saya tidak melihat sesuatu pun di tempat penyimpanan barang anda ini
selain apa yang telah saya lihat, padahal istana Persia dan kekaisaran Romawi
berlimpah-limpah dengan buah-buahan dan sungai-sungai, sedangkan anda adalah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan orang pilihan-Nya, hanya beginilah
tempat penyimpanan barang anda! Beliau bersabda: Hai Ibnul Khaththab, tidak sukakah kamu jika akhirat
untuk kita sedangkan dunia untuk mereka? Saya menjawab; Tentu. Ketika
saya masuk menemui beliau, seakan-akan wajah beliau sedang marah, lantas saya
bertanya; Wahai Rasulullah, apakah yang menyusahkan anda perihal istri-istri
anda? Jika anda menceraikan mereka, maka Allah dan sekalian Malaikat-Nya,
Jibril, Mika`il, saya sendiri dan Abu Bakar serta orang-orang yang beriman akan
tetap bersama anda. Dan saya belum pernah mengucapkan kata-kata seperti itu
kepada beliau sambil memuji Allah, kecuali saya berharap semoga Allah
membenarkan ucapanku kepada beliau, kemudian turunlah ayat pilhan berikut ini:
Jika Nabi menceraikanmu sekalian, mungkin
Rabbnya akan mengganti baginya dengan istri-istri yang lebih baik dari
kalian. Dan jika kamu berdua saling
membantu untuk menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya,
begitu pula Jibril dan orang-orang Mukmin yang shalih serta seluruh Malaikat
adalah penolongnya pula. Sedangkan Aisyah dan Hafshahlah yang bekerja
sama berdemo dan mempengaruhi istri-istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang
lain, lalu saya berkata; Wahai Rasulullah, apakah anda menceraikan mereka?
Beliau menjawab: Tidak. Saya
melanjutkan; Wahai Rasulullah, ketika saya memasuki masjid, saya melihat kaum
Muslimin sedang mempermainkan kerikil sambil berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam telah menceraikan para istrinya. Apakah saya harus turun dan
menjelaskan kepada mereka bahwa anda tida menceraikan mereka? Beliau menjawab;
Ya, jika kamu mau. Saya senantiasa
berbicara dengan beliau, hingga hilang kesan marah dari wajah beliau dan
berganti dengan senyuman. Dan beliau adalah manusia yang mimiliki deretan gigi
paling baik. Kemudian Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam turun, saya pun
turun dengan berpegangan batang pohon kurma, sedangkan Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam turun layaknya berjalan di atas bumi, tidak berpegangan dengan
apapun, lalu saya berkata; Wahai Rasulullah, padahal anda di ruangan itu baru
dua puluh sembilan hari! beliau bersabda: Sesungguhnya hari itu hanya dua puluh sembilan
hari. Lantas saya berdiri di depan pintu masjid sambil menyeru dengan
suara yang lantang bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak
menceraikan para istri beliau. Kemudian turunlah ayat: Dan apabila datang kepada mereka suatu berita yang
menyenangkan dan menakutkan, mereka langsung menyiarkannya. Padahal, apabila
mereka menyerahkannya kepada Allah dan pemimpin (ulil Amri) di antara mereka,
tentulah orang-orang yang ingin suatu kepastian tentang kebenarannya akan
mengetahuinya dari mereka. Dan sayalah yang memastikan kebenaran berita
tersebut, kemudian Allah Azza Wa Jalla menurunkan ayat pilihan (yaitu Al Ahzab:
28-29). |
|
|
حَدَّثَنَا
هَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الْأَيْلِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ
أَخْبَرَنِي سُلَيْمَانُ يَعْنِي ابْنَ بِلَالٍ أَخْبَرَنِي يَحْيَى أَخْبَرَنِي
عُبَيْدُ بْنُ حُنَيْنٍ أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ يُحَدِّثُ
قَالَ مَكَثْتُ سَنَةً وَأَنَا أُرِيدُ أَنْ أَسْأَلَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ عَنْ
آيَةٍ فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَسْأَلَهُ هَيْبَةً لَهُ حَتَّى خَرَجَ حَاجًّا
فَخَرَجْتُ مَعَهُ فَلَمَّا رَجَعَ فَكُنَّا بِبَعْضِ الطَّرِيقِ عَدَلَ إِلَى
الْأَرَاكِ لِحَاجَةٍ لَهُ فَوَقَفْتُ لَهُ حَتَّى فَرَغَ ثُمَّ سِرْتُ مَعَهُ
فَقُلْتُ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ مَنْ اللَّتَانِ تَظَاهَرَتَا عَلَى رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَزْوَاجِهِ فَقَالَ تِلْكَ
حَفْصَةُ وَعَائِشَةُ قَالَ فَقُلْتُ لَهُ وَاللَّهِ إِنْ كُنْتُ لَأُرِيدُ أَنْ
أَسْأَلَكَ عَنْ هَذَا مُنْذُ سَنَةٍ فَمَا أَسْتَطِيعُ هَيْبَةً لَكَ قَالَ فَلَا
تَفْعَلْ مَا ظَنَنْتَ أَنَّ عِنْدِي مِنْ عِلْمٍ فَسَلْنِي عَنْهُ فَإِنْ كُنْتُ
أَعْلَمُهُ أَخْبَرْتُكَ قَالَ وَقَالَ عُمَرُ وَاللَّهِ إِنْ كُنَّا فِي
الْجَاهِلِيَّةِ مَا نَعُدُّ لِلنِّسَاءِ أَمْرًا حَتَّى أَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى
فِيهِنَّ مَا أَنْزَلَ وَقَسَمَ لَهُنَّ مَا قَسَمَ قَالَ فَبَيْنَمَا أَنَا فِي
أَمْرٍ أَأْتَمِرُهُ إِذْ قَالَتْ لِي امْرَأَتِي لَوْ صَنَعْتَ كَذَا وَكَذَا
فَقُلْتُ لَهَا وَمَا لَكِ أَنْتِ وَلِمَا هَاهُنَا وَمَا تَكَلُّفُكِ فِي أَمْرٍ
أُرِيدُهُ فَقَالَتْ لِي عَجَبًا لَكَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ مَا تُرِيدُ أَنْ
تُرَاجَعَ أَنْتَ وَإِنَّ ابْنَتَكَ لَتُرَاجِعُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى يَظَلَّ يَوْمَهُ غَضْبَانَ قَالَ عُمَرُ فَآخُذُ
رِدَائِي ثُمَّ أَخْرُجُ مَكَانِي حَتَّى أَدْخُلَ عَلَى حَفْصَةَ فَقُلْتُ لَهَا
يَا بُنَيَّةُ إِنَّكِ لَتُرَاجِعِينَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ حَتَّى يَظَلَّ يَوْمَهُ غَضْبَانَ فَقَالَتْ حَفْصَةُ وَاللَّهِ إِنَّا
لَنُرَاجِعُهُ فَقُلْتُ تَعْلَمِينَ أَنِّي أُحَذِّرُكِ عُقُوبَةَ اللَّهِ وَغَضَبَ
رَسُولِهِ يَا بُنَيَّةُ لَا يَغُرَّنَّكِ هَذِهِ الَّتِي قَدْ أَعْجَبَهَا
حُسْنُهَا وَحُبُّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِيَّاهَا
ثُمَّ خَرَجْتُ حَتَّى أَدْخُلَ عَلَى أُمِّ سَلَمَةَ لِقَرَابَتِي مِنْهَا
فَكَلَّمْتُهَا فَقَالَتْ لِي أُمُّ سَلَمَةَ عَجَبًا لَكَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ
قَدْ دَخَلْتَ فِي كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى تَبْتَغِيَ أَنْ تَدْخُلَ بَيْنَ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَزْوَاجِهِ قَالَ فَأَخَذَتْنِي
أَخْذًا كَسَرَتْنِي عَنْ بَعْضِ مَا كُنْتُ أَجِدُ فَخَرَجْتُ مِنْ عِنْدِهَا
وَكَانَ لِي صَاحِبٌ مِنْ الْأَنْصَارِ إِذَا غِبْتُ أَتَانِي بِالْخَبَرِ وَإِذَا
غَابَ كُنْتُ أَنَا آتِيهِ بِالْخَبَرِ وَنَحْنُ حِينَئِذٍ نَتَخَوَّفُ مَلِكًا
مِنْ مُلُوكِ غَسَّانَ ذُكِرَ لَنَا أَنَّهُ يُرِيدُ أَنْ يَسِيرَ إِلَيْنَا فَقَدْ
امْتَلَأَتْ صُدُورُنَا مِنْهُ فَأَتَى صَاحِبِي الْأَنْصَارِيُّ يَدُقُّ الْبَابَ
وَقَالَ افْتَحْ افْتَحْ فَقُلْتُ جَاءَ الْغَسَّانِيُّ فَقَالَ أَشَدُّ مِنْ
ذَلِكَ اعْتَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَزْوَاجَهُ
فَقُلْتُ رَغِمَ أَنْفُ حَفْصَةَ وَعَائِشَةَ ثُمَّ آخُذُ ثَوْبِي فَأَخْرُجُ
حَتَّى جِئْتُ فَإِذَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي
مَشْرُبَةٍ لَهُ يُرْتَقَى إِلَيْهَا بِعَجَلَةٍ وَغُلَامٌ لِرَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْوَدُ عَلَى رَأْسِ الدَّرَجَةِ فَقُلْتُ
هَذَا عُمَرُ فَأُذِنَ لِي قَالَ عُمَرُ فَقَصَصْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذَا الْحَدِيثَ فَلَمَّا بَلَغْتُ حَدِيثَ أُمِّ
سَلَمَةَ تَبَسَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِنَّهُ
لَعَلَى حَصِيرٍ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ شَيْءٌ وَتَحْتَ رَأْسِهِ وِسَادَةٌ مِنْ
أَدَمٍ حَشْوُهَا لِيفٌ وَإِنَّ عِنْدَ رِجْلَيْهِ قَرَظًا مَضْبُورًا وَعِنْدَ
رَأْسِهِ أُهُبًا مُعَلَّقَةً فَرَأَيْتُ أَثَرَ الْحَصِيرِ فِي جَنْبِ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَكَيْتُ فَقَالَ مَا يُبْكِيكَ
فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ كِسْرَى وَقَيْصَرَ فِيمَا هُمَا فِيهِ
وَأَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُونَ لَهُمَا الدُّنْيَا وَلَكَ الْآخِرَةُ و
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ
بْنُ سَلَمَةَ أَخْبَرَنِي يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ عُبَيْدِ بْنِ حُنَيْنٍ عَنْ
ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ أَقْبَلْتُ مَعَ عُمَرَ حَتَّى إِذَا كُنَّا بِمَرِّ
الظَّهْرَانِ وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ كَنَحْوِ حَدِيثِ سُلَيْمَانَ بْنِ
بِلَالٍ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ قُلْتُ شَأْنُ الْمَرْأَتَيْنِ قَالَ حَفْصَةُ
وَأُمُّ سَلَمَةَ وَزَادَ فِيهِ وَأَتَيْتُ الْحُجَرَ فَإِذَا فِي كُلِّ بَيْتٍ
بُكَاءٌ وَزَادَ أَيْضًا وَكَانَ آلَى مِنْهُنَّ شَهْرًا فَلَمَّا كَانَ تِسْعًا
وَعِشْرِينَ نَزَلَ إِلَيْهِنَّ |
|
19.31/2705. Telah menceritakan kepada kami Harun
bin Sa'id Al Aili telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Wahb
telah mengabarkan kepadaku Sulaiman yaitu Ibnu Bilal telah mengabarkan
kepadaku Yahya telah mengabarkan kepadaku 'Ubaid bin Hunain bahwa
dia mendengar Abdullah bin Abbas bercerita, Dia berkata; Telah setahun
lamanya saya hendak bertanya kepada Umar bin Al Khaththab tentang makna
suatu ayat, tetapi saya tidak berani menanyakannya karena wibawanya. Setelah
musim haji tiba, dia pergi haji dan saya juga ikut bersamanya. Ketika kami dalam
perjalanan pulang, beliau mengambil jalan lain karena ingin buang hajat,
sedangkan saya menunggunya sampai dia selesai. Kemudian saya kembali berjalan
bersamanya. Kemudian saya bertanya kepadanya; Wahai Amirul Mukminin, siapakah
dua wanita dari istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang bekerja sama
menentang kebijaksanaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Dia menjawab;
Mereka adalah Aisyah dan Hafshah. (Ibnu Abbas) berkata; Saya berkata kepadanya;
Demi Allah, sungguh saya hendak menanyakan kepadamu semenjak setahun yang lalu,
namun saya tidak berani menanyakannya karena wibawamu. Dia berkata; Jangan
seperti itu, jika kamu menduga bahwa saya mengetahuinya, maka tanyakan langsung
saja kepadaku, jika ternyata saya mengetahuinya, akan saya jelaskan kepadamu.
(Ibnu Abbas) berkata; Lanjut Umar; Di masa Jahiliyah, kami tidak pernah mengikut
sertakan wanita dalam suatu urusan, sehingga telah tiba waktunya Allah
menentukan kedudukan dan peranan mereka, dia (Umar) melanjutkan; Tatkala saya
sedang memikirkan suatu urusan, tiba-tiba istriku berkata; Bagaimana kalau kamu
buat seperti ini dan seperti itu? Lalu kukatakan padanya; Mana mungkin kamu
tahu? Kamu tidak usah ikut campur dan susah-susah memikirkan urusanku. Maka dia
berkata kepadaku; Sungguh aneh kamu wahai Ibnul Khaththab, kamu tidak mau
bertukar pikiran denganku! Padahal putrimu selalu bertukar pikiran dengan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sampai pernah semalam dia bermarahan.
Umar berkata; Kemudian saya mengenakan pakaianku, kemudian saya pergi ke rumah
Hafshah. Lantas saya bertanya kepadanya; Wahai putriku, betulkah kamu suka
membantah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sehingga semalam kamu pernah
bermarah-marahan hingga semalan? Lalu Hafshah menjawab; Demi Allah, sesungguhnya
kami hanya bertukar pikiran, kemudian saya menimpalinya; Wahai putriku, saya
peringatkan kepadamu siksa Allah dan kemurkaan Rasul-Nya, janganlah sekali-kali
kamu cemburu dengan kebanggaan seseorang karena kecantikannya dan cinta
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terhadapnya. Kemudian saya keluar hingga
menemui Ummu Salamah, sebab dia masih dari kerabatku, lantas saya ceritakan
(kasus tersebut) kepadanya; Maka dia berkata kepadaku; Sungguh aneh kamu wahai
Ibnul Khaththab, kamu telah mencampuri segala urusan sampai kepada urusan rumah
tangga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para istrinya. (Umar)
berkata; Perkataan (Ummu Salamah) sangat menyinggung perasaanku hingga sangat
terkesan di hatiku. Kemudian saya meninggalkannya. Dan saya memiliki seorang
sahabat dari Anshar yang saling memberi kabar jika salah satu dari kami tidak
hadir. Ketika itu kami sedang berjaga-jaga terhadap seorang raja dari raja-raja
Ghassan yang kabarnya hendak menyerang kami. Hati kami waktu itu terpusat (pada
serangan tersebut), tiba-tiba sahabat Ansharku datang mengetuk pintu sambil
berkata; buka pintu…buka pintu…! Saya bertanya; Apakah pasukan Ghassan telah
datang? Dia menjawab; Bahkan lebih dari itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam telah menjauhkan diri dari para istri beliau. Maka saya berkata;
Celakalah Hafshah dan Aisyah! Kemudian saya mengenakan pakaianku, lalu saya
pergi menemui beliau, ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di
suatu ruangan yang dapat dinaiki dengan tangga, sedangkan pelayan Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam yang berkulit hitam berada di ujung tangga, saya
berkata; Saya adalah Umar, maka saya diizinkan masuk, lalu saya ceritakan
pertemuanku dengan Ummu Salamah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun tersenyum. Ternyata beliau habis
tidur di atas tikar tanpa alas, dengan berbantalkan kulit yang terbuat dari
sabut. Dekat kaki beliau terdapat sekantong biji qarazh dan di dekat kepalanya
tergantung kulit yang baru di samak. Saya melihat bekas tikar membekas di rusuk
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba mataku meneteskan air mata,
beliau bersabda: Apa yang membuatmu
menangis? Saya menjawab; Wahai Rasulullah, sesungguhnya Kisra (Persia)
dan Kaisar (Romawi) sedang bermewah-mewah dengan apa yang mereka miliki,
sedangkan anda adalah Rasulullah. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: Apakah kamu tidak rela, jika mereka
memiliki dunia sedangkan kamu memiliki akhirat? Dan telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami
'Affan telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah telah
mengabarkan kepadaku Yahya bin Sa'id dari 'Ubaid bin Hunain dari
Ibnu Abbas dia berkata; Saya kembali bersama Umar hingga ketika
kami sampai Marru Dzahran, kemudian dia melajutkan hadits yang panjang
sebagaimana haditsnya Sulaiman bin Bilal namun dia mengatakan; (Ibnu Abbas)
berkata; Saya bertanya mengenai dua wanita (dari istri Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam) yang menentang beliau, dia (Umar) menjawab; Mereka adalah
Hafshah dan Ummu Salamah. Dan di tambahkan
pula; Kemudian saya mendatangi setiap rumah istri-istri beliau, ternyata setiap
rumah terdengar suara tangisan. Dan tambahannya lagi; Bahwa beliau bersumpah
untuk tidak menemui istri-istrinya selama sebulan, namun ketika hari ke dua
puluh sembilan, beliau turun untuk menemui mereka. |
|
|
و حَدَّثَنَا
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَاللَّفْظُ لِأَبِي
بَكْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ
سَمِعَ عُبَيْدَ بْنَ حُنَيْنٍ وَهُوَ مَوْلَى الْعَبَّاسِ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ
عَبَّاسٍ يَقُولُا كُنْتُ أُرِيدُ أَنْ أَسْأَلَ عُمَرَ عَنْ الْمَرْأَتَيْنِ
اللَّتَيْنِ تَظَاهَرَتَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَلَبِثْتُ سَنَةً مَا أَجِدُ لَهُ مَوْضِعًا حَتَّى صَحِبْتُهُ إِلَى
مَكَّةَ فَلَمَّا كَانَ بِمَرِّ الظَّهْرَانِ ذَهَبَ يَقْضِي حَاجَتَهُ فَقَالَ
أَدْرِكْنِي بِإِدَاوَةٍ مِنْ مَاءٍ فَأَتَيْتُهُ بِهَا فَلَمَّا قَضَى حَاجَتَهُ
وَرَجَعَ ذَهَبْتُ أَصُبُّ عَلَيْهِ وَذَكَرْتُ فَقُلْتُ لَهُ يَا أَمِيرَ
الْمُؤْمِنِينَ مَنْ الْمَرْأَتَانِ فَمَا قَضَيْتُ كَلَامِي حَتَّى قَالَ
عَائِشَةُ وَحَفْصَةُ |
|
19.32/2706. Telah menceritakan kepada kami Abu
Bakar bin Abi Syaibah dan Zuhair bin Harb sedangkan laflaznya dari
Abu Bakar keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin
Uyainah dari Yahya bin Sa'id bahwa dia mendengar Ubaid bin
Hunain dia adalah mantan sahaya Abbas, dia berkata; Saya mendengar Ibnu
Abbas berkata; Saya hendak bertanya kepada Umar mengenai dua orang
wanita (istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) yang pernah membuat makar
kepada beliau pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan telah
setahun lamanya saya belum mendapatkan jawaban hingga akhirnya saya menemani
Umar ke Makkah, tatkala sampai Marru Dzahran, dia pergi ke suatu tempat untuk
buang hajat, dia berkata; Siapkanlah untukku bejana yang berisi air, lantas saya
memberinya, setelah dia selesai menunaikan hajatnya, dia pun kembali dan saya
pergi untuk menyusulnya, kemudian saya bertanya kepadanya; Wahai amirul
mukminin, siapakah dua istri (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) yang …
belum sempat saya meneruskan pembicaraanku, hingga dia berkata; 'Aisyah dan
Hafshah. |
|
|
و حَدَّثَنَا
إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ وَمُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عُمَرَ
وَتَقَارَبَا فِي لَفْظِ الْحَدِيثِ قَالَ ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا و قَالَ
إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ
عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي ثَوْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
قَالَ لَمْ أَزَلْ حَرِيصًا أَنْ أَسْأَلَ عُمَرَ عَنْ الْمَرْأَتَيْنِ مِنْ
أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّتَيْنِ قَالَ اللَّهُ
تَعَالَى { إِنْ تَتُوبَا إِلَى اللَّهِ فَقَدْ صَغَتْ قُلُوبُكُمَا } حَتَّى حَجَّ
عُمَرُ وَحَجَجْتُ مَعَهُ فَلَمَّا كُنَّا بِبَعْضِ الطَّرِيقِ عَدَلَ عُمَرُ
وَعَدَلْتُ مَعَهُ بِالْإِدَاوَةِ فَتَبَرَّزَ ثُمَّ أَتَانِي فَسَكَبْتُ عَلَى
يَدَيْهِ فَتَوَضَّأَ فَقُلْتُ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ مَنْ الْمَرْأَتَانِ
مِنْ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّتَانِ قَالَ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمَا { إِنْ تَتُوبَا إِلَى اللَّهِ فَقَدْ صَغَتْ
قُلُوبُكُمَا } قَالَ عُمَرُ وَاعَجَبًا لَكَ يَا ابْنَ عَبَّاسٍ قَالَ
الزُّهْرِيُّ كَرِهَ وَاللَّهِ مَا سَأَلَهُ عَنْهُ وَلَمْ يَكْتُمْهُ قَالَ هِيَ
حَفْصَةُ وَعَائِشَةُ ثُمَّ أَخَذَ يَسُوقُ الْحَدِيثَ قَالَ كُنَّا مَعْشَرَ
قُرَيْشٍ قَوْمًا نَغْلِبُ النِّسَاءَ فَلَمَّا قَدِمْنَا الْمَدِينَةَ وَجَدْنَا
قَوْمًا تَغْلِبُهُمْ نِسَاؤُهُمْ فَطَفِقَ نِسَاؤُنَا يَتَعَلَّمْنَ مِنْ
نِسَائِهِمْ قَالَ وَكَانَ مَنْزِلِي فِي بَنِي أُمَيَّةَ بْنِ زَيْدٍ
بِالْعَوَالِي فَتَغَضَّبْتُ يَوْمًا عَلَى امْرَأَتِي فَإِذَا هِيَ تُرَاجِعُنِي
فَأَنْكَرْتُ أَنْ تُرَاجِعَنِي فَقَالَتْ مَا تُنْكِرُ أَنْ أُرَاجِعَكَ
فَوَاللَّهِ إِنَّ أَزْوَاجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لَيُرَاجِعْنَهُ وَتَهْجُرُهُ إِحْدَاهُنَّ الْيَوْمَ إِلَى اللَّيْلِ
فَانْطَلَقْتُ فَدَخَلْتُ عَلَى حَفْصَةَ فَقُلْتُ أَتُرَاجِعِينَ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ نَعَمْ فَقُلْتُ أَتَهْجُرُهُ
إِحْدَاكُنَّ الْيَوْمَ إِلَى اللَّيْلِ قَالَتْ نَعَمْ قُلْتُ قَدْ خَابَ مَنْ
فَعَلَ ذَلِكَ مِنْكُنَّ وَخَسِرَ أَفَتَأْمَنُ إِحْدَاكُنَّ أَنْ يَغْضَبَ اللَّهُ
عَلَيْهَا لِغَضَبِ رَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا هِيَ قَدْ
هَلَكَتْ لَا تُرَاجِعِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا
تَسْأَلِيهِ شَيْئًا وَسَلِينِي مَا بَدَا لَكِ وَلَا يَغُرَّنَّكِ أَنْ كَانَتْ
جَارَتُكِ هِيَ أَوْسَمَ وَأَحَبَّ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مِنْكِ يُرِيدُ عَائِشَةَ قَالَ وَكَانَ لِي جَارٌ مِنْ الْأَنْصَارِ
فَكُنَّا نَتَنَاوَبُ النُّزُولَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَيَنْزِلُ يَوْمًا وَأَنْزِلُ يَوْمًا فَيَأْتِينِي بِخَبَرِ الْوَحْيِ
وَغَيْرِهِ وَآتِيهِ بِمِثْلِ ذَلِكَ وَكُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّ غَسَّانَ تُنْعِلُ
الْخَيْلَ لِتَغْزُوَنَا فَنَزَلَ صَاحِبِي ثُمَّ أَتَانِي عِشَاءً فَضَرَبَ بَابِي
ثُمَّ نَادَانِي فَخَرَجْتُ إِلَيْهِ فَقَالَ حَدَثَ أَمْرٌ عَظِيمٌ قُلْتُ مَاذَا
أَجَاءَتْ غَسَّانُ قَالَ لَا بَلْ أَعْظَمُ مِنْ ذَلِكَ وَأَطْوَلُ طَلَّقَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِسَاءَهُ فَقُلْتُ قَدْ خَابَتْ
حَفْصَةُ وَخَسِرَتْ قَدْ كُنْتُ أَظُنُّ هَذَا كَائِنًا حَتَّى إِذَا صَلَّيْتُ
الصُّبْحَ شَدَدْتُ عَلَيَّ ثِيَابِي ثُمَّ نَزَلْتُ فَدَخَلْتُ عَلَى حَفْصَةَ
وَهِيَ تَبْكِي فَقُلْتُ أَطَلَّقَكُنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَتْ لَا أَدْرِي هَا هُوَ ذَا مُعْتَزِلٌ فِي هَذِهِ الْمَشْرُبَةِ
فَأَتَيْتُ غُلَامًا لَهُ أَسْوَدَ فَقُلْتُ اسْتَأْذِنْ لِعُمَرَ فَدَخَلَ ثُمَّ
خَرَجَ إِلَيَّ فَقَالَ قَدْ ذَكَرْتُكَ لَهُ فَصَمَتَ فَانْطَلَقْتُ حَتَّى
انْتَهَيْتُ إِلَى الْمِنْبَرِ فَجَلَسْتُ فَإِذَا عِنْدَهُ رَهْطٌ جُلُوسٌ يَبْكِي
بَعْضُهُمْ فَجَلَسْتُ قَلِيلًا ثُمَّ غَلَبَنِي مَا أَجِدُ ثُمَّ أَتَيْتُ
الْغُلَامَ فَقُلْتُ اسْتَأْذِنْ لِعُمَرَ فَدَخَلَ ثُمَّ خَرَجَ إِلَيَّ فَقَالَ
قَدْ ذَكَرْتُكَ لَهُ فَصَمَتَ فَوَلَّيْتُ مُدْبِرًا فَإِذَا الْغُلَامُ
يَدْعُونِي فَقَالَ ادْخُلْ فَقَدْ أَذِنَ لَكَ فَدَخَلْتُ فَسَلَّمْتُ عَلَى
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا هُوَ مُتَّكِئٌ عَلَى
رَمْلِ حَصِيرٍ قَدْ أَثَّرَ فِي جَنْبِهِ فَقُلْتُ أَطَلَّقْتَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ نِسَاءَكَ فَرَفَعَ رَأْسَهُ إِلَيَّ وَقَالَ لَا فَقُلْتُ اللَّهُ
أَكْبَرُ لَوْ رَأَيْتَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكُنَّا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ قَوْمًا
نَغْلِبُ النِّسَاءَ فَلَمَّا قَدِمْنَا الْمَدِينَةَ وَجَدْنَا قَوْمًا
تَغْلِبُهُمْ نِسَاؤُهُمْ فَطَفِقَ نِسَاؤُنَا يَتَعَلَّمْنَ مِنْ نِسَائِهِمْ
فَتَغَضَّبْتُ عَلَى امْرَأَتِي يَوْمًا فَإِذَا هِيَ تُرَاجِعُنِي فَأَنْكَرْتُ
أَنْ تُرَاجِعَنِي فَقَالَتْ مَا تُنْكِرُ أَنْ أُرَاجِعَكَ فَوَاللَّهِ إِنَّ
أَزْوَاجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُرَاجِعْنَهُ
وَتَهْجُرُهُ إِحْدَاهُنَّ الْيَوْمَ إِلَى اللَّيْلِ فَقُلْتُ قَدْ خَابَ مَنْ
فَعَلَ ذَلِكِ مِنْهُنَّ وَخَسِرَ أَفَتَأْمَنُ إِحْدَاهُنَّ أَنْ يَغْضَبَ اللَّهُ
عَلَيْهَا لِغَضَبِ رَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا هِيَ قَدْ
هَلَكَتْ فَتَبَسَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ دَخَلْتُ عَلَى حَفْصَةَ فَقُلْتُ لَا يَغُرَّنَّكِ أَنْ
كَانَتْ جَارَتُكِ هِيَ أَوْسَمُ مِنْكِ وَأَحَبُّ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْكِ فَتَبَسَّمَ أُخْرَى فَقُلْتُ أَسْتَأْنِسُ يَا
رَسُولَ اللَّهِ قَالَ نَعَمْ فَجَلَسْتُ فَرَفَعْتُ رَأْسِي فِي الْبَيْتِ
فَوَاللَّهِ مَا رَأَيْتُ فِيهِ شَيْئًا يَرُدُّ الْبَصَرَ إِلَّا أُهَبًا
ثَلَاثَةً فَقُلْتُ ادْعُ اللَّهَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْ يُوَسِّعَ عَلَى
أُمَّتِكَ فَقَدْ وَسَّعَ عَلَى فَارِسَ وَالرُّومِ وَهُمْ لَا يَعْبُدُونَ اللَّهَ
فَاسْتَوَى جَالِسًا ثُمَّ قَالَ أَفِي شَكٍّ أَنْتَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ
أُولَئِكَ قَوْمٌ عُجِّلَتْ لَهُمْ طَيِّبَاتُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرْ لِي يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَانَ أَقْسَمَ أَنْ لَا يَدْخُلَ
عَلَيْهِنَّ شَهْرًا مِنْ شِدَّةِ مَوْجِدَتِهِ عَلَيْهِنَّ حَتَّى عَاتَبَهُ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ |
|
19.33/2707. Telah menceritakan kepada kami Ishaq
bin Ibrahim Al Handlali dan Muhammad bin Abi Umar sedangkan lafazh
haditsnya hampir sama, dia berkata; Ibnu Abi Umar berkata; Telah menceritakan
kepada kami. Sedangkan Ishaq mengatakan; Telah mengabarkan kepada kami Abdur
Razzaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari
'Ubaidillah bin Abdillah bin Abu Tsaur dari Ibnu Abbas dia
berkata; Saya selalu menunggu kesempatan untuk bertanya kepada Umar bin Al
Khaththab tentang dua orang istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
disebutkan oleh Allah Ta'ala yaitu: Jika kamu
berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hatimu berdua telah condong
untuk menerima kebaikan. Tatkala Umar melaksanakan ibadah haji, saya ikut
bersama dengannya. Dalam perjalanan, tiba-tiba Umar menyimpang (untuk buang
hajat) dan saya menyimpang pula mengikutinya dengan membawa bejana. Setelah
selesai, saya tuangkan air ke tangannya, lalu dia berwudhu'. Sesudah itu saya
bertanya; Wahai Amirul Mukminin, siapakah dua orang istri Nabi shallallahu
'alaihi wasallam yang disebut Allah dalam FirmanNya: Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka
sesungguhnya hatimu berdua telah condong untuk menerima kebaikan. Jawab
Umar; Kamu ini aneh, wahai Ibnu Abbas, keduanya itu adalah Hafshah dan 'Aisyah.
Kemudian Umar melanjutkan; Dahulu kami suku Quraisy adalah suku yang berkuasa
atas wanita. Setelah kami datang ke Madinah, justru kami dapati para wanitalah
yang berkuasa di sana, sudah tentu wanita-wanita kami belajar dari mereka.
Ketika itu, rumahku berada di perbukitan dalam perkampungan Bani 'Umayyah Ibnu
Zaid. Pada suatu hari, saya memerahi istriku, akan tetapi dia tidak mau di
marahi lagi, lalu melawan kemarahanku. Namun saya tidak mau dibantah, dia
berkata; Kenapa kamu tidak mau untuk dibantah? Sedangkan para istri Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam pernah membantah beliau, bahkan salah seorang dari
mereka ada yang sampai menjauhkan diri sehari hingga malam. Kemudian saya pergi
ke rumah Hafshah dan bertanya kepadanya; Betulkah kamu suka membantah Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam? Dia menjawab; Ya, pernah. Betulkah salah seorang
di antara kalian sampai menjauhkan diri dari Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam sampai semalaman? Dia menjawab; Ya. Saya berkata; Sungguh sia-sia dan
merugilah orang-orang yang berbuat demikian. Adakah kamu merasa aman dari murka
Allah karena kemarahan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Sebab dia pasti
akan binasa. Oleh karena itu, janganlah kamu membantah Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dan jangan pula kamu meminta dari sesuatu yang tidak beliau
miliki. Mintalah kepadaku apa yang kamu perlukan, dan janganlah kamu cemburu
karena tetanggamu (Aisyah) lebih cantik dan lebih dicintai Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam daripada dirimu sendiri. Umar melanjutkan; Saya
mempunyai tetangga Anshar, di mana kami selalu bergantian menunggu berita dekat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kalau ada wahyu turun, sehari dia
menunggu dan mengabarkan kepadaku jika ada wahyu turun, besok hari saya ganti
yang menunggu dan mengabarkannya jika ada wahyu turun. Kami pernah
bercakap-cakap bahwa raja Ghassan telah bersiap-siap hendak menyerang kami. Lalu
sahabatku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti biasa, dan baru
kembali setelah isya'. Tiba-tiba dia mengetuk pintu sambil memanggilku, saya
segera keluar untuk menemuinya. Dia berkata; Telah terjadi suatu peristiwa yang
sangat besar. Saya bertanya; Apakah raja Ghassan telah menyerang? Jawabnya;
Bahkan lebih besar daripada itu. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah
menceraikan para istrinya. Saya berkata; Sungguh malang dan merugilah Hafshah,
saya telah menduga bahwa kasus ini akan terjadi. Setelah Shalat Shubuh,
kukenakan pakaianku lalu saya pergi ke rumah Hafshah, saya dapati dia sedang
menangis. Kemudian saya bertanya; Betulkah kamu semua telah di ceraikan oleh
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Dia menjawab; Saya tidak tahu, tetapi
yang pasti beliau mengasingkan diri di ruangan tempat khusus beliau. Lantas saya
menemui pelayan beliau, seorang yang berkulit hitam. Saya berkata; Mintakanlah
izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Umar ingin bertemu dengan
beliau. Pelayan itu masuk, lalu keluar lagi menemuiku. Katanya; Saya telah
menyampaikannya kepada beliau, namun beliau tetap diam saja. Karena itu saya
pergi, setelah saya sampai di dekat mimbar, saya duduk. Di sana saya dapati
banyak orang yang telah duduk, bahkan sebagian mereka ada yang menangis. Setelah
duduk sebentar, perasaanku (untuk bertemu Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam) sangat mempengaruhiku. Maka saya mendatangi lagi pelayan tersebut,
seraya berkata; Mintakan izin bagi Umar. Pelayan itu pun masuk, lalu keluar lagi
menemuiku, dia berkata; Pesan anda sudah saya sampaikan, tetapi beliau tetap
diam saja. Ketika saya hendak berajak pergi, tiba-tiba pelayan tersebut
memnaggilku; Katanya; Silahkan anda masuk! Beliau telah mengizinkan. Saya segera
masuk dan memberi salam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika
itu saya melihat beliau sedang berbaring di atas tikar anyaman, dan tikarnya
membekas di rusuk beliau. Saya bertanya; Betulkah anda telah menceraikan para
istri anda wahai Rasulullah? Beliau lalu menegakkan kepalanya seraya bersabda:
Tidak. Saya berkata; Allahu akbar …
Allahu akbar. Tentunya anda telah memaklumi wahai Rasulullah, bahwa kita kaum
Quraisy adalah suatu kaum yang berkuasa atas wanita. Maka tatkala kita berhijrah
ke Madinah, kita dapati kaum wanitanya yang menguasai kaum laki-laki. Sudah
tentu wanita-wanita kita belajar dari mereka. Pada suatu hari saya memarahi
istriku, tetapi dia membantahku. Kemudian saya menyalahkannya karena dia telah
membantahku. Lalu dia menjawab; Kamu tidak bisa menyalahkanku, demi Allah,
sesungguhnya para istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga pernah membantah
beliau, bahkan salah seorang di antaranya ada yang menjauhi beliau sampai larut
malam. Maka saya menjawabnya; Sungguh malang dan merugilah siapa yang berbuat
demikian. Apakah dia merasa aman dengan murka Allah karena kemarahan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam! Mendengar ucapanku itu, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam tersenyum. Saya melanjutkan; Wahai Rasulullah, saya baru saja
datang dari rumah Hafshah, lalu saya berkata kepadanya; Janganlah kamu
terpengaruh jika ada tetanggamu (madumu) yang lebih cantik dan lebih dicintai
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam daripadamu. Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam tersenyum pula mendengarnya. Saya berkata; Saya mohon izin
wahai Rasulullah (untuk tinggal lebih lama di sini). Beliau menjawab; Ya, boleh. Lalu saya duduk sambil
mendongakkan kepalaku melihat keadaan di sekitarku. Demi Allah, tidak ada
sesuatu pun yang kelihatan selain tiga kantong. Lalu saya berkata; Berdo'alah
kepada Allah wahai Rasulullah, semoga Dia melapangkan kehidupan untuk ummat
anda. Sebab Allah Ta'la telah melapangkan penghidupan bangsa Persia dan Romawi,
sedangkan mereka bangsa yang tidak menyembah Allah Azza wa Jalla. Mendengar
penuturanku itu, beliau duduk, kemudian beliau bersabda: Apakah kamu masih ragu wahai Ibnul Khaththab! Mereka
memang disegerakan untuk menerima segala kebaikan dalam hidup di dunia (tapi
mereka tidak akan memperoleh kehidupan akhirat -pent). Saya berkata;
Mohonkanlah ampun untukku wahai
Rasulullah! Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersumpah untuk
tidak pulang ke rumah para istrinya selama sebulan, karena sangat tersinggung
oleh tingkah laku mereka, sehingga beliau mendapatkan teguran dari Allah Azza Wa
Jalla. |
|
|
قَالَ
الزُّهْرِيُّ فَأَخْبَرَنِي عُرْوَةُ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ لَمَّا مَضَى تِسْعٌ
وَعِشْرُونَ لَيْلَةً دَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بَدَأَ بِي فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ أَقْسَمْتَ أَنْ لَا
تَدْخُلَ عَلَيْنَا شَهْرًا وَإِنَّكَ دَخَلْتَ مِنْ تِسْعٍ وَعِشْرِينَ
أَعُدُّهُنَّ فَقَالَ إِنَّ الشَّهْرَ تِسْعٌ وَعِشْرُونَ ثُمَّ قَالَ يَا
عَائِشَةُ إِنِّي ذَاكِرٌ لَكِ أَمْرًا فَلَا عَلَيْكِ أَنْ لَا تَعْجَلِي فِيهِ
حَتَّى تَسْتَأْمِرِي أَبَوَيْكِ ثُمَّ قَرَأَ عَلَيَّ الْآيَةَ { يَا أَيُّهَا
النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ حَتَّى بَلَغَ أَجْرًا عَظِيمًا } قَالَتْ عَائِشَةُ
قَدْ عَلِمَ وَاللَّهِ أَنَّ أَبَوَيَّ لَمْ يَكُونَا لِيَأْمُرَانِي بِفِرَاقِهِ
قَالَتْ فَقُلْتُ أَوَ فِي هَذَا أَسْتَأْمِرُ أَبَوَيَّ فَإِنِّي أُرِيدُ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الْآخِرَةَ قَالَ مَعْمَرٌ فَأَخْبَرَنِي أَيُّوبُ أَنَّ
عَائِشَةَ قَالَتْ لَا تُخْبِرْ نِسَاءَكَ أَنِّي اخْتَرْتُكَ فَقَالَ لَهَا
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ أَرْسَلَنِي
مُبَلِّغًا وَلَمْ يُرْسِلْنِي مُتَعَنِّتًا قَالَ قَتَادَةُ { صَغَتْ قُلُوبُكُمَا
} مَالَتْ قُلُوبُكُمَا |
|
19.34/2708. Telah menceritakan kepada kami Ishaq
bin Ibrahim Al Handlali dan Muhammad bin Abi Umar sedangkan lafazh
haditsnya hampir sama, dia berkata; Ibnu Abi Umar berkata; Telah menceritakan
kepada kami. Sedangkan Ishaq mengatakan; Telah mengabarkan kepada kami Abdur
Razzaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri
berkata; Telah mengabarkan kepadaku Urwah dari 'Aisyah dia
berkata; Ketika telah berlalu dua puluh sembilan malam, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam pertama kalinya menemuiku, maka saya bertanya; Wahai
Rasulullah, anda telah bersumpah untuk tidak menemui kami selama sebulan, akan
tetapi baru dua puluh sembilan hari saya menghitungnya, anda sudah menemuiku.
Beliau bersabda: Sesungguhnya sebulan itu dua
puluh sembilan hari. Kemudian beliau melanjutkan: Wahai 'Aisyah, sesungguhnya saya akan mengemukakan
suatu perkara, maka janganlah kamu tergesa-gesa memutuskannya sebelum kamu
bermusyawarah dengan kedua orang tuamu. Kemudian beliau membacakan ayat
kepadaku, yaitu: Wahai Nabi, katakanlah kepada
para istrimu -sampai pada ayat- pahala yang besar. Aisyah berkata;
Sungguh beliau telah mengetahui, demi Allah sesungguhnya kedua orang tuaku tidak
akan mengizinkanku untuk berpisah dengannya. Dia (Aisyah) melanjutkan; Saya
berkata; Apakah dengan urusan ini anda menyuruhku meminta pendapat dengan kedua
orang tuaku! Sesungguhnya saya memilih Allah, Rasul-Nya dan kampung akhirat.
Ma'mar berkata; Telah mengabarkan kepadaku Ayyub bahwasannya
'Aisyah berkata; Janganlah anda mengabarkan kepada istri-istrimu yang
lain kalau saya memilih anda. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepadanya:
Sesungguhnya Allah mengutusku sebagai orang
yang menyampaikan dan tidak mengutusku sebagai orang yang menyusahkan.
Qatadah mengatakan; Maksud dari kalimat in
shaghat qulubukuma, yakni: Hatimu berdua telah condong (untuk menerima
kebaikan). |
|
|
حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
يَزِيدَ مَوْلَى الْأَسْوَدِ بْنِ سُفْيَانَ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ أَنَّ أَبَا عَمْرِو بْنَ حَفْصٍ
طَلَّقَهَا الْبَتَّةَ وَهُوَ غَائِبٌ فَأَرْسَلَ إِلَيْهَا وَكِيلُهُ بِشَعِيرٍ
فَسَخِطَتْهُ فَقَالَ وَاللَّهِ مَا لَكِ عَلَيْنَا مِنْ شَيْءٍ فَجَاءَتْ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَتْ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ لَيْسَ
لَكِ عَلَيْهِ نَفَقَةٌ فَأَمَرَهَا أَنْ تَعْتَدَّ فِي بَيْتِ أُمِّ شَرِيكٍ ثُمَّ
قَالَ تِلْكِ امْرَأَةٌ يَغْشَاهَا أَصْحَابِي اعْتَدِّي عِنْدَ ابْنِ أُمِّ
مَكْتُومٍ فَإِنَّهُ رَجُلٌ أَعْمَى تَضَعِينَ ثِيَابَكِ فَإِذَا حَلَلْتِ
فَآذِنِينِي قَالَتْ فَلَمَّا حَلَلْتُ ذَكَرْتُ لَهُ أَنَّ مُعَاوِيَةَ بْنَ أَبِي
سُفْيَانَ وَأَبَا جَهْمٍ خَطَبَانِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّا أَبُو جَهْمٍ فَلَا يَضَعُ عَصَاهُ عَنْ عَاتِقِهِ
وَأَمَّا مُعَاوِيَةُ فَصُعْلُوكٌ لَا مَالَ لَهُ انْكِحِي أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ
فَكَرِهْتُهُ ثُمَّ قَالَ انْكِحِي أُسَامَةَ فَنَكَحْتُهُ فَجَعَلَ اللَّهُ فِيهِ
خَيْرًا وَاغْتَبَطْتُ |
|
19.35/2709. Telah menceritakan kepada kami Yahya
bin Yahya dia berkata; Saya membaca di hadapan Malik dari Abdullah
bin Yazid mantan sahaya Al Aswad bin Sufyan, dari Abu Salamah bin
Abdurrahman dari Fathimah binti Qais bahwa Abu Amru bin Hafsh telah
menceraikannya dengan talak tiga, sedangkan dia jauh darinya, lantas dia
mengutus seorang wakil kepadanya (Fathimah) dengan membawa gandum, (Fathimah)
pun menolaknya. Maka (Wakil 'Amru) berkata; Demi Allah, kami tidak punya
kewajiban apa-apa lagi terhadapmu. Karena itu, Fathimah menemui Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam untuk menanyakan hal itu kepada beliau, beliau
bersabda: Memang, dia tidak wajib lagi
memberikan nafkah. Sesudah itu, beliau menyuruhnya untuk menghabiskan
masa iddahnya di rumah Ummu Syarik. Tetapi kemudian beliau bersabda: Dia adalah wanita yang sering dikunjungi oleh para
sahabatku, oleh karena itu, tunggulah masa iddahmu di rumah Ibnu Ummi Maktum,
sebab dia adalah laki-laki yang buta, kamu bebas menaruh pakaianmu di sana, jika
kamu telah halal (selesai masa iddah), beritahukanlah kepadaku. Dia
(Fathimah) berkata; Setelah masa iddahku selesai, kuberitahukan hal itu kepada
beliau bahwa Mu'awiyah bin Abi Sufyan dan Abu Al Jahm telah melamarku, lantas
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Abu Jahm adalah orang yang tidak pernah meninggalkan
tongkatnya dari lehernya (suka memukul -pent), sedangkan Mu'awiyah adalah orang
yang miskin, tidak memiliki harta, karena itu nikahlah dengan Usamah bin
Zaid. Namun saya tidak menyukainya, beliau tetap bersabda: Nikahlah dengan Usamah. Lalu saya menikah
dengan Usamah, Allah telah memberikan limpahan kebaikan padanya hingga
bahagia. |
|
|
حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي ابْنَ أَبِي حَازِمٍ
وَقَالَ قُتَيْبَةُ أَيْضًا حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
الْقَارِيَّ كِلَيْهِمَا عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ فَاطِمَةَ
بِنْتِ قَيْسٍ أَنَّهُ طَلَّقَهَا زَوْجُهَا فِي عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ أَنْفَقَ عَلَيْهَا نَفَقَةَ دُونٍ فَلَمَّا رَأَتْ
ذَلِكَ قَالَتْ وَاللَّهِ لَأُعْلِمَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَإِنْ كَانَ لِي نَفَقَةٌ أَخَذْتُ الَّذِي يُصْلِحُنِي وَإِنْ لَمْ
تَكُنْ لِي نَفَقَةٌ لَمْ آخُذْ مِنْهُ شَيْئًا قَالَتْ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ
لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَا نَفَقَةَ لَكِ
وَلَا سُكْنَى |
|
19.36/2710. Telah menceritakan kepada kami
Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz yaitu
Ibnu Abi Hazim. Dan Qutaibah juga berkata; Telah menceritakan kepada kami
Ya'qub, yaitu Ibnu Abdirrahman Al Qari, sedangkan keduanya dari Abu
Hazim dari Abu Salamah dari Fathimah binti Qais bahwa dia
telah diceraikan oleh suaminya pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
kemudian (suaminya) memberi nafkah untuk dirinya kurang dari biasanya. setelah
mengetahui hal itu, dia berkata; Demi Allah, sungguh saya akan meberitahukan hal
ini kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, jika sekiranya saya masih
berhak mendapatkannya dari mantas suamiku, maka saya akan mengambilnya untuk
memperbaiki kehidupanku, namun jika saya tidak berhak mendapatkan nafkahnya
lagi, maka saya tidak akan mengambilnya sedikit pun. Dia berkata; Lantas saya
beritahukan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau
bersabda: Kamu tidak berhak lagi mendapatkan
nafkah dan tempat tinggal darinya. |
|
|
حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ أَبِي أَنَسٍ عَنْ
أَبِي سَلَمَةَ أَنَّهُ قَالَ سَأَلْتُ فَاطِمَةَ بِنْتَ قَيْسٍ فَأَخْبَرَتْنِي
أَنَّ زَوْجَهَا الْمَخْزُومِيَّ طَلَّقَهَا فَأَبَى أَنْ يُنْفِقَ عَلَيْهَا
فَجَاءَتْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَتْهُ
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا نَفَقَةَ لَكِ
فَانْتَقِلِي فَاذْهَبِي إِلَى ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ فَكُونِي عِنْدَهُ فَإِنَّهُ
رَجُلٌ أَعْمَى تَضَعِينَ ثِيَابَكِ عِنْدَهُ |
|
19.37/2711. Telah menceritakan kepada kami
Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Laits dari
'Imran bin Abi Anas dari Abu Salamah bahwa dia berkata; Saya
pernah bertanya kepada Fathimah binti Qais lantas dia mengabarkan
kepadaku bahwa suaminya yaitu Al Mahzumi telah menceraikannya dan dia enggan
untuk memberikan nafkah kepadanya mantan istrinya, maka (mantan istrinya) datang
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukan hal itu kepada
beliau, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Memang, kamu sudah tidak berhak lagi menerima nafkah
darinya, oleh karena itu pergilah dan tinggalah di rumah Ibnu Ummi Maktum,
karena dia adalah laki-laki yang buta, hingga kamu bebas menaruh
pakaianmu. |
|
|
و حَدَّثَنِي
مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ
عَنْ يَحْيَى وَهُوَ ابْنُ أَبِي كَثِيرٍ أَخْبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ أَنَّ
فَاطِمَةَ بِنْتَ قَيْسٍ أُخْتَ الضَّحَّاكِ بْنِ قَيْسٍ أَخْبَرَتْهُ أَنَّ أَبَا
حَفْصِ بْنَ الْمُغِيرَةِ الْمَخْزُومِيَّ طَلَّقَهَا ثَلَاثًا ثُمَّ انْطَلَقَ
إِلَى الْيَمَنِ فَقَالَ لَهَا أَهْلُهُ لَيْسَ لَكِ عَلَيْنَا نَفَقَةٌ
فَانْطَلَقَ خَالِدُ بْنُ الْوَلِيدِ فِي نَفَرٍ فَأَتَوْا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَيْتِ مَيْمُونَةَ فَقَالُوا إِنَّ أَبَا حَفْصٍ
طَلَّقَ امْرَأَتَهُ ثَلَاثًا فَهَلْ لَهَا مِنْ نَفَقَةٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَتْ لَهَا نَفَقَةٌ وَعَلَيْهَا الْعِدَّةُ
وَأَرْسَلَ إِلَيْهَا أَنْ لَا تَسْبِقِينِي بِنَفْسِكِ وَأَمَرَهَا أَنْ
تَنْتَقِلَ إِلَى أُمِّ شَرِيكٍ ثُمَّ أَرْسَلَ إِلَيْهَا أَنَّ أُمَّ شَرِيكٍ
يَأْتِيهَا الْمُهَاجِرُونَ الْأَوَّلُونَ فَانْطَلِقِي إِلَى ابْنِ أُمِّ
مَكْتُومٍ الْأَعْمَى فَإِنَّكِ إِذَا وَضَعْتِ خِمَارَكِ لَمْ يَرَكِ
فَانْطَلَقَتْ إِلَيْهِ فَلَمَّا مَضَتْ عِدَّتُهَا أَنْكَحَهَا رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدِ بْنِ حَارِثَةَ
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَابْنُ حُجْرٍ
قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ يَعْنُونَ ابْنَ جَعْفَرٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ
عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ ح و حَدَّثَنَاه أَبُو
بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ قَالَ
كَتَبْتُ ذَلِكَ مِنْ فِيهَا كِتَابًا قَالَتْ كُنْتُ عِنْدَ رَجُلٍ مِنْ بَنِي
مَخْزُومٍ فَطَلَّقَنِي الْبَتَّةَ فَأَرْسَلْتُ إِلَى أَهْلِهِ أَبْتَغِي
النَّفَقَةَ وَاقْتَصُّوا الْحَدِيثَ بِمَعْنَى حَدِيثِ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ غَيْرَ أَنَّ فِي حَدِيثِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو لَا
تَفُوتِينَا بِنَفْسِكِ |
|
19.38/2712. Dan telah menceritakan kepadaku
Muhammad bin Rafi' telah menceritakan kepada kami Husain bin
Muhammad telah menceritakan kepada kami Syaiban dari Yahya,
dia adalah Ibnu Abi Katsir, telah menceritakan kepadaku Abu Salamah bahwa
Fathimah binti Qais saudara perempuan Ad Dhahak bin Qais, telah
mengabarkan kepadanya; Bahwa Abu Hafsh bin Mughirah Al Mahzumi telah
menceraikannya dengan talak tiga, kemudian dia pergi ke Yaman, lantas keluarga
(Al Mahzumi) berkata kepada istrinya; Kamu tidak berhak lagi menerima nafkah
darinya. Kemudian Khalid bin Walid bersama suatu rombongan mendatangi Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, mereka berkata; Sesungguhnya Abu Hafsh telah
menceraikan istrinya dengan talak tiga, apakah istrinya masih berhak menerima
nafkah darinya? Jawab Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: Dia tidak berhak lagi menerima nafkah (dari mantan
suaminya), suruhlah dia menunggu masa iddahnya. Lantas beliau mengutus
seseorang untuk menemuinya yaitu agar tidak tergesa-gesa (sebelum beliau
memutuskan perkaranya) dan menyuruhnya untuk tinggal di rumah Ummu Syarik, tidak
lama setelah itu, beliau mengutus seseorang untuk menemuinya lagi bahwa Ummu
Syarik sering kedatangan tamu dari orang-orang Muhajirin yang pertama, maka
pindahlah ke rumah Ibnu Ummi Maktum yang telah buta matanya, sebab jika kamu
menanggalkan kerudungmu, dia tidak akan melihatmu. Kemudian dia pindah ke rumah
(Ibnu Ummi Maktum), setelah masa iddahnya habis, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam menikahkannya dengan Usamah bin Zaid bin Haritsah. Telah menceritakan
kepada kami Yahya bin Ayyub, Qutaibah bin Sa'id dan Ibnu
Hujr mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Isma'il yaitu Ibnu
Ja'far dari Muhammad bin Amru dari Abu Salamah dari
Fathimah bnti Qais. Dan diriwayatkan dari jalur lain; Telah menceritakan
kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Bisyr telah menceritakan kepada kami Muhammad bin
'Amru telah menceritakan kepada kami Abu Salamah dari Fathimah
binti Qais dia berkata; Saya menulis hal itu dalam sebuah kitab, (Fathimah)
berkata; Saya berada dalam tanggungan seorang laki-laki dari Bani Mahzum, lalu
dia menceraikanku dengan talak tiga, kemudian saya mengutus seseorang untuk
pergi kepada keluarganya untuk meminta nafkah bagiku. Kemudian mereka
menceritakan hadits tersebut dengan makna hadits Yahya bin Abi Katsir dari Abu
Salamah, namun dalam hadits Muhammad bin 'Amru disebutkan; Janganlah kamu mendahului kami (dalam memutuskan
urusanmu). |
|
|
حَدَّثَنَا
حَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ جَمِيعًا عَنْ
يَعْقُوبَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ صَالِحٍ عَنْ ابْنِ
شِهَابٍ أَنَّ أَبَا سَلَمَةَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ أَخْبَرَهُ
أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ قَيْسٍ أَخْبَرَتْهُ أَنَّهَا كَانَتْ تَحْتَ أَبِي عَمْرِو
بْنِ حَفْصِ بْنِ الْمُغِيرَةِ فَطَلَّقَهَا آخِرَ ثَلَاثِ تَطْلِيقَاتٍ فَزَعَمَتْ
أَنَّهَا جَاءَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْتَفْتِيهِ
فِي خُرُوجِهَا مِنْ بَيْتِهَا فَأَمَرَهَا أَنْ تَنْتَقِلَ إِلَى ابْنِ أُمِّ
مَكْتُومٍ الْأَعْمَى فَأَبَى مَرْوَانُ أَنْ يُصَدِّقَهُ فِي خُرُوجِ
الْمُطَلَّقَةِ مِنْ بَيْتِهَا و قَالَ عُرْوَةُ إِنَّ عَائِشَةَ أَنْكَرَتْ ذَلِكَ
عَلَى فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ و حَدَّثَنِيهِ مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا
حُجَيْنٌ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ بِهَذَا
الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ مَعَ قَوْلِ عُرْوَةَ إِنَّ عَائِشَةَ أَنْكَرَتْ ذَلِكَ
عَلَى فَاطِمَةَ |
|
19.39/2713. Telah menceritakan kepada kami Hasan
bin Ali Al Hulwani dan Abd bin Humaid semuanya dari Ya'qub bin
Ibrahim bin Sa'ad telah menceritakan kepada kami Ayahku dari
Shalih dari Ibnu Syihab bahwasannya Abu Salamah bin Abdurrahman
bin 'Auf telah mengabarkan kepadanya, bahwa Fathimah binti Qais telah
mengabarkan kepadanya, bahwa dirinya pernah menjadi istri Abu 'Amru bin Hafsh
bin Mughirah, kemudian dia menceraikan istrinya yang terakhir kali dengan talak
tiga, lalu dia (istrinya) berniat akan mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam untuk meminta fatwa tentang apakah dia boleh keluar dari rumahnya
(karena merasa tidak aman). Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menyuruhnya untuk tinggal di rumah Ibnu Ummi Maktum yang buta. Akan tetapi
Marwan menolak membenarkan berita tentang wanita yang ditalak tiga diperbolehkan
keluar meninggalkan rumahnya. 'Urwah berkata; Sesungguhnya 'Aisyah mengingkari
hal itu terjadi pada Fathimah binti Qais. Dan telah menceritakan kepadaku
Muhammad bin Rafi' telah menceritakan kepada kami Hujain telah
menceritakan kepada kami Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu
Syihab dengan isnad yang seperti ini, dengan perkataannya 'Urwah; Bahwa 'Aisyah mengingkari hal itu terjadi pada diri
Fathimah. |
|
|
حَدَّثَنَا
إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ وَاللَّفْظُ لِعَبْدٍ قَالَا
أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ
عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ أَنَّ أَبَا عَمْرِو بْنَ
حَفْصِ بْنِ الْمُغِيرَةِ خَرَجَ مَعَ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ إِلَى الْيَمَنِ
فَأَرْسَلَ إِلَى امْرَأَتِهِ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ بِتَطْلِيقَةٍ كَانَتْ
بَقِيَتْ مِنْ طَلَاقِهَا وَأَمَرَ لَهَا الْحَارِثَ بْنَ هِشَامٍ وَعَيَّاشَ بْنَ
أَبِي رَبِيعَةَ بِنَفَقَةٍ فَقَالَا لَهَا وَاللَّهِ مَا لَكِ نَفَقَةٌ إِلَّا
أَنْ تَكُونِي حَامِلًا فَأَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَذَكَرَتْ لَهُ قَوْلَهُمَا فَقَالَ لَا نَفَقَةَ لَكِ فَاسْتَأْذَنَتْهُ فِي
الِانْتِقَالِ فَأَذِنَ لَهَا فَقَالَتْ أَيْنَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ إِلَى
ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ وَكَانَ أَعْمَى تَضَعُ ثِيَابَهَا عِنْدَهُ وَلَا يَرَاهَا
فَلَمَّا مَضَتْ عِدَّتُهَا أَنْكَحَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ فَأَرْسَلَ إِلَيْهَا مَرْوَانُ قَبِيصَةَ بْنَ
ذُؤَيْبٍ يَسْأَلُهَا عَنْ الْحَدِيثِ فَحَدَّثَتْهُ بِهِ فَقَالَ مَرْوَانُ لَمْ
نَسْمَعْ هَذَا الْحَدِيثَ إِلَّا مِنْ امْرَأَةٍ سَنَأْخُذُ بِالْعِصْمَةِ الَّتِي
وَجَدْنَا النَّاسَ عَلَيْهَا فَقَالَتْ فَاطِمَةُ حِينَ بَلَغَهَا قَوْلُ
مَرْوَانَ فَبَيْنِي وَبَيْنَكُمْ الْقُرْآنُ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ { لَا
تُخْرِجُوهُنَّ مِنْ بُيُوتِهِنَّ } الْآيَةَ قَالَتْ هَذَا لِمَنْ كَانَتْ لَهُ
مُرَاجَعَةٌ فَأَيُّ أَمْرٍ يَحْدُثُ بَعْدَ الثَّلَاثِ فَكَيْفَ تَقُولُونَ لَا
نَفَقَةَ لَهَا إِذَا لَمْ تَكُنْ حَامِلًا فَعَلَامَ تَحْبِسُونَهَا |
|
19.40/2714. Telah menceritakan kepada kami Ishaq
bin Ibrahim dan Abd bin Humaid sedangkan lafazhnya dari 'Abd keduanya
berkata; Telah mengabarkan kepada kami Abdur Razzaq telah mengabarkan
kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari 'Ubaidillah bin Abdullah
bin 'Utbah bahwa Abu 'Amru bin Hafsh bin Al Mughirah pernah pergi bersama
Ali bin Abi Thalib menuju Yaman, kemudian dia mengutus seseorang untuk
menceraikan istrinya yaitu Fathimah binti Qais dengan talak yang tersisa
(yaitu talak tiga), lalu mantan suaminya menyuruh Al Harits bin Hisyam dan
'Ayyasy bin Abi Rabi'ah untuk memberi nafkah, maka keduanya berkata kepada
mantan istri Abu 'Amru; Demi Allah, kamu tidak
berhak lagi untuk mendapatkan nafkah kecuali jika dirimu hamil. Kemudian
mantan istrinya mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukan
perkataan dua orang saudara Amru kepadanya, beliau pun bersabda: Memang, kamu sudah tidak berhak lagi mendapatkan
nafkah. Dia pun meminta izin kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
untuk pindah rumah, beliau pun mengizinkannya. Dia berkata; Di mana saya harus tinggal wahai Rasulullah?
Beliau menjawab: Di rumah Ibnu Ummi Maktum,
karena dia adalah laki-laki yang buta. Di rumah Ibnu Ummi Maktum dia bisa
menanggalkan pakaiannya dan Ibnu Ummi Maktum tidak melihat. Ketika masa iddahnya
habis, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menikahkannya dengan Usamah bin Zaid.
Kemudian Marwan menyuruh Qabishah bin Dzu`aib untuk menanyakan tentang hadits
ini, lalu Fathimah menyampaikan hadits ini, Marwan pun berkata; Saya belum pernah mendengar hadits ini melainkan
dari seorang wanita yang akan kami minta untuk menguatkan beritanya sebagaimana
yang dikabarkan orang-orang kepadaku. Ketika berita Marwan sampai kepada
Fathimah yang mengatakan bahwa antara saya dan kamu ada Al Qur`an, di mana Allah
'azza wajalla telah berfirman: Janganlah kamu
perbolehkan mereka keluar dari rumah-rumah mereka. Maka Fathimah
menjawab; Ini bagi seorang wanita yang di talak raj'i (yaitu talak yang boleh
diruju'), lalu apa yang terjadi setelah talak tiga, bagaimana kamu mengatakan
tidak berhak mendapatkan nafkah melainkan jika hamil. Maka atas dasar apa kamu
mencegahnya (keluar rumah untuk mencari penghidupan -pent)?. |
|
|
حَدَّثَنِي
زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا سَيَّارٌ وَحُصَيْنٌ
وَمُغِيرَةُ وَأَشْعَثُ وَمُجَالِدٌ وَإِسْمَعِيلُ بْنُ أَبِي خَالِدٍ وَدَاوُدُ
كُلُّهُمْ عَنْ الشَّعْبِيِّ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ
فَسَأَلْتُهَا عَنْ قَضَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَلَيْهَا فَقَالَتْ طَلَّقَهَا زَوْجُهَا الْبَتَّةَ فَقَالَتْ فَخَاصَمْتُهُ
إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي السُّكْنَى
وَالنَّفَقَةِ قَالَتْ فَلَمْ يَجْعَلْ لِي سُكْنَى وَلَا نَفَقَةً وَأَمَرَنِي
أَنْ أَعْتَدَّ فِي بَيْتِ ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ
يَحْيَى أَخْبَرَنَا هُشَيْمٌ عَنْ حُصَيْنٍ وَدَاوُدَ وَمُغِيرَةَ وَإِسْمَعِيلَ
وَأَشْعَثَ عَنْ الشَّعْبِيِّ أَنَّهُ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى فَاطِمَةَ بِنْتِ
قَيْسٍ بِمِثْلِ حَدِيثِ زُهَيْرٍ عَنْ هُشَيْمٍ |
|
19.41/2715. Telah menceritakan kepada kami
Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Husyaim telah
mengabarkan kepada kami Sayyar, Hushain, Mughirah,
Asy'ats, Mujalid, Isma'il bin Abi Khalid, dan Daud,
semuanya dari Asy Sya'bi dia berkata; Saya pernah menemui Fathimah
binti Qais untuk menanyakan tentang keputusan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam atas dirinya. Dia menjawab; Dulu suamiku pernah menceraikanku dengan
talak tiga. Dia melanjutkan; Kemudian saya mengadukannya kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam mengenai tempat tinggal dan nafkah. Dia
melanjutkan; Namun beliau tidak menjadikan tempat tinggal untukku dan tidak juga
nafkah, bahkan beliau menyuruhku menunggu masa iddah di rumah Abdullah bin Ummi
Maktum. Dan telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Yahya telah mengabarkan kepada kami Husyaim dari
Hushain, Daud, Mughirah, Isma'il, dan
Asya'asy dari Asy Sya'bi bahwa dia berkata; Saya pernah menemui
Fathimah binti Qais. Seperti hadits Zuhair dari 'Ashim. |
|
|
حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ الْهُجَيْمِيُّ
حَدَّثَنَا قُرَّةُ حَدَّثَنَا سَيَّارٌ أَبُو الْحَكَمِ حَدَّثَنَا الشَّعْبِيُّ
قَالَ دَخَلْنَا عَلَى فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ فَأَتْحَفَتْنَا بِرُطَبِ ابْنِ
طَابٍ وَسَقَتْنَا سَوِيقَ سُلْتٍ فَسَأَلْتُهَا عَنْ الْمُطَلَّقَةِ ثَلَاثًا
أَيْنَ تَعْتَدُّ قَالَتْ طَلَّقَنِي بَعْلِي ثَلَاثًا فَأَذِنَ لِي النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَعْتَدَّ فِي أَهْلِي |
|
19.42/2716. Telah menceritakan kepada kami Yahya
bin Habib telah menceritakan kepada kami Khalid bin Al Harits Al
Hujaimi telah menceritakan kepada kami Qurrah telah memberitakan
kepada kami Sayyar Abu Al Hakam telah memberitakan kepada kami Asy
Sya'bi dia berkata; Kami pernah menemui, Fathimah binti Qais,
kemudian dia menghidangkan kepada kami kurma basah dan adonan sawiq, lalu kami
bertanya kepadanya tentang seorang wanita ditalak tiga oleh suaminya, di manakah
seharusnya dia menunggu masa iddahnya? Dia menjawab; Saya pernah ditalak mantan suamiku dengan talak
tiga, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengizinkanku untuk menunggu
masa iddahku di rumah keluargaku. |
|
|
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ
بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ عَنْ
الشَّعْبِيِّ عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمُطَلَّقَةِ ثَلَاثًا قَالَ لَيْسَ لَهَا سُكْنَى وَلَا
نَفَقَةٌ |
|
19.43/2717. Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basyar keduanya telah berkata;
Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi telah menceritakan
kepada kami Sufyan dari Salamah bin Kuhail dari Asy Sya'bi
dari Fathimah binti Qais dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mengenai
seorang wanita yang ditalak suaminya dengan talak tiga, beliau bersabda: Dia tidak berhak mendapatkan tempat tinggal dan
nafkah. |
|
|
و حَدَّثَنِي
إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ
حَدَّثَنَا عَمَّارُ بْنُ رُزَيْقٍ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ
فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ قَالَتْ طَلَّقَنِي زَوْجِي ثَلَاثًا فَأَرَدْتُ
النُّقْلَةَ فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ
انْتَقِلِي إِلَى بَيْتِ ابْنِ عَمِّكِ عَمْرِو بْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ فَاعْتَدِّي
عِنْدَهُ |
|
19.44/2718. Telah memberitakan kepadaku Ishaq
bin Ibrahim Al Handlali telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Adam
telah menceritakan kepada kami Ammar bin Ruzaiq dari Abu Ishaq
dari As Sya'bi dari Fathimah binti Qais dia berkata; Suamiku telah menceraikanku dengan talak tiga, oleh
karena itu saya hendak pindah rumah, lalu saya menemui Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, lantas beliau bersabda: Pindahlah ke rumah anak saudaramu,
yaitu Amru bin Ummi Maktum dan tunggulah masa iddahmu di sana. |
|
|
و حَدَّثَنَاه
مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ جَبَلَةَ حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ حَدَّثَنَا
عَمَّارُ بْنُ رُزَيْقٍ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ قَالَ كُنْتُ مَعَ الْأَسْوَدِ بْنِ
يَزِيدَ جَالِسًا فِي الْمَسْجِدِ الْأَعْظَمِ وَمَعَنَا الشَّعْبِيُّ فَحَدَّثَ
الشَّعْبِيُّ بِحَدِيثِ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَجْعَلْ لَهَا سُكْنَى وَلَا نَفَقَةً ثُمَّ
أَخَذَ الْأَسْوَدُ كَفًّا مِنْ حَصًى فَحَصَبَهُ بِهِ فَقَالَ وَيْلَكَ تُحَدِّثُ
بِمِثْلِ هَذَا قَالَ عُمَرُ لَا نَتْرُكُ كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّنَا
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِقَوْلِ امْرَأَةٍ لَا نَدْرِي لَعَلَّهَا
حَفِظَتْ أَوْ نَسِيَتْ لَهَا السُّكْنَى وَالنَّفَقَةُ قَالَ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ { لَا تُخْرِجُوهُنَّ مِنْ بُيُوتِهِنَّ وَلَا يَخْرُجْنَ إِلَّا أَنْ
يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ } و حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ
الضَّبِّيُّ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ مُعَاذٍ عَنْ
أَبِي إِسْحَقَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَ حَدِيثِ أَبِي أَحْمَدَ عَنْ عَمَّارِ
بْنِ رُزَيْقٍ بِقِصَّتِهِ |
|
19.45/2719. Dan telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Amru bin Jabalah telah menceritakan kepada kami Abu
Ahmad telah menceritakan kepada kami Ammar bin Ruzaiq dari Abu
Ishaq dia berkata; Saya pernah duduk di Masjid Jami' bersama Al Aswad bin
Yazid dan juga As Sya'bi, lalu As Sya'bi menceritakan hadits Fathimah
binti Qais, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak menjadikan
hak tempat tinggal dan nafkah untuknya. Kemudian Al Aswad mengambil segenggam
kerikil dan melemparnya sambil berkata; Celaka kamu, kenapa kamu menceritakan
seperti ini? Umar telah berkata; Saya tidak akan meninggalkan Kitabullah dan
Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam karena perkataan seorang wanita, kita
tidak tahu, bisa saja dia benar-benar hafal atau memang dia itu lupa, sebenarnya
dia masih berhak mendapatkan nafkah dan tempat tinggal, kerena Allah Azza Wa
Jalla telah berfirman: Janganlah kamu
keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) keluar
kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Dan telah
menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdah Ad Dlabi telah menceritakan
kepada kami Abu Daud telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin
Ma'adz dari Abu Ishaq dengan isnad ini sebagaimana hadits Abu Ahmad
dari 'Ammar bin Zuraiq dengan alur ceritanya. |
|
|
و حَدَّثَنَا
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ
أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي الْجَهْمِ بْنِ صُخَيْرٍ الْعَدَوِيِّ قَالَ سَمِعْتُ
فَاطِمَةَ بِنْتَ قَيْسٍ تَقُولُ إِنَّ زَوْجَهَا طَلَّقَهَا ثَلَاثًا فَلَمْ
يَجْعَلْ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُكْنَى وَلَا
نَفَقَةً قَالَتْ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِذَا حَلَلْتِ فَآذِنِينِي فَآذَنْتُهُ فَخَطَبَهَا مُعَاوِيَةُ وَأَبُو جَهْمٍ
وَأُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَمَّا مُعَاوِيَةُ فَرَجُلٌ تَرِبٌ لَا مَالَ لَهُ وَأَمَّا أَبُو
جَهْمٍ فَرَجُلٌ ضَرَّابٌ لِلنِّسَاءِ وَلَكِنْ أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ فَقَالَتْ
بِيَدِهَا هَكَذَا أُسَامَةُ أُسَامَةُ فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَاعَةُ اللَّهِ وَطَاعَةُ رَسُولِهِ خَيْرٌ لَكِ
قَالَتْ فَتَزَوَّجْتُهُ فَاغْتَبَطْتُ |
|
19.46/2720. Dan telah menceritakan kepada kami
Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Waki'
telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abu Bakar bin Abi Jahm bin
Shuhair Al Adawi dia berkata; Saya mendengar Fathimah binti Qais
-Bahwa suaminya telah menceraikannya dengan talak tiga, maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam pun tidak menjadikan untuknya nafkah dan tempat
tinggal- dia berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda kepadaku: Jika kamu telah halal (selesai masa
iddah), maka beritahukanlah kepadaku. Setelah
masa iddahku selesai, saya memberitahukan kepada beliau. Tidak lama kemudian
Mu'awiyah, Abu Jahm, dan Usamah bin Zaid datang melamarnya, maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Mu'awiyah adalah orang yang miskin
harta, sedangkan Abu Jahm suka memukul wanita, sebaiknya kamu memilih
Usamah. Maka Fathimah mengelak dan berisyarat
dengan tangannya tanda tidak setuju, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda kepadanya: Ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya adalah
lebih baik bagimu. Fathimah berkata; Kemudian
saya menikah dengan Usamah, ternyata saya bahagia. |
|
|
و حَدَّثَنِي
إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ أَبِي
بَكْرِ بْنِ أَبِي الْجَهْمِ قَالَ سَمِعْتُ فَاطِمَةَ بِنْتَ قَيْسٍ تَقُولُ
أَرْسَلَ إِلَيَّ زَوْجِي أَبُو عَمْرِو بْنُ حَفْصِ بْنِ الْمُغِيرَةِ عَيَّاشَ
بْنَ أَبِي رَبِيعَةَ بِطَلَاقِي وَأَرْسَلَ مَعَهُ بِخَمْسَةِ آصُعِ تَمْرٍ
وَخَمْسَةِ آصُعِ شَعِيرٍ فَقُلْتُ أَمَا لِي نَفَقَةٌ إِلَّا هَذَا وَلَا
أَعْتَدُّ فِي مَنْزِلِكُمْ قَالَ لَا قَالَتْ فَشَدَدْتُ عَلَيَّ ثِيَابِي
وَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ كَمْ
طَلَّقَكِ قُلْتُ ثَلَاثًا قَالَ صَدَقَ لَيْسَ لَكِ نَفَقَةٌ اعْتَدِّي فِي بَيْتِ
ابْنِ عَمِّكِ ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ فَإِنَّهُ ضَرِيرُ الْبَصَرِ تُلْقِي ثَوْبَكِ
عِنْدَهُ فَإِذَا انْقَضَتْ عِدَّتُكِ فَآذِنِينِي قَالَتْ فَخَطَبَنِي خُطَّابٌ
مِنْهُمْ مُعَاوِيَةُ وَأَبُو الْجَهْمِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مُعَاوِيَةَ تَرِبٌ خَفِيفُ الْحَالِ وَأَبُو الْجَهْمِ
مِنْهُ شِدَّةٌ عَلَى النِّسَاءِ أَوْ يَضْرِبُ النِّسَاءَ أَوْ نَحْوَ هَذَا
وَلَكِنْ عَلَيْكِ بِأُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ و حَدَّثَنِي إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ
أَخْبَرَنَا أَبُو عَاصِمٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ حَدَّثَنِي أَبُو
بَكْرِ بْنُ أَبِي الْجَهْمِ قَالَ دَخَلْتُ أَنَا وَأَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ عَلَى فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ فَسَأَلْنَاهَا فَقَالَتْ كُنْتُ عِنْدَ
أَبِي عَمْرِو بْنِ حَفْصِ بْنِ الْمُغِيرَةِ فَخَرَجَ فِي غَزْوَةِ نَجْرَانَ
وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِنَحْوِ حَدِيثِ ابْنِ مَهْدِيٍّ وَزَادَ قَالَتْ
فَتَزَوَّجْتُهُ فَشَرَّفَنِي اللَّهُ بِأَبِي زَيْدٍ وَكَرَّمَنِي اللَّهُ بِأَبِي
زَيْدٍ و حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ الْعَنْبَرِيُّ حَدَّثَنَا
أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرٍ قَالَ دَخَلْتُ أَنَا وَأَبُو
سَلَمَةَ عَلَى فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ زَمَنَ ابْنِ الزُّبَيْرِ فَحَدَّثَتْنَا
أَنَّ زَوْجَهَا طَلَّقَهَا طَلَاقًا بَاتًّا بِنَحْوِ حَدِيثِ سُفْيَانَ |
|
19.47/2721. Dan telah menceritakan kepadaku
Ishaq bin Manshur telah menceritakan kepada kami Abdurrahman dari
Sufyan dari Abu Bakar bin Abu Al Jahm dia berkata; Saya mendengar
Fathimah binti Qais berkata; Suatu hari suamiku, yaitu Abu Amru bin Hafsh
bin Al Mughirah mengutus Ayyasy bin Abi Rabi'ah untuk menceraikanku dengan
membawa lima sha' kurma dan lima sha' gandum. Maka saya berkata; Saya hanya diberi nafkah segini, tidakkah kamu
mengizinkanku menunggu masa iddah di rumah kalian? Ayyash menjawab; Tidak. Fathimah melanjutnya ceritanya;
Kemudian saya mengenakan bajuku dan bergegas menemui Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. Beliau bertanya: Sudah
berapa kali dia menceraikanmu? Saya menjawab; Tiga kali. Beliau bersabda: Dia benar, memang kamu tidak berhak lagi mendapatkan
nafkah darinya, oleh karena itu, tunggulah masa iddahmu di tempat anak pamanmu
yaitu Ibnu Ummi Maktum, sebab dia telah buta sehingga kamu bebas apabila hendak
menanggalkan pakaianmu, jika telah berakhir masa iddahmu, maka beritahukanlah
kepadaku. Fathimah berkata; Tidak lama kemudian, beberapa orang
melamarku, di antaranya adalah Mu'awiyah dan Abu Jahm. Maka Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya
Mu'awiyah adalah orang yang susah sedangkan Abu Jahm adalah orang yang keras
terhadap wanita atau suka mukul wanita atau berkata seperti itu, akan tetapi
menikahlah dengan Usamah bin Zaid. Dan telah menceritakan kepadaku
Ishaq bin Manshur telah mengabarkan kepada kami Abu 'Ashim telah
menceritakan kepada kami Sufyan Ats Tsauri telah menceritakan kepadaku
Abu Bakar bin Abi Jahm dia berkata; Saya dan Abu Salamah bin Abdirrahman
menemui Fathimah binti Qais dan bertanya kepadanya. Dia menceritakan;
Mulanya saya adalah istri Abu 'Amru bin Hafsh bin Mughirah, kemudian dia pergi
berperang pada perang Najran…, kemudian dia meneruskan hadits tersebut seperti
hadits Ibnu Mahdi, namun dia menambahkan; Fathimah berkata; Kemudian saya
menikah dengannya, maka Allah memuliakanku dengan Abu Zaid. Dan telah menceritakan kepada kami Ubaidillah
bin Mu'adz Al 'Anbari telah menceritakan kepada kami ayahku telah
menceritakan kepada kami Syu'bah telah menceritakan kepadaku Abu
Bakar dia berkata; Saya dan Abu Salamah menemui Fathimah binti Qais
ketika pemerintahan Ibnu Zubair, kemudian dia menceritakan kepada kami bahwa
suaminya pernah menceraikannya dengan talak tiga…, seperti hadits
Sufyan. |
|
|
و حَدَّثَنِي
حَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ حَدَّثَنَا
حَسَنُ بْنُ صَالِحٍ عَنْ السُّدِّيِّ عَنْ الْبَهِيِّ عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ
قَيْسٍ قَالَتْ طَلَّقَنِي زَوْجِي ثَلَاثًا فَلَمْ يَجْعَلْ لِي رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُكْنَى وَلَا نَفَقَةً |
|
19.48/2722. Dan telah menceritakan kepada kami
Hasan bin Ali Al Hulwani telah menceritakan kepada kami Yahya bin
Adam telah menceritakan kepada kami Hasan bin Shalih dari As
Suddi dari Al Bahi dari Fathimah binti Qais dia berkata;
Mantan suamiku pernah menceraikanku dengan talak tiga, kemudian Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam memutuskan bhawa saya tidak berhak mendapatkan
tempat tinggal dan nafkah. |
|
|
و حَدَّثَنَا
أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ هِشَامٍ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ
تَزَوَّجَ يَحْيَى بْنُ سَعِيدِ بْنِ الْعَاصِ بِنْتَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ
الْحَكَمِ فَطَلَّقَهَا فَأَخْرَجَهَا مِنْ عِنْدِهِ فَعَابَ ذَلِكَ عَلَيْهِمْ
عُرْوَةُ فَقَالُوا إِنَّ فَاطِمَةَ قَدْ خَرَجَتْ قَالَ عُرْوَةُ فَأَتَيْتُ
عَائِشَةَ فَأَخْبَرْتُهَا بِذَلِكَ فَقَالَتْ مَا لِفَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ
خَيْرٌ فِي أَنْ تَذْكُرَ هَذَا الْحَدِيثَ |
|
19.49/2723. Telah menceritakan kepada kami Abu
Kuraib telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Hisyam
telah menceritakan kepadaku ayahku dia berkata; Yahya bin Sa'id bin Al
'Ash menikahi anak perempuan Abdurrahman bin Al Hakam, lalu ia menceraikannya
dan mengeluarkannya dari rumahnya. Urwah pun mencela perbuatan mereka, akhirnya
mereka berkata; Sesungguhnya Fathimah juga pernah dikeluarkan dari rumahnya.
Urwah berkata; Akhirnya saya mendatangi 'Aisyah dan memberitahukan hal
itu kepadanya. Lantas dia mengatakan; Mestinya
perkara Fatimah bin Qais lebih layak disebut daripada kejadian
ini. |
|
|
و حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ حَدَّثَنَا هِشَامٌ
عَنْ أَبِيهِ عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
زَوْجِي طَلَّقَنِي ثَلَاثًا وَأَخَافُ أَنْ يُقْتَحَمَ عَلَيَّ قَالَ فَأَمَرَهَا
فَتَحَوَّلَتْ |
|
19.50/2724. Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Hafsh bin
Ghiyats telah menceritakan kepada kami Hisyam dari ayahnya
dari Fathimah binti Qais dia berkata; Saya pernah mengadu kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam; "Wahai Rasulullah, suamiku telah
menceraikanku dengan talak tiga, saya khawatir jika dia akan berbuat jahat
kepadaku." Dia (perawi) melanjutkan; Akhirnya beliau menyuruhnya (untuk pindah rumah-pent),
kemudian dia pun keluar dari rumahnya. |
|
|
و حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا
شُعْبَةُ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ
أَنَّهَا قَالَتْ مَا لِفَاطِمَةَ خَيْرٌ أَنْ تَذْكُرَ هَذَا قَالَ تَعْنِي
قَوْلَهَا لَا سُكْنَى وَلَا نَفَقَةَ |
|
19.51/2725. Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Muhammad bin
Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Abdurrahman bin
Qasim dari ayahnya dari 'Aisyah bahwa dia berkata; Mestinya masalah Fathimah lebih layak untuk
disebutkan. Dia berkata; Yaitu perkataannya; Tidak berhak mendapatkan tempat tinggal dan
nafkah. |
|
|
و حَدَّثَنِي
إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ
عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ عُرْوَةُ بْنُ
الزُّبَيْرِ لِعَائِشَةَ أَلَمْ تَرَيْ إِلَى فُلَانَةَ بِنْتِ الْحَكَمِ
طَلَّقَهَا زَوْجُهَا الْبَتَّةَ فَخَرَجَتْ فَقَالَتْ بِئْسَمَا صَنَعَتْ فَقَالَ
أَلَمْ تَسْمَعِي إِلَى قَوْلِ فَاطِمَةَ فَقَالَتْ أَمَا إِنَّهُ لَا خَيْرَ لَهَا
فِي ذِكْرِ ذَلِكَ |
|
19.52/2726. Dan telah menceritakan kepada kami
Ishaq bin Manshur telah mengabarkan kepada kami Abdurrahman dari
Sufyan dari Abdurrahman bin Qasim dari ayahnya dia berkata;
Urwah bin Az Zubair pernah bertanya kepada 'Aisyah; "Tidakkah kamu melihat
Fulanah binti Hakam yang telah diceraikan oleh suaminya dengan talak tiga, lalu
dia keluar rumah?" maka Aisyah berkata; "Sungguh buruk apa yang telah ia
lakukan!" Maka 'Urwah berkata; "Tidakkah kamu pernah mendengar perkataan
Fathimah?" Dia menjawab; "Tidak baik baginya
jika disebutkan hal itu." |
|
|
و حَدَّثَنِي
مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمِ بْنِ مَيْمُونٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ ابْنِ
جُرَيْجٍ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ
أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ ح و حَدَّثَنِي هَارُونُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ
وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ
أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ
يَقُولُا طُلِّقَتْ خَالَتِي فَأَرَادَتْ أَنْ تَجُدَّ نَخْلَهَا فَزَجَرَهَا
رَجُلٌ أَنْ تَخْرُجَ فَأَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ بَلَى فَجُدِّي نَخْلَكِ فَإِنَّكِ عَسَى أَنْ تَصَدَّقِي أَوْ تَفْعَلِي
مَعْرُوفًا |
|
19.53/2727. Dan telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Hatim bin Maimun telah menceritakan kepada kami Yahya bin
Sa'id dari Ibnu Juraij dan dari jalur lain, telah menceritakan kepada
kami Muhammad bin Rafi' telah menceritakan kepada kami Abdur
Razzaq telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij dan dari jalur lain,
telah menceritakan kepadaku Harun bin Abdullah sedangkan lafazhnya dari
dia, telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Muhammad dia berkata;
Ibnu Juraij berkata; Telah mengabarkan kepadaku Abu Az Zubair
bahwa dia pernah mendengar Jabir bin Abdullah berkata; Bibiku dicerai oleh suaminya, lalu dia ingin memetik
buah kurma, namun dia dilarang oleh seorang laki-laki untuk keluar rumah.
Setelah itu istriku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk
menanyakan hal itu, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab; Ya, boleh! Petiklah buah kurmamu, semoga kamu dapat
bersedekah atau berbuat kebajikan. |
|
|
و حَدَّثَنِي
أَبُو الطَّاهِرِ وَحَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى وَتَقَارَبَا فِي اللَّفْظِ قَالَ
حَرْمَلَةُ حَدَّثَنَا و قَالَ أَبُو الطَّاهِرِ أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ
حَدَّثَنِي يُونُسُ بْنُ يَزِيدَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ
بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ بْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ أَبَاهُ كَتَبَ إِلَى
عُمَرَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْأَرْقَمِ الزُّهْرِيِّ يَأْمُرُهُ أَنْ
يَدْخُلَ عَلَى سُبَيْعَةَ بِنْتِ الْحَارِثِ الْأَسْلَمِيَّةِ فَيَسْأَلَهَا عَنْ
حَدِيثِهَا وَعَمَّا قَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ حِينَ اسْتَفْتَتْهُ فَكَتَبَ عُمَرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ إِلَى عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ يُخْبِرُهُ أَنَّ سُبَيْعَةَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّهَا كَانَتْ
تَحْتَ سَعْدِ بْنِ خَوْلَةَ وَهُوَ فِي بَنِي عَامِرِ بْنِ لُؤَيٍّ وَكَانَ
مِمَّنْ شَهِدَ بَدْرًا فَتُوُفِّيَ عَنْهَا فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ وَهِيَ حَامِلٌ
فَلَمْ تَنْشَبْ أَنْ وَضَعَتْ حَمْلَهَا بَعْدَ وَفَاتِهِ فَلَمَّا تَعَلَّتْ مِنْ
نِفَاسِهَا تَجَمَّلَتْ لِلْخُطَّابِ فَدَخَلَ عَلَيْهَا أَبُو السَّنَابِلِ بْنُ
بَعْكَكٍ رَجُلٌ مِنْ بَنِي عَبْدِ الدَّارِ فَقَالَ لَهَا مَا لِي أَرَاكِ
مُتَجَمِّلَةً لَعَلَّكِ تَرْجِينَ النِّكَاحَ إِنَّكِ وَاللَّهِ مَا أَنْتِ
بِنَاكِحٍ حَتَّى تَمُرَّ عَلَيْكِ أَرْبَعَةُ أَشْهُرٍ وَعَشْرٌ قَالَتْ
سُبَيْعَةُ فَلَمَّا قَالَ لِي ذَلِكَ جَمَعْتُ عَلَيَّ ثِيَابِي حِينَ أَمْسَيْتُ
فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلْتُهُ عَنْ
ذَلِكَ فَأَفْتَانِي بِأَنِّي قَدْ حَلَلْتُ حِينَ وَضَعْتُ حَمْلِي وَأَمَرَنِي
بِالتَّزَوُّجِ إِنْ بَدَا لِي قَالَ ابْنُ شِهَابٍ فَلَا أَرَى بَأْسًا أَنْ
تَتَزَوَّجَ حِينَ وَضَعَتْ وَإِنْ كَانَتْ فِي دَمِهَا غَيْرَ أَنْ لَا
يَقْرَبُهَا زَوْجُهَا حَتَّى تَطْهُرَ |
|
19.54/2728. Telah menceritakan kepada kami Abu
Ath Thahir dan Harmalah bin Yahya sedangkan lafazh haditsnya hampir
sama, Harmalah mengatakan; Telah menceritakan kepada kami, sedangkan Abu Thahir
mengatakan; Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb telah menceritakan
kepadaku Yunus bin Yazid dari Ibnu Syihab telah menceritakan
kepadaku Ubaidullah bin Abdillah bin 'Utbah bin Mas'ud bahwa
ayahnya pernah menulis kepada Umar bin Abdullah bin Arqam Az Zuhri
dan memerintahkannya untuk menemui Subai'ah binti Al Harits Al Aslamiyah
untuk menanyakan tentang riwayat haditsnya dan mengenai permasalahan apa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda kepadanya ketika dia
meminta fatwa. Umar bin Abdillah menulis surat kepada Abdullah bin 'Utbah dan
mengabarkan kepadanya bahwa Suba'iah pernah mengabarkan kepadanya; Bahwa dia
adalah istri Sa'ad bin Khaulah dari suku 'Amir bin Lu'ai. Sedangkan Sa'ad adalah
salah seorang sahabat yang ikut berperang dalam peperangan Badar, dia meninggal
dunia ketika Haji Wada' di saat istrinya hamil tua. Beberapa hari setelah dia
wafat, istrinya pun melahirkan. Setelah istrinya suci dari nifas, dia pun
berhias diri karena mengharap supaya dia dilamar orang. Tidak lama kemudian
datanglah Abu Sanabil bin Ba'kak -seorang laki-laki dari Bani Abdid Dar- dia
berkata kepadanya; Saya melihatmu berhias
diri, barang kali kamu berharap untuk menikah lagi. Demi Allah, kamu belum boleh
menikah lagi sebelum lewat empat bulan sepuluh hari. Kata Subai'ah;
Setelah dia berkata demikian kepadaku, lalu saya langsung mengenakan pakaianku
dan pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kutanyakan masalah
tersebut kepada beliau. Kemudian beliau berfatwa kepadaku bahwa sebenarnya saya
sudah halal untuk menikah setelah melahirkan anakku, bahkan beliau menyuruhku
menikah lagi jika saya berkenan. Ibnu Syihab mengatakan; Maka saya berpendapat bolehnya seorang wanita
menikah setelah melahirkan, meskipun ia masih mengeluarkan darah, asal suaminya
tidak menyetubuhinya hingga ia suci. |
|
|
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى الْعَنَزِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ قَالَ
سَمِعْتُ يَحْيَى بْنَ سَعِيدٍ أَخْبَرَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ يَسَارٍ أَنَّ أَبَا
سَلَمَةَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَابْنَ عَبَّاسٍ اجْتَمَعَا عِنْدَ أَبِي
هُرَيْرَةَ وَهُمَا يَذْكُرَانِ الْمَرْأَةَ تُنْفَسُ بَعْدَ وَفَاةِ زَوْجِهَا
بِلَيَالٍ فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ عِدَّتُهَا آخِرُ الْأَجَلَيْنِ وَقَالَ أَبُو
سَلَمَةَ قَدْ حَلَّتْ فَجَعَلَا يَتَنَازَعَانِ ذَلِكَ قَالَ فَقَالَ أَبُو
هُرَيْرَةَ أَنَا مَعَ ابْنِ أَخِي يَعْنِي أَبَا سَلَمَةَ فَبَعَثُوا كُرَيْبًا
مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ إِلَى أُمِّ سَلَمَةَ يَسْأَلُهَا عَنْ ذَلِكَ فَجَاءَهُمْ
فَأَخْبَرَهُمْ أَنَّ أُمَّ سَلَمَةَ قَالَتْ إِنَّ سُبَيْعَةَ الْأَسْلَمِيَّةَ
نُفِسَتْ بَعْدَ وَفَاةِ زَوْجِهَا بِلَيَالٍ وَإِنَّهَا ذَكَرَتْ ذَلِكَ لِرَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَهَا أَنْ تَتَزَوَّجَ و
حَدَّثَنَاه مُحَمَّدُ بْنُ رُمْحٍ أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ ح و حَدَّثَنَاه أَبُو
بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَعَمْرٌو النَّاقِدُ قَالَا حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ
هَارُونَ كِلَاهُمَا عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ غَيْرَ أَنَّ
اللَّيْثَ قَالَ فِي حَدِيثِهِ فَأَرْسَلُوا إِلَى أُمِّ سَلَمَةَ وَلَمْ يُسَمِّ
كُرَيْبًا |
|
19.55/2729. Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Al Mutsanna Al 'Anazi telah menceritakan kepada kami
Abdul Wahab dia berkata; Saya telah mendengar Yahya bin Sa'id
telah mengabarkan kepadaku Sulaiman bin Yasar bahwa Abu Salamah bin
Abdurrahman dan Ibnu Abbas berkumpul bersama Abu Hurairah, sedangkan keduanya
menyebutkan mengenai seorang wanita yang melahirkan, setelah kematian suaminya
beberapa malam, maka Ibnu Abbas mengatakan; Iddahnya adalah akhir dari dua masa (yaitu masa
iddah dan kelahiran). Sedangkan Abu Salamah mengatakan; Iddahnya telah selesai karena kelahiran. Maka
keduanya saling bersengketa mengenai masalah tersebut. Maka Abu Hurairah
berkata; Saya dan anak saudaraku yaitu Abu
Salamah akhirnya mengutus Kuraib mantan sahaya Ibnu Abbas untuk menemui
Ummu Salamah dan menanyakan permasalahan tersebut, tidak lama kemudian
Kuraib kembali kepada mereka dan memberitahukan bahwa Ummu Salamah berkata;
Sesungguhnya Subai'ah Al Aslamiyah pernah melahirkan setelah kematian
suaminya beberapa hari, kemudian dia memberitahukan hal itu kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau menyuruhnya menikah. Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin
Rumh telah menceritakan kepada kami Al Laits. Dan diriwayatkan dari
jalur lain, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan
Amru An Naqid keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Yazid
bin Harun keduanya dari Yahya bin Sa'id dengan isnad ini namun dalam
haditsnya Al Laits mengatakan; Kemudian mereka mengutusnya untuk menemui
Ummu Salamah. Tidak menyebutkan nama
Kuraib. |
|
|
و حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي
بَكْرٍ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ نَافِعٍ عَنْ زَيْنَبَ بِنْتِ أَبِي سَلَمَةَ أَنَّهَا
أَخْبَرَتْهُ هَذِهِ الْأَحَادِيثَ الثَّلَاثَةَ قَالَ قَالَتْ زَيْنَبُ دَخَلْتُ
عَلَى أُمِّ حَبِيبَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ
تُوُفِّيَ أَبُوهَا أَبُو سُفْيَانَ فَدَعَتْ أُمُّ حَبِيبَةَ بِطِيبٍ فِيهِ
صُفْرَةٌ خَلُوقٌ أَوْ غَيْرُهُ فَدَهَنَتْ مِنْهُ جَارِيَةً ثُمَّ مَسَّتْ
بِعَارِضَيْهَا ثُمَّ قَالَتْ وَاللَّهِ مَا لِي بِالطِّيبِ مِنْ حَاجَةٍ غَيْرَ
أَنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ عَلَى
الْمِنْبَرِ لَا يَحِلُّ لِامْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
تُحِدُّ عَلَى مَيِّتٍ فَوْقَ ثَلَاثٍ إِلَّا عَلَى زَوْجٍ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ
وَعَشْرًا |
|
19.56/2730. Dan telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Yahya dia berkata; Saya membaca di depan Malik dari
Abdullah bin Abu Bakar dari Humaid bin Nafi' dari Zaenab binti
Abi Salamah bahwa dirinya telah mengabarkan kepadanya tentang ketiga hadits
ini, Humaid berkata; Zaenab mengatakan; Saya pernah menemui Ummu Habibah
istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sesaat setelah ayahnya yaitu Abu Sufyan
meninggal dunia, kemudian Ummu Habibah meminta untuk diambilkan khuluq (yaitu
sejenis wewangian yang berwarna kuning), atau yang sejenis itu, kemudian dia
meminyaki budak perempuannya dan mengolesi kedua pelipisnya sendiri, lalu dia
berkata; Demi Allah, sebenarnya saya tidak
membutuhkan wewangian ini, kalaulah bukan karena saya pernah mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda di atas mimbar: Tidak
halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir melakukan
ihdad (berkabung dengan meninggalkan berhias) terhadap mayyit melebihi tiga
hari, kecuali kematian suaminya yaitu empat bulan sepuluh hari. |
|
|
قَالَتْ
زَيْنَبُ ثُمَّ دَخَلْتُ عَلَى زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ حِينَ تُوُفِّيَ أَخُوهَا
فَدَعَتْ بِطِيبٍ فَمَسَّتْ مِنْهُ ثُمَّ قَالَتْ وَاللَّهِ مَا لِي بِالطِّيبِ
مِنْ حَاجَةٍ غَيْرَ أَنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ عَلَى الْمِنْبَرِ لَا يَحِلُّ لِامْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ تُحِدُّ عَلَى مَيِّتٍ فَوْقَ ثَلَاثٍ إِلَّا عَلَى زَوْجٍ
أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا |
|
19.57/2731. Dan telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Yahya dia berkata; Saya membaca di depan Malik dari
Abdullah bin Abu Bakar dari Humaid bin Nafi' dari Zaenab
berkata; Kemudian saya menemui Zaenab binti Jahsy ketika dia ditinggal
wafat oleh saudaranya, lantas dia meminta diambilkan wewangian dan meminyai
dirinya, kemudian dia berkata; Demi Allah,
sebenarnya saya tidak membutuhkan wewangian seperti ini, hanya saja saya pernah
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda di atas mimbar:
Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir
melakukan ihdad atas mayyit melebih tiga hari, kecuali karena kematian suaminya
yaitu empat bulan sepuluh hari. |
|
|
قَالَتْ
زَيْنَبُ سَمِعْتُ أُمِّي أُمَّ سَلَمَةَ تَقُولُ جَاءَتْ امْرَأَةٌ إِلَى رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ
ابْنَتِي تُوُفِّيَ عَنْهَا زَوْجُهَا وَقَدْ اشْتَكَتْ عَيْنُهَا أَفَنَكْحُلُهَا
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا مَرَّتَيْنِ أَوْ
ثَلَاثًا كُلَّ ذَلِكَ يَقُولُ لَا ثُمَّ قَالَ إِنَّمَا هِيَ أَرْبَعَةُ أَشْهُرٍ
وَعَشْرٌ وَقَدْ كَانَتْ إِحْدَاكُنَّ فِي الْجَاهِلِيَّةِ تَرْمِي بِالْبَعْرَةِ
عَلَى رَأْسِ الْحَوْلِ قَالَ حُمَيْدٌ قُلْتُ لِزَيْنَبَ وَمَا تَرْمِي
بِالْبَعْرَةِ عَلَى رَأْسِ الْحَوْلِ فَقَالَتْ زَيْنَبُ كَانَتْ الْمَرْأَةُ
إِذَا تُوُفِّيَ عَنْهَا زَوْجُهَا دَخَلَتْ حِفْشًا وَلَبِسَتْ شَرَّ ثِيَابِهَا
وَلَمْ تَمَسَّ طِيبًا وَلَا شَيْئًا حَتَّى تَمُرَّ بِهَا سَنَةٌ ثُمَّ تُؤْتَى
بِدَابَّةٍ حِمَارٍ أَوْ شَاةٍ أَوْ طَيْرٍ فَتَفْتَضُّ بِهِ فَقَلَّمَا تَفْتَضُّ
بِشَيْءٍ إِلَّا مَاتَ ثُمَّ تَخْرُجُ فَتُعْطَى بَعْرَةً فَتَرْمِي بِهَا ثُمَّ
تُرَاجِعُ بَعْدُ مَا شَاءَتْ مِنْ طِيبٍ أَوْ غَيْرِهِ |
|
19.58/2732. Dan telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Yahya dia berkata; Saya membaca di depan Malik dari
Abdullah bin Abu Bakar dari Humaid bin Nafi' dari Zaenab
berkata; Saya mendengar Ibuku yaitu Ummu Salamah berkata; Seorang wanita
datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata; Wahai Rasulullah, sesungguhnya anak perempuanku
telah ditinggal wafat oleh suaminya, hingga matanya menjadi bengkak, bolehkan
saya mencelakinya? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:
Tidak boleh, beliau mengucapkan sampai
dua kali atau tiga kali. Dengan mengatakan: Tidak boleh, hal itu hanya di perbolehkan setelah
empat bulan sepuluh hari, sungguh di masa Jahiliyah salah seorang dari kalian
ada yang melemparkan kotoran di penghujung tahun. Humaid mengatakan; Saya
bertanya kepada Zainab; Kenapa dia melemparkan kotoran di penghujung
tahun?. Maka Zainab menjawab; Dulu
seorang perempuan apabila suaminya meninggal, dia tidak keluar rumah dan
mengenakan pakaian yang jelek-jelek serta tidak memakai wewangian ataupun
perhiasan apapun sampai setahun lamanya. Setelah itu, perempuan tersebut diberi
seekor hewan-keledai, kambing atau burung- lalu dia menjatuhkan sesuatu pada
hewan tersebut sampai hewan tersebut kebanyakan mati, setelah itu perempuan
tersebut diberi kotoran hewan, kemudian dia melemparkannya. Setelah itu dia
diperkenankan memakai wewangian yang ia suka atau selainnya. |
|
|
و حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا
شُعْبَةُ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ نَافِعٍ قَالَ سَمِعْتُ زَيْنَبَ بِنْتَ أُمِّ
سَلَمَةَ قَالَتْ تُوُفِّيَ حَمِيمٌ لِأُمِّ حَبِيبَةَ فَدَعَتْ بِصُفْرَةٍ
فَمَسَحَتْهُ بِذِرَاعَيْهَا وَقَالَتْ إِنَّمَا أَصْنَعُ هَذَا لِأَنِّي سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَحِلُّ
لِامْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ تُحِدَّ فَوْقَ ثَلَاثٍ
إِلَّا عَلَى زَوْجٍ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا وَحَدَّثَتْهُ زَيْنَبُ عَنْ
أُمِّهَا وَعَنْ زَيْنَبَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَوْ عَنْ امْرَأَةٍ مِنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ |
|
19.59/2733. Dan telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Muhammad bin
Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Humaid bin
Nafi' dia berkata; Saya mendengar Zaenab binti Ummu Salamah berkata;
Saudara Ummu Habibah telah meninggal dunia, kemudian dia meminta
diambilkan shufrah (sejenis tumbuhan), dan mengolesi kedua hastanya, lalu dia
berkata; Saya melakukan hal ini karena saya
penah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Tidak
halal seorang wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir melakukan ihdad
melebihi tiga hari kecuali karena kematian suaminya, yaitu empat bulan sepuluh
hari. Dan Zainab telah bercerita dari
ibunya dan dari Zainab istri Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam atau dari salah seorang istri Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam. |
|
|
و حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا
شُعْبَةُ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ نَافِعٍ قَالَ سَمِعْتُ زَيْنَبَ بِنْتَ أُمِّ
سَلَمَةَ تُحَدِّثُ عَنْ أُمِّهَا أَنَّ امْرَأَةً تُوُفِّيَ زَوْجُهَا فَخَافُوا
عَلَى عَيْنِهَا فَأَتَوْا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَاسْتَأْذَنُوهُ فِي الْكُحْلِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَدْ كَانَتْ إِحْدَاكُنَّ تَكُونُ فِي شَرِّ بَيْتِهَا فِي أَحْلَاسِهَا
أَوْ فِي شَرِّ أَحْلَاسِهَا فِي بَيْتِهَا حَوْلًا فَإِذَا مَرَّ كَلْبٌ رَمَتْ
بِبَعْرَةٍ فَخَرَجَتْ أَفَلَا أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا و حَدَّثَنَا
عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ حُمَيْدِ
بْنِ نَافِعٍ بِالْحَدِيثَيْنِ جَمِيعًا حَدِيثِ أُمِّ سَلَمَةَ فِي الْكُحْلِ
وَحَدِيثِ أُمِّ سَلَمَةَ وَأُخْرَى مِنْ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرَ أَنَّهُ لَمْ تُسَمِّهَا زَيْنَبَ نَحْوَ حَدِيثِ
مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ |
|
19.60/2734. Dan telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Muhammad bin
Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Humaid bin
Nafi' dia berkata; Saya mendengar Zaenab binti Ummu Salamah telah
menceritakan dari ibunya bahwa seorang wanita telah ditinggal mati oleh
suaminya, sehingga keluarganya khawatir matanya bengkak (karena banyak
menangis), lalu mereka mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan meminta
izin untuk mencelakinya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sungguh dahulu salah seorang dari kalian pernah
ditaruh di rumah yang paling jelek selama satu tahun, jika ada seekor anjing
yang lewat, maka dia akan melemparnya dengan kotoran, barulah dia diperbolehkan
keluar, tidakkah ia menunggu empat bulan sepuluh hari?. Dan telah
menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Mu'adz telah menceritakan kepada
kami bapakku telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Humaid
bin Nafi' dengan dua hadits. |
|
|
و حَدَّثَنَا
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَعَمْرٌو النَّاقِدُ قَالَا حَدَّثَنَا يَزِيدُ
بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ نَافِعٍ
أَنَّهُ سَمِعَ زَيْنَبَ بِنْتَ أَبِي سَلَمَةَ تُحَدِّثُ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ
وَأُمِّ حَبِيبَةَ تَذْكُرَانِ أَنَّ امْرَأَةً أَتَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَتْ لَهُ أَنَّ بِنْتًا لَهَا تُوُفِّيَ عَنْهَا
زَوْجُهَا فَاشْتَكَتْ عَيْنُهَا فَهِيَ تُرِيدُ أَنْ تَكْحُلَهَا فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ كَانَتْ إِحْدَاكُنَّ تَرْمِي
بِالْبَعْرَةِ عِنْدَ رَأْسِ الْحَوْلِ وَإِنَّمَا هِيَ أَرْبَعَةُ أَشْهُرٍ
وَعَشْرٌ |
|
19.61/2735. Dan telah menceritakan kepada kami
Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Amru An Naqid keduanya berkata;
Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun telah mengabarkan kepada
kami Yahya bin Sa'id dari Humaid bin Nafi' bahwasannya dia
mendengar Zaenab binti Abi Salamah menceritakan dari Ummu Salamah
dan Ummu Habibah, keduanya menyebutkan bahwa seorang wanita menemui
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan memberitahukan kepada beliau bahwa
putrinya telah ditinggal mati oleh suaminya, hingga matanya bengkak dan dia
hendak mencelakinya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sungguh dahulu wanita dari kalian (yang
ditinggal mati suaminya) salalu melemparkan kotoran di penghujung tahun,
sedangkan sekarang ini bagi dia hanyalah empat bulan sepuluh
hari." |
|
|
و حَدَّثَنَا
عَمْرٌو النَّاقِدُ وَابْنُ أَبِي عُمَرَ وَاللَّفْظُ لِعَمْرٍو حَدَّثَنَا
سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ أَيُّوبَ بْنِ مُوسَى عَنْ حُمَيْدِ بْنِ نَافِعٍ
عَنْ زَيْنَبَ بِنْتِ أَبِي سَلَمَةَ قَالَتْ لَمَّا أَتَى أُمَّ حَبِيبَةَ نَعِيُّ
أَبِي سُفْيَانَ دَعَتْ فِي الْيَوْمِ الثَّالِثِ بِصُفْرَةٍ فَمَسَحَتْ بِهِ
ذِرَاعَيْهَا وَعَارِضَيْهَا وَقَالَتْ كُنْتُ عَنْ هَذَا غَنِيَّةً سَمِعْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَحِلُّ لِامْرَأَةٍ
تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ تُحِدَّ فَوْقَ ثَلَاثٍ إِلَّا عَلَى
زَوْجٍ فَإِنَّهَا تُحِدُّ عَلَيْهِ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا |
|
19.62/2736. Dan telah menceritakan kepada kami
Amru An Naqid dan Ibnu Abi Umar sedangkan lafazhnya dari Amru,
telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Ayyub bin
Musa dari Humaid bin Nafi' dari Zaenab binti Abi Salamah dia
berkata; Tatkala Ummu Habibah didatangi seseorang dengan berita wafatnya
Abu Sufyan, setelah berlalu tiga hari dia meminta diambilkan shufrah (sejenis
tumbuhan yang harum baunya), kemudian dia mengolesi kedua hastanya dan kedua
pelipisnya sambil berkata; "Sebenarnya saya tidak membutuhkan ini semua, hanya
saja saya pernah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak halal seorang wanita yang beriman kepada Allah
dan Hari Akhir melakukan ihdad melebihi tiga hari, kecuali karena kematian
suaminya, yaitu berkabung selama empat bulan sepuluh hari." |
|
|
و حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ رُمْحٍ عَنْ اللَّيْثِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ
نَافِعٍ أَنَّ صَفِيَّةَ بِنْتَ أَبِي عُبَيْدٍ حَدَّثَتْهُ عَنْ حَفْصَةَ أَوْ
عَنْ عَائِشَةَ أَوْ عَنْ كِلْتَيْهِمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَحِلُّ لِامْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الْآخِرِ أَوْ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ أَنْ تُحِدَّ عَلَى مَيِّتٍ فَوْقَ
ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ إِلَّا عَلَى زَوْجِهَا و حَدَّثَنَاه شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي ابْنَ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ
بْنُ دِينَارٍ عَنْ نَافِعٍ بِإِسْنَادِ حَدِيثِ اللَّيْثِ مِثْلَ رِوَايَتِهِ و
حَدَّثَنَاه أَبُو غَسَّانَ الْمِسْمَعِيُّ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَا
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ قَالَ سَمِعْتُ يَحْيَى بْنَ سَعِيدٍ يَقُولُ
سَمِعْتُ نَافِعًا يُحَدِّثُ عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ أَبِي عُبَيْدٍ أَنَّهَا
سَمِعَتْ حَفْصَةَ بِنْتَ عُمَرَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ تُحَدِّثُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِ
حَدِيثِ اللَّيْثِ وَابْنِ دِينَارٍ وَزَادَ فَإِنَّهَا تُحِدُّ عَلَيْهِ
أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا و حَدَّثَنَا أَبُو الرَّبِيعِ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ
عَنْ أَيُّوبَ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا عُبَيْدُ
اللَّهِ جَمِيعًا عَنْ نَافِعٍ عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ أَبِي عُبَيْدٍ عَنْ بَعْضِ
أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَعْنَى حَدِيثِهِمْ |
|
19.63/2737. Dan telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Yahya dan Qutaibah dan Ibnu Rumh dari Al Laits
bin Sa'ad dari Nafi' bahwa Shafiyyah binti Abi Ubaid telah
menceritakan kepadanya dari Hafshah atau dari 'Aisyah atau dari
keduanya bahwasannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada
Allah dan Hari Akhir atau beriman kepada Allah dan Rasul-Nya melakukan ihdad
karena kematian saudaranya melebihi tiga hari kecuali karena kematian
suaminya. Dan telah menceritakan kepada kami pula Syaiban bin
Farrukh telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz yaitu Ibnu Muslim,
telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Dinar dari Nafi'
dengan isnad haditsnya Al Laits seperti riwayatnya. Dan telah menceritakan
kepada kami Abu Ghazzan Al Misma'i dan Muhammad bin Al Mutsanna
keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab dia
berkata; Saya mendengar Yahya bin Sa'id berkata; Saya mendengar
Nafi' telah menceritakan dari Shafiyyah binti Ab Ubaid bahwa dia
telah mendengar Hafshah binti Umar istri Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam telah menceritakan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti
hadits Al Laits dan Ibnu Dinar dengan menambahan; Bahwa wanita melakukan ihdad
(berkabung) karena kematian suaminya selama empat bulan sepuluh hari. Dan telah
menceritakan kepada kami Abu Ar Rabi' telah menceritakan kepada kami
Hammad dari Ayyub. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Numair telah menceritakan kepada kami
ayahku telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah semuanya dari
Nafi' dari Shafiyyah binti Abi Ubaid dari sebagian istri
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
dengan hadits mereka. |
|
|
و حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَعَمْرٌو النَّاقِدُ
وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَاللَّفْظُ لِيَحْيَى قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا وَقَالَ
الْآخَرُونَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ
عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا
يَحِلُّ لِامْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ تُحِدَّ عَلَى
مَيِّتٍ فَوْقَ ثَلَاثٍ إِلَّا عَلَى زَوْجِهَا |
|
19.64/2738. Telah menceritakan kepada kami Yahya
bin Yahya dan Abu Bakar bin Abu Syaibah, Amru An Naqid dan
Zuhair bin Harb sedangkan lafazhnya dari Yahya, dia mengatakan; Telah
mengabarkan kepada kami. Sedangkan yang dua mengatakan; Telah menceritakan
kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Az Zuhri dari Urwah
dari 'Aisyah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda:
Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman
kepada Allah dan Hari Akhir untuk melakukan ihdad karena kematian seseorang
melebihi tiga hari, kecuali karena kematian suaminya. |
|
|
و حَدَّثَنَا
حَسَنُ بْنُ الرَّبِيعِ حَدَّثَنَا ابْنُ إِدْرِيسَ عَنْ هِشَامٍ عَنْ حَفْصَةَ
عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ لَا تُحِدُّ امْرَأَةٌ عَلَى مَيِّتٍ فَوْقَ ثَلَاثٍ إِلَّا عَلَى زَوْجٍ
أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا وَلَا تَلْبَسُ ثَوْبًا مَصْبُوغًا إِلَّا ثَوْبَ
عَصْبٍ وَلَا تَكْتَحِلُ وَلَا تَمَسُّ طِيبًا إِلَّا إِذَا طَهُرَتْ نُبْذَةً مِنْ
قُسْطٍ أَوْ أَظْفَارٍ و حَدَّثَنَاه أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ ح و حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ حَدَّثَنَا
يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ كِلَاهُمَا عَنْ هِشَامٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَقَالَا
عِنْدَ أَدْنَى طُهْرِهَا نُبْذَةً مِنْ قُسْطٍ وَأَظْفَارٍ |
|
19.65/2739. Dan telah menceritakan kepada kami
Hasan bin Rabi' telah menceritakan kepada kami Ibnu Idris dari
Hisyam dari Hafshah dari Ummu 'Athiyah bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: Tidak boleh bagi seorang wanita melakukan ihdad
karena kematian seseorang melebihi tiga hari, kecuali karena kematian suaminya
yaitu empat bulan sepuluh hari, dan tidak boleh menggunakan pakaian yang
berwarna warni, melainkan hanya memakai pakaian yang kasar (kain beludru), dan
tidak boleh menggunakan celak mata, dan tidak boleh memakai wewangian kecuali
jika masa iddahnya telah habis, maka diperbolehkan baginya memakai qusth dan
adzfar (sejenis pohon yang harum baunya). Dan telah menceritakan kepada
kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Abdullah
bin Numair dan diganti dengan jalur periwayatan yang lain, dari Amru
telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun keduanya dari
Hisyam dengan sanad ini. |
|
|
و حَدَّثَنِي
أَبُو الرَّبِيعِ الزَّهْرَانِيُّ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ
حَفْصَةَ عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ كُنَّا نُنْهَى أَنْ نُحِدَّ عَلَى مَيِّتٍ
فَوْقَ ثَلَاثٍ إِلَّا عَلَى زَوْجٍ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا وَلَا
نَكْتَحِلُ وَلَا نَتَطَيَّبُ وَلَا نَلْبَسُ ثَوْبًا مَصْبُوغًا وَقَدْ رُخِّصَ
لِلْمَرْأَةِ فِي طُهْرِهَا إِذَا اغْتَسَلَتْ إِحْدَانَا مِنْ مَحِيضِهَا فِي
نُبْذَةٍ مِنْ قُسْطٍ وَأَظْفَارٍ |
|
19.66/2740. Telah menceritakan kepada kami Abu
Rabi' Az Zahrani telah menceritakan kepada kami Hammad telah
menceritakan kepada kami Ayyub dari Hafshah dari Ummu
'Athiyah dia berkata; Kami melarang wanita
yang melakukan ihdad karena kematian seseorang lebih dari tiga hari kecuali
karena kematian suaminya yaitu empat bulan sepuluh hari, dan kami melarangnya
untuk bercelak, memakai minyak wangi, memakai pakaian berwarna warni, dan
diperbolehkan bagi seorang wanita memakai qusth dan adzfar jika telah bersuci
dari masa haidlnya. |